Selain dapat bergerak dalam satu dimensi, suatu partikel dapat pula bergerak dalam
dua dimensi ataupun tiga dimensi. Gerak dua dimensi dapat dimodelkan dengan sebuah
partikel yang bergerak pada suatu bidang, sedangkan gerak tiga dimensi dapat dimodelkan
sebagai sebuah partikel yang bergerak di dalam suatu ruang.
Misalkan terdapat sebuah partikel yang berada di titik P dalam ruang kartesius.
Vektor posisi 𝑟⃗ dari partikel tersebut adalah vektor yang berasal dari titik asal dari sistem
koordinat ke titik P. Koordinat Cartesian x, y, dan z dari titik P adalah komponen x, y, dan z
dari vektor r. Secara sistematis, vektor posisi 𝑟⃗ dapat dinyatakan sebagai berikut :
Apabila dalam selang waktu ∆𝑡 partikel tersebut berpindah dari titik P1 dengan vektor posisi
𝑟⃗1 ke titik P2 dengan vektor posisi 𝑟⃗2 maka perubahan posisi (perpindahan) selama interval ini
dapat dituliskan sebagai berikut :
Adapun kecepatan rata-rata (𝑣⃗av) dapat didefinisikan sebagai perubahan posisi (perpindahan)
dibagi selang waktu tertentu. Secara sistematis dituliskan sebagai berikut :
⃗⃗⃗⃗⃗−𝑟
𝑟 ⃗⃗⃗⃗⃗ ∆𝑟⃗
𝑣⃗av = 𝑡2 − 𝑡1 = ∆𝑡
2 1
(Sumber : University Physics with Modern Physics, 2012)
Sedangkan kecepatan sesaat partikel dapat diturunkan dari fungsi posisi terhadap waktu.
Jika besar kecepatannya tidak tetap, maka besar percepatan rata-rata partikel dapat dihitung
dengan membagi besar perubahan kecepatan yang terjadi pada selang waktu tertentu.
Dengan dua asumsi ini, kita dapat menyatakan bahwa jalur proyektil, atau biasa
disebut sebagai lintasan itu selalu parabola.
(Sumber : Buku Fundamental of Physics (8 th Edition), 2008)
Pada sumbu x
Pada sumbu y
Jarak maksimum (R) pada kasus ini adalah jarak horisontal yang diukur dari titik awal objek
mulai bergerak ke suatu titik yang memiliki ketinggian yang sama dengan titik awal. Karena
tidak ada gaya hambat udara maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ke ketinggian
maksimum sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk turun sampai mencapai ketinggian
yang sama dengan titik awal bergerak. Sehingga waktu untuk mencapai jarak maksimum
adalah dua kali nilai tA.
3. Gerak Melingkar
Gerak melingkar merupakan gerak suatu objek atau partikel yang lintasannya berupa
lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Sebagai contoh gerakan bulan mengelilingi bumi
dan gerak perputaran bola yang tergantung pada tali.
Kecepatan dan percepatan pada gerak melingkar
Pada gerak melingkar terdapat hal penting yang harus diperhatikan, yaitu semua
persamaan kecepatan dan percepatan selalu menggunakan persamaan kecepatan sudut
dan percepatan sudut. Perhatikan gambar lintasan di bawah ini.
[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]
Kecepatan ( ) merupakan kecepatan linier atau kecepatan yang biasa dijumpai dalam
gerak lurus. Kecepatan sudut atau disebut omega ( ) dan kecepatan linear ( ) dihubungkan
dengan persamaan:
Dimana:
= kecepatan linear (m/s)
= jari-jari lintasan (m)
Nilai kecepatan sudut dapat dicari jika diketahui frekuensi ataupun periodenya. Untuk
mencari nilai kecepatan sudut ( ) dipakai rumus:
atau
Dimana:
= kecepatan sudut (rad/s)
Pada gerak melingkar, terdapat suatu percepatan pada objek yang mengarah ke pusat titik
lintasan yang dinamakan percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal yang arahnya tegak
lurus dengan arah kecepatan linear. Perhatikan gambar dibawah.
[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]
Dimana:
Dimana:
= gaya sentripetal (N)
= massa benda (m)
Daftar Pustaka
Young, H.D. & Freedman R.A., (2012). Sears and Zemansky’s University Physics: With
Modern Physics, - 13th ed. San Fransisco: Addison-Wesley.
Robert Resnick and J. Walker . 2008. Fundamental of Physics (8 th Edition). Cleveland State
University, United State of America.
https://www.wardayacollege.com/fisika/kinematika/gerak-dua-tiga-dimensi/gerak-parabola/
https://www.studiobelajar.com/gerak-melingkar/