“KERACUNAN OBAT”
KELOMPOK II :
A. Definisi
Keracunan obat adalah suatu efek obat yang timbul pada pasien karena
beberapa faktor seperti miss use (salah penggunaan), miss dose (salah dosis),
salah pemberian obat,dan lain – lain yang sifatnya tidak di sengaja atau
disengaja. Sedangkan alergi obat adalah suatu reaksi yang ditimbulkan olah
tubuh akibat pemberian senyawa asing. Cara menghindarinya:
1. Kenali tubuh
Jika mempunyai alergi pada suatu senyawa (baik obat maupun
makanan) maka ingatlah atau bahkan catat agar hal itu tidak terjadi.
2. Kenali obat dan makanan
Tanyakan pada dokter saat memberikan resep atau apoteker saat
menebus obat tentang bagaimana cara penggunaan yang tepat, efek apa yang
akan ditimbulkan, dapatkah menimbulkan alergi bagi kebanyakan orang, dan
yang paling penting bagaimana cara penangannya saaat terjadi alergi.
Tipe Obat :
a. Order sekali waktu adalah pesanan pemberian obat yang hanya satu kali untuk
diberikan, misalnya obat-obat preoperative / anestesi.
b. Stat order adalah pesanan pemberian obat yang segera diberikan kepada klien dan
hanya berlaku satu kali pemberian, contoh : laksatif.
c. By phone order adalah pesanan / instruksi melalui telepon, faximile, verbal.
Perawat harus melakukan pencatatan pesanan ini, kemudian meminta tanda tangan
pemberi pesanan.
E. Manifestasi Klinis
Ciri-ciri keracunan umumnya tidak khas dan dipengaruhi oleh cara
pemberian, apakah melalui kulit, mata, paru, lambung atau suntikan, karena
hal ini mungkin mengubah tidak hanya kecepatan absorpsi dan distribusi
suatu bahan toksik, tetapi juga jenis dan kecepatan metabolismenya.
Pertimbangan lain meliputi perbedaan respons jaringan.
Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti pupil
sangat kecil (pinpoint), muntah, depresi, dan hilangnya pernapasan pada
keracunan akut morfin dan alkaloidnya. Pupil pinpoint merupakan satu-
satunya tanda, karena pupil biasanya berdilatasi pada pasien keracunan akut.
Kecuali pada pasien yang sangat rendah tingkat kesadarannya, pupilnya
mungkin menyempit tetapi tidak sampai berukuran pinpoint
i. Morfin
Gejala: pada mulanya penderita merasa gembira secara berlebihan, kemudian sakit
kepala, ketakutan, mengantuk. nafas menjadi lambat dan dangkal serta kadang-
kadang tidak teratur. Badan terasa dingin, Pucat dan keringat dingin, manik mata
mengecil, apabila kemudian melebar lagi, biasanya dekat kematian.
Tindakan pertolongan:
Sebelum penderita pingsan, berikan larutan norit atau air garam untuk membilas
lambung dan dimuntahkan. Apabila morfin tersebut dimasukan melalui suntikan,
pasanglah torniket.
Bersihkan saluran nafas dari kotoran.
Usahakan agar penderita tetap terjaga dengan jalan menyuruhnya berjalan,
memukulnya dengan handuk basah, dan sebagainya.
Selimuti badannya dan kirim ke rumah sakit.
j. Nikotin
Mabuk tembakau
Tidakan pertolongan:
Bilas lambung dengan larutan norit dan muntahkan. Bila perlu berikan pernafasan
buatan.
Selimuti tubuh penderita.
k. Tembakau
Sama dengan keracunan nikotin.
l. Yodium
Yodoform
Tinktura Yodium
Tindakan pertolongan:
Larutan natrium thiosulfat (hypo) 1-5%, atau larutan tepung kanji, beras atau
gandum diminumkan.
Bila tidak ada, beri minum susu atau putih telur.
Pembilasan lambung dengan air atau air garam.
Kirim ke rumah sakit
B.Patogenesis.
C. Gambaran Klinik.
D. Pemeriksaan.
1. Laboratorik.
Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, penting
untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik (Menurun
sekian % dari harga normal).
Kercunanakut:Ringan:40–70%
Sedang:20–40%
Berat:<20S%
2. Patologi Anatomi ( PA ).
Pada keracunan acut,hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak
khas.sering hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi paru,otak
dan organ-oragan lainnya.
E. Penatalaksanaan.
1. Resusitasi.
2. Eliminasi.
3. Anti dotum.
ASUHAN KEPERAWATAN.
A. Pengkajian.
C. Intervensi.
• Berikan anti dotum sesuai advis dokter minimal 2 x 24 jam yaitu pemberian
SA.
• Jika keracunan sebagai uasaha untuk mebunuh diri maka lakukan safety
precautions . Konsultasi psikiatri atau perawat psikiatri klinis.
Pertimbangkan juga masalah kelainan kepribadian,reaksi depresi,psikosis
.neurosis, mental retardasi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen kesehatan RI, ( 2000 ) Resusitasi jantung, paru otak Bantuan hidup lanjut
Phipps , ect, ( 1999 ) Medikal Surgical Nursing : Consept dan Clinical Pratise, Mosby
Year Book, Toronto.