Anda di halaman 1dari 11

Tugas Individu

Ilmu Reproduksi Ternak

“ORGAN REPRODUKSI TERNAK JANTAN”

Oleh :

Nama : Fadhliyah Aminuddin


NIM : I111 16 057
Kelas : A1

Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin
Makassar
2018
Anatomi dan Fisiologi Ternak Jantan
Sitem reproduksi jantan dari testis yang dikelilingi tunika vaginalis dan
selubung testis, epididymis, duktus deferen, kelenjar aksesori (kelenjar vesikulosa,
prostat dan bulbouretralis), urethra, dan penis yang dilindungi oleh prepusium.
Fungsi alamiah seekor hewan jantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin
jantan atau spermatozoa yang hidup, aktif dan potensial fertil, dan secara
sempurna meletakkannya ke dalam saluran kelamin betina.
Secara anatomik alat kelamin jantan di bagi atas tiga bagian besar yaitu :
1. Alat kelamin primer berupa testes
2. Alat kelamin sekunder yaitu epididymis, vas deferent, scrotum, uretra
dan penis
3. Kelenjar aksesori yaitu kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostate,
dan kelenjar cowper.
Gambar Organ Reproduksi Jantan dan Fungsinya

1. Alat Kelamin Primer


Testis
Testis merupakan bagian alat kelamin yang utama. Pada hewan mamalia
terdiri dari dua testis yang terbungkus didalam skrotum. Skrotum ini akan
memberikan lingkungan yang lebih cocok dimana dalam skrotum dilengkapi
dengan suatu termoregulator yang dapat mengatur suhu skrotum tetap konstan
yaitu selalu dalam kondisi lebih rendah daripada suhu tubuh, karena untuk
pembentukan sperma dibutuhkan suhu yang rendah. Bentuk, ukuran atau berat
serta letak testis tiap species hewan cukup bervariasi. Namun pada umumnya
bentuk testis adalah bulat panjang kearah vertikal, dengan struktur dasar testis
terdiri atas beribu-ribu tubuli seminiferosa yang dikelilingi oleh kapsul berserabut
atau trobekula.
Testes terletak dekat dengan daerah inguinalis dan tekanan intra-
abdominal membantu testes melalui canalis inguinalis masuk scrotum. Hormone
yang terlibat dalam pengaturan turunnya testes adalah gonadotropins dan
androgen. Testis pada sapi mempunyai panjang berkisar 10-13 cm, lebar berkisar
5-6,5 cm dan beratnya 300-400 gr. Babi mempunyai ukuran testes serupa pada
sapi, tetapi domba dan kuda ukuran testisnya lebih kecil. Pada semua ternak, testis
ditutupi oleh tunica vaginalis, sebuah jaringan serous yang merupakan perluasan
dari peritoneum. Lapisan ini diperoleh ketika testis turun masuk ke dalam scrotum
dari tempat asalnya dalam ruang abdominal yang melekat sepanjang garis
epididymis. Lapisan luar dari testis adalah tunica albuginea testis, merupakan
membrane jaringan ikat elastis berwarna putih. Pembuluh darah dalam jumlah
besar dijumpai tepat di bawah permukaan lapisan ini. Lapisan fungsional dari
testis, yaitu parenchyma terletak di bawah lapisan tunica albuginea. Parenchyma
ini berwarna kekuningan, terbagi-bagi oleh septa yang tidak sempurna menjadi
segmen-segmen. Parenchyma mempunyai pipa-pipa kecil didalamnya yang
disebut tubulus seminiferous (tunggal), tubuli seminiferi (jamak). Tubuli
seminiferi berasal dari primary sex cord yang berisi sel-sel benih (germ cells),
spermatogonia, dan sel-sel pemberi makan, yaitu sel sertoli. Sel sertoli berukuran
lebih besar dengan jumlah lebih sedikit daripada spermatogonia. Hormone
gonadotropin asala kelenjar pituitary, follicle stimulating hormone (FSH) memacu
sel-sel sertoli menghasilkan androgen binding protein (ABP) dan inhibin. Panjang
tubuli seminiferi dari sepasang testes sapi, diperkirakan spanjang 5 km, sedangkan
diameternya hamper 200. berat tubuli seminiferi diperkirakan 80-90% dari berat
testes. Tubuli seminiferi bersambungan dengan sebuah tenunan tubulus, yaitu rete
testes yang berhubungan dengan 12-15 saluran kecil, yaitu vasa efferentia yang
menyatu pada caput epididymis.
Hormone testosterone diperlukan untuk perkembangan tanda-tanda
kelamin sekunder dan untuk tingkah laku perkawinan secara normal. Testosterone
juga berfungsi untuk mengontrol aktivitas kelenjar-kelenjar tambahan (accessory
glands), produksi spermatozoa, dan pemeliharaan system saluran reproduksi
jantan. Sedangkan perannya dalam diri ternak sendiri adalah membantu
mempertahankan kondisi optimum pada spermatogenesis, transportasi
spermatozoa dan deposisi spermatozoa ke dalam saluran reproduksi betina.
2. Alat Kelamin Sekunder
Vas deverent dan uretra
Vas deferens. Merupakan sebuah saluran dengan satu ujung berawal dari
bagian ujung distal dari cauda epididymis. Kemudian dengan melekat pada
peritoneum, membentang sepanjang corda spermaticus, melalui daerah inguinalis
masuk ruang pelvis, dimana vas deferens bergabung dnegan urethra di suatu
tempat dekat dengan lubang saluran kencing dari vesica urinaria. Bagian vas
deferens yang membesar dekar dengan urethra, di sebut ampulla. Vas deferens
mempunyai otot daging licin yang tebal pada dindingnya dan mempunyai fungsi
tunggal yaitu sebagai sarana transportasi spermatozoa. Spermatozoa dikumpulkan
dalam ampulla selama ejakulasi, sebelum dikeluarkan ke dalam urethra.
Urethra merupakan sebuah saluran tunggal yang membentang dari
persambungan dengan ampulla sampai ke pangkal penis. Fungsi urethra adalah
sebagai saluran kencing dan semen. Pada sapid an domba selama ejakulasi terjadi
percampuran yang kompleks antara spermatozoa yang padat asal vas deferens dan
epididymis dengan ciran sekresi darikelnjar-kelenjar tambahan dalam urethra
yang berada di daerah pelvis menjadi semen. Pada kuda dan babi percampuran ini
tidak sesempurna pada sapid an domba. Semen kuda dan babi terdiri dari bagian
bebas (tanpa) spermatozoa dan bagian yang kaya spermatozoa.

Penis
Merupakan organ kopulasi pada ternak jantan, membentang dari titik
urethra keluar dari ruang pelvis di bagian dorsal sampai dengan pada orificium
urethra eksternal pada ujung bebas dari penis. Pada sapi, domba, kambing, dan
babi penis mempunyai bagian yang berbentuk seperti huruf “S” (sigmoid flexure)
sehingga penis dapat ditarik dan berada total dalam tubuh. Keempat jenis ternak
tersebut dan kuda mempunyai musculus retractor penis, yaitu sepasang otot
daging licin, jika releks memberikan kesempatan penis untuk memanjang dan jika
kontraksi dapat menarik penis ke dalam tubuh kembali.
Pada kuda glans penisnya tipe vascular, mengandung lebih banyak
jaringan erectile dibandingkan dengan glans penis pada domba, kambing, sapid an
babi. Jaringan erectile adalah jaringan cavernous (sponge) terletak dalam dua
daerah penis, yaitu pada corpus spongiosum penis yang merupakan jaringan
cavernouse yang terletak di sekitar urethra, ditutupi oleh musculus
bulbospongiosum pada pangkal penis. Kemudian pada corpus cavernosum penis,
merupakan sebuah daerah jaringan cavernouse yang lebih besar, terletak di bagian
dorsal dari corpus spongiosum penis. Pada mulanya kedua cavernouse tersebut
berasal dari musculus ischlocavernouse. Kedua musculus bulbospongiosum dan
musculus ischlocavernous adalah otot daging seran lintang yang merupakan
musculus skeletal bukan otot daging licin sebagaimana halnya dengan otot-otot
daging licin yang pada umumnya ada pada saluran reproduksi ternak jantan
maupun betina. Pada saat ereksi penis dari type fibroelastic, diameternya tidak
banyak berbeda dengan pada saat releks, tetapi pada penis type vascular,
diameternya menjadi lebih besar dibandingkan ketika tidak ereksi.
Menurut tipenya penis dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Tipe muskulokavernosus yang terdapat pada golongan anjing, kuda, primata
dan sebagainya.
2. Tipe fibroelastis terdapat pada sapi ,domba, kambing,babi,rusa, dan kerbau.
Penis mempunyai fungsi sebagai alat kopulasi dan jalan keluar air mani
pada waktu ejakulasi dan mendeposisikan air mani pada alat kelamin betina.
Permukaan penis terutama kepala penis (glans penis ) sangat kaya dengan syaraf.
Oleh karena itu, bagian ini sangat peka terhadap segala rangsangan ,serperti
panas, dingin atau sakit.hal ini penting untuk diperhatikan terutama pada waktu
pengambilan air mani seekor pejantan dengan memakai vagina buatan. Perlakuan
yang kasar dan suhu yang panas atau dingin, demikian pula permukaan yang
terlalu kasar dari vagina buatan dapat mengakibatkan terganggunya proses
ejakulasi, sehingga air mani yang dihasilkan sangat berkurang. Oleh karena itu,
suhu yang tepat dan permukaan vagina yang licin harus diperhatikan dari
pengambilan air mani dengan memakai vagina buatan. Penis mempunyai
persediaan darah yang besar dan permukaan yang lunak karena itu penis mudah
sekali terluka dan pendarahan bisa cepat terjadi.
Preputium
Kata prepuce atau preputeum mempunyai arti sama dengan sarung adalah
ivaginato dari kulit yang membungkus secara sempurna pada ujung bebas dari
penis. Perkembangan embrionik dari organ ini sama dengan perkembangan dari
organ labia minira pada ternak betina. Prepuce dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu bagian prepenile, lipatan luar dan bagian penile, lipatan dalam. Sekitar
lubang prepuse ditumbuhi oleh rambut panjang dan kasar. Pada saat penampungan
semen dalam program inseminasi buatan, perlu diadakan pencukuran terhadap
rambut ini, untuk menjaga agar semen tidak tercemar oleh kotoran yang
kemungkinan besar menempel pada rambut tersebut.

Skrotum dan kauda spermatikus


Scrotum, adalah sebuah kantung dengan dua lobus pembungkus testes,
terletak di daerah inguinalis, pada kebanyakan ternak yaitu terletak di antara dua
paha kaki belakang. Tersusun atas lapisan luar kulit yang tebal yang mempunyai
banyak kelenjar keringat dan kelenjar sebaceae, dilapisi selapis otot yang licin,
tunica dartos yang bercampur dengan tenunan ikat.. Kantong skrotum terdiri dari
beberapa lapisan. Lapisan pertama adalah kulit diliputi oleh bulu dan kelenjar
keringat di dalamnya. Lapisan kedua adalah tunika dartos yang terletak sangat
rapat dengan kulit kecuali pada bagian dorsal dari kantong skrotum. Lapisan
ketiga adalah tunika vaginalis yang mempunyai pelebaran sampai ke peeritoneum
dari rongga perut. Tunika vaginalis mempunyai dua lapisan yaitu lapisan viseral
yang membungkus testis dan epidididmis, lapisan pariental yang bersatu dengan
rongga skrotum. Fungsi skrotum adalah melindungi testis dari gangguan luar,
berupa pukulan, panas, dingin, dan gangguan-gangguan mekanis lainnya, fungsi
terpenting adalah memcegah menurunnya suhu testis sampai beberapa derajat di
bawah suhu tubuh sehingga memungkinkan terjadinya proses spermatogenesis
secara sempurna.

Epididymis
Merupakan saluran eksternal pertama yang keluar dari testes di bagian
apeks testis menurun longitudinal pada permukaan testes, dikurung oleh tunica
vaginalis dan testis. Epididymis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu, caput (kepala),
corpus (badan), dan cauda (ekor) epididymis. Caput epididymis, nampak pipih di
bagian apeks testis, terdapat 12-15 buah saluran kecil, vasa efferentia yang
menuyatu menjadi satu saluran. Corpus epididymis memanjang dari apeks
menurun sepanjang sumbu memanjang testis, merupakan saluran tunggal yang
bersambungan dengan cauda epididymis. Panjang total dari epididymis
diperkirakan mencapai 34 meter pada babi dan kuda. Lumen cauda epididymis
lebih lebar daripada lumen corpus epididymis. Struktur dari epididymis dan
saluran eksternal lainnya, vas deferens dan urethra adalah serupa pada saluran
reproduksi betina. Tunica serosa di bagian luar, diikuti dengan otot daging yang
licin pada bagian tengah dan lapisan paling dalam adalah epithelial.
Fungsi Epididymis :
Transportasi. Epididymis mempunyai fungsi pertama yaitu sebagai sarana
transportasi bagi spermatozoa. Lama perjalanan spermatozoa dalam epididymis
pada domba, sapi dan babi bervariasi, masing-masing adalah dari 13-15, 9-11, dan
9-14 hari. Fungsi yang kedua adalah konsentrasi spermatozoa, dimana sewaktu
spermatozoa memasuki epididymis bersama cairan asal testis dalam keadaan
relative encer, diperkirakan sejumlah 100 juta per millimeter pada sapi, domba
dan babi. Dalam epididymis spermatozoa dikonsentrasikan menjadi kira-kira 4
milyar spermatozoa per millimeter. Mekanismenya terjadi karena sel-sel epithel
yang ada pada dinding epididymis mengabsorbsi cairan asal testis. Sebagian besar
absorbsi cairan ini terjadi pada caput dan ujung proximal dari corpus epididymis.
Deposisi. Fungsi ketiga, adalah sebagai tempat deposisi (penyimpanan)
spermatozoa. Sebagian besar disimpan pada cauda, dimana spermatozoa
terkonsentrasi di bagian yang mempunyai lumen besar. Epididymis sapi jantan
dewasa berisi antara 50-74 milyar spermatozoa. Viskositas tinggi, pH rendah,
konsentrasi CO2 tinggi, ratio K terhadap Na tinggi, pengaruh testosterone, dan
factor-faktor lain bergabung membentuk suasana bagi spermatozoa mempunyai
laju metabolisme yang rendah dan dapat hidup lama. Spermatozoa tetap dapat
hidup dan tetap fertile dalam waktu kira-kira 60 hari dalam epididymis.
Maturasi. Merupakan fungsi keempat. Hal ini dapat dibuktikan bahwa
spermatozoa yang baru saja masuk ke caput epididymis berasal dari vasa
efferentia tidak memiliki fertilitas dan juga tidak memiliki motilitas. Spermatozoa
setelah melewati epididymis, maka akan memiliki fertilitas dan motilitas. Jika
kedua ujung Cauda epididymis diikat, maka diketahui spermatozoa yang berada
terdekat dengan corpus menigkat kemampuan fertilitasnya dalam waktu sampai
25 hari, sedangkan spermatozoa yang terdekat dengan vas deferens menurun
kemampuan fertilitasnya.

3. Kelenjar Aksesori
Kelenjar-kelenjar tambahan (accessory glands) berada di sepanjang bagian
uretra yang terletak di daerah pelvis, mempunyai saluran –saluran yang
mengeluarkan sekresi – sekresinya kedalam uretra. Kelenjar – kelenjar tambahan
ini terdiri dari kelenjar vasikular, kelenjar, kelenjar prostate dan kelenjar
bulbourethral atau kelenjar cowper. Kelenjar- kelenjar ini mempunyai sumbangan
besar bagi volume cairan semen. Lebih lanjut diketahui bahwa sekresi kelenjar –
kelenjar tambahan ini mengandung sebuah larutan buffers, zat – zat makanan dan
substansi lain yang diperlukan bagi motilitas dan fertlitas.
Kelenjar vesicular. Kelenjar ini di sebut juga sebagai kelenjar seminal
vesicles, merupakan sepasang kelenjar yang mempunyai lobuler, mudah dikenali
karenamirip segerombol anggur, berbonggol-bonggol. Panjang kelenjar ini sama
pada beberapa jenis ternak seperti kuda, sapid an babi yaitu berkisar 13-15 cm,
tetapi lebar dan ketebalannya berbeda, kelenjar vesicular pada sapi mempunyai
ketebalan dan lebar hamper separuh dari yang ada pada babi dan kuda. Domba
mempunyai kelenjar vesicular jauh lebih kecil, mempunyai panjang kira-kira 4
cm. Saluran-saluran ekskretori kelenjar vesicular terletek di dekat bifurcation
ampulla dengan uretra. Pada sapi, kelenjar vesicular memberikan sekresinya lebih
dariseparuh volume total dari semem dan pada jenis-jenis ternak lainnya rupanya
juga sama sebagai mana pada sapi. Sekresi kelenjar vesicular mengandung
beberapa campuran organic yang unik, yakni tidak dijumpai pada substansi-
substansilain di mana saja ada tubuh. Campuran-campuran anorganik ini di
antaranya adalah fructose dan sorbitol, merupakan sumber energi utama bagi
spermatozoa sapi dan spermatozoa domba, tetapi pada kuda dan babi
konsentrasinya rendah. Sekresi kelenjar vesikula juga mengandung dua larutan
buffer, yaitu phosphate dan carbonate buffer yang penting sekali dalam
mempertahankan pH semen agar tidak berubah, karena jika terjadi perubahan pH
semen, hal ini dapat berakibat jelek bagi spermatozoa.
Kelenjar Prostate. Kelenjar prostate merupakan kelenjar tunggal yang
terletak mengelilingi dan sepanjang uretra tepat dibagian posterior dari lubang
ekskretoris kelenjar vesicular. Badan kelenjar prostate jelas dapat dilihat pada
ternak yang dewasa, pada sapi dan kuda dapat di raba melalui palpasi parectal.
Pada domba, seluruh prostatenya mengelilingi otot daging uretra. Ekskresi
kelenjar prostate hanya sebagian kecil saja menyusun pada cairan semen pada
cairan semen pada beberapajenis ternak yang diteliti. Tetapi beberapa laporan
menunjukkan bahwa setidak-tidaknya sumbangan kelenjar prostate sebagaimana
substantial kelenjar vesicular pada babi. Kelenjar prostate mengandung banyak
ion – ion anorganik, meliputi Na, Cl, dan Mg semuanya dalam larutan.
Kelenjar Bulbourethral atau Cwoper. Kelenjar bulborethal terdiri
sepasang kelenjar yang terletak sepanjang uretra, dekat dengan titik keluarnya
uretra dari ruang pelvis. Kelenjar ini mempunyai ukuran dan bentuk seperti
bulatan yang berdaging dan berkulit keras, pada sapi lebih kecil dibandingkan
pada babi. Pada sapi terletek mengelilingi otot daging bulbospongiosum.
Sumbangannya pada cairan semen hanya sedikit. Pada sapi, sekresi kelenjar
bulbourethral membersihkan sisa-sisa urine yang ada dalam uretra sebelum terjadi
ejakulasi. Sekresi ini dapat di lihat sebagai tetes-tetes dari preputilium sesaat
sebelum ejakulasi. Pada babi, sekresinya mengakibatkan sebagian dari semen
babai menjadi menggumpal. Gumpalan ini dapat dipisahkan jika semen babai
akan digunakan dalam inseminasi buatan. Selama perkawinan secara alam,
gumpalan – gumpalan ini menjadi sumbat yang dapat mencegah membanjirnya
semen keluar melalui canalis cervicalis menuju kedalam vagina dari babi betina.

Mekanisme Produksi Sperma dan Keluarnya Semen


Spermatogenesis merupakan proses pembentukan spermatozoa. Proses ini
dimulai dengan sel benih primitif, yaitu spermatogonium. Pada saat terjadinya
perkembangan sel kelamin, sel ini mulai mengalami mitosis, dan menghasilkan
generasi sel-sel yang baru. Sel-sel yang baru dibentuk dapat mengikuti satu dari
dua jalur. Sel-sel ini dapat terus membelah sebagai sel induk, yang disebut
spermatogonium tipe A, atau dapat berdeferensiasi selama siklus mitosis yang
progresif menjadi spermatogonium B. Spermatogonium B merupakan sel
progenitor yang akan berdeferensiasi menjadi spermatosit primer. Segera setelah
terbentuk, sel-sel ini memasuki tahap profase dari pembelahan meiosis pertama.
Spermatosit primer merupakan sel terbesar dalam garis keturunan spermatogenik
ini dan ditandai dengan adanya kromosom dalam berbagai tahap proses
penggelungan di dalam intinya.
Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi
sel- sel yang lebih besar yang kemudian disebut sebagai spermatosit primer. Sel-
sel ini membelah (pertama secara mitosis) menjadi dua spermatosit sekunder yang
sama besar, yang kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat
spermatid yang sama besar pula. Spermatid ini yaitu sebuah sel bundar dengan
sejumlah besar protoplasma, yang merupakan gamet dewasa dengan jumlah
kromosom haploid.
Beberapa tipe sel dalam tahap perubahan bentuk telah ditentukan menjadi
sebuah daur perubahan sel. Sebanyak 14 tahap perubahan sel telah diketahui pada
beberapa spesies, dimana hanya terdapat 6 tahap yang diketahui pada manusia.
Pada sapi, sebanyak 12 tahap perubahan telah dijelaskan. Tahap spermiogenesis
digunakan untuk mengklasifikasikan beberapa tahap daur. Waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan sebuah daur ephitelium seminiferous bergantung pasa
masing-masing spesies. Lamanya waktu yang diperlukan adalah 9 hari pada babi,
10 hari pada kambing, 12 hari pada kuda, dan 14 hari pada sapi.
Perjalanan spermatozoa melewati epididimis tergantung pada tempat
kontraksi dinding saluran. Spermatozoa diangkut melalui epididimis dalam waktu
kira-kira 7 hari pada sapi. Waktu transit sperma mungkin berkurang 10-20%
seiring meningkatnya frekuensi ejakulasi. Bagian utama tempat penyimpanan
sperma pada organ reproduksi jantan berada pada ekor epididimis, dimana ekor
epididimis mengandung 70% dari jumlah total spermatozoa, sebaliknya vas
deferens hanya mengandung 2%.
Semen keluar dari ujung vas deferens, menuju saluran ejakulatorius dan
uretra yang juga merupakan saluran kencing. Keluarnya semen dari dalam tubuh
disebut ejakulasi. Sebelum ejakulasi, biasanya kondisi penis menegang. Keadaan
seperti ini dinamakan ereksi. Saat ejakulasi, tempat keluar urine tertutup otot
disekitarnya sehingga semen dan urine tidak tercampur. Volume semen yang
dikeluarkan dalam sekali ejakulasi pada umumnya sekitar 2-5 ml yang
mengandung sekitar 50 juta sperma. Jika jumlah sperma yang dikeluarkan kurang
dari 20 juta, kecil kemungkinan terjadi pembuahan.

Anda mungkin juga menyukai