Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

Oleh:
CITRA AIDA SOFYANA
NIM : 1801031005

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Masalah Utama
Perubahan proses pikir: waham
II. Proses terjadinya Masalah
A. Definisi
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor
pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak
ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna
Keliat,1999). Menurut Gail W. Stuart, Waham adalah keyakinan yang salah
dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan
bertentangan dengan realitas sosial.
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secarakuat terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyatanan. (Budi Anna Keliat, 2006).
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).
B. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
a) Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir
dengan gangguan presepsi, klien menekankan perasaannya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
b) Faktor Sosial Budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham.
c) Faktor Psikologi
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
d) Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran
ventrikel di otak atau perubahan pada sel kortikal dan lindik.
e) Faktor Genetik.
b. Faktor Presipitasi
a) Faktor Sosial Budaya
Waham dapat di picu karena adanya perpisahan dengan orang yang
berarti atau diasingkan dari kelompok.
b) Faktor Biokimia
Dopamine, norepinepin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
c) Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasannya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan.
C. Tanda dan Gejala
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi
tidak sesuai kenyataan:
a. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
b. Curiga
c. Bermusuhan
d. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
e. Takut, sangat waspada
f. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
g. Ekspresi wajah tegang
h. Mudah tersinggung
i. Menolak makan
j. Tidak ada perhatian terhadap perawatan diri
k. Berbicara kasar
l. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
m. Tidak bias membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan.
(Azis R dkk, 2003)
D. Penyebab Dari Waham
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu
Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal
mencapai keinginan.
Tanda dan Gejala:
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budi Anna Keliat, 1999)
E. Perilaku
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis
yang maladaptif meliputi:
a. Regresi: berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya
untuk mengatasi ansietas.
b. Proyeksi: sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
c. Menarik diri.
d. Pada keluarga: mengingkari.
F. Mekanisme Koping
a. Waham agama: keyakinan seseorang bahwa ia dipilih oleh Yang Maha
Kuasa atau menjadi utusan Yang Maha Kuasa.
b. Waham somatik: keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian
tubuhnya sakit atau terganggu.
c. Waham kebesaran: keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kekuatan
yang istimewa.
d. Waham paranoid: kecurigaan seseorang yang berlebihan atau tidak
rasional dan tidak mempercayai orang lain, ditandai dengan waham
yang sistematis bahwa orang lain “ingin menangkap “ atau memata-
matainya.
e. Waham depresif: kepercayaan tidak mendasar serta cenderung
menyalahkan diri sendiri akibat perbuatan-perbuatannya yang
melanggar kesusilaan atau kejahatan, sering dirasakan sebagai waham
sakit dan waham bersalah.
f. Waham nihilistik: suatu pikiran bahwa dirinya atau orang lain sudah
meninggal atau dunia sudah hancur.
g. Waham pengaruh: keyakinan bahwa dirinya merupakan subjek
pengaruh dari orang lain.
h. Siar pikir: waham tentang pikiran yang disiarkan ke dunia luar.
i. Sisip pikir: waham tentang pikiran yang ditempatkan ke dalam benak
orang lain atau pengaruh luar.
G. Akibat Dari Waham
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan
yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan
lingkungan.
Tanda dan Gejala:
a. Memperlihatkan permusuhan
b. Mendekati orang lain dengan ancaman
c. Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai
d. Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan
e. Mempunyai rencana untuk melukai.
H. RentangResponPerilaku Adaptif-Maladaptif
Responadaptif - responmaladaptive
Tanda dan gejala
Klien ini tidak memperlihatkan gangguan pikiran dan mood yang
perpasif yang ditemukan pada kondisi psikotik lain, tidak ada afek datar atau
afek tidak serasi, waham yang menonjol, atau waham aneh yang nyata klien
memilki satu atau beberapa waham, sering berupa waham kejar, dan
ketidaksetiaan dan dapat juga berbentuk waham kebesaran, somatik, atau
eretomania yang:
a. Biasanya spesial (misal, melibatkan orang, kelompok, tempat, atau
waktu tertentu, atau aktivitas tertentu).
b. Biasanya terorganisasi dengan baik(misal, “orang jahat ini”
mengumpulkan alasan-alasan tentang sesuatu yang sedang
dikerjakannya yang dapat dijelaskan secara rinci).
c. Biasanya waham kebesaran (misalnya, sekelompok yang berkuasa
tertarik hanya kepadanya).
d. Wahamnya tidak cukup aneh untuk mengesankan skizofrenia.
e. Klien-klien ini (cenderung berusia 40-an) mungkin tidak dapat
dikenali sampai sistem waham mereka dikenali oleh keluarga dan
teman-temannya. Ia cenderung mengalami isolasi sosial baik karena
keinginan mereka sendirian atau akibat ketidakramahan mereka
(misalnya, pasangan mengabaikan mereka). Apabila terdapat disfungsi
pekerjaan dan sosial, biasanya hal ini merupakan respon langsung
terhadap waham mereka.
f. Kondisi ini sering tampak membentuk kesinambungan klinis dengan
kondisi seperti kepribadian paranoid, skizofrenia paranoid,
penggambaran mengenai bats-batas setiap sindrom menunggu
penelitian lebih lanjut. Singkirkan gangguan afektif, ide-ide paranoid
dan cemburu sering terdapat pada depresi, paranoid sering terdapat
pada orang tua dan pada orang yang menyalahgunakan zat stimulan,
reaksi paranoid akut sering ditemui pada klien dengan delirium ringan
dan klien yang harus berada di temapat tidur karena sakit.
I. Pohon Masalah

Efek → Gangguan Komunikasi verbal


↓ ↑
Core Problem → Perubahan proses pikir / waham
↑ ↓
Etiologi → Gangguan konsep diri
Masalah utama : klien mengalami waham
Penyebab : gangguan konsep diri
Efek : gangguan komunikasi verbal

J. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji


a. Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan
a) Data subjektif
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin
membunuh, dan ingin membakar atau mengacak-acak
lingkungannya.
b) Data objektif
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang,
melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.
b. Perubahan Proses Pikir: Waham
a) Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang
agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali
secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
b) Data objektif
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut,
kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/
realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
c. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
a) Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa- apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
b) Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternative tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri
hidup.
K. Strategi Pelaksanaan

SP Pada Pasien SP Pada Keluarga


SP 1 SP I k
1. Identifikasi tanda dan 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
gejala waham dalam merawat pasien.
2. Bantu orientasi realitas: 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala,
panggil nama, orientasi dan proses terjadinya waham
waktu, orang dan (gunakan booklet).
tempat/lingkungan. 3. Jelaskan cara merawat: tidak
3. Diskusikan kebutuhan disangkal, tidak diikuti/diterima
pasien yang tidak (netral).
terpenuhi. 4. Latih cara mengetahui kebutuhan
4. Bantu pasien memenuhi pasien dan mengetahui kemampuan
kebutuhannya yang pasien.
realistis. 5. Anjurkan membantu pasien sesuai
5. Masukkan pada jadual jadual dan memberi pujian.
kegiatan untuk
pemenuhan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr.
Amino Gonohutomo.

Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor

Keliat Budi Ana. 1999.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC.

Keliat Budi Ana. 1999. Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC.

Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).
St.Louis Mosby Year Book.

Anda mungkin juga menyukai