Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

KISTA OVARIUM

PEMBIMBING:

dr. Kartika Budi Peranawengrum, M.Kes, SpOG (K)

Disusun Oleh :

Setephany (030.13.245)

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO

PERIODE 15 JANUARI 2018 - 24 MARET 2018


LEMBAR PENGESAHAN

Diajukan untuk
Untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik dan melengkapi salah satu syarat
menempuh program pendidikan profesi dokter bagian ilmu obstetri
dan gynekologi di RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO

Nama : Setephany
NIM : 030.13.245
Universitas : Fakultas Kedokteran Trisakti
Judul : Kista Ovarium
Bagian : Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
Pembimbing : dr. Kartika Budi Peranawengrum, M.Kes, Sp.OG (K)

Semarang, Maret 2018

dr. Kartika Budi Peranawengrum, M.Kes, Sp.OG (K)

1
STATUS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH K.R.M.T WONGSONEGORO

Nama Mahasiswa : Setephany

NIM : 030.13.245

Dokter Pembimbing : dr. Kartika Budi Peranawengrum, M.Kes, Sp.OG (K)

Tanggal : 28 Februari 2018

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. F Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 42 tahun Suku Bangsa : Jawa

Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta Pendidikan : SMA

Alamat : Tegakangkung 02/02, Kota


Tgl Masuk RS : 27 Februari 2018
Semarang

ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 28 Februari 2018 pukul 14.00 WIB di
bangsal Perikesit RSUD K.R.M.T Wongsonegoro didukung oleh rekam medik
pasien.

Keluhan Utama
Nyeri pada perut bagian bawah sejak 1 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli kandungan RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang
pada tanggal 27 Februari 2018 pukul 11.00 dengan keluhan nyeri pada perut
bagian bawah sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan sangat hebat, nyeri hilang
timbul, nyeri timbul saat sedang menstruasi maupun sesudah menstruasi. Nyeri
saat berhubungan intim tidak ada. Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak 1
tahun yang lalu. Sebelumnya pasien pernah berobat ke dokter spesialis kandungan
dan diberikan obat anti nyeri namun keluhan ini tidak membaik. Pasien mulai

2
dirawat dan dipindahkan ke ruang parikesit pada tanggal 27 Februari 2018 dan
akan direncankan untuk operasi laparotomi dan kistektomi.

Riwayat Menstruasi

Pertama menstruasi (menarche) usia 12 tahun. Siklus haid biasanya 28 hari


dengan lamanya haid 8 hari dan menghabiskan hingga 3-4 pembalut sehari.
Riwayat nyeri berlebihan saat menstruasi (+). Riwayat haid lebih banyak dari
biasanya (+).

Riwayat Kontrasepsi
Pasien menggunakan kontrasepsi berbentuk kondom.

Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1 kali dan usia pertama menikah 19 tahun.

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas

No Tahun Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Jenis Kondisi


persalinan
partus partus kehamilan persalinan kelamin/ anak
/Ab BBL

1 1997 RSWN 9 bulan Pervaginam Bidan - Laki-laki Sehat


/ 2600 gr

2 2014/ Rumah 4 bulan Pervaginam Bidan - - -


Ab

3 2015/ RSWN 1 bulan Kuretase dr.Sp.Og - - -


Ab

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat keluhan serupa disangkal. Riwayat hipertensi, diabetes melitus, hepatitis,
penyakit jantung, TBC, asma, alergi dan trauma disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

3
Riwayat keluarga dengan keluhan serupa disangkal. Riwayat hipertensi diakui
pasien yaitu ayahnya. Diabetes mellitus, penyakit jantung, asma dan alergi
disangkal.

Riwayat Kebiasaan
Kebiasaan makan 2-3x/hari berupa makanan keluarga (nasi, sayur dan lauk),
riwayat BAB dan BAK normal, pasien jarang berolahraga, riwayat merokok,
minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang disangkal.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan seorang karyawan swasta, pasien sekarang tinggal dengan


suami dan anaknya. Biaya pengobatan ditanggung BPJS PBI.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Komposmentis
 Tanda Vital
- Tekanan darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 84 kali/menit
- Suhu : 36,6 C
- Pernapasan : 20 kali/menit

 Antropometri
- Berat Badan : 51 kg
- Tinggi Badan : 150 cm
- BMI = 22,6. Interpretasi berdasarkan BMI adalah normoweight

 Kepala

4
Mesocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak
ada kelainan.
 Mata
Bentuk simetris, pupil ODS bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva
anemis (-/-).
 Hidung
Bentuk normal, sekret (-/-), deviasi septum (-).
 Telinga
Normoti, discharge (-/-).
 Mulut
Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah tidak ada kelainan, uvula di tengah,
faring tidak hiperemis.
 Thorax
a. Paru
Inspeksi : bentuk normal, simetris saat statis dan dinamis,
Palpasi : stem fremitus sama kuat pada seluruh lapang paru
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
b. Jantung
Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi :
Batas atas jantung di ICS II midclavicula line sinistra
Batas kanan jantung sejajar ICS IV parasternal line dextra
Batas kiri jantung di ICS V midclavicula line sinistra
Batas Apek di ICS V Linea axillaris anterior
Auskultasi : bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
Inspeksi : supel, sikatrik (-), massa (-), striae (-), hernia (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-) pada region illiaca kiri, tidak teraba
massa, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : hipertimpani di seluruh kuadran abdomen
 Kulit : Tampak baik, turgor kulit baik
 Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba membesar
 Genitalia : Dalam batas normal
 Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
VT : Tidak dilakukan
Fluksus :
Flour :
Vulva, Uretra, Vagina:

5
Portio :
OUE :
Korpus Uteri :
Adneksa Parametrium :
Kavum doughlas :

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium ( 27 Februari 2018 )

HEMATOLOGI Hasil Satuan Nilai Normal

Hemoglobin 13,1 g/dl 11,7 - 15,0

Hematokrit 38,20 % 35 - 47

Jumlah leukosit 9,0 /uL 3,6 - 11,0

Jumlah trombosit 405 ml 150 - 400

Masa Pendarahan / BT 03’ 00’’ 2–7

Masa Pembekuan/CT 09’ 00’’ 4 – 10

KIMIA KLINIK

Gula Darah Sewaktu 93 mg/dL 70 - 115

Ureum 12,9 mg/dl 17,0 - 43,0

Creatinin 0,5 mg/dl 0,5 - 0,8

Natrium 140,0 mmol/L 135,0 - 147,0

Kalium 3,80 mmol/L 3,50 - 5,0

Calsium 1,25 mmol/L 1,12 - 1,32


USG IMUNOLOGI

HBsAg Negatif Negatif

Abdomen ( 23 Februari 2018)

6
HASIL USG:
VU terisi cukup, uterus ukuran normal, lesi kistik oval batas tegas tepi reguler di
adneksa kanan dengan ukuran sekitar 8.67 x 5.12 cm. Tidak tampak cairan bebas
Kesan: Kista ovarium dextra

RESUME
Pasien perempuan berusia 42 tahun datang ke poli kandungan RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Kota Semarang pada tanggal 27 Februari 2018 pukul 11.00 dengan
keluhan nyeri pada perut bagian bawah sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan
sangat hebat, nyeri hilang timbul, nyeri timbul saat sedang menstruasi maupun
sesudah menstruasi. Nyeri saat berhubungan intim tidak ada. Keluhan ini sudah
dirasakan pasien sejak 1 tahun yang lalu. Sebelumnya pasien pernah berobat ke
dokter spesialis kandungan dan diberikan obat anti nyeri namun keluhan ini tidak
membaik. Pasien mulai dirawat dan dipindahkan ke ruang parikesit pada tanggal
27 Februari 2018 dan akan direncankan untuk operasi laparotomi dan kistektomi.
Riwayat nyeri berlebihan saat menstruasi (+). Riwayat haid lebih banyak dari
biasanya (+)

DIAGNOSA
Diagnosa kerja : Kista ovarium
Diagnosa banding : Kista endometriosis

TATALAKSANA
 Medikamentosa

7
Infus RL 20 tpm
 Non medikamentosa
Pro laparatomi + kistektomi

TINJAUAN PUSTAKA
KISTA OVARIUM

Definisi

Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui.
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan. Pada
wanita organ yang paling sering terjadi adalah kista ovarium.1

Sifat Kista

a. Kista Fisiologis2
Hormon  fungsi ovarium
Setiap hari ovarium normal  produksi kista kecil (folikel the graff) 
melepas oosit mature  folikel akan rupture membentuk korpus luteum 
pematangan uk 1,5-2cm dengan kista kecil di tengah. Jika oosit tidak dibuahi,
korpus luteum akan menalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
b. Kista Patologis2
Kegagalan pembentukan hormone  gangguan fungsi ovarium  kegagalan
proses ovulasi (LH surge tidak terjadi)  pembentukan folikel tidak sempurna
 tertimbun di ovarium -> folikel gagal mengalami pematangan dan gagal
melepas sel telur  gagal ovulasi dan gagal menyerap cairan kembali  kista
ovarium.

Klasifikasi

8
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak
dibagi dalam tumor kistik dan solid

1. Tumor Non Neoplastik


a. Tumor akibat radang
b. Tumor lain
i. Kista folikel
ii. Kista korpus lutein
iii. Kista teka-lutein
iv. Kista inklusi germinal
v. Kista endometrium
2. Tumor Neoplastik Jinak
a. Kistik
i. Kistoma ovarii simpleks
ii. Kistadenoma ovarii musinosum
iii. Kistadenoma ovarii serosum
iv. Kista endometroid
v. Kista dermoid
b. Solid
i. Fibroma
ii. Tumor Brenner
iii. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).1

1. Kista Ovarium Non-Neoplastik


a. Tumor Akibat Radang
Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi pada
adneksa. Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului
oleh masuknya bakteri kedalam uterus yang berlanjut ke bagian salfing
dan menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi dan terjadi proses
imunologis sehingga terbentuk abses.1
b. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel atau dari beberapa folikel primer yang
setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses
atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu
kista atau beberapa dan besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½ cm.
Umumnya jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat di tunggu
dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.1,3

9
Gambar 1. Kista Folikel

c. Kista Korpus Lutein


Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi
korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri
(korpus luteum persisten), perdarahan yang terjadi di dalamnya akan
menyebabkan kista, berisi cairan berwarna merah coklat karena darah tua.
Pada potongsn ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang
khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel
luteum yang berasal dari sel-sel teka. Penanganan kista luteum ini
menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal ini dilakukan operasi
atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat
tanpa mengorbankan ovarium.1,3

Gambar 2. Kista Korpus Luteal

10
d. Kista Teka Lutein
Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik
terlihat luteinisasi sel-sel teka. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh
hormone koriogonadrotropin yang berlebihan.1,3
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur
yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus
menstruasi.
Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti jerami;
biasanya berhubungan dengan tipe lain dari growth indung telur, serta
terapi hormon.

Gambar 3. Kista Teka Lutein

e. Kista Inklusi Germinal


Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia
lanjut dan besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah
permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau
torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serous.1,3

11
Gambar 4. Kista Inklusi Germinal

f. Kista Endometrium
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid
dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim
tetapi melekat pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali
haid, lapisan tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus menerus
tertimbun dan menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul
gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexual intercourse.1,3

Gambar 5. Kista Endometroid

2. Neoplasia Jinak
Kistik:
a. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista
tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning.
Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui
apakah ada keganasan.1,3

12
b. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma
musinosum. Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang
abnomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran kistadenoma
musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat
juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan.
Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam
rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%.
Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur
darah. Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh
dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma).
Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa
proliferatif. Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari
pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah
pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun
ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan
ovarium kecuali pada stadium terminal. 1,2,4
Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi
epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum
secara makroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-
35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila
terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis
penyakit adalah kurang baik.
Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena
berhubung dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu dilakukan
pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan
kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section)
pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu
operasi.1,3

13
Gambar 6. Kista Ovarium Serosum
c. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin
muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai
metaplasia mucinosum dari mesothelium. Tumor mucinous yang
berasal dari teratoid ditemukan pada penderiya yang muda. Paling
sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada
masa prapubertas. Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-
sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini
merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma
ovarii musinosum nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma
ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan
berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa;
lokular yang mengandung mukosa ini kelihatan biru dari peregangan
kapsulnya. Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar
dan pada tumor ini tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi.
Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang
bilateral (8-10%).
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama
apabila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista.
Pada permukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti
gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
percampurannya dengan darah.

14
Pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epital
torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang
terdapat dalam satu lapisan bersifat odernatus dan mempunyai
potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar, kelenjar-kelenjar
menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi
multilokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan
ataupun pada saat operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada
permukaan peritoneum rongga perut, dan sekresinya menyebabkan
pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudorniksoma peritonei timbul
penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan
banyak perlengketan. Akhirnya penderita meninggal karena ileus.
Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah padat dan pertumbuhan
papiler.1,3
d. Kista Endometrioid
Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding
dalam terdapat 1 lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel
endometrium. Kista ini tidak ada hubungannya dengan
endometriosis ovarii.1
e. Kista Dermoid
Adalah suatu tumor jinak ovarium (sel germinativum) dimana
struktur-strukturnya terdiri atas epitel kulit, gigi dan produk glandula
sebasea warna putih kuning menyerupai lemak. Factor resikonya
adalah wanita kurang dari 20 tahun.
Tumor ini terdiri dari ectoderm (kelenjar keringat, kelenjar apokrin,
kelenjar sebasea, rambut), mesoderm (gigi, kartilago, struktur
trakea), endoderm (membrane mukosa, saluran cerna, jaringan
penyusun tumir, terdiri dari sel-sel mature (teratoma matur),
berdinding putih dan tebal.
Tumor ini memiliki gejala nyeri perut, gangguan miksi, nyeri
punggung. Komplikasi dari kista dermoid adalah torsi kista,
pendarahan dan keganasan.2

15
Gambar 7. Kista Dermoid

Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista
ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.1
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.5

a. Riwayat kista ovarium sebelumnya


b. Siklus menstruasi yang tidak teratur

c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas

d. Menstruasi dini

e. Tingkat kesuburan

f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang

g. Terapi tamosifen pada kanker mammae.

Tanda dan gejala


Banyak tumor ovarium tidak menunjukan gejala dan tanda, terutama tumor
ovarium kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah:
1. Akibat dari pertumbuhan
Menyebabkan benjolan di perut bagian bawag, kista yang menekan kandung
kencing menyebabkan gangguan kencing, sedangkan tumor bila menekan
rectum dapat terjadi obstipasi, pada tumor yang besar dapat menyebabkan
tidak nafsu makan, rasa sesak dll.

16
2. Aktifitas endokrin
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali tumor itu
sendiri mengeluarkan hormone. Tumor sel granulosa dapat menimbukan
gipermenorea dan archenoblastoma dapat menyebabkan amenorea.
3. Akibat komplikasi tumor
a. Nyeri perut mendadak akibat pendarahan ke dalam kista yang
menimbulkan pembesaran kista yang mendadak dan akibat dari putaran
tangkai dari tumor (torsio kista).
b. Infeksi pada tumor.
c. Robek dinding kista: terjadi iritasi peritoneum akibat cairan yang keluar
dari kista.
d. Perubahan ke arah keganasan terjadi pada kistadenoma ovarii serosum,
kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid.2

Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Namun
biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan fisik.Maka
kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista ovarium.
Pemeriksaan yang umum digunakan adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau
padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.4,5
Dari gambaran USG dapat terlihat:

a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan
terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan di
tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding
depannya.
b. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).

c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal


echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam
kista.

17
Gambar 8. Gambaran Kista pada USG

2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis apakah
tumor tersebut bersifat jinak atau ganas.Berikut pemeriksaan yang umum
dilakukan untuk mendiagnosis kista ovarium.

 Pemeriksaan Beta-HCG Pemeriksaan ini


digunakan untuk screening awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak.
Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik.
 Pemeriksaan Darah Lengkap Untuk sebuah
penyakit keganasan, dapat diperkirakan melalui LED. Parameter lain
seperti leukosit, HB, HT juga dapat membantu pemeriksa menilai
keadaan pasien.

 Urinalisis Urinalisis penting untuk mencari


apakah ada kemungkinan lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan
untuk menyingkirkan diagnosis banding.

 Pemeriksaan Tumor Marker Tumor marker


spesifik pada keganasan ovarium adalah CA125. CEA juga dapat
diperiksa, namun CEA kurang spesifik karena marker ini juga mewakili
keganasan kolorektal, uterus dan ovarium.

3. Pemeriksaan Patologi Anatomi

18
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari tumor
ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan proses operasi,
kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah mikroskop.4

Penatalaksanaan

1. Observasi dan Manajemen Gejala

Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)


selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya
setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas.
Apabila terdapat nyeri, maka dapat diberikan obat-obatan simptomatik seperti
penghilang nyeri NSAID1,2,5

2. Operasi

Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan


pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya
kista yang ganas tumbuh dengan cepat dan pasien mengalami penurunan
berat badan yang signifikan. Akan tetapi kepastian suatu kista itu bersifat
jinak atau ganas jika telah dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi setelah
dilakukan pengangkatan kista itu sendiri melalui operasi. Biasanya untuk
laparoskopi diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk
laparotomi diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.1,2,5
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalui screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala
maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi
anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut.1,2,4,5

Prognosis

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sudah dilakukan
operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium
saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan
sudah dalam stadium akhir.1
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang
berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.1,4

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 3., editor: Saifuddin A.B,dkk.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011.

2. Pramana C. Serie Praktis Ilmu Kandungan (Ginekologi). Semarang: CP


Production. 2014.

3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:


Media Aesculapius. 2000.

4. Schorge et al. William’s Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic


Oncology Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008

5. Medscape Reference, Ovarium Anatomy, Available at


http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3

20
21

Anda mungkin juga menyukai