Anda di halaman 1dari 34

Laboratorium Aliran Fluida Dan Separasi Mekanik

Semester IV 2018 / 2019

LAPORAN PRAKTIKUM

HEAT EXCHANGER
(TYPE SHELL AND TUBE)

Pembimbing : Tri Hartono, LRSC, M. ChemEng


Kelompok : II (dua)
Tgl. Praktikum : 25 Maret 2019
Nama kelompok : 1. Muyassarah (33117005)
2. Ahmad Zulkifli (33117006)
3. Diah Athifah Mahdiyah (33117008)
4. Nur Fadillah (33117011)
5. Nur Ilmi Diniyah (33117015)
6. Yuliana (33117021)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


HEAT EXCHANGER

(TYPE SHELL AND TUBE)

I. Tujuan Percobaan
1. Untuk dapat memahami prinsip kerja alat penukar panas type shell and
tube
2. Mempelajari karakteristik yang dihasilkan dari perpindahan kalor antara
fluida panas dan fluida dingin.
3. Untuk menghitung karakteristik alat penukar panas dengan menghitung :
 LMTD ( Log Mean Temperature difference ) pada aliran searah
maupun berlawanan arah
 U ( Overall heat transfer coefficient)
II. Dasar Teori

Heat exchanger merupakan alat penukar kalor yang sangat penting


dalam proses industri. Prinsip kerja heat exchanger adalah perpindahan panas
dari fluida panas menuju fluida dingin. Heat exchanger dapat digunakan untuk
memanaskan dan mendinginkan fluida. Sebelum fluida masuk ke reaktor,
biasanya fluida dimasukan terlebih dahulu ke dalam alat penukar kalor agar
suhu fluida sesuai dengan spesifikasi jenis reaktor yang digunakan. Di dunia
industri, heat exchanger merupakan unit alat yang berperan dalam berbagai unit
operasi, misalnya dalam industri obat-obatan farmasi, industri perminyakan,
industri makanan-minuman dan lain-lain.

Percobaan dalam skala kecil (skala laboratorium) ini dimaksudkan agar


praktikan lebih memahami tentang kecepatan transfer panas, keefektifan, jenis
dan berbagai macam hal yang menyangkut heat exchanger agar ilmu
pengetahuan ini dapat diterapkan pada skala yang lebih besar, yaitu skala
industri.
Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :
1. Counter current flow (aliran berlawanan arah)
2. Paralel flow/co current flow (aliran searah)
3. Cross flow (aliran silang)
4. Cross counter flow (aliran silang berlawanan)

 Prinsip Kerja Heat Exchanger


 Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan
dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan sama sekali. Dalam suatu proses, panas dapat
mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan atau
perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara
langsung, yaitu fluida yang panas akan bercampur secara langsung
dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara tidak langsung,
yaitu bila diantara fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan
langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.
 Perpindahan Panas Secara Konduksi
Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang
saling berdekatan antar yang satu dengan yang lainnya dan tidak
diikuti oleh perpindahan molekul
molekul tersebut secara fisik. Molekul-molekul benda yang
panas bergetar lebih cepat dibandingkan molekul-molekul benda yang
berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat ini,
tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga
menyebabkan getaran yang lebih cepat maka akan memberikan panas.
 Perpindahan Panas Secara Konveksi
Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai
dengan gerakan partikel atau zat tersebut secara fisik.
 Perpindahan Panas Secara Radiasi
Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui
molekul). Suatu energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat
lainnya (dari benda panas ke benda yang dingin) dengan pancaran
gelombang elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini akan
berubah menjadi panas jika terserap oleh benda yang lain.

Gambar 1. Perpindahan Kalor Pada Heat Exchanger

Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu


memindahkan panas dari dua fluida padatemperatur berbeda di mana
transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

1. Secara kontak langsung panas yang dipindahkan antara fluida panas


dan dinginmelalui permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding
antara kedua fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase
/ penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran steam pada kontak
langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-
liquid, dan partikel padatkombinasi fluida.
2. Secara kontak tak langsung perpindahan panas terjadi antara fluida
panas dandingin melalui dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua
fluida akan mengalir.

 Beberapa jenis heat exchanger


1. Concentric Tube Heat Exchanger (Double Pipe)
Double pipe heat exchanger atau consentric tube heat exchanger
yang ditunjukkan pada gambar 1 di mana suatu aliran fluida dalam pipa
seperti pada gambar 1 mengalir dari titik A ke titik B, dengan space
berbentuk U yang mengalir di dalam pipa. Cairan yang mengalir dapat
berupa aliran cocurrent atau countercurrent. Alat pemanas ini dapat
dibuat dari pipa yang panjang dan dihubungkan satu sama lain hingga
membentuk U. Double pipe heat exchanger merupakan alat yang cocok
dikondisikan untuk aliran dengan laju aliran yang kecil (Geankoplis,
1983).

Exchanger ini menyediakan true counter current flow dan cocok


untuk extreme temperature crossing, tekanan tinggi dan rendah untuk
kebutuhan surface area yang moderat (range surface area: 1 – 6000 ft2).
Hairpin heat exchanger tersedia dalam :
 Single tube (double pipe) atau berbagai tabung dalam suatu hairpin
shell (multitube),
 Bare tubes, finned tube, U-Tubes,
 Straight tubes,
 Fixed tube sheets Double pipe heat exchanger sangatlah berguna karena
ini bisa digunakan dan dipasang pada pipe-fitting dari bagian standar
dan menghasilkan luas permukaan panas yang besar.
Susunan dari concentric tube ditunjukan pada gambar di bawah ini.
Aliran dalam type heat exchanger dapat bersifat cocurrent atau counter
current dimana aliran fluida panas ada pada inner pipe dan fluida dingin
pada annulus pipe.

Pada susunan cocurrent maka fluida di dalam tube sebelah dalam (inner
tubes) maupun yang di luar tube (dalam annulus), artinya satu lintasan tanpa
cabang. Sedangkan pada aliran counter current, di dalam tube sebelah dalam
dan fluida di dalam annulus masing-masing mempunyai cabang seperti terlihat
pada gambar 4 dan gambar 5.
2. Shell And Tube Heat Exchanger
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel
pipa yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah
pipa mantel (cangkang ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel
pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang
sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas
pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan
effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang
dan buluh dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat
turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time ),
namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan
menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang
dipertukarkan panasnya harus diatur.
Shell and tube heat exchanger biasanya digunakan dalam kondisi
tekanan relatif tinggi, yang terdiri dari sebuah selongsong yang di
dalamnya disusun suatu annulus dengan rangkaian tertentu (untuk
mendapatkan luas permukaan yang optimal). Fluida mengalir di
selongsong maupun di annulus sehingga terjadi perpindahan panas
antara fluida dengan dinding annulus misalnya triangular pitch dan
square pitch (Anonim1, 2009).
Keuntungan square pitch adalah bagian dalam tube-nya mudah
dibersihkan dan pressure drop-nya rendah ketika mengalir di dalamnya
(fluida) (Kern, 1983). Sedangkan susunan pipa yang ada didalam alat
yang digunakan adalah in-line (a) dan ratio antara Sn/D = Sp/D = 1,25
Gambar profil temperatur dari penukar panas ini adalah :

Menghitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U)


a. Menggunakan Neraca Energi
b. Menghitung (U) Menggunakan Persamaan Empiris Untuk pipa
sepanjang L

( hi,ho) = Koefisien pindah panas konveksi insde dan outside


(W/m2.K) ;( K) = Koefisien Konduksi (W/m.K); (ri,ro) diameter (m)
inside dan outside pipa yang kecil dan L panjang pipa yang
diameternya kecil (m). Harga (ri,ro) dan L dapat diukur dari alat,
harga K bahan SS-204 dapat diperoleh dari buku referensi dan hi dan
ho dihitung dari persamaan empiris.

Persamaan untuk menghitung hi


Persamaan Untuk Menghitung ho
Ae Adalah luas efektif yang dilewati fluida diantara pipa
dalam anulus, yaitu luas permukaan penempang shell dikurangi
jumlah luas penampang semua pipa.

Hal-hal yang mempengaruhi rancangan suatu heat exchanger, yaitu:


1. Panas Konduksi Melalui Dinding Plat
Transfer panas di antara dua fluida melalui sebuah dinding pemisah
secara umum dapat ditulis:

Gambar . Konduksi Panas Melalui DindingTransfer Panas


Konveksi

Kecepatan transfer panas konveksi dari permukaan benda yang


bersuhu tinggi ke fluida yang bersuhu rendah bisa dihitung dengan
persamaan berikut:
Gambar . Konveksi dari Permukaan ke Fluida
Kecepatan transfer panas konveksi bisa ditulis sebagai berikut:

2. Koefisien Transfer Panas Overall, U (Dinding Plat Datar)


Kecepatan transfer panas antara dua fluida melalui dinding
pemisah yang datar, dapat dihitung dengan persamaan:
3. Fouling Factor (Faktor Pengotor)
Koefisien transfer panas overall heat exchanger sering berkurang
akibat adanya timbunan kotoran pada permukaan transfer panas yang
disebabkan oleh scale, karat, dan sebagainya. Pada umumnya pabrik
heat exchanger tidak bisa menetapkan kecepatan penimbunan kotoran
sehingga memperbesar tahanan heat exchanger. Fouling factor dapat
didefinisikan sebagai berikut:

4. Transfer Panas antara Dua Fluida Melalui Sebuah Dinding

Gambar .Transfer Panas dari Fluida a ke b


Jika Ta > Tb , panas akan mengalir dari fluida a ke permukaan
dinding sebelah kiri dengan cara konveksi. Di dalam dinding, panas
mengalir secara konduksi dari permukaan sebelah kiri ke permukaan
sebelah kanan.
Heat transfer rate konveksi dari fluida a bersuhu Ta ke permukaan
dinding sebelah kiri Tb.
Transfer panas konduksi dari permukaan dinding sebelah kiri ke
sebelah kanan.

Kecepatan transfer panas konveksi dari permukaan dinding


sebelah kanan ke fluida b.

5. Log Mean Temperature Difference (LMTD)


Sebelum menentukan luas permukaan panas alat penukar kalor,
maka ditentukan dulu nilai dari ΔT. ΔTdihitung berdasarkan temperatur
dari fluida yang masuk dan keluar. Selisih temperatur rata-rata
logaritmik (Tlm) (logaritmic mean overall temperature difference-
LMTD) depat dihitung dengan formula berikut :

Untuk aliran countercurrent ;

Gambar . LMTD untuk aliran countercurrent

Untuk aliran co-current :


Gambar . LMTD untuk aliran co current

6. Keefektifan heat exchanger adalah ratio/ perbandingan transfer panas


aktual dengan transfer panas maksimum yang mungkin terjadi.

Keefektifan heat exchanger (ε)

Karena itu, jika kita mengetahui keefektifan heat exchanger, kita bisa
menentukan kecepatan transfer panas:
III. Alat dan Bahan
1. Alat penukar panas HT30XC (Shell And Tube)
2. Waterbath
3. Personal Computer
4. Air
IV. Gambar Alat
Alat penukar panas HT30XC (Shell And Tube)

Waterbath

V. Prosedur Kerja
 Prosedur kerja Counter Current
1. Dinyalakan alat penukar panas HT30XC, waterbath dan personal
computer dengan tekan tombol On pada alat
2. Klik kiri tombol start pada menu di personal computer
3. Klik kiri aplikasi Alat Penukar Panas Model HT30XC
4. Klik kiri counter current
5. Klik menu “start COM Session” dibagian kanan atas, kemudian pilih
COM 5

6. Klik kiri tombol´”flow” pada kolom Hot Water Flow, kemudian


pilih Mode of Operation ”Automatic” dengan set point 3.0 l/min

7. Klik kiri kolom Cold Water Flow, kemudian atur set point laju alir
fluida dingin menjadi 100
8. Klik heater, kemudian atur Mode of Operation menjadi”
Automatic”dan set point fluida panas pada 60 °C

9. Klik power on pada aplikasi Alat Penukar Panas Model HT30XC,

10. Tunggu selama 5 menit hingga kondisi fluida panas dan fluida
dingin benar-benar stabil
11. Klik “Go”. Maka akan muncul data pengamatan dalam bentuk
kolom excel
12. Klik “Stop” untuk menghentikan pengambilan data
13. Klik file ˃ save ˃ save as type : Excel ˃Enter
 Prosedur kerja Co Current
Pada Co Current prosedur kerjanya sama seperti prosedur kerja Counter
Current , hanya pada langka ke 4 dan ke 8 yang berbeda.
1. untuk langkah ke 4 , Klik kiri co current
2. untuk langkah ke 8 set point fluida panas pada 50 °C

VI. DATA PENGMATAN


Terlampir
VII. PERHITUNGAN
Terlampir
VIII. PEMBAHASAN
1. Muyassarah (33117005)

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk memahami cara kerja


dari alat penukar panas (heat exchanger) dan juga bertujuan untuk
mengetahui nilai LMTD dan U pada suatu aliran fluida. Pada percobaan
kita menggunakan alat penukar panas jenis shell and tube. Pada
peralatan penukar panas jenis ini proses perpindahan panas terjadi
antara fluida yang mengalir dalam sejumlah tube (pipe) dengan fluida
shell (selongsong) yang mengalir di luar pipa. Perpindahan panas
terjadi karena adanya perbedaan suhu dari kedua fluida tersebut,
dimana perpindahan panas terjadi dari suhu tinggi ke rendah. Aliran
fluida shell yang berolak akan memberikan koefisien perpindahan
panas yang tinggi. Untuk memperoleh efek olakan pada aliran fluida
tersebut dipasang baffles (sekat-sekat)dan digunakan untuk
mengarahkan aliran dalam fluida di shell dan mengikat/mendukung
tube bundle. Adapun parameter yang mempengaruhi dalam
perpindahan panas yaitu sifat-sifat fluida seperti viskositas, densitas,
konduktivitas termal dan kapasitas panas.

Dalam praktikum ini kami menggunakan heat exchanger (HE)


jenis shell and tube dengan aliran searah (co current) dan aliran
berlawanan arah (counter current). Pada co current fluida panas dan
fluida dingin mengalir melalui penukar panas satu arah yang sama.
Sedangkan pada counter current fluida panas dan fluida dingin mengalir
melalui penukar panas dengan arah yang berlawanan. Fluida yang
mengalir melalui pipa mungkin mengalir dalam aliran laminar atau
turbulen ataupun transisi antara laminar dan turbulen. Dapat pula
mengalir dalam konveksi alamiah atau paksaan. Dalam hal tertentu
mungkin terdapat lebih dari satu macam aliran dalam satu arus aliran.

Alat HE ini dihubungkan dengan komputer sehingga


pengoperasiannya dilakukan melalui komputer. Cara
mengoperasikannya dapat dilihat pada bab prosedur kerja. Karena alat
ini menggunakan komputer, maka hasil penggunaan alat ini dapat
langsung terlihat di komputer. Dalam data hasil analisis komputer dapat
diperoleh data yang cukup lengkap. Mulai dari suhu awal masuk dan
keluar, kecepatan alirnya, densitasnya, nilai LMTD, nilai U dan
sebagainya. Akan tetapi dalam percobaan ini kami tetap melakukan
perhitungan dan membandingkan hasilnya dengan data yang diperoleh
dari komputer lalu mencari persen kesalahannya.

Dari hasil perhitungan manual diperoleh nilai U untuk aliran


counter current set point 60oC pada data ke-30 yaitu sebesar 997,6521
W/m2C sedangkan hasil perhitungan dari komputer yaitu sebesar
969,70. Hasil yang diperoleh tidak terlalu jauh sehingga persen
kesalahan yang diperoleh yaitu sebesar 1 %. Dan untuk aliran co current
set point 50oC pada data ke-30 diperoleh nilai U dari perhitungan
manual yaitu sebesar 1177,72 W/m2C sedangkan hasil perhitungan dari
komputer yaitu sebesar 1168,04. Hasil yang diperoleh juga tidak terlalu
jauh sehingga persen kesalahan yang diperoleh sama dengan pada
aliran counter current yaitu sebesar 1 %.
2. Ahmad Zulkifli (33117006)
Percobaan ini bertujuan untuk memahami cara kerja alat penukar
panas (heat exchanger) jeni shell and tube, dan mengetahui LMTD dan
U pada aliran fluida. Proses perpindahan panas ini terjadi antara fluida
yang mengalir dalam sejumlah tube (pipe) dengan fluida shell yang
mengalir di luar pipa. Perpindahan panas terjadi karena adanya
perbedaan suhu dari kedua fluida tersebut, dimana perpindahan panas
terjadi dari suhu tinggi ke rendah. Aliran fluida shell yang berolak akan
memberikan koefisien perpindahan panas yang tinggi. Untuk
memperoleh efek olakan pada aliran fluida tersebut dipasang baffles
(sekat-sekat)dan digunakan untuk mengarahkan aliran dalam fluida di
shell dan mengikat/mendukung tube bundle. Fluida yang mengalir
didalam pipa mungkin mengalir dalam aliran laminar, turbulen,
transisi,konveksi alamiah ataupun konveksi paksa, kemungkin terdapat
lebih dari satu macam aliran dalam satu arus aliran. Parameter penting
dalam perpindahan panas yaitu sifat-sifat fluida seperti viskositas,
densitas, konduktivitas termal dan kapasitas panas.
Alat HE ini dihubungkan dengan komputer sehingga
pengoperasiannya dilakukan melalui komputer. Cara
mengoperasikannya dapat dilihat pada bab prosedur kerja. Karen alat
ini menggunakan komputer, maka hasil penggunaan alat ini dapat
langsung terlihat di komputer.
Dalam data hasil analisis komputer dapat diperoleh data yang cukup
lengkap. Mulai dari suhu awal masuk dan keluar, kecepatan alirnya,
densitasnya, nilai LMTD, nilai U dan sebagainya. Akan tetapi dalam
percobaan ini kami tetap melakukan perhitungan dan membandingkan
hasilnya dengan data yang diperoleh dari komputer lalu dicari persen
kesalahannya.
Dalam praktikum ini yang dianalisis yaitu aliran searah (co current)
dan aliran berlawanan arah (counter current). Pada co current fluida
panas dan fluida dingin mengalir melalui penukar panas satu arah yang
sama. Sedangkan pada counter current fluida panas dan fluida dingin
mengalir melalui penukar panas dengan arah yang berlawanan.

Kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari LMTD dan U


secara manual data ke-15 pada aliran counter current dan co-current.
Berdasarkan hasil perhitungan manual didapatkan hasil pada aliran
counter current data ke-15 nilai LMTD sebesar 23,737ᵒC sedangkan
berdasarkan data computer sebesar 23,72ᵒC. Kemudian nilai U hasil
perhitungan manual data ke-15 pada aliran counter current didapatkan
hasil sebesar 28,518 W/m2.ᵒC sedangkan berdasarkan data computer
sebesar 1250,82 W/m2.ᵒC pada data U ini terdapat perbedaan hal ini
dikarenkan pembulatan yang dilakukan pada saat perhitungan manual
dan pada perhitungan manual ini didapatkan persen kesalahan sebesar
1%. Selain itu, pada aliran co-current berdasarkan hasil perhitungan
manual data ke-15 didapatkan hasil nilai LMTD sebesar 24,579ᵒC
sedangkan berdasarkan data computer sebesar 24,60ᵒC. Kemudian
Kemudian nilai U hasil perhitungan manual data ke-15 pada aliran co-
current didapatkan hasil sebesar 905,478 W/m2.ᵒC sedangkan
berdasarkan data computer sebesar 905,07 W/m2.ᵒC dengan persen
kesalahan sebesar 1%.

3. Diah Athifah Mahdiyah (33117008)


Percobaan ini dilakukan untuk memahami cara kerja alat penukar
panas (heat exchanger) jeni shell and tube. Pada peralatan penukar
panas jenis ini proses perpindahan panas terjadi antara fluida yang
mengalir dalam sejumlah tube (pipe) dengan fluida shell (selongsong)
yang mengalir di luar pipa. Aliran fluida shell yang berolak akan
memberikan koefisien perpindahan panas yang tinggi. Untuk
memperoleh efek olakan pada aliran fluida tersebut dipasang baffles
(sekat-sekat). Di samping itu baffle juga digunakan untuk mengarahkan
aliran dalam fluida di shell dan mengikat/mendukung tube bundle.
Fluida yang mengalir melalui pipa mungkin mengalir dalam
aliran laminar atau turbulen ataupun transisi antara laminar dan
turbulen. Dapat pula mengalir dalam konveksi alamiah atau
paksaan. Dalam hal tertentu mungkin terdapat lebih dari satu macam
aliran dalam satu arus aliran. Sejumlah parameter penting dalam
perpindahan panas yaitu sifat-sifat fluida itu sendiri seperti
viskositas, kalor spesifik, densitas, konduktivitas termal, dan lain-
lain.
Dalam praktikum ini kami menggunakan heat exchanger
(HE) jenis shell and tube dengan aliran searah (co current) dan aliran
berlawanan arah (counter current). Pada co current fluida panas dan
fluida dingin mengalir melalui penukar panas satu arah yang sama.
Sedangkan pada counter current fluida panas dan fluida dingin
mengalir melalui penukar panas dengan arah yang berlawanan.
Perpindahan panas terjadi karena adanya perbedaan suhu dari kedua
fluida tersebut, dimana perpindahan panas terjadi dari suhu tinggi ke
rendah.
Alat HE ini dihubungkan dengan komputer sehingga
pengoperasiannya dilakukan melalui komputer. Cara
mengoperasikannya dapat dilihat pada bab prosedur kerja. Karen
alat ini menggunakan komputer, maka hasil penggunaan alat ini
dapat langsung terlihat di komputer.
Dalam data hasil analisis komputer dapat diperoleh data
yang cukup lengkap. Mulai dari suhu awal masuk dan keluar,
kecepatan alirnya, densitasnya, nilai LMTD, nilai U dan sebagainya.
Akan tetapi dalam percobaan ini kami tetap melakukan perhitungan
dan membandingkan hasilnya dengan data yang diperoleh dari
komputer lalu dicari persen kesalahannya.
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh persen kesalahan
pada aliran co current sebesar 1%, dimana hasil perhitungan manual
diperoleh nilai U sebesar 956,1426 W/m2.ᵒC dan hasil dari komputer
sebesar 948,37 W/m2.ᵒC. Persen kesalahan ini terbilang cukup kecil
dan mendekati tepat. Maka hasil ini dianggap sesuai. Sementara
pada aliran counter current persen kesalahan yang diperoleh sebesar
1%. Persen kesalahan ini diperoleh dari selisih perhitungan manual
dan hasil data komputer yang sedikit, dimana hasil perhitungan
manual diperoleh nilai U sebesar 1211,57 W/m2.ᵒC dan hasil data
komputer sebesar 1201,64 W/m2.ᵒC. Dari kedua hasil perhitungan
manual tersebut, dapat disimpulkan bahwa perhitungan manual
yang dilakukan sudah cukup benar karena mendekati hasil data
komputer.
4. Nur Fadillah (33117011)

Pada percobaan ini dilakukan percobaan heat exchanger (HE),


jenis heat exchanger yang digunakan adalah Shell and Tube Heat
Exchanger. Percobaan ini bertujuan untuk memahami prinsip kerja alat
penukar panas type shell and tube, mempelajari karakteristik yang
dihasilkan dari perpindahan kalor antara fluida panas dan fluida dingin,
serta untuk Untuk menghitung karakteristik alat penukar panas dengan
menghitung LMTD (Log Mean Temperature difference) dan U
(Overall heat transfer coefficien).

Shell and Tube Heat Exchanger terdiri dari satu bundle pipa
(tube) yang dipasang parallel dan ditempatkan dalam sebuah cangkang
(shell) dan untuk meningkatkan efisiensi alat maka terdapat buffle atau
sekat yang akan membuat turbulensi aliran fluida, namun pemasangan
sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban
kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya
harus diatur. Alat ini terhubung dengan komputer dan menggunakan
aplikasi dalam mengoperasikannya, sehingga hanya diperlukan waktu
yang singkat dalam penggunaannya. Prinsip kerja dari peralatan ini
yaitu aliran panas mengalir melalui tube dan aliran dingin mengalir
melalui shell.
Pada percobaan ini digunakan dua jenis aliran yaitu counter
currrent dengan set point suhu 60ᵒC dan co-current dengan set point
suhu 50ᵒC. Dimana pada counter current, dua fluida mengalir dengan
temperature awal yang berbeda pada kondisi masukan dan keluaran
yang berlawanan. Fluida panas mengalir melalui tube sedangkan fluida
dingin mengalir sepanjang shell. Sedangkan pada aliran co-current, dua
fluida mengalir dengan temperatur awal yang berbeda pada kondisi
masukan dan keluaran yang searah.

Pada penggunaan alat ini, data hasil pengamatan langsung di


dapatkan dan tersedia dalam tabel dengan 50 data yang diambil pada
proses percobaan. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa
semakin lama maka suhu pada tube akan pelahan menurun sedangkan
pada shell suhunya semakin meningkat hal ini menandakan bahwa
terjadi perpindahan panas dari suhu tinggi ke suhu rendah. Kemudian
pada data counter current di dapatkan nilai LMTD semakin lama
semakin rendah tetapi tiak signifikan dengan nilai LMTD tertinggi
sebesar 37.02 dan nilai LMTD terendah sebesar 32.61 sedangkan nilai
U didapatkan hasil yang naik turun dengan rentan nilai 1139 sampai
1253 W/m2.ᵒC. Selain itu pada data hasil co-current didapatkan suhu
yang naik turun pada aliran masuk dan keluar fluida di tube sedangkan
di bagian shell fluida yang masuk dan keluar mengalami kenaikan suhu
secara perlahan. Nilai LMTD yang didapatkan pada data co-current
berada dikisaran nilai 23 sampai 24, nilai tersebut awalnya konstan
berada di nilai 24 tetapi pada beberapa data nilai LMTD-nya menurun
kemudian naik kembali. Sedangkan nilai U yang didapatkan naik turun
dengan dikisaran nilai 888 sampai 1100 W/m2.ᵒC.

Kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari LMTD dan U


secara manual data ke-20 pada aliran counter current dan co-current.
Berdasarkan hasil perhitungan manual didapatkan hasil pada aliran
counter current data ke-20 nilai LMTD sebesar 34,7341ᵒC sedangkan
berdasarkan data computer sebesar 34,73ᵒC. Kemudian nilai U hasil
perhitungan manual data ke-20 pada aliran counter current didapatkan
hasil sebesar 1204,445 W/m2.ᵒC sedangkan berdasarkan data computer
sebesar 1194,66 W/m2.ᵒC pada data U ini terdapat perbedaan hal ini
dikarenkan pembulatan yang dilakukan pada saat perhitungan manual
dan pada perhitungan manual ini didapatkan persen kesalahan sebesar
1%. Selain itu, pada aliran co-current berdasarkan hasil perhitungan
manual data ke-20 didapatkan hasil nilai LMTD sebesar 24,4685ᵒC
sedangkan berdasarkan data computer sebesar 24,47ᵒC. Kemudian
Kemudian nilai U hasil perhitungan manual data ke-20 pada aliran co-
current didapatkan hasil sebesar 901,6321 W/m2.ᵒC sedangkan
berdasarkan data computer sebesar 894,31 W/m2.ᵒC dengan persen
kesalahan sebesar 1%.

5. Nur Ilmi Diniyah (33117015)


Percobaan ini dilakukan untuk memahami cara kerja alat penukar
panas (heat exchanger) jeni shell and tube. Pada peralatan penukar
panas jenis ini proses perpindahan panas terjadi antara fluida yang
mengalir dalam sejumlah tube (pipe) dengan fluida shell (selongsong)
yang mengalir di luar pipa. Aliran fluida shell yang berolak akan
memberikan koefisien perpindahan panas yang tinggi. Untuk
memperoleh efek olakan pada aliran fluida tersebut dipasang baffles
(sekat-sekat).
HE (Heat Exchanger) yaitu alat yang digunakan dalam proses
perpindahan panas fluida dengan fluida yang lain tanpa terjadi
perpindahan massa didalamnya dan dapat digunakan sebagai pemanas
maupun pendingin. Percobaan ini dilakukan untuk memahami cara
kerja alat penukar panas (heat exchanger) jenis shell and tube.
Pada peralatan penukar panas jenis ini proses perpindahan panas
terjadi antara fluida yang mengalir dalam sejumlah tube (pipe) dengan
fluida shell (selongsong) yang mengalir di luar pipa. Aliran fluida
shell yang berolak akan memberikan koefisien perpindahan panas
yang tinggi. Untuk memperoleh efek olakan pada aliran fluida
tersebut dipasang baffles (sekat-sekat). Di samping itu baffle juga
digunakan untuk mengarahkan aliran dalam fluida di shell dan
mengikat/mendukung tube bundle.
Fluida yang mengalir melalui pipa mungkin mengalir dalam aliran
laminar atau turbulen ataupun transisi antara laminar dan turbulen.
Dapat pula mengalir dalam konveksi alamiah atau paksaan. Dalam hal
tertentu mungkin terdapat lebih dari satu macam aliran dalam satu arus
aliran. Sejumlah parameter penting dalam perpindahan panas yaitu
sifat-sifat fluida itu sendiri seperti viskositas, kalor spesifik, densitas,
konduktivitas termal, dan lain-lain.
Dalam praktikum ini digunakan heat exchanger (HE) jenis shell and
tube dengan aliran searah (co current) dan aliran berlawanan arah
(counter current). Pada co current fluida panas dan fluida dingin
mengalir melalui penukar panas satu arah yang sama. Sedangkan pada
counter current fluida panas dan fluida dingin mengalir melalui
penukar panas dengan arah yang berlawanan. Perpindahan panas terjadi
karena adanya perbedaan suhu dari kedua fluida tersebut, dimana
perpindahan panas terjadi dari suhu tinggi ke rendah.
Alat HE ini dihubungkan dengan komputer sehingga
pengoperasiannya dilakukan melalui komputer. Cara
mengoperasikannya dapat dilihat pada bab prosedur kerja. Karen alat
ini menggunakan komputer, maka hasil penggunaan alat ini dapat
langsung terlihat di komputer. Dalam data hasil analisis komputer dapat
diperoleh data yang cukup lengkap. Mulai dari suhu awal masuk dan
keluar, kecepatan alirnya, densitasnya, nilai LMTD, nilai U dan
sebagainya. Akan tetapi dalam percobaan ini kami tetap melakukan
perhitungan dan membandingkan hasilnya dengan data yang diperoleh
dari komputer lalu dicari persen kesalahannya.
Setelah dilakukan perhitungan, nilai U pada aliran counter current
sebesar 1148,42 sedangkan hasil dari komputer sebesar 1206.01. Hasil
ini memiliki selisih yang kecil, persen kesalahannya pun hanya terdapat
0.8%. Dan persen kesalahan ini terbilang cukup kecil dan mendekati
tepat. Maka hasil ini dianggap sesuai. Untuk Co Counter, perrsen
kesalahan ini diperoleh dari selisih perhitungan manual dan hasil data
komputer yang sedikit, dimana hasil perhitungan manual diperoleh nilai
U sebesar 938.898 dan hasil data komputer sebesar 882.42. Dan persen
kesalahan diperoleh 0.5%. Dari kedua hasil perhitungan manual
tersebut, dapat disimpulkan bahwa perhitungan manual yang dilakukan
sudah benar karena mendekati hasil data komputer.
6. Yuliana (33117021)
Heat exchanger adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan
panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin.
Heat exchanger yang digunakan dalam percobaan ini adalah heat
exchanger jenis shell and tube.
Prinsip percobaan ini adalah apabila ada dua sistem yang suhunya
berbeda dikontakkan, maka terjadi perpindahan energi (perpindahan
panas), dimana pada bagian shell terdapat air sebagai fluida dingin
sedangkan pada bagian tube terdapat air sebagai fluida panas. Proses
perpindahan panas ini terjadi antara fluida yang mengalir dalam
sejumlah tube (pipe) dengan fluida shell yang mengalir diluar pipa,
dimana perpindahan panas terjadi karena adanya perbedaan suhu dari
kedua fluida tersebut.
Aliran fluida shell yang bertolak akan memberikan koefisien
perpindahan panas yang tinggi. Untuk memperoleh efek tolakan pada
aliran fluida tersebut dipasang baffles (sekat-sekat), di samping itu
baffle juga digunakan untuk mengarahkan aliran dalam fluida di shell
dan megikat/mendukung tube bundle. Parameter penting dalam
perpindahan panas yaitu sifat-sifat fluida seperti viskositas, densitas,
spesifik panas, konduktivitas termal dan kapasitas panas.
Percobaan ini bertujuan untuk memahami cara kerja alat penukar
panas (heat exchanger) jenis shell and tube; mengetahui LMTD dan U
pada aliran fluida. Pada percobaan ini digunakan dua aliran penukar
panas yaitu penukar panas dengan aliran searah (co-current) dan
penukar panas dengan aliran berlawanan arah (counter-current). Pada
aliran co-current, kedua fluida (dingin dan panas) masuk pada sisi
penukar yang sama, mengalir dengan arah yang sama dan keluar pada
sisi yang sama pula. Karakter penukar panas jenis ini, temperatur fluida
dingin yang keluar dari alat penukar panas tidak dapat melebihi
temperatur fluida panas yang keluar dari alat penukar panas. Adapun
pada aliran counter-current kedua fluida (dingin dan panas) masuk dan
keluar pada sisi yang berlawanan. Temperatur fluida dingin yang keluar
dari penukar panas lebih tinggi dibandingkan temperatur fluida panas
yang keluar dari penukar kalor, sehingga dianggap lebih baik dari aliran
searah.
Dalam data hasil analisis komputer dapat diperoleh data yang cukup
lengkap. Mulai dari suhu awal masuk dan keluar, kecepatan alirnya,
densitas, nilai LMTD, nilai U dan sebagainya. Akan tetapi dalam
percobaan ini kami tetap melakukan perhitungan secara manual dan
membandingkan hasilnya dengan data yang diperoleh dari komputer,
lalu dicari persen kesalahannya.
Dari data pengamatan co-current set point 50°C dan counter-current
set point 60°C, data no. 25 di analisis sifat fluidanya seperti densitas,
viskositas, konduktivitas termal, kapasitas panas. Kemudian setelah
sifat fluidanya diketahui, kita dapat menghitung nilai LMTD dan U.
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh persen kesalahan pada aliran
co-current dan counter-current sebesar 1%, tetapi dianggap bahwa
hasilnya sama. Penyebab perbedaan ini karena dalam perhitungan
sering dilakukan pembulatan. Nilai LMTD dan U untuk data ke 25
dapat dilihat pada perhitungan.
IX. KESIMPULAN
1. Prinsip kerja dari peralatan ini yaitu aliran panas mengalir melalui tube
dan aliran dingin mengalir melalui shell.
2. Nilai LMTD pada counter current semakin lama semakin menurun.
3. Nilai LMTD yang didapatkan pada co-current berada dikisaran nilai 23
sampai 24.
4. Nilai U pada counter current naik turun dengan rentan nilai 1139 sampai
1253 W/m2.oC.
5. Nilai U pada co-current naik turun dengan rentan nilai 888 sampai 1100
W/m2.oC.
X. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Penuntun Praktikum Lab Aliran Fluida dan Separasi
Mekanik. Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Ujung Pandang

Anda mungkin juga menyukai