Anda di halaman 1dari 18

MOTOR CONTROL TECHNIQUES

Pengasutan motor induksi


2

Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan


pertama kali motor, tujuannya agar arus starting kecil
dan drop tegangan masih dalam batas toleransi. Ada
beberapa cara teknik pengasutan, diantaranya :
• 1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)
• 2. Tahanan depan Stator (Primary Resistor)
• 3. Transformator
• 4. Segitiga-Bintang (Start-Delta)
• 5. Pengasutan Soft starting
• 6. Tahanan Rotor lilit

1
Pengasutan hubungan langsung atau
Direct On Line (DOL)
3

• Saat pemutus rangkaian/


kontaktor di ON kan motor
induksi akan menarik arus
Starting antara 5 sampai 6 kali
arus nominal motor.
• Untuk motor induksi dengan
daya kecil 5 KW, hubungan
langsung bisa dipakai. Arus
starting yang besar akan
menyebabkan drop tegangan
disisi suply.
suply
• Rangkaian jenis ini banyak
dipakai untuk motor2
penggerak mekanik seperti
mesin bubut, mesin bor, mesin
freis.

Pengasutan hubungan langsung atau


Direct On Line (DOL)
4

2
Rangkaian

Rangkaian Kontrol Motor

3
Direct-on-line sarter (DOL)
Kelebihan dari pengasut DOL
 Efektifitas biaya awal

 Rangkaian dan cara kerja yang sederhana

Kelemahan dari Pengasut DOL


 Hanya bisa dipakai bagi motor yang berukuran lebih
kecil bila ukuran suplai membutuhkan pemakaiannya
 Arus dan torsi maksimum pada saat pengasutan

Kontrol Putar Balik

4
Rangkaian Kontrol Putar balik

Pengasutan Autotransformator
10

 Pengasutan resistor dapat digantikan dengan


autotransformator tiga phasa,
phasa yang dihubungkan
seri dengan belitan stator Tegangan ke stator dapat
diatur sesuai kebutuhan, misalkan k = 80%, 70%
atau 50%.

5
Pengasut Autotransformator

11

Pengasut Autotransformator
3 ph Auto Trafo

CB

Running
Contactor

Starting
Contactor

12

6
Pengasut Autotransformator

Kelebihan
 Pengatur (tap) transformer dapat dilakukan untuk batasan
beban yang luas
 Karakteristik torsi terhadap arus alir merupakan suatu nilai
yang optimal
 Motor tidak diputus-hubungkan dari suplai selama
perubahan akibat pengaturan (tap), dengan demikian bisa
mengurangi transient.
K l
Kelemahan
h
 Mahal

 Sangat berat dan besar dibandingkan jenis-jenis pengasut lain.

13

Pengasutan Saklar Bintang-Segitiga


14

 Motor induksi dengan pengasutan segitigabintang


dengan saklar man
manual
al juga
j ga dapat dilaksankan
dengan menggunakan kontaktor secara
elektromagnetik.

7
Pengasutan Saklar Bintang-Segitiga
15

STAR-DELTA MOTOR

16

8
STAR-DELTA MOTOR
17

Karakteristik Arus
Pengasutan Bintang-Segitiga
18

• arus starting dua kali


arus nominalnya sampai
75% dari putaran
nominal. Ketika motor
terhubung segitiga arus
motor meningkat empat
kali arus nominalnya.
Secara berangsur-
g
angsur arus motor
menuju nominal saat
putaran motor nominal

9
Rangkaian Timing untuk
Rangkaian Wye-Delta

19

Rangkaian Timing Kontrol


Tiga Motor

20

10
D
Star – delta Starter
ARUS
TORSI
D
Y Y
CB

C2

C1 C3

21

Kurva perpindahan arus dari hubungan star - delta


Y-D CURRENT CURVE
Y-D TORQUE CURVE

Y-D
D TRANSITION DELTA TORQUE
CU
RR
EN
Line Current

T
STAR - DELTA
TRANSITION
TORQUE

1/3 D
Y C
URR STAR TORQUE
ENT

ROTOR SPEED

Perpindahan arus dari star – Torque pada hubungan star akan


delta (“current transition ) <30% sama dengan 1/3 torque delta, dan
x I FL dan peak current pada peak torque pada titik transition +/-
transisition berkisar antara 60% 100 % x Torsi FL
x IFL

22

11
Pengasut Wye-delta
Kelebihan
 Metode pengasutan yang lebih murah dibandingkan metode Soft
Starting, Autotransformer
 Karakteristik kecepatan/arus/torsi yang baik
 Cocok untuk berbagai jenis motor
 Mudah dipasang dalam berbagai situasi
Kelemahan
 Motor harus memiliki enam ujung koil, dalam hal ini, enam
terminal
 Umumnya cocok untuk beban-beban yang memiliki torsi asut
rendah
 Pada jenis transisi terbuka, menghasilkan arus transient
23

Pengasutan Motor Slipring


24

• Motor slipring sering


disebut motor rotor
lilit termasuk motor
induksi 3 phasa
dengan rotor belitan
dan dilengkapi
dengan slipring yang
dihubungkan dengan
sikat arang g ke
terminal. Motor
slipring dirancang
untuk daya besar.

12
Pengasutan Resistor Stator
25

 Pengasutan dengan memasang


pada rangkaian
resistor p g stator
Pertama kali kondisi starting
kontaktor Q1 ON, maka tegangan
jala-jala PLN ke rangkaian stator
dengan melewati resistor R1.
 Fungsi resistor untuk menurunkan
tegangan ke stator.
 g g ke stator berkurang
Jika tegangan g
50%, maka arus starting ditekan
menjadi 50% yang akan
menyebabkan torsi menjadi 25%
dari torsi nominalnya

Pengasut Resistansi Primer

26

13
Pengasut Resistansi Primer

CB

Running Contactor

Starting Resistor and


Contactor

27

Pengasutan Motor Slipring


28

1. Ketika Q2, Q3, Q4 OFF


resistansi rotor maksimum
(RA= R1+R2+R3).
(RA R1+R2+R3)
2. Saat Q2 ON resistansi
luar RA=R2+R3.
3. Ketika Q3 ON resistansi
RA=R3 saja.
4. Ketika Q4 ON rotor
kondisi terhubung singkat
RA=0, motor bekerja
nominal.

14
Pengasut Resistansi Primer
Kelebihan
 Daya dan rangkaian kontrol yang sederhana
 Tidak ada p
pemutusan p
pada suplai
p p pada saat motor mengalami
g
peningkatan kecepatan
 Lebih murah dibandingkan pengasut autotransformer
 Karakteristik arus dan torsi dikontrol dengan resistansi yang memiliki
penahapan yang berkurang
Kelemahan
 Resistor berukuran besar secara fisik
 Buangan daya selama periode pengasutan
 Karakteristik arus dan torsi jelek – arus alir relatif tinggi sedangkan torsi
rendah

29

Pengasut Resistansi Sekunder

30

15
Pengasut Resistansi Sekunder
Kegunaan
 Pengasut resistansi sekunder hanya digunakan pada
motor-motor rotor lilit
lili secara khusus
kh sesuaii untukk beban
b b
berkelembaman tinggi seperti press, drop forging
hammer (palu tempa) dan guillotine.

31

Pengasutan Soft Starting


32

 Pengasutan Soft
starting
t ti menggunakan k
komponen solid-state,
yaitu enam buah
Thyristor yang
terhubung antiparalel

16
Pengasutan Soft
Starting
33

Motor Tiga Phasa dengan Suply


Tegangan Satu Phasa
34

• Kondisi darurat
kemungkinkan motor tiga
phasa,
phasa bisa dioperasikan
dengan supply tegangan
satu phasa.
• Terminal motor
dihubungkan secara
segitiga, yaitu terminal U1
dikopel W2, V1 dikopel
U2, W1 dikopel V2,
• dit b hk kondensator
ditambahkan k d t
8uF/400V sebagai
enggeser phasa
• Daya beban maksimum
hanya 70% dari daya
nominalname plate

17
Pengaman/Proteksi motor
35

 pengaman Over
c rrent dan under
current nder
voltage relay

Pengaman beban lebih dengan


36
PTC/NTC
 Pengaruh beban lebih pada motor
akan menyebabkan temperatur
stator meningkat.
i k
 Jika motor bekerja di atas suhu
kerjanya akan memanaskan
PTC/NTC yang sensornya
terpasang dalam slot stator motor
akan meningkat nilai resistansinya.
 Setelah dikuatkan sinyalnya oleh
perangkat elektronik, akan de-
energized koil Q1. Sehingga
kontaktor Q1 akan terputus dan
motor aman daripengaruh
temperatur diatas normal.

18

Anda mungkin juga menyukai