Keputusan Direktur Rumah Sakit Nomor: Tentang Pedoman Penyimpanan Obat Rumah Sakit Direktur Rumah Sakit
Keputusan Direktur Rumah Sakit Nomor: Tentang Pedoman Penyimpanan Obat Rumah Sakit Direktur Rumah Sakit
MENIMBANG :
a. Bahwa perbekalan farmasi adalah terdiri dari obat, alat kesehatan, reagen,
gas medis, ataupun film.
MENGINGAT :
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KEDUA : Aturan dan tata cara penyimpanan perbekalan farmasi di Rumah Sakit terlampir
dalam Surat Keputusan ini.
KETIGA : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1
tahun sekali.
KEEMPAT : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Perbaungan
Tanggal : 2018
TEMBUSAN Yth :
2. Komite Medis
6. Instalasi Farmasi
7. Arsip
RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Kec.PerbaunganTelp. 7990056-7990057
Email : rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id
NOMOR :
TANGGAL :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan obat di rumah sakit sangat penting karena ketidakefisienan akan memberikan dampak
negatif terhadap rumah sakit, baik secara medis maupun ekonomis. Pengelolaan obat tidak hanya
mencakup aspek logistik saja, tetapi juga mencakup aspek informasi obat, supervisi dan
pengendalian menuju penggunaan obat yang rasional.
Dalam pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit tahapan yang penting adalah proses
penyimpanan. Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut
persyaratan yang telah ditetapkan disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin
ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Tujuan dari manajemen penyimpanan obat
adalah untuk melindungi obat-obat yang disimpan dari kehilangan, kerusakan, kecurian, terbuang
sia-sia, dan untuk mengatur aliran barang dari tempat penyimpanan ke pengguna melalui suatu
sistem yang terjangkau.
Definisi Penyimpanan perbekalan farmasi secara umum adalah suatu kegiatan menyimpan dan
memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Penyimpanan perbekalan
farmasi dimaksudkan juga untuk pengaturan tempat penyimpanan perbekalan farmasi sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan memudahkan dalam pengontrolan ketersediaan perbekalan
farmasi sesuai kebutuhan.
Dalam upaya terciptanya sistem penyimpanan perbekalan farmasi yang baik, Rumah sakit secara
kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk mengatur tempat
penyimpanan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, suhu dan kestabilannya, sifat bahan (b3, mudah
tidaknya meledak atau terbakar), tahan tidaknya terhadap cahaya, tingkat kewaspadaan (obat-obat
kewaspadaan tinggi ).
RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Kec.PerbaunganTelp. 7990056-7990057
Email : rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
Terwujudnya sistem penyimpanan yang baik, memudahkan dalam pengelolaan dan pencarian sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Tujuan Khusus :
1. Instalasi Farmasi
2. Gudang Farmasi
3. Ruang perawatan
5. ICU
6. Laboratorium
7. Radiologi
RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Kec.PerbaunganTelp. 7990056-7990057
Email : rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id
BAB II
TATA LAKSANA
A. PENERIMAAN
Tahapan awal sebelum obat disimpan adalah penerimaan. Penerimaan perbekalan farmasi dari
distributor di rumah sakit menggunakan sistem 1 pintu dilakukan di logistik farmasi.
Penerimaan perbekalan farmasi harus sesuai dengan surat pesanan dan memperhatikan
kualitas dan kuatintas perbekalan farmasi yang diterima. Sebelum diterima perbekalan farmasi
harus dicek.
c. Jumlah
B. PENYIMPANAN
Penyimpanan perbekalan farmasi di rumah sakit dikendalikan oleh kepala instalasi farmasi.
Penyimpanan dilakukan di depo – depo farmasi, laboratorium, radiologi, poliklinik, ruang
perawatan dan unit khusus. Penyimpanan di depo farmasi dibedakan menurut :
j. Obat narkotika di simpan dilemari terpisah, tertutup, rangkap dua dan terkunci
i. Setiap tempat dan atau ruang penyimpanan perbekalan farmasi harus dipasang
termometer ruangan.
ii. Suhu ruangan dan suhu kulkas dicek dan dicatat pada blangko suhu yang di tempatkan di
dekat thermometer suhu.
iii. Pemantauan suhu ruang dan suhu kulkas penyimpanan obat dilakukan setiap hari oleh
asisten apoteker atau staff terlatih yang ditunjuk secara sah.
iv. Pemantauan suhu di dalam ruang dan suhu di kulkas penyimpanan obat dilakukan
dengan cara melihat dan membaca suhu yang tertera pada termometer dan kulkas. Suhu
dicatat pada log temperatur pada jam 08.00 pagi, jam 15.00 siang dan jam 22.00 malam
untuk unit pelayanan 24 jam.
v. Khusus pada hari libur, untuk depo dan unit yang tutup pemantauan suhu dilakukan
setelah petugas masuk kerja.
vi. Pada kondisi suhu ruang atau suhu kulkas penyimpanan perbekalan farmasi di luar
rentang suhu yang seharusnya, maka petugas harus segera menghubungi unit
pemeliharaan alat rumah sakit.
c. Tempat penyimpanan tersendiri dan selalu terkunci, Memiliki ventilasi yang baik dan
memiliki wastafel.
Penyimpanan obat yang tidak tahan cahaya dilakukan di dalam kemasan tertutup dan gelap.
a. Penyimpanan produk nutrisi enteral yang belum diolah dilakukan di bagian gizi dan
instalasi farmasi terpisah dengan bahan lain.
c. Penyimpanan produk nutrisi parenteral yang masih utuh di instalasi farnasi dan ruang
keperawatan disimpan terpisah dari perbekalan farmasi lain.
2. Penyimpanan Kontras
Penyimpanan kontras dilakukan dengan mengikuti standar MSDS dan terpisah dari obat dan
alat kesehatan lainnya. Penyimpanan dilakukan di bagian radiologi.
3. Penyimpanan Reagen
Penyimpanan reagen dilakukan dengan mengikuti standar MSDS dan terpisah dari obat dan
alat kesehatan lainnya. Penyimpanan dilakukan di bagian laboratorium.
RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Kec.PerbaunganTelp. 7990056-7990057
Email : rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id
Selain mengunci tempat perbekalan farmasi, petugas yang masuk ke dalam tempat tempat
perbekalan farmasi dibatasi, antara lain :
2. Petugas farmasi
Dalam prakteknya apabila dibutuhkan perbekalan farmasi yang berada di depo farmasi sudah
tutup diatur dalam kebijakan pelayanan perbekalan farmasi saat depo farmasi tutup. Untuk
mendukung pengawasan perbekalan farmasi, logistik farmasi dilengkapi dengan CCTV untuk
pengawasan dari kehilangan barang dan penyalahgunaan perbekalan farmasi.
Perbekalan farmasi yang disimpan harus memiliki informasi yang jelas, meliputi nama, kekuatan
dan bentuk sediaan obat, peringatan, tanggal kadaluarsa atau beyond use date, informasi
penyimpanan dari pabrik sebelum produk dibuka maupun setelah dibuka.
1. Alfabetis
2. FIFO (first in first out) perbekalan farmasi yang pertama kali masuk (diterima) itu yang
pertama kali dikeluarkan ( didistribusikan ). Metode ini digunakan untuk penyusunan alkes.
3. FEFO (First Expired First Out perbekalan farmasi yang tanggal kadaluarsa awal (hampir
kadaluarsa) dikeluarkan (didistribusikan) terlebih dahulu. Metode ini digunakan untuk
penyusunan obat.
Obat dan alat kesehatan yang telah kadaluarsa atau rusak disimpan di lemari terpisah dan
terkunci. Pada lemari harus diberi label “Obat Rusak/Kadaluarsa, Jangan Diracik/Digunakan”.
RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Kec.PerbaunganTelp. 7990056-7990057
Email : rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id
1. Obat untuk pasien rawat inap disimpan diloker tempat penyimpanan obat pasien yang
dikelola oleh perawat bekerja sama dengan bagian farmasi.
2. Obat untuk pasien rawat inap harus memiliki label identitas pasien dan nama, jumlah dan
kekuatan obat.
3. Obat yang digunakan untuk banyak pasien di rawat inap di simpan dengan diberi label dan
terpisah dari obat yang belum digunakan.
4. Obat - obat yang digunakan untuk banyak pasien di rawat inap , setelah dibuka diberikan
label informasi tanggal dibuka dan disimpan sesuai persyaratan penyimpanan. Masa obat
setelah dibuka dibatasi maksimal 30 hari setelah obat pertama kali segel dibuka.
Obat injeksi di kamar operasi bentuk ampul yang sudah dipakai sebagian, sisa obatnya di spuit,
diberi label yang badan disimpan dalam kulkas yang berisi tanggal pemakaian terakhir, nama
obat, dosis obat, dan nama perawat (batas maksimal obat dapat digunakan 24 jam setelah obat
pertama kali dibuka segelnya). Obat sisa penyimpanannya tidak lebih dari 24 jam.
Rumah sakit menyimpan dan mengelola obat sample di atur yang diatur dalam kebijakan obat
sample.
1. Pengecekan tanggal kadaluarsa obat dan alkes di setiap area penyimpanan dilakukan setiap
sebulan sekali. Dilakukan oleh petugas logistik farmasi, petugas instalasi farmasi, dan
keperawatan.
2. Enam bulan sebelum tanggal kadaluarsa, semua perbekalan farmasi harus sudah
dikembalikan ke Depo Logistik Farmasi.
RUMAH SAKIT UMUM MELATI
Jl. Deli No 115 Kec.PerbaunganTelp. 7990056-7990057
Email : rsumelati_perbaungan@yahoo.co.id
BAB III
PENUTUP
Pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit sangat penting fungsinya bagi terwujudnya
pelayanan perbekalan farmasi yang baik. Pengelolaan perbekalan farmasi yang baik didukung juga
dengan sistem penyimpanan yang baik untuk perbekalan farmasi diseluruh unit pelayanan di rumah
sakit. Untuk membangun sistem penyimpanan yang baik dan menerapkanya diperlukan kerja sama
dari semua unit pelayanan, mulai dari farmasi, perawat, radiologi, laboratorium, dokter, manajer
dan direksi rumah sakit untuk mendukung sistem penyimpanan perbekalan farmasi yang sudah
dibuat.