Tahap pre patogenesis tidak terjadi pada penyakit HIV AIDS. Hal ini karena penularan
penyakit HIV terjadi secara langsung (kontak langsung dengan penderita). HIV dapat
menular dari suatu satu manusia ke manusia lainnya melalui kontak cairan pada alat
reproduksi, kontak darah (misalnya trafusi darah, kontak luka, dll), penggunaan jarum
suntik secara bergantian dan kehamilan.
b. Tahap Patogenesis
Pada fase ini virus akan menghancurkan sebagian besar atau keseluruhan sistem imun
penderita dan penderita dapat dinyatakan positif mengidap AIDS. Gejala klinis pada orang
dewasa ialah jika ditemukan dua dari tiga gejala utama dan satu dari lima gejala minor.
Gejala utamanya antara lain demam berkepanjangan, penurunan berat badan lebih dari
10% dalam kurun waktu tiga bulan, dan diare kronis selama lebih dari satu bulan secara
berulang-ulang maupun terus menerus. Gejala minornya yaitu batuk kronis selama lebih
dari 1 bulan, munculnya Herpes zoster secara berulang-ulang, infeksi pada mulut dan
tenggorokan yang disebabkan oleh Candida albicans, bercak-bercak gatal di seluruh tubuh,
serta pembengkakan kelenjar getah bening secara menetap di seluruh tubuh. Akibat
rusaknya sistem kekebalan, penderita menjadi mudah terserang penyakit-penyakit yang
disebut penyakit oportunitis. Penyakit yang biasa menyerang orang normal seperti flu,
diare, gatal-gatal, dan lain-lain. Bisa menjadi penyakit yang mematikan di tubuh seorang
penderita AIDS.
Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV
sampai dengan menunjukkan gejala-gejala AIDS. Waktu yang dibutuhkan rata-rata
cukup lama dan dapat mencapai kurang lebih 12 tahun dan semasa inkubasi penderita
tidak menunjukkan gejala-gejala sakit.Selama masa inkubasi ini penderita disebut
penderita HIV. Pada fase ini terdapat masa dimana virus HIV tidak dapat tedeteksi
dengan pemeriksaan laboratorium kurang lebih 3 bulan sejak tertular virus HIV.
Selama masa inkubasi penderita HIV sudah berpotensi untuk menularkan virus HIV
kepada orang lain dengan berbagai cara sesuai pola transmisi virus HIV. Mengingat
masa inkubasi yang relatif lama, dan penderita HIV tidak menunjukkan gejala-gejala
sakit, maka sangat besar kemungkinan penularan terjadi pada fase inkubasi ini.
Pada tahap ini penderita sudah tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa.
Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk serta nyeri dada.
Penderita mengalami jamur pada rongga mulut dan kerongkongan.Terjadinya
gangguan pada persyarafan central mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala,
susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak
melambat. Pada sistem persyarafan ujung (peripheral) akan menimbulkan nyeri dan
kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang selalu
mengalami tensi darah rendah dan impotent.Penderita mengalami serangan virus
cacar air (herpes simplex) atau cacar api (herpes zoster) dan berbagai macam
penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah
mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (folliculities), kulit kering berbercak-
bercak.
Fase ini merupakan fase terakhir dari perjalanan penyakit AIDS pada tubuh
penderita. Fase akhir dari penderita penyakit AIDS adalah meninggal dunia. Hampir
tidak ada yang bisa sembuh dari penyakit AIDS.
2.Cara pencegahannya
2.B (be faithful) adalah setia pada satu pasangan atau tidak bergonta-ganti pasangan.