1. Abdul Rasyid
2. Alivia Natasya
3. Astrid Nabila
4. Moch. Dafi
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sebagai syarat penyelesaian tugas sosiologi.
Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan pihak lain, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas sosiologi, mengingat kemampuan yang
terbatas sudah tentu penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca, guna untuk perbaikan tugas
untuk masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
PENGESAHAN…………………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah……………………………………………………... 2
C. Tujuan pembahasan…………………………………………………… 2
D. Manfaat pembahasan………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 4
A. Definisi perilaku menyimpang.................................................................. 4
B. Ciri ciri perilaku menyimpang.................................................................. 6
C. Jenis perilaku menyimpang....................................................................... 7
D. Sifat perilaku menyimpang....................................................................... 8
E. Masalah yang dihadapi remaja................................................................. 9
F. Bentuk perilaku menyimpang………………………………………… 13
G. Dampak perilaku menyimpang……………………………………….. 15
H. Tips untuk mengatasi dan mencegah perilaku menyimpang remaja….. 17
Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu
seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju ketahap selanjutnya yaitu
tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan
sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan, pada waktu itu dia memerlukan
bimbingan terutama dari orang tua.
Anak yang menginjak masa remaja sudah sewajarnya menuntut banyak perhatian para
orang tua. Mereka tentu saja sudah sadar diri dan oleh karenanya mudah mengundang
perhatian kepada diri mereka sendiri walaupun seringkali mengatakan tidak menginginkan
perhatian semacam itu. Perkembangan zaman yang telah maju dengan pesat telah mengubah
gaya hidup remaja sekarang, dari kebiasaan mereka, minat mereka, bahasa dan pakaian yang
mereka gunakan, politik dan musik yang mereka sukai, juga perkembangan seksualitas
mereka. Bahkan sudah lazim bahwa keprihatinan orang tua terhadap kaum remaja sering kali
tidak disambut baik oleh mereka, dianggap ikut campur dan mengakibatkan pembangkangan
dari para pria dan wanita muda yang cemas dan berniat meraih kebebasan yang makin besar
ini.
Apalagi dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini yang maju begitu pesat dan
sudah merambah kedalam kehidupan masyarakat kalangan atas maupun masyarakat kalangan
bawah. Hal ini ditandai dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi. Transportasi yang
mengundang masyarakat semakin konsumtif. Sehingga mempengaruhi perilaku dan gaya
hidup mereka terutama para remaja yang sedang dalam masa transisi.
Pada zaman yang sudah semakin maju seperti ini remaja dapat menggunakan
teknologi apa saja yang dapat menyalurkan kepentingnnya, sehingga kadang dalam
menggunakannya yang tanpa batas membuat mereka bertindak sesuai dengan umurnya, maka
munculah perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat
sehingga melanggar hokum yang ada dalam masyarakat. Hal inilah yang disebut dengan
kenakaln remaja. Apa yang menyebabkan seorang remaja berperilaku menyimpang selain
dengan adanya modernisasi? Masalah-masalah apa saja yang terjadi pada masa remaja? Dan
bagaimana cara mengatasi perilaku menyimpang yang dilakukan para remaja?
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Ada pun tujuan kami dalam makalah ini agar kelak kehidupan dimasyarakat dapat
terkontrol dengan baik dan jauh dari perilaku menyimpang yang dapat merugikan para remaja
itu sendiri, karena remaja adalah generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu para remaja harus
di hindarkan dari perilaku-perilaku menyimpang yang dapat merugikan dirinya sendiri dan
orang lain.
D. MANFAAT PEMBAHASAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Para remaja dapat mengetahui dampak perilaku menyimpang yang dapat ditimbulkan
2. pembaca dapat mengetahui apa yang di maksud perilaku menyimpang
3. pembaca diharapkan mampu menghindari sikap perilaku menyimpang
4. Memberikan suatu informasi terhadap para remaja bahwa penyimpangan dapat merusak
dirinya sendiri
5. Pembaca dapat mengetahui penyebab penyebab perilaku remaja menyimpang
6. Pembaca dapat mengetahui Bentuk-bentuk penyimpangan remaja yang apabila terus
berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat
7. Memberikan suatu wawasan yang lebih luas tentang tentang penyimpangan perilaku remaja
8. Pembaca diharapkan dapat mengetahui penanggulangan yang tepat terhadap perilaku remaja
yang menyimpang dan dapat diterapkan di masyarakat.
9. Pembaca dapat mengetahui sikap yang tepat dalam menghadapi perilaku remaja yang
menyimpang
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia
muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak
mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat.
Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.
Menurut Bruce J Cohen (dalam buku terjemahan Sahat Simamora), Perilaku menyimpang
didefinisikan sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak
masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Batasan perilaku menyimpang
ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Suatu tindakan
yang mungkin pantas dan dapat diterima di satu tempat mungkin tidak pantas dilakukan di
tempat yang lain
Menurut Robert M.Z Lawang, perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu system social.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku manusia yang
bertentangan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Masa remaja merupakan masa transmisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Remaja dalam gambaran yang umum merupakan suatu periode yang dimulai dengan
perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan pendidikan untuk tingkat menengah,
dimana perubahan biologis yang membawanya pada usia belasan (teenagers) seringkali
mempengaruhi perilaku masa remaja. Para remaja tersebut sangat peka terhadap gagasan
bahwa mereka harus seperti orang dewasa atau kanak-kanak, sehingga mereka segera
mengganti mode pakaiannya.
Perilaku menyimpang pada remaja terjadi pada masyarakat dikalangan atas maupun
dikalangan bawah contohnya saja di kota-kota besar. Dikota Banjarnegara Banyak
kasuspergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup
parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang
dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah
merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan
Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam rangka
penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di sekolah
maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk positif hingga
negative yang serng kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri
merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial.
Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri,
menganiaya dan sebagainya.
Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan
keonaran dalam masyarakat.
Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
o Adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah
kepada kenakalan remaja :
Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah.
Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan
yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan mencari
kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.
Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh
dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti ini sering terbawa kepada
kegoncangan emosi.
Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan
ketakutan anal-anak normal.
Anak-anak yang suka berbohong.
Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah atau di
rumah.
Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak baik terhadap mereka
dan sengaja menghambat mereka.
Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering sekali ternyata tidak mulus,
banyak memgalami berbagai hambatan dan rintangn. Lebih-lebih bagi siswa sekolah
menengah yang berada dalam fase perkembangan remaja, masa dimana individu mengalami
berbagai perubahan fisik maupun psikis. Pada fase ini individu mengalami perubahan ynag
besar yang dimulai dengan datangnya masa puber. Datangnya masa puber ditandai dengan
kematangan seksualitas. Sikap-sikap dan perilaku yang terjadi pada masa puber sering
mengganggu tugas-tugas pada masa perkembangan anak pada masa berikutnya yaitu masa
remaja, dan sebagai akibatnya anak akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan
pada fase remaja. Beberapa masalah yang dialami para remaja sekarang:
1. Masalah Emosi
Secara tradisional masa remaja dianggap periode “badai dan tekanan” suatu masa
dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akiabat dari perubahan fisik dan kelenjar. Emosi
remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak pada mereka, mudfah
marah, mudah dirangsang, emosinya cenderung meledak-ledak dan tidak mampu
mengendalikan perasaannya. Keadaan ini sering menimbulkan berbagai permasalahn
khususnya dalam kaitannya dengan penyesuainan diri dilingkunganya. Maraknya kasus
perkelahian antar pelajar akhir-akir ini adalah contoh nyata dari ketidakmampuan remaja
mengolah dan mengendalikan emosi.
5. Masalah Moral
Masalah moral yang terjadi pada para remja ditandai oleh adanya ketidakmampuan
remaja membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini dapat disebabkan oleh
ketidakkonsisitenan dalam konse benar dan slah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya antar sekolah, keluarga, da kelompok remaja. Ketidakmampuan membedakan
mana yang benar dan mana yang salah dapat membawa mala petaka bagi kehidupan remja
pada khususnya dan pada semua oaring pada umumnya.
6. Masalah Keluarga
Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern
berbeda. Menurut remaja, orang tua yang mempunyai standar kuno harus mengikuti standar
modern, sedagkan orang tua tetap pada pendiriannya semula. Keadaan inilah yang sering
menjadi sumber perselisihan antar mereka. Sehingga remaja yang cenderung keaah
modernisasi akan membantah semua yang ditetapkan oleh orang tuanya sehingga
menimbulakan penyimpangan untuk melakukan apa yang sudah diinginkannya.
Segala tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai bentuk penyimpangan. Bentuk-bentuk
penyimpangan tersebut apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit
sosial dalam masyarakat. Adapun bentuk-bentuk penyimpangan serta berbagai penyakit
sosial yang ada dalam masyarakat bermacam-macam. Berikut ini berbagai penyakit sosial
yang ada dalam masyarakat.
1. Minuman Keras (Miras)
Minuman keras adalah minuman dengan kandungan alkohol lebih dari 5%. Akan tetapi,
berdasarkan ketetapan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), setiap minuman yang
mengandung alkohol, berapa pun kadarnya, dapat dikategorikan sebagai minuman keras dan
itu diharamkan (dilarang) penyalahgunaannya. Adapun yang dimaksud penyalahgunaan di
sini adalah suatu bentuk pemakaian yang tidak sesuai dengan ambang batas kesehatan.
Artinya, pada dasarnya boleh digunakan sejauh hanya untuk maksud pengobatan atau
kesehatan di bawah pengawasan dokter atau ahlinya. Di beberapa daerah di Indonesia,
terdapat jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras.
Sebenarnya, jika digunakan tidak secara berlebihan jamu atau minuman tradisional yang
dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun,
sangat disayangkan jika jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai
minuman keras tersebut dikonsumsi secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk mabuk-
mabukan. Para pemabuk minuman keras dapat dianggap sebagai penyakit masyarakat. Pada
banyak kasus kejahatan, para pelaku umumnya berada dalam kondisi mabuk minuman keras.
Hal ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia akan kehilangan rasa malunya, tindakannya
tidak terkontrol, dan sering kali melakukan hal-hal yang melanggar aturan masyarakat atau
aturan hukum. Minuman keras juga berbahaya saat seseorang sedang mengemudi, karena
dapat merusak konsentrasi pengemudi sehingga dapat menimbulkan kecelakaan. Pada
pemakaian jangka panjang, tidak jarang para pemabuk minuman keras tersebut dapat
meninggal dunia karena organ lambung atau hatinya rusak terpengaruh efek samping alkohol
yang kerap dikonsumsinya.
2. Penyalahgunaan Narkotika
Pada awalnya, narkotika digunakan untuk keperluan medis, terutama sebagai bahan
campuran obat-obatan dan berbagai penggunaan medis lainnya. Narkotika banyak digunakan
dalam keperluan operasi medis, karena narkotika memberikan efek nyaman dan dapat
menghilangkan rasa sakit sementara waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa
sakit. Pada pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui
kadar yang tepat bagi manusia, karena obat-obatan yang termasuk narkotika mempunyai efek
ketergantungan bagi para pemakainya. Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara
sembarangan tanpa memerhatikan dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan, ataupun
ditelan dalam bentuk pil atau kapsul. Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf
manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang termasuk
dalam kategori narkotika.
3. Perkelahian Antarpelajar
Perkelahian antarpelajar sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-
kota besar lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau
perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada yang
menggunakan senjata tajam serta dilakukan secara berkelompok. Banyak korban berjatuhan,
bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih disayangkan lagi, kebanyakan korban perkelahian
tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat perkelahian secara langsung. Mereka
umumnya hanya sekadar lewat atau hanya karena salah sasaran pengeroyokan. Kondisi ini
jelas sangat mengganggu dan membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat,
khususnya kalangan pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas
mereka menjadi terhambat. Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan
sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi masyarakat usia
sekolah.
4. Perilaku Seks di Luar Nikah
Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga secara tegas
dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang ini dapat dilakukan oleh seorang laki-laki dan
perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan resmi. Dampak negatif dari
perilaku seks di luar nikah, antara lain, lahirnya anak di luar nikah, terjangkit PMS (penyakit
menular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan turunnya moral para pelaku.
5. Berjudi
Berjudi merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial. Hal ini dikarenakan berjudi
mempertaruhkan harta atau nafkah yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Seseorang yang
gemar berjudi akan menjadi malas dan hanya berangan-angan mendapatkan banyak uang
dengan cara-cara yang sebenarnya belum pasti. Indonesia merupakan salah satu negara yang
melarang adanya perjudian, sehingga seluruh kegiatan perjudian di Indonesia adalah kegiatan
illegal yang dapat dikenai sanksi hukum. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, aparat
keamanan masih menolerir kegiatan perjudian yang berkedok budaya, misalnya perjudian
yang dilakukan masyarakat saat salah seorang warganya mempunyai hajatan. Langkah ini
sebenarnya kurang tepat, mengingat bagaimana pun juga hal ini tetap merupakan bentuk
perjudian yang dilarang agama.
6. Kejahatan (Kriminalitas)
Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial,
sehingga masyarakat menentangnya. Sementara itu secara yuridis formal, kejahatan adalah
bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan
masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Tindak
kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun baik wanita maupun pria, dapat berlangsung pada
usia anak, dewasa, maupun usia lanjut. Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada
masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat yang tidak dapat diikuti oleh
semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu
tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau adanya kepincangan
sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada masyarakat yang
dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas) misalnya adalah pembunuhan,
penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
G. Dampak perilaku menyimpang
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi
pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.
1. Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan
memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.
a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap
pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
2. Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat
pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.
a. Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b. Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c. Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam
kehidupan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap
pelaku maupun terhadap orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula,
menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat. Namun
demikian, menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu membawa
dampak yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif
bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa kontribusi penting dari perilaku menyimpang
yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.
A. KESIMPULAN
C. Daftar pustaka
SUMBER BUKU :
Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta. Erlangga
Hamid Hasan, Said, Dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati.2007. Sosiologi 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta. Exis
SUMBER INTERNET:
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Penyakit_Sosial_Sebagai_Akibat_Penyimpangan_Sosial_dan_
Upaya_Pencegahannya_8.1_%28BAB_6%29
http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/sifat-macam-macam-perilaku-menyimpang.html
detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-v-perilaku-menyimpang-dan_24.html