Anda di halaman 1dari 21

DISUSUN OLEH:

1. Abdul Rasyid
2. Alivia Natasya
3. Astrid Nabila
4. Moch. Dafi

SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG


TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sebagai syarat penyelesaian tugas sosiologi.
Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan pihak lain, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas sosiologi, mengingat kemampuan yang
terbatas sudah tentu penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca, guna untuk perbaikan tugas
untuk masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandar Lampung, 3 Maret 2016


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
PENGESAHAN…………………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah……………………………………………………... 2
C. Tujuan pembahasan…………………………………………………… 2
D. Manfaat pembahasan………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 4
A. Definisi perilaku menyimpang.................................................................. 4
B. Ciri ciri perilaku menyimpang.................................................................. 6
C. Jenis perilaku menyimpang....................................................................... 7
D. Sifat perilaku menyimpang....................................................................... 8
E. Masalah yang dihadapi remaja................................................................. 9
F. Bentuk perilaku menyimpang………………………………………… 13
G. Dampak perilaku menyimpang……………………………………….. 15
H. Tips untuk mengatasi dan mencegah perilaku menyimpang remaja….. 17

BAB III kesimpulan dan saran saran........................................................................ 18


A. KESIMPULAN....................................................................................... 18
B. SARAN.................................................................................................... 19
C. DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Masalah sosial merupakan ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau


masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial merupakan
akibat interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok.
Kepincangan-kepincangan yang dianggap sebagai masalah sosial oleh masyarakat tergantung
dari system sosial masyarakat tersebut. Ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat-masyarakat yang pada umumnya sama misalnya, kemiskinan, kriminalitas,
masalah kependudukan, masalah generasi muda dalam masyarakat modern.

Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu
seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju ketahap selanjutnya yaitu
tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan
sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan, pada waktu itu dia memerlukan
bimbingan terutama dari orang tua.

Anak yang menginjak masa remaja sudah sewajarnya menuntut banyak perhatian para
orang tua. Mereka tentu saja sudah sadar diri dan oleh karenanya mudah mengundang
perhatian kepada diri mereka sendiri walaupun seringkali mengatakan tidak menginginkan
perhatian semacam itu. Perkembangan zaman yang telah maju dengan pesat telah mengubah
gaya hidup remaja sekarang, dari kebiasaan mereka, minat mereka, bahasa dan pakaian yang
mereka gunakan, politik dan musik yang mereka sukai, juga perkembangan seksualitas
mereka. Bahkan sudah lazim bahwa keprihatinan orang tua terhadap kaum remaja sering kali
tidak disambut baik oleh mereka, dianggap ikut campur dan mengakibatkan pembangkangan
dari para pria dan wanita muda yang cemas dan berniat meraih kebebasan yang makin besar
ini.
Apalagi dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini yang maju begitu pesat dan
sudah merambah kedalam kehidupan masyarakat kalangan atas maupun masyarakat kalangan
bawah. Hal ini ditandai dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi. Transportasi yang
mengundang masyarakat semakin konsumtif. Sehingga mempengaruhi perilaku dan gaya
hidup mereka terutama para remaja yang sedang dalam masa transisi.
Pada zaman yang sudah semakin maju seperti ini remaja dapat menggunakan
teknologi apa saja yang dapat menyalurkan kepentingnnya, sehingga kadang dalam
menggunakannya yang tanpa batas membuat mereka bertindak sesuai dengan umurnya, maka
munculah perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat
sehingga melanggar hokum yang ada dalam masyarakat. Hal inilah yang disebut dengan
kenakaln remaja. Apa yang menyebabkan seorang remaja berperilaku menyimpang selain
dengan adanya modernisasi? Masalah-masalah apa saja yang terjadi pada masa remaja? Dan
bagaimana cara mengatasi perilaku menyimpang yang dilakukan para remaja?

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang?


2. Apa ciri dan penyebab perilaku menyimpang?
3. Bagaimana dampak perilaku menyimpang?
4. Apa-apa saja teori perilaku menyimpang?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

Ada pun tujuan kami dalam makalah ini agar kelak kehidupan dimasyarakat dapat
terkontrol dengan baik dan jauh dari perilaku menyimpang yang dapat merugikan para remaja
itu sendiri, karena remaja adalah generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu para remaja harus
di hindarkan dari perilaku-perilaku menyimpang yang dapat merugikan dirinya sendiri dan
orang lain.

D. MANFAAT PEMBAHASAN

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Para remaja dapat mengetahui dampak perilaku menyimpang yang dapat ditimbulkan
2. pembaca dapat mengetahui apa yang di maksud perilaku menyimpang
3. pembaca diharapkan mampu menghindari sikap perilaku menyimpang
4. Memberikan suatu informasi terhadap para remaja bahwa penyimpangan dapat merusak
dirinya sendiri
5. Pembaca dapat mengetahui penyebab penyebab perilaku remaja menyimpang
6. Pembaca dapat mengetahui Bentuk-bentuk penyimpangan remaja yang apabila terus
berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat
7. Memberikan suatu wawasan yang lebih luas tentang tentang penyimpangan perilaku remaja
8. Pembaca diharapkan dapat mengetahui penanggulangan yang tepat terhadap perilaku remaja
yang menyimpang dan dapat diterapkan di masyarakat.
9. Pembaca dapat mengetahui sikap yang tepat dalam menghadapi perilaku remaja yang
menyimpang
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi perilaku menyimpang

Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia
muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak
mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat.
Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.

Menurut Bruce J Cohen (dalam buku terjemahan Sahat Simamora), Perilaku menyimpang
didefinisikan sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak
masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Batasan perilaku menyimpang
ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Suatu tindakan
yang mungkin pantas dan dapat diterima di satu tempat mungkin tidak pantas dilakukan di
tempat yang lain

Menurut Robert M.Z Lawang, perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu system social.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku manusia yang
bertentangan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.

Masa remaja merupakan masa transmisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Remaja dalam gambaran yang umum merupakan suatu periode yang dimulai dengan
perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan pendidikan untuk tingkat menengah,
dimana perubahan biologis yang membawanya pada usia belasan (teenagers) seringkali
mempengaruhi perilaku masa remaja. Para remaja tersebut sangat peka terhadap gagasan
bahwa mereka harus seperti orang dewasa atau kanak-kanak, sehingga mereka segera
mengganti mode pakaiannya.
Perilaku menyimpang pada remaja terjadi pada masyarakat dikalangan atas maupun
dikalangan bawah contohnya saja di kota-kota besar. Dikota Banjarnegara Banyak
kasuspergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup
parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang
dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah
merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan
Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam rangka
penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di sekolah
maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk positif hingga
negative yang serng kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri
merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial.
Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
 Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri,
menganiaya dan sebagainya.
 Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan
keonaran dalam masyarakat.
 Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
o Adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah
kepada kenakalan remaja :
 Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
 Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah.
Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan
yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan mencari
kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.
 Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh
dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti ini sering terbawa kepada
kegoncangan emosi.
 Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan
ketakutan anal-anak normal.
 Anak-anak yang suka berbohong.
 Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah atau di
rumah.
 Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak baik terhadap mereka
dan sengaja menghambat mereka.
 Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.

B. Ciri ciri perilaku menyimpan

Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformationsebab-sebab


penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
 Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang
dibawa sejak lahir).
 Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah
tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang
individu (faktor objektif), yaitu
1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup
menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan
hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak
sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak(broken home).
Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu
tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena
seringnya membaca atau melihat tayangan tentangperilaku menyimpang. Hal itu merupakan
bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang.
karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat
dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan
dan struktur sosial dapat mengakibatkanperilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam
upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia
mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa
kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka
kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media
massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal
inilah yang dikatakan sebagai prosesbelajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang,

C. Jenis jenis perilaku menyimpang

a. Berdasarkan kekerapan atau berat-ringannya penyimpangan


1) Penyimpangan Primer (Primary Deviation)
Ciri-cirinya :
a. Bersifat sementara / temporer
b. Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
c. Masyarakat masih mentolerir / menerima
Contoh: pegawai negeri yang membolos kerja, banyak minum alkohol pada waktu pesta,
siswa yang membolos atau menyontek saat ujian dan pelanggaran lalu lintas.
2) Penyimpangan Sekunder (Secondary Deviation)
Ciri-cirinya :
a. Bersifat permanen / tetap
b. Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
c. Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang tersebut.
Contoh: pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan.
b. Berdasarkan jumlah pelakunya
1) Penyimpangan Individu
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang individu
dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
Contohnya pencurian yang dilakukan sendiri.
2) Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok dengan
melakukan tindakan-tindakan menyimpang dari norma-norma masyarakat yang berlaku. Pada
umumnya penyimpangan kelompok terjadi dalam sub kebudayaan yang menyimpang yang
ada dalam masyarakat. Contohnya gank kejahatan atau mafia.
3) Penyimpangan Institusi
Penyimpangan institusi dilakukan oleh organisasi yang melibatkan organisasi lainnya yang
dilakukan rapih. Sebagai contohnya tidakan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat negara.

D. Sifat sifat perilaku menyimpang


Secara umum, terdapat dua sifat penyimpangan, yaitu:
 Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang memiliki dampak positif
terhadap sistem sosial karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya alternatif.
Umumnya, penyimpang ini dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan
zaman. Contoh, emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan banyak
wanita karier

 Penyimpangan yang bersifat negatif


Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang
dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial. Tindakan dan
pelakunya akan dicela dan tidak diterima masyarakat. Bobot penyimpangan dapat diukur
menurut kaidah sosial yang dilanggar. Contoh, seorang koruptor selain harus mengembalikan
kekayaan yang dimilikinya kepada negara, juga tetap dikenakan hukuman penjara.

E. Masalah yang dihadapi remaja

Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering sekali ternyata tidak mulus,
banyak memgalami berbagai hambatan dan rintangn. Lebih-lebih bagi siswa sekolah
menengah yang berada dalam fase perkembangan remaja, masa dimana individu mengalami
berbagai perubahan fisik maupun psikis. Pada fase ini individu mengalami perubahan ynag
besar yang dimulai dengan datangnya masa puber. Datangnya masa puber ditandai dengan
kematangan seksualitas. Sikap-sikap dan perilaku yang terjadi pada masa puber sering
mengganggu tugas-tugas pada masa perkembangan anak pada masa berikutnya yaitu masa
remaja, dan sebagai akibatnya anak akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan
pada fase remaja. Beberapa masalah yang dialami para remaja sekarang:

1. Masalah Emosi
Secara tradisional masa remaja dianggap periode “badai dan tekanan” suatu masa
dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akiabat dari perubahan fisik dan kelenjar. Emosi
remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak pada mereka, mudfah
marah, mudah dirangsang, emosinya cenderung meledak-ledak dan tidak mampu
mengendalikan perasaannya. Keadaan ini sering menimbulkan berbagai permasalahn
khususnya dalam kaitannya dengan penyesuainan diri dilingkunganya. Maraknya kasus
perkelahian antar pelajar akhir-akir ini adalah contoh nyata dari ketidakmampuan remaja
mengolah dan mengendalikan emosi.

2. Masalah Penyesuaian Diri


Salah satu tugas yang paling sulit pada masa remaja adalah yang berhubungan dengan
penyesuian social. Remaja harus meyesuaikan diri dengan lawan jenis, baik sesama remaja
maupun dengan orang-oarang dewasadiluar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk
mencspai pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak banyak enyesuaian baru.
Pada fase ini remaja lebih banyak diluar rumah bersama-sama temannya sebagai kelompok,
maka dapatlah dimengerti kalau pengaruh teman-temannya sebaya dalam pola perilaku,sikap,
minat dan gaya hidupnya lebih besar daripada pengaruh dari keluarga. Perilaku remaja sangat
bergantung dari pola-pola perilaku kelompok. Yang menjadi masalah apabila mereka salah
bergaul, misalnya berada dalam kelompok pemakai obat-obatan terlarang, minuman keras,
merokok, dan perilaku negative lainnaya. Dalam keadasan demikian remajacenderung akna
mengikutinya tanpa memperdulikan akibat yangakan menimpa dirinya. Kebutuhan akan
penerimaan dirinya dalam kelompok sebaya merupakan kebutuhan yang dianggap paling
penting. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, remaja mau melaksanakan apa saja yang akan
menimpa atas perilaku mereka tersebut.

3. Masalah Perilaku Seksual


Tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh remaja sehubunagn dengan
kematangan seksualitasnya adalah pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan
jenis dan belajar memerankan seks yang diakuinya. Pada masa remaja sudah mulai tertarik
pada lawan jenis, mulai bersifat romants yang didikuti oleh keinginnan yang kuat untuk
memperoleh dukungan dan perhtian dari lawan jenis, sebagai akibatnya remaja mempunyai
minat tinggi pada seks. Remaja lebih banyak mencari informasi tentang seks dari sumber-
sumber yang kadang tidak dapat dipertanggungjawabkan, misalnya dari tena sebaya yang
sama-sam kurang memahami arti pentingnya seks, internet, media elektronik yan semakin
canggih, dan media cetak yang kadang-kadang lebih mengarah pada pornografi. Sebagai
akibat dari informasi yang salah dapat menimbulkan perilaku seks remkja yang apabila
ditinjau dari segi moral dan kesehatan tidsak layak untuk dilakukan misalnya berciuman,
bercumbu, mesturbasi, dan bersenggama. Namun generasi sekarang hal-hgal tersebut
dianggap normal atau paling tidak diperbolehkan. (Hurlock, 1980:229)
pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup
parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang
dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah
merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan.
Menurut Dr Rose Mini AP, M Psi seorang psikolog pendidikan, seks bagi anak wajib
diberikan orangtua sedini mungkin. “Pendidikan seks wajib diberikan orangtua pada anaknya
sedini mungkin. Tepatnya dimulai saat anak masuk play group (usia 3-4 tahun), karena pada
usia ini anak sudah dapat mengerti mengenai organ tubuh mereka dan dapat pula dilanjutkan
dengan pengenalan organ tubuh internal.
Tidak ada cara instan untuk mengajarkan seks pada anak kecuali melakukannya
setahap demi setahap sejak dini. Kita dapat mengajarkan anak mulai dari hal yang sederhana,
dan menjadikannya sebagai satu kebiasaan sehari-hari. Tanamkan pengertian pada anak
layaknya kita menanamkan pengertian tentang agama. Kita tahu tidak mungkin mengajarkan
agama hanya dalam tempo satu hari saja dan lantas berharap anak akan mampu menjalankan
ibadahannya, maka demikian juga untuk seks.
Pengenalan seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai anatomi tubuh.
Kemudian meningkat pada pendidikan mengenai cara berkembangbiak makhluk hidup, yakni
pada manusia dan binatang. Nah, kalau sudah tahu, orangtua dapat memberi tahu apa saja
dampak-dampak yang akan diterima bila anak begini atau begitu,”
Salah satu cara menyampaikan pendidikan seksual pada anak dapat dimulai dengan
mengajari mereka membersihkan alat kelaminnya sendiri. Dengan cara “Mengajari anak
untuk membersihkan alat genitalnya dengan benar setelah buang air kecil (BAK) maupun
buang air besar (BAB), agar anak dapat mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain.
Pendidikan ini pun secara tidak langsung dapat mengajarkan anak untuk tidak sembarangan
mengizinkan orang lain membersihkan alat kelaminnya.
Pengenalan seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai anatomi tubuh.
Kemudian meningkat pada pendidikan mengenai cara berkembangbiak makhluk hidup,
misalnya pada manusia. Sehingga orangtua dapat memberikan penjelasan mengenai dampak-
dampak yang akan diterima bila anak sudah melakukan hal-hal yang menyimpangnya. oleh
sebab itu perlunya pendidikan seks sejak dini, bila perlu diberikan disekolah-sekolah agra
para siswa dapat mengetahui pendidikan seks yang benar dan tidak terjerumus kehal-hal yang
negative.

4. Masalah Perilaku Sosial


Tanda-tanda masalah perilaku social pada remaja dapat dilihat dari adanya
diskriminasi terhadap mereka yang terlatar belakang ras, agama, atau social ekonomi yang
berbeda. Dengan pola-pola perilaku social seperti ini, maka melahirkan geng-geng atau
kelompok-kelompok remaja yang pembentukanya berdasarkan atas kesamaan latar belakang,
agama, suku dan social ekonomi. Pembentukan kelompok atau geng pada renaja tersebut
dapat memicu terjadinya permusuhan antar kelompok atau geng. Untuk mencegah dan
mengatasi masalah diatas dapat dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatana
kelompok dengan tidak memperhatikan latar belakang suku, agama,ras, dan social ekonomi.

5. Masalah Moral
Masalah moral yang terjadi pada para remja ditandai oleh adanya ketidakmampuan
remaja membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini dapat disebabkan oleh
ketidakkonsisitenan dalam konse benar dan slah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya antar sekolah, keluarga, da kelompok remaja. Ketidakmampuan membedakan
mana yang benar dan mana yang salah dapat membawa mala petaka bagi kehidupan remja
pada khususnya dan pada semua oaring pada umumnya.

6. Masalah Keluarga
Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern
berbeda. Menurut remaja, orang tua yang mempunyai standar kuno harus mengikuti standar
modern, sedagkan orang tua tetap pada pendiriannya semula. Keadaan inilah yang sering
menjadi sumber perselisihan antar mereka. Sehingga remaja yang cenderung keaah
modernisasi akan membantah semua yang ditetapkan oleh orang tuanya sehingga
menimbulakan penyimpangan untuk melakukan apa yang sudah diinginkannya.

F. Bentuk bentuk perilaku menyimpang

Segala tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai bentuk penyimpangan. Bentuk-bentuk
penyimpangan tersebut apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit
sosial dalam masyarakat. Adapun bentuk-bentuk penyimpangan serta berbagai penyakit
sosial yang ada dalam masyarakat bermacam-macam. Berikut ini berbagai penyakit sosial
yang ada dalam masyarakat.
1. Minuman Keras (Miras)
Minuman keras adalah minuman dengan kandungan alkohol lebih dari 5%. Akan tetapi,
berdasarkan ketetapan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), setiap minuman yang
mengandung alkohol, berapa pun kadarnya, dapat dikategorikan sebagai minuman keras dan
itu diharamkan (dilarang) penyalahgunaannya. Adapun yang dimaksud penyalahgunaan di
sini adalah suatu bentuk pemakaian yang tidak sesuai dengan ambang batas kesehatan.
Artinya, pada dasarnya boleh digunakan sejauh hanya untuk maksud pengobatan atau
kesehatan di bawah pengawasan dokter atau ahlinya. Di beberapa daerah di Indonesia,
terdapat jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras.
Sebenarnya, jika digunakan tidak secara berlebihan jamu atau minuman tradisional yang
dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun,
sangat disayangkan jika jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai
minuman keras tersebut dikonsumsi secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk mabuk-
mabukan. Para pemabuk minuman keras dapat dianggap sebagai penyakit masyarakat. Pada
banyak kasus kejahatan, para pelaku umumnya berada dalam kondisi mabuk minuman keras.
Hal ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia akan kehilangan rasa malunya, tindakannya
tidak terkontrol, dan sering kali melakukan hal-hal yang melanggar aturan masyarakat atau
aturan hukum. Minuman keras juga berbahaya saat seseorang sedang mengemudi, karena
dapat merusak konsentrasi pengemudi sehingga dapat menimbulkan kecelakaan. Pada
pemakaian jangka panjang, tidak jarang para pemabuk minuman keras tersebut dapat
meninggal dunia karena organ lambung atau hatinya rusak terpengaruh efek samping alkohol
yang kerap dikonsumsinya.
2. Penyalahgunaan Narkotika
Pada awalnya, narkotika digunakan untuk keperluan medis, terutama sebagai bahan
campuran obat-obatan dan berbagai penggunaan medis lainnya. Narkotika banyak digunakan
dalam keperluan operasi medis, karena narkotika memberikan efek nyaman dan dapat
menghilangkan rasa sakit sementara waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa
sakit. Pada pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui
kadar yang tepat bagi manusia, karena obat-obatan yang termasuk narkotika mempunyai efek
ketergantungan bagi para pemakainya. Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara
sembarangan tanpa memerhatikan dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan, ataupun
ditelan dalam bentuk pil atau kapsul. Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf
manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang termasuk
dalam kategori narkotika.
3. Perkelahian Antarpelajar
Perkelahian antarpelajar sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-
kota besar lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau
perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada yang
menggunakan senjata tajam serta dilakukan secara berkelompok. Banyak korban berjatuhan,
bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih disayangkan lagi, kebanyakan korban perkelahian
tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat perkelahian secara langsung. Mereka
umumnya hanya sekadar lewat atau hanya karena salah sasaran pengeroyokan. Kondisi ini
jelas sangat mengganggu dan membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat,
khususnya kalangan pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas
mereka menjadi terhambat. Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan
sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi masyarakat usia
sekolah.
4. Perilaku Seks di Luar Nikah
Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga secara tegas
dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang ini dapat dilakukan oleh seorang laki-laki dan
perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan resmi. Dampak negatif dari
perilaku seks di luar nikah, antara lain, lahirnya anak di luar nikah, terjangkit PMS (penyakit
menular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan turunnya moral para pelaku.
5. Berjudi
Berjudi merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial. Hal ini dikarenakan berjudi
mempertaruhkan harta atau nafkah yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Seseorang yang
gemar berjudi akan menjadi malas dan hanya berangan-angan mendapatkan banyak uang
dengan cara-cara yang sebenarnya belum pasti. Indonesia merupakan salah satu negara yang
melarang adanya perjudian, sehingga seluruh kegiatan perjudian di Indonesia adalah kegiatan
illegal yang dapat dikenai sanksi hukum. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, aparat
keamanan masih menolerir kegiatan perjudian yang berkedok budaya, misalnya perjudian
yang dilakukan masyarakat saat salah seorang warganya mempunyai hajatan. Langkah ini
sebenarnya kurang tepat, mengingat bagaimana pun juga hal ini tetap merupakan bentuk
perjudian yang dilarang agama.
6. Kejahatan (Kriminalitas)
Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial,
sehingga masyarakat menentangnya. Sementara itu secara yuridis formal, kejahatan adalah
bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan
masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Tindak
kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun baik wanita maupun pria, dapat berlangsung pada
usia anak, dewasa, maupun usia lanjut. Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada
masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat yang tidak dapat diikuti oleh
semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu
tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau adanya kepincangan
sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada masyarakat yang
dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas) misalnya adalah pembunuhan,
penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
G. Dampak perilaku menyimpang

Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi
pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.
1. Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan
memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.
a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap
pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
2. Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat
pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.
a. Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b. Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c. Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam
kehidupan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap
pelaku maupun terhadap orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula,
menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat. Namun
demikian, menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu membawa
dampak yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif
bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa kontribusi penting dari perilaku menyimpang
yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.

H. Tips untuk mengatasi dan mencegah perilaku menyimpang remaja


Beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:
 Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
 Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja
membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut
pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu
memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal
yang sudah melewati batas tersebut.
 Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun
baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang
sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa
terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
 Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio,
handphone, dll.
 Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak
menghabiskan waktunya selain di rumah.
 Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
 Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan
pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia
sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan
kepercayaan dirinya.
 sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga
anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.
BAB III
KESILPULAN DAN SARAN SARAN

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia
muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak
mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat.
Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.
Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang
 Penyimpangan harus dapat didefinisikan.
 Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak
 Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
 Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal
 Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan.
 Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)
Sebab-Sebab Perilaku Menyimpang
 Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang
dibawa sejak lahir).
 Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah
tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi
Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang
 Penyimpangan Primer (Primary Deviation)
 Penyimpangan Sekunder (Secondary Deviation)
Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang
 Penyimpangan yang bersifat positif
 Penyimpangan yang bersifat negatif
Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang
Segala tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai bentuk penyimpangan. Bentuk-bentuk
penyimpangan tersebut apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit
sosial dalam masyarakat. Adapun bentuk-bentuk penyimpangan serta berbagai penyakit
sosial yang ada dalam masyarakat bermacam-macam. Berikut ini berbagai penyakit sosial
yang ada dalam masyarakat
Dampak Penyimpangan Sosial
 Dampak Bagi Pelaku
 Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
B. Saran

Ada pun saran dari kami melalui makalah ini ialah:


Sebagai masyarakat yang hidup dikelilingi oleh hukum hendaknya kita lebih bias
bersadar diri tentang tindakan kita sehari-hari agar yang kita lakukan tidak berdampak buruk
bagi lingkungan yang ada.

C. Daftar pustaka

SUMBER BUKU :
Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta. Erlangga
Hamid Hasan, Said, Dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati.2007. Sosiologi 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta. Exis

SUMBER INTERNET:
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Penyakit_Sosial_Sebagai_Akibat_Penyimpangan_Sosial_dan_
Upaya_Pencegahannya_8.1_%28BAB_6%29
http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/sifat-macam-macam-perilaku-menyimpang.html

detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-v-perilaku-menyimpang-dan_24.html

Anda mungkin juga menyukai