Pedoman KFT BLM Bener
Pedoman KFT BLM Bener
1.
&ELEK&I
Komite Farmasi dan Terapi (KFT) adalah komite yang bertanggung jawabdalam menetapkan
kebijakan yang berkaitan dengan penggunaan obat di rumahsakit. KFT memiliki kewenangan dalam
melakukan seleksi obat sampai dengane aluasi, edukasi dan monitoring yang berkaitan dengan
sta% medis danmanajemen rumah sakit, dan meninjau kebijakan serta prosedur tentang
semuaaspek penggunaan obat di rumah sakit.Komite Farmasi dan Terapi (KFT) di ! Panti ?aluyo
!urakarta ditetapkandengan !K Direktur !. Panti ?aluyo !urakarta. "nggota KFT meliputi
semuadokter spesialis %ulltimer, "poteker Kepala *nstalasi Farmasi, "poteker !ta% *nstalasi Farmasi
yang ditunjuk, Kepala 1idang Keperawatan, dan dapat ditambahdengan tenaga kesehatan lain yang
terlibat dalam #anajemen dan penggunaanobat
$bat yang digunakan untuk pengobatan pasien di ! Panti ?aluyo !urakartamelalui proses seleksi
untuk memastikan aspek kualitas, keamanan, keman%aatandan biaya obat (keterjangkauan). 5asil
seleksi berupa %ormularium disesuaikandengan perubahan. Perubahan minor dicantumkan pada
addendum.!eleksi obat memperhatikan
e'ident a ed
e'ident
, serti%ikat
(C C@#$),serti%ikat CP$1, e aluasi distributor dan serti%ikat lain, duplikasi <at akti% obat,
danketerjangkauan harga obat.Proses re isi %ormularium dilaksanakan sesuai mekanisme yang
disepakatiantara ketua, sekretaris, dan seluruh anggota KFT. e isi %ormulariumdilaksanakan
setiapdua tahun.Demi menjamin pengendalian nilai persediaan obat, maka ditetapkan kriteriaobat
yang masuk dalam %ormularium terdiri dari + obat original, + obat generik, obat
me too
me too-
serta + obat generik atau maksimal jumlah produk per item <at akti% adalah 2 obat me too dan +
obat generik bila obat original tidakdikehendaki masuk %ormularium.Dalam masa berlaku
%ormularium, bila ada penemuan baru yang menyangkute%ekti itas keamanan obat ( !$),
dimungkinkan dilakukan penambahan danpengurangan obat. Kriteria penambahan atau
pengurangan obat dari %ormulariummengikuti mekanisme yang disepakati dalam rapat Komite
Farmasi dan Terapi,dipimpin oleh ketua KFT. #ekanisme dituangkan dalam !P$.3ntuk mensukseskan
gerakan
patient a+ety-
medication error
pada tahapan yang sedini mungkin. $bat -"!" harusdikendalikan keberadaannya. "poteker ! Panti
?aluyo harusmengkomunikasikan temuan baru dalam pelayanan yang berkaitan denganidenti%ikasi
obat -"!".3ntuk pasien AK/ Tanggungan PT. 1PA!, obat yang digunakan untukpengobatan pasien
berdasarkan Formularium nasional yang sudah diseleksi olehtim ahli dan digunakan secara luas
untuk pasien AK/ seluruh *ndonesia. "da mekanisme pengawasan penggunaan obat dan
kesesuaiannya terhadap%ormularium ! Panti ?aluyo !urakarta. #asalah yang timbul selama
penerapan%ormularium pada tahun berjalan akan menjadi bahan e aluasi pada proses re
isi%ormularium tahun mendatang. "pabila dokter memberikan obat diluar %ormularium untuk kasus
khusus, demikesembuhan pasien atau pertimbangan %inansial tertentu, obat tersebut akandiadakan
dengan sistem pembelian khusus. "ssement untuk penetapankekhususan kasus pasien dilakukan
oleh apoteker klinis dan atau Kepala *nstalasiFarmasi. Ketentuan pembelian obat diluar
%ormularium ditetapkan dengan !P$.
2.
PE!E&EPAN
(ORDERING)
DAN TELAAH /
TRANSCRIBING
0
Pelayanan obat berdasarkan resep yang sah sesuai dengan jenis, kekuatan, jumlah dan bentuk
sediaan sesuai yang tertulis. esep rawat jalan yang diterimaadalah resep internal ! Panti ?aluyo
!urakarta (Poliklinik, *@D, awat *nap),
resep rumah dokter ! Panti ?aluyo !urakarta dan resep rumah sakit lain'umumyang karena
mengingat kepentingan'keselamatan pasien harus diberikan, ataspersetujuan kepala *nstalasi
Farmasi. esep dianggap sah apabila mencantumkan data pasien secara lengkap, jenis, kekuatan,
jumlah obat secara lengkap dan in%ormasi khusus seputar penggunaan obat. Ketentuan penulisan
resep yang lengkap ditetapkan padaPanduan Peresepan.3ntuk obat obat tertentu yang
membutuhkan data berat badan atau
ody ma inde/
(1#*), seperti pada resep anak dan resep pada pasien dengangangguan %ungsi ginjal, maka pada
lembar resep harus dicantumkan datatersebut.3ntuk mengatisipasi upaya penyalahgunaan obat
narkotik dan psikotropika,maka *nstalasi Farmasi ! Panti ?aluyo !urakarta tidak menerima resep
narkotikdan psikotropika dari dokter luar ! Panti ?aluyo !urakarta.Dokter penulis resep memberi
tekanan penulisan resep tertentu yangditengarai
dengan obat lain. Ketentuan akan tata carapenulisan yang menjamin keamanan pelayanan diatur
pada Panduan Peresepan.Penulisan resep narkotik seperti Durogesic patch, morphin dan petidin
hanyaoleh dokter spesialis atau dalam keadaan tertentu dimana dokter spesialispenanggung jawab
pasien tidak bisa dihubungi, resep narkotika tertentu ditulisoleh dokter *@D dan disetujui untuk
dilayani oleh apoteker.Aika ada resep bermasalah yang berhubungan dengan keabsahan resepharus
dirujuk kepada dokter penulis resep atau apoteker yang bertugas.Permintaan obat rawat inap ditulis
oleh dokter yang merawat (DPAP) ataudokterbangsalpada lembar resep. Permintaan alat kesehatan
ditulis pada kartuobat oleh perawat.Permintaan obat melalui telepon harus segera diikuti dokumen
permintaansecara tertulis sebagai dasar pelayanan resep.Dalam keadaan khusus, dimana pasien
membutuhkan obat tambahan, makadokterbangsal diperkenankan menuliskan permintaan obat
untuk pemakaian,sampai dengan saat isit dokter berikutnya. termasuk obat narkotika
danpsikotropika.
medication error
dicatat dan dikomunikasikan dalam %orum khusus bersama bidang pelayananmedis. Data yang ada
dianalisa bersama sebagai dasar penetapan prosedur penulisan resep yang aman.Aika tulisan dokter
pada resep sulit dibaca, petugas harus memintapertimbangan dari petugas lain. Aika tetap tidak
terbaca, demi mencegah KTD,maka petugas harus menghubungi dokter penulis resep. Dalam hal
dokter sulitdihubungi, maka petugas %armasi harus mengkomunikasikannya kepadaperawatdi ruang
perawatanterkait dan melihat berkas rekam medis pasien..
3.
(ADMINISTERING)
Penyerahan obat di %armasi rawat jalan dilakukan oleh apoteker. Dalamkeadaan belum
terpenuhinya jumlah apoteker sesuai standar yang ditetapkanpemerintahan, maka tugas
penyerahan obat bisa dilakukan oleh Tenaga TeknisKe%armasian ( TTK) yang kompeten. 5anya
apoteker dan TTK yang telah memiliki!*P" dan !*KTTK yang bisa menjalankan praktek ke%armasian
di *nstalasiFarmasi ! Panti ?aluyo !urakarta.Penyerahan obat harus disertai in%ormasi yang jelas,
lengkap tanpamelanggar etik %armasi maupun kedokteran, mengarah pada terwujudnyakepatuhan
pasien.Pelayanan konsultasi obat dilaksanakan oleh apoteker untuk kepentinganpasien atau jika
pasien menghendaki. $bat diserahkan kepada pasien melaluiproses kontrol di beberapa tahap
dispensing di %armasi untuk memastikankebenaran obat resep disertai in%ormasi penggunaan
obat.Pasien yang mendapatkan war%arin, obat dengan alat khusus, ibu hamil danmenyusui perlu
mendapatkan penjelasan khusus oleh apoteker untuk memastikanpenggunaan yang benar dan
aman. Proses konseling harus didokumentasikandan dimonitor pencapaian sasaran mutu
berdasarkan standar yang ditetapkan.!emua pencatatan dilaksanakan sebagai dokumentasi proses
layanan untukkepentingan pelaporan dan pengambilan keputusan manajemen. !istem
*n%ormasi#anajemen di ! Panti ?aluyo !urakarta dikembangkan untuk meningkatkan aliditas
hasil laporan dan e%isiensi sumber daya di rumah sakit.petugas kesehatan lain (dokter, perawat ,dll)
membutuhkan in%ormasi'edukasi
tentang obat dan perbekalan %armasi lain, maka apoteker dan tenaga tekniske%armasian
bertanggung jawab untuk menjalankan %ungsi tersebut. Programedukasi diharapakan akan
meningkatkan mutu layanan,
patient a+ety
High Alert
yang tersedia di ruang perawatan adalah obat dalamkonsentrasi yang aman untuk digunakan.
Pemberian obat
high alert
tertentu olehperawat yang kompeten dapat didampingi oleh apoteker, untuk memastikankeamanan
penggunaannya.Pelayanan *n%ormasi $bat harus tersedia selama obat digunakan dirumahsakit
merupakan syarat akreditasi. !tandar Pelayanan Farmasi rumah sakitmenetapkan Pelayanan
*n%ormasi $bat (P*$) salah satu syarat penyelenggaraan%armasi rumah sakit.
RS. Panti Rahayu Yakkum Purwodadi1*/25
4.
PE)ANTUAN
(MONITORING)
"poteker bertanggung jawab memperhatikan diagnosa dan kebutuhan khususpasien pada saat
melakukan assessment response pasien setelah mendapatkanpengobatan dan apabila diperlukan
mengusulkan inter ensi. "poteker secara proakti% melakukan assessmen terhadap
problempengobatan yang dihadapi pasien dan assesmen lain dalam hal &+.Ketepatanterapi dari
regimen pengobatan pasien .Duplikasiterapidankesalahan dari regimen pengobatan
pasien0.Ketepatan dosis pengobatan, meliputi & rute, metode dan %rekuensi pemberian2.Tingkat
ketaatanpasien terhadap regimen obat yang diresepkan9.*nteraksi obat obat4 obat makanan,
obat penyakit4 obat data lab6. %ek samping obat dan e%ek merugikan lain akibat
penggunaan obat:. eaksi alergi %ek yang tidak diharapkan yang berkaitan dengan obat (
) harus dimonitor, dicatat pada rekam medik pasien dan jika termasuk dalam kriteria KTD (Kejadian
Tidak Diharapkan), K/C (Kejadian /yaris Cedera) harus dilaporkan menggunakan %orm yang
ditetapkan oleh ! Panti ?aluyo !urakarta segera setelah kejadian diidenti%ikasi (maksimal B 2
jam). "poteker berkolaborasi dengan perawat (selama jumlah apoteker klinik di ruang perawatan
belum memenuhi standar) bertanggung jawab melakukan proses monitoring, pencatatan dan
pelaporan KTD, K/C. -aporan KTD, K/C secara periodik dianalisa dan diambil tindakan perbaikan
sistem untuk meminimalkan angka kejadian.#onitoring dan e aluasi dilakukan untuk
&+.#emastikan proses pelayanan selaras dengan upaya pencapaian isi danmisi *nstalasi Farmasi,
terlaksana sesuai lingkup layanan yang sudahditetapkan yang harus senantiasa dikembangkan sesuai
kebutuhan pasiendan perkembangan sistem kesehatan yang berlaku. .#emastikan
continuou impro'ement 0
pengembangan, implementasi,e aluasi, update rencana dan akti itas untuk mencapai isi,
misi, tujuan,dan lingkup layanan di *nstalasi Farmasi.0.3ntuk memastikan pengembangan proses
penggunaan obat yang amandan e%ekti%.2.#emastikan kecukupan sumber daya baik sumber daya
manusia maupun
Dokumentasi dilakukan untuk hal hal terkait dengan aspek aspek yang tersebut dibawah ini &
1.
esume riwayat pengobatan pasien pada saat admisi, termasuk riwayat alergidan mani%estasinya
2.
Konsultasi oleh tenaga kesehatan lain baik secara lisan maupun tertulisberkaitan dengan pemilihan
obat dan manajemen terapinya
%.
&.
"djustment yang dilakukan apoteker yang meliputi pengubahan dosis,%rekuensi, bentuk sediaan
dan rute pemberian obat setelah diminta olehDokter Penanggung Aawab Pasien untuk mencapai
outcome
klinik yangoptimal.
Temuan yang diperoleh pada monitoring penggunaan obat &a.Ketepatanterapi dari regimen obat
pasien, termasuk rute dan metodepemberian obat kepada pasienb.Duplikasi obat dalam regimen
obat pasienc.Tingkat ketaatan pasien pada regimen obat yang ditetapkan dalam resepd."ktual dan
potensial interaksi obat obat4 obat makanan4 obat hasillaboratorium4 obat
penyakit.e.Data laboratorium klinik dan %armakokinetik yang berkaitan dengan
regimenobat%."ktual dan potensial toksisitas obat dan e%ek samping obatg.Tanda tanda %isik
dan simtom klinis yang rele an dengan terapi obat pasienh. dukasi dan konseling obat kepada
pasienDokumentasi di *nstalasi Farmasi dan dilakukan pemisahan dokumentasi yangharus masuk
dalam rekam medis pasien dan dokumentasi yang menggunakan %ormulir terpisah.Dokumentasi
dan pelaporan
medication error
di *nstalasi Farmasi dilaksanakan secara tertib, maksimal dalam waktu B 2 jam setelah adanya
kejadian. Data yang ada dianalisa secara berkala untuk perbaikan sistem berkelanjutan.
!emua hasil pencatatan dan pelaporan harus tersimpan rapi, aman dan terjamin kerahasiaannya
untuk kurun waktu tertentu. !etelah itu dokumen dapat dimusnahkan dengan cara membakar atau
cara lain yang sesuai dengan a<as kerahasiaan dokumen tersebut.
".1agan hubungan tata kerja1.5ubungan tata kerja antara Komite Farmasi dan Terapi dengan gugus
tugas lain sebagai berikut &+.!eleksi obat yang akan masuk %ormularium dilakukan secara
kolaborati% antara dokter dokter yang terwakili oleh Ketua K!# (Kelompok !ta% #edis), apoteker
yang merupakan representati e dan manajemen instalasi, serta representati e perawat dari
bidang keperawatan yang mewakili perawat. .*nstalasi Farmasi sebagai satu satunya bagian di
rumah sakit yang memiliki kewenangan sesuai perundang undangan dalam mengelola perbekalan
kesehatan sesuai dengan kebijakan satu pintu. $bat yang dipergunakan di !. Panti ?aluyo !urakarta,
dikelola sesuai kebijakan satu pintu yang ditetapkan 3ndang 3ndang, yaitu dikelola oleh *nstalasi
Farmasi
RS. Panti Rahayu Yakkum Purwodadi21/25
0. esep yang ditulis dokter dilayani oleh *nstalasi Farmasi untuk pasien dari berbagai gugus tugas
pelayanan (*nstalasi awat *nap, *nstalasi awat Aalan, *P*, *@D dan *K1).
BAB
:.;.tentang penggunaan obat (bila ada)#onitoring dan e aluasi kinerja KFT 7+2 Auli
7+:Aanuari 7+9 Auli 7+:Kebijakan baru tentang penggunaan obat-aporan hasil kerja KFT
!etiap kegiatan yang dilakukan Komite Farmasi dan Terapi dilakukan monitoring setiap bulan dan
dilakukan pendokumentasian dalam bentuk data'pencatatan berupa laporan bulanan, atau laporan
tahunan. Penulisan obat di luar %ormularium , kejadian e%ek samping obat, penggunaan obat
emergency dilakukan monitoring, pencatatan dan pelaporan setiap bulan kepada Direktur !. Panti
?aluyo. aluasi kinerja KFT dilakukan setiap satu tahun sekali dalam rapat Komite Farmasi dan
terapi (KFT).
BAB IIPENUTUP
Pedoman kerja Komite Farmasi dan Terapi (KFT) ini disusun agar menjadi acuan untuk kegiatan KFT
dalam semua proses penggunaan obat di seluruh bagian rumah sakit sesua !tandar Pelayanan
Ke%armasian di umah !akit dan !tandar #anajemen Pengelolaan dan Penggunaan $bat (#P$).
Pelaksanaan dari setiap hal yang diatur dalam pedoman ini dilakukan dalam koordinasi dengan
bagian lain, antara lain *nstalasi Farmasi, Komite#edis, 1idang Pelayanan #edis, *nstalasi awat
Aalan, *nstalasi awat *nap, *nstalasi Kamar 1edah, *nstalasi @awat Darurat, 1idang Keperawatan,
dan 1agian ekam #edis.