Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PENGUKURAN POROSITAS

2.1. TUJUANPERCOBAAN

1. Mengetahui besarnya porositas dari suatu batuan reservoir berdasarkan


volume bulk batuan dan volume pori batuan, dengan cara menimbang.
2. Pada aspek reservoir untuk mengetahui atau memperkirakan cadangan
hidrokarbon dengan menggunakan rumus OOIP dan OGIP.
3. Pada aspek pemboran untuk menentukan lumpur yang tepat pada suatu
pemboran. Pemilihan lumpur yang tepat dapat mencegah terjadinya
problem dalam pemboran.
4. Pada aspek produksi : Untuk menentukan metode well completion.

2.2. DASAR TEORI


Porositas adalah perbandingan volume rongga – rongga pori terhadap
volume total seluruh batuan. Perbandingan ini biasanya dinyatakan dalam persen
dan disebut porositas.
Selain itu dikenal juga istilah porositas efektif, yaitu apabila bagian rongga–
rongga di dalam batuan berhubungan, sehingga dengan demikian porositas efektif
biasanya lebih kecil daripada rongga pori – pori total yang biasanya berkisar dari
10 sampai 15 persen. Menurut proses geologinya, porositas dibagi dua, yaitu:
 Porositas Primer
Porositas primer adalah adalah porositas yang terjadi bersamaan dengan proses
pengendapan batuan.
 Porositas Sekunder
Porositas sekunder adalah porositas yang terjadi setelah proses pengendapan
batuan, seperti yang disebabkan karena proses pelarutan atau rekahan. Dibahas dari
sudut teknik reservoir, porositas dibagi menjadi dua, yaitu:
 Porositas Absolut
Porositas absolut didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
seluruh pori dengan volume total batuan, atau dapat ditulis:
𝑉𝑝
abs = x 100 % ..................................................... (2-1)
𝑉𝑏
𝑉𝑏−𝑉𝑔
abs = x 100 % ................................................ (2-2)
𝑉𝑏

Keteramgan :
Vp = volume pori-poribatuan, cm3
Vb = volume total batuan, cm3
Vg = volume butiran, cm3
 Porositas Efektif
Porositas efektif adalah perbandingan volume pori yang berhubungan
dengan volume total batuan atau ditulis:
𝑉𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
eff = x 100 % ................................. (2-3)
𝑉𝑏

Oleh karena minyak hanya dapat mengalir melalui pori yang saling
berhubungan maka yang penting dalam industri perminyakan dan yang
kita ukur dalam percobaan ini adalah porositas efektif. Faktor-faktor
yang mempengaruhiporositas:
 Ukuran dan bentuk butiran
 Variasi ukuran butiran
 Susunan dimana butiran diendapkan/tersusun
 Kompaksi
 Jumlah clay dan material lain sebagi semen
2.3. ALAT DAN BAHAN
2.3.1.Alat :
1. Timbangan dan anak timbangan
2. Vacum desikator dan compressor
3. Penjepit
4. Beker glass ceper
2.3.2. Bahan :
1. Air
2. Sampel Core
2.3.3. GAMBAR ALAT
Berikut adalah alat yang digunakan saat praktikum:

Keterangan:

1. Anak timbangan
2. Timbangan

Gambar 2.1.
Timbangan dan Anak Timbangan
(Sumber: Laboratorium Analisa Inti Batuan)
1 2

Keterangan:

1. Vacum desikator
2. Compressor

Gambar 2.2.
Vacum desikator dan Compressor
(Sumber: Laboratorium Analisa Inti Batuan)
2.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengekstrasi core ( inti batuan ) selama 3 jam dengan Soxhlet dan
mendiamkannya selama 24 jam, mengeluarkannya dari tabung ekstrasi
dan mendinginkannya beberapa menit, kemudian mengeringkannya
dalam oven pada temperature 105 - 1150 C.
2. Menimbang core kering dalam mangkuk, misalnya berat core kering =
W1 gram.
3. Memasukkan core kering tersebut kedalam vacum desikator untuk
dihampaudarakan 1 jam dan menyaturasikannya dengan kerosin.
4. Mengambil core yang telah dijenuhi kerosin kemudian menimbangnya
dalam kerosin, misal beratnya = W2 gram.
5. Mengambil core tersebut ( yang masih jenuh dengan kerosin ),
kemudian menimbangnya di udara, misal beratnya = W3 gram.
6. MenghitungVb, Vg, Vp, dan porositas dengan rumus :
3 2 𝑊 −𝑊
- Volume total batuan ( Vb ) = 𝐵𝐽𝐾𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛 ..........................(2-4)
1𝑊 −𝑊
2
- Volume butiran ( Vg ) = 𝐵𝐽𝐾𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛 ..........................(2-5)
3𝑊 −𝑊
1
- Volume pori ( Vp ) = 𝐵𝐽𝐾𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛...........................(2-6)
𝑊 −𝑊
- Porositas ( ) = 𝑊3 −𝑊1 × 100% .......................................(2-7)
3 2
2.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
Berdasarkan hasil praktikum pengukuran porositas, maka diperoleh data
sebagai berikut:
2.5.1. Hasil Percobaan
Dengan metode menimbang
 Berat core kering di udara (W1) = 24,4 gr
 Berat core jenuh dalam air (W2) = 15,3 gr
 Berat core jenuh di udara (W3) = 27,9 gr
 Densitas air = 1 gr/cc
 Volume bulk (Vb) = 12,6 cm3
 Volume grain (Vg) = 9,1 cm3
 Volume pori (Vp) = 3,5 cm3

2.5.2. Perhitungan
W3  W2
1. Volume bulk (Vb) = Massa jenis Air
27,9  15,2
=
1
= 12,6 cm3
2. Volume grain (Vg) = Vb  Vp
= 12,6  3,5
= 9,1 cm3
W3W1
3. Volume pori-pori (Vp) =
bjair
27,9  24,4
=
1
= 3,5 cm3
W3  W1
4. Porositas efektif (Øeff) = x100%
W3 - W2
27,9  24,4
=  100%
27,9  15,3
3,5
=  100%
12,6
= 27,7 %
2.6. PEMBAHASAN
Pada percobaan praktikum kali ini berjudul “Pengukuran Porositas”,
Tujuannya adalah untuk mengetahui besarnya nilai porositas pada batuan reservoir
berdasarkan volume total batuan dan volume pori batuan dengan metode
penimbangan pada aspek reservoir untuk mengetahui atau memperkirakan
cadangan hidrokarbon dengan menggunakan rumus OOIP dan OGIP, Hal ini pada
aspek proses pemboran dapat untuk mendesain lumpur yang akan digunakan serta
untuk aspek produksi dapat untuk mendesain well completion Porositas merupakan
perbandingan antara volume ruang yang terdapat dalam batuan yang berupa pori-
pori terhadap volume batuan secara keseluruhan, biasanya dinyatakan dalam fraksi,
dan porositas tersebut dapat dihitung menggunakan metode pengukuran secara
langsung yaitu pengukuran yang dilakukan di laboratorium dan pengukuran secara
tidak langsung yaitu pengukuran yang menggunakan proses logging. Prinsip kerja
yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu menjenuhkan core dengan air lalu di
vakumkan yaitu proses menghilangkan udara yang ada pada core. Metode yang
digunakan pada praktikum ini yaitu metode penimbangan dengan prinsip kerja
yaitu perbedaan berat kondisi pada core.
Pada praktikum kali ini pertama- tama membersihkan alat terlebih dahulu
supaya kesalahan dapat diminimalisir pada saat proses percobaan.Alat dan bahan
yang digunakan yaitu vacuum desicator, timbangan, gelas beker, core, dan air.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang core kering yaitu sebagai W1.
Kemudian core dijenuhkan dengan air lalu ditimbang menggunakan timbangan
dengan kondisi terbuka berat core tersebut dimisalkan sebagai W2 setelah itu,
dimasukkan ke dalam vacuum desicator selama 10 menit untuk dijenuhkan yang
bertujuan menghilangkan udara yang terdapat pada core, lalu core tersebut kembali
dijenuhkan akan tetapi menggunakan kerosin kemudian dilakukan proses
penimbangan lagi, berat core tersebut dimisalkan sebagai W3. Prinsip kerjanya
yaitu menarik udara dari dalam core. Setelah itu core ditimbang lagi di dalam air.
Kemudian core ditimbang lagi di udara. Hasil percobaan tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam perhitungan. Hal ini bertujuan untuk menyamakan pada
kondisi reservoir dimana saat itu reservoir pertama kali diisi oleh air, kemudian
minyak bermigrasi dari source rock dan mulai mendesak air yang mengisi reservoir
tersebut
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan oleh PLUG L
penimbangan core kering diperoleh harga W1 sebesar 24,4 gram. Dari penimbangan
core yang dilakukan di dalam air setelah core dijenuhkan diperoleh harga W2
sebesar 15,3 gr. Karena ditimbang di dalam air maka core mendapatkan gaya
boyancy sehingga beratnya lebih ringan dari W1, W3 sebesar 27,9 gr. Setelah
dilakukan penghitungan diperoleh harga volume total batuan (Vb), volume butiran
(Vg) dan volume pori (Vp) , Vb sebesar 12,6 gr, nilai Vp sbesar 3,5 gr, dan Vg
sebesar 9,1 gr. Selanjutnya dapat diperoleh besarnya harga porositas sebesar 27,7
% porositas yang di ukur adalah porositas efektif hal tersebut dikarenakan ruang
pori yang saling berhubungan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa core
memiliki harga porositas yang sangat baik karena semakin besar porositas efektif
pada suatu reservoir makan akan semakin besar pula fluida yang terkandung pada
reservoir tersebut.
Pada praktikum kali ini memiliki porositas yang sangat baik dikarenakan
nilai porositas yang didapatkan lebih dari 25 %. Adapun klarifikasi suatu porositas
yaitu porositas akan di abaikan jika memiliki nilai 0 % - 5 % saja, porositas akan di
anggap jelek jika hanya memiliki nilai yang berkisar 5 % - 10 % saja, porositas
akan di anggap cukup apabila menyentuh nilai 10 % - 15 %, sehingga porositas bisa
dikatakan baik jika memiliki nilai 20 % - 25 % dan diangap baik sekali apabila
sampai menyentuh nilai lebih dari 25 %.
Aplikasi lapangan dari percobaan pada praktikum kali ini yaitu dapat
digunakan untuk menentukan atau menghitung cadangan mula-mula hidrokarbon
dengan menggunakan rumus OOIP untuk dilanjutkan pada tahap produksi. dari
percobaan pada praktikum kali ini adalah untuk mengitung OOIP
2.7. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh :
 Berat core kering di udara (W1) : 24,4 gr
 Berat core jenuh dalam air (W2) : 15,3 gr
 Berat core jenuh di udara (W3) : 27,9 gr
 Porositas efektif (eff) : 27,7 %
2. Prinsip kerja dari praktikum kali ini adalah menghilangkan udara pada core
menggunakan alat vaccum desikator dan menimbang berat core tersebut
yang sudah diperlakukan dengan kondisi yang berbeda.
3. Jika semakin besar nilai porositas efektif pada suatu reservor tersebut maka
semakin besar pula fluida yang terkandug dan terkumpul, sehingga dapat
dilakukan proses produksi.
4. Klarifikasi nilai porositas :
 0%-5% Diabaikan
 5%-10% Dianggap jelek
 10%-15% Dianggap cukup
 15%-20% Dianggap baik
 20%-25% Dianggap baik sekali
 >25% Dianggap sangat baik
Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk menghitung OOIP sehingga
akan mengetahui cadangam hidrokarbon mula – mula sehingga dapat diproduksi
dari suatu reservoir.

Anda mungkin juga menyukai