Anda di halaman 1dari 16

FIQH THOHAROH

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Fiqih Ibadah

Dosen Pengampu: Luthfiyah, M.Si.

Oleh:

Anisatul Mudawamah (1603016147)

Nilna Alfa Fikrin (1603016161)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2018

1
PENDAHULUAN

Latar belakang

Allah itu bersih dan suci. Untuk menemuinya manusia harus terlebih dahulu bersuci
dan disucikan. Allah mencintai sesuatu yang suci dan bersih. Dalam hukum islam bersuci dan
segala seluk beluknya adalah termasuk sebagian dari ilmu dan amalan yang penting karena
diantaranya syarat-syarat sholat telah ditetapkan bahwa seseorang yang akan melaksanakan
sholat, wajib suci dari hadas dan suci pula badan, pakaian dan tempatnya dari najis. Dalam
kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari sesuatu (barang) yang kotor dan najis sehingga
thaharah dijadikan sebagai alat dan cara bagaimana mensucikan diri sendiri agar sah saat
menjalankan ibadah.

Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam thaharah, kita sebagai muslim harus
dan wajib mengatahui cara-cara bersuci karna bersuci adalah dasar ibadah bagi ummat Islam,
dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari hal-hal yang kotor sehingga sebelum
memulai aktifitas kita menghadap tuhan atau beribadah haruslah dimulai dengan bersuci baik
dengan cara berwudhu, mandi maupun bertayammum. kalau kita melihat dan membaca
dengan teliti hampir seluruh kitab-kitab fiqih akan diawali dengan bab thaharah ini
menunjukan kan kepada kita betapa thaharah menjadi hal yang mendasar dan menjukkan
kepada kita betapa pentingnya masalah thaharah ini.

Namun, walaupun menjadi hal yang mendasar bagi umat Islam namun masih banyak
dari umat Islam yang tidak faham tentang thaharah, najis-najis dan jenis-jenis air yang di
gunakan untuk bersuci. makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqih ibadah
sekaligus mudah-mudahan dapat membuat teman-teman Perbandingan Mazhab paham
masalah yang mendasar ini dan media belajar dan mempelajari masalah-masalah thaharah.

B. Rumusan masalah
2
1. Apa pengertian thoharoh thaharah?

3. Macam macam air ?

4. Berapakah macam-macam najis?

5. Bagaimana cara bersuci dari hadas dan najis?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian thoharoh.

2. Untuk dalil-dalil thoharoh.

3.Untuk mengetahui macam-macam toharoh

4. Untuk mengetahui macam-macam thoharoh.

5. Untuk mengetahui cara bersuci dari hadas dan najis.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Thaharah

Menurut bahasa ath-thaharah berarti bersih dan jauh dari kotoran-kotoran, baik yang
kasat mata maupun yang tidak kasat mata seperti aib dan dosa. Sedangkan ath-thaharah
menurut istilah syara’ adalah bersih atau suci dari najis faktual semisal tinja maupun najis
secara hukmi, yaitu hadats.1

Media atau alat untuk bersuci banyak sekali. Salah satunya adalah air (al-ma’),debu,
tanah, batu.

1. Air
Air terbagi menjadi beberapa macam, yakni air mutlak, air musta’mal, air yang
berubah karena benda suci, dan air yang bertemu dengan najis.
1. Air mutlak
Air ini suci mensucikan. Artinya, air itu suci di dalam dirinya sendiri dan
mensucikan yang lain. Adapun yang termasuk kategori ini antara lain.
a. Air hujan, salju, dan embun
‫ب طعنَكك رم بررجطز ٱلششري ط ط‬
‫طبن طولبيطرربب ط‬
‫ط‬ ‫طههطرككم بببهۦِ طويكرذبه ط‬
‫س أططمنَطءة همرنَهك طويكنَطهزكل طعلطريككم همطن ٱلشسطماَبء طماَءء لهيك ط‬‫إبرذ يكطغهشيكككم ٱلننَطعاَ ط‬
[١١,‫ ]سوُرة اَلنأفاَل‬١١ ‫ت بببه ٱرلطرقطداَطم‬ ‫طعلططى قككلوُببكك رم طويكثطبه ط‬

1
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Fiqh Ibadah.
(Jakarta:AMZAH)2010.hlm3.
3
11. (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu
penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari
langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu
gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh
dengannya telapak kaki(mu)
[Al Anfal11]
b. Air laut
Abu hurairah berkata: seorang laki-laki bertanya kepada rasulullah, ia berkata,
“wahai rasulullah kami sedang naik kapal laut, sementara kami membaw
sedikit perbekalan dari air dan jika kami berwudlu dengannya kami akan
kehausan. Bolehkah kami berwudlu dengan air laut?” rasulullah menjawab, air
laut itu suci dan mensucikan, bangkainya halal.

c. Air zamzam
Merujuk pada hadis yang diriwayatkan ali
Bahwasannya rasulullah berdoa dengan membawa timba besar berisi air
zamzam, kemudian beliau meminumnya dan bewudlu denganya.
d. Air mutagayyir
Air ini karena terlalu lama mengendap atau dikarenakan lokasinya, atau
umumnya tidak dapat dipisahkan darinya, seperti enceng gondok dan daun
pohon.
2. Air musta’mal
Air musta’mal adalah air yang menetes dari anggota tubuh orang yang berwudhu
dan mandi. tetap sah ababila seseorang bersuci dengannya tanpa ada unsur makruh
sama sekali
Status hukumnya suci seperti halnya air mutlak. Dengan demikian tetap sah
apabila seorang bersuci dengannya tanpa adaunsur makruh sama sekali.
3. Air yang berubah karena benda suci
Adalah air yang tercamur benda yang suci, misalnya sabun, minyak za’faran.
Status air tersebut tetap suci lagi mensucikan, selama masih terjaga
kemutlakannya. Namun, jikalau air tersebut sudah dikalahkan oleh benda suci
yang mencampurinya, sehingga mengakibatkan kemutlakan air itu tidak mampu
mencakupinya. Dalam kondisi demikian, menurut pendapat tiga imam
madzab(imam malik, syafi’i, ahmad) tetap suci namun tidak lagi mensucikan.
4. Air yang bertemu dengan najis
Air yang demikian mempunyai dua kondisi, yaitu sebagai berikut:
Pertama, benda najis itu mengubah rasa, warna, dan bau air. Dalam kondisi ini air
tersebut tidak boleh lagi digunakan untuk bersuci menurut ijma’ ulama’.

4
Kedua, air tetap dalam kemutlakannya, dalam artian air itu tidak berubah sama
sekali dari segi rasa, warna, dan baunya. Dalam kondisi demikian, statusnya tetap
suci lagi mensucikan, baik air itu sedikit maupun banyak.2

2. . debu( at-turab)
bersuci dengan debu atau disebut dengan tayamum. Boleh bertayamum dari dua
hadats sebab tidak adanya air atau takut dari hal yang membahayakan dari
penggunaan air dengan menggunakan debu yang suci yang dapat berterbangan.
Rukun-rukun tayamum adalah berniat agar diperbolehkan melaksanakan shalat yang
difardlukan besertaan dengan memindah debu, mengusap wajah, kemudian kedua
tanganya. Kalau seandaianya seseorang yakin adanya air di akhir waktu shalat, maka
menantinnya lebih utama, namun bila tidak yakin, maka yang lebih utama adalah
mempercepat tayamum. Jika penggunaan air pada satu anggota wudlu terhalangi,
maka wajib baginya untuk bertayamum dan membasuh anggota yang sehat dan
mengusap dengan air setiap penghalang yang membahayakan melepasnya. Dan tidak
ada keharusan tartib diantara keduanya bagi seorang yang junub.

3. Tanah yang suci di atas bumi, pasir, batu, atau kapur batu.
Sabda Rasulullah SAW.
‫جعلت لي اَلرض مسجداَا وطهوُراَا‬

Artinya : Bumi dijadikan masjid, dan suci bagiku. (HR. Ahmad)


4. Batu (khusus beristinja atau bersuci setelah buang air besar). Rasulullah bersabda
dalam hal beristinja dengan batu sebagai berikut:

َ‫إبطذاَ اَتستطتجطمطر أططحكدككتم فطتليطتستطتجبمتر بوتتارا‬

Artinya :”Apabila seorang di antara kamu beristinja, hendaknya dengan batu yang
ganjil.” (HR. Muslim)3

5. SUNNAH-SUNNAH FITRAH
Fitrah menurut arti bahasa berarti tradisi lama dan pembawaan sejak lahir.
Sunnah-sunnah fitrah adapun aturan-aturan yang telah allah pilihkan untuk para
nabinya, kemudian dia perintahkan kita untuk mengikutinnya, dan menjadikan
sebagai syari’at yang banyak terjadi sehingga dapat menjadi tanda pengenal pengikut

2
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Fiqh Ibadah.
(Jakarta:AMZAH)2010.hlm 4-8.
3
Nor Hadi. Ayo Membaca Fikih untuk Mts/Smp islam kelas VII jilid I. (Jakarta:Erlangga) 2008 hlm. 3
5
mereka yang membedakan mereka dengan yang lain. Adapun sunnah-sunnah fitrah
adalah sebagai berikut:
1. Mencabut bulu ketiak
2. Memanjangkan jenggot
3. Memotong kuku
Termasuk sunnahmenurut kesepakatan para ulama’, dan pelaksanaanya tidak
terikat oleh waktu. Jika sudah semestinya dipotong, maka harus segera
dilaksanakan. Sunnah ini mengingatkan kita kepada oarang-orang yang
menyerupai perempuan-perempuan kafir dalam memanjangkan kuku dengan
alasan kecantikan. Itu merupakan perbuatan terkutuk dan tercela, bahkan keluar
dari tuntutan fitrah. Kesunnahan memotongnya dimulai dari kedua tangan
sebelum kedua kaki.
4. Memotong kumis
Hukumnya sunnah. Dalam hal ini, di anjurkan untuk memulai memotong dari sisi
kanan . kebanyakan ulama salaf menyarankan mencukur dan membabat habis
kumis. Namun, sebagian besar ulama cenderung melarangnya mencukur kumis
dan menghabiskannya, kumis hanya perlu dirapikan. Imam nawawi berkata yaitu
memendekkan kumis hingga ujung bibir.
5. Istinja’
Yaitu bebersih dari buang air kecil maupun besar mengandung unsur
membersihkan tempat keluar kotoran dari salah satu jalan yaitu qubul atau dubur
atau mengusap dengan batu dan semisalnya. Menurut tiga imam, istinja’ wjib bagi
orang yang hendak mendirikan shalat.
Istinja’ dapat dilakukan dengan menggunakan air, batu, dan semisalnya. Caranya,
tempat najis dibersihkan dengan air hingga diketahui bahwa ia sudah bersih.
Boleh juga dengan batu dan benda suci lainnya yang dapat mengangkat najis dan
bukan benda yang dimuliakan, serta dengan semua benda yang dapat
menghilangkan najis tanpa membatasi jenisnya. Caranya dengan mengusap-
usapkan benda tersebut pada tempat najis hingga bersih. Dalam hal ini
disunnahkan menggunakan tiga batu. Cara yang lebih afdhal adalah mengawali
istinja’ dengan batu, kemudian diikuti air. Batu dapat menghilangkan materi
najisnya, sementara air dapat menghilangkan bekasnya. Adapun yang wajib ketika
beristinja’ dengan menggunakan media batu saja adalah mengusap-usap sebanyak
tiga kali, meskipun dengan menggunakan tiga sisi batu, namun dengan syarat
tempat najis benar-benar bersih. Apabila sudah mengusap sampai tiga kali dengan
batu namun najis belum berhasil dihilangkan juga, maka bilangannya harus

6
ditambah hingga berhasil dibersihkan. Dan yang paling afdhal dalam hal ini
adalah menggunakan air. Sebab air bisa menghilangkan benda najis dan bekasnya.
Benda yang tidak boleh digunakan untuk beristinja’ antara lain menggunakan
media tulang, kotoran hewan yang sudah mengeras, dan benda yang dimuliakan.
ETIKA BUANG HAJAT
a. Berdoa dengan suara lantang ketika hendak masuk wc
b. Masuk dengan kaki kiri
c. Tidak boleh menjawab salam dan adzan
d. Tidak boleh melihat aurat dan kotoran yang keluar
e. Tidak boleh banyak menoleh
f. Tidak boleh mengangkat mata ke langit
g. Membasuh kedua tangan tiga kali
h. Mendahulukan kaki kanan ketika keluar wc
i. Tidak membawa sesuatu yang didalamnya tertulis nama allah
j. Tidak berbicara
k. Tidak buang hajat di jalan umum
l. Tidak buang air kecil sambil berdiri

6. Membasuh ruas-ruas jari


7. Istinsyaq (mengisap air ke dalam hidung)
8. Mandi
Yaitu mengalirkan air pada seluruh tubuh disertai dengan niat.kefardluan mandi
ada dua yaitu menghilangkan hukum janabah dan hukum haid. Disunnahkan
dalam mandi wajib atau sunnah untuk melafadzkan basmalah pada permulaan dan
menghilangkan semua kotoran.
9. Bersiwak
Bersiwak dapat membersihkan mulut. Adapun yang dimaksudkan siwak di sini
adalah menggunakan kayu atau sikat gigi untuk menghilangka kotoran yang
menempel. Siwak disunnahkan dan dapat dilakukan dengan menggunakan semua
benda yang suci dan kasar namun yang lebih utama menggunakan kayu ara dan
zaitun. Siwak bagi orang yang sedang berpuasa di sunnahkan bersiwak di awal
pagi dan di akhirnya .4
B. Macam – macam Thaharoh
1. Bersuci dari dosa (bertaubat).
Bertaubat kepada Allah yang merupakan thaharah ruhaniah, juga sebagai metode
mensucikan diri dari dosa-dosa yang besar maupun yang kecil kepada Allah. Jika dosa yang
dimaksudkan berhubungan dengan manusia, sebelum bertaubat ia harus meminta maaf
kepada semua orang yang disakitinya. Sebab Allah akan menerima taubat hamba-Nya secara
langsung jika berhubungan dengan dosa-dosa yang menjadi hak Allah.Allah SWT berfirman
dalam Al-Qur’an Artinya :“Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan
4
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Fiqh Ibadah.
(Jakarta:AMZAH)2010.hlm 14-30
7
bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai
waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang
yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling maka sungguh Aku takut kamu akan ditimpa
azab pada hari yang besar (kiamat)”.
Yang dimaksud dengan taubat nashuha adalah taubat yang sesungguhnya. Ciri-cirinya
adalah:
a. Menyesal dengan perbuatan yang telah dilakukan.
b. Berjanji tidak akan mengulanginya.
c. Selalu meminta ampunan kepada Allah dan berzikir.
d. Berusaha terus menerus untuk memperbaiki diri dengan memperbanyak perbuatan baik
dengan mengharap keridhoan dari Allah SWT.
b. Bersuci menghilangkan najis.
Najis menurut bahasa ialah apa saja yang kotor, baik jiwa, benda maupun amal
perbuatan. Sedangkan menurut fuqaha’ berarti kotoran (yang berbentuk zat) yang
mengakibatkan sholat tidak sah.
Benda-benda najis

a) Bangkai (kecuali bangkai ikan dan belalang)

b) Darah

c) Babi

d) Khamer dan benda cair apapun yang memabukkan

e) Anjing

f) Kencing dan kotoran (tinja) manusia maupun binatang

g) Susu binatang yang haram dimakan dagingnya

h) Wadi dan madzi

i) Muntahan dari perut

Macam-macam najis

Najis dibagi menjadi 3 bagian:

1. Najis mukhaffafah (ringan), ialah air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2
tahun dan belum pernah makan sesuatu kecuali ASI.

2. Najis mutawassithah (sedang), ialah najis yang keluar dari kubul dan dubur manusia
dan binatang, kecuali air mani.

8
Najis ini dibagi menjadi dua:

a. Najis ‘ainiyah, ialah najis yang berwujud atau tampak.

b. Najis hukmiyah, ialah najis yang tidak tampak seperti bekas kencing atau arak yang
sudah kering dan sebagainya.

3. Najis mughallazah (berat), ialah najis anjing dan babi.

Cara mensucikannya, lebih dulu dihilangkan wujud benda najis itu, kemudian dicuci
dengan air bersih 7 kali dan salah satunya dicampur dengan debu.

2. Cara Bersuci dari Hadas

A. WUDHU

Pengertian Wudhu menurut (bahasa) berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut
syara’ berarti membersihkan anggota-anggota wudhu’ untuk menghilangkan hadast kecil.[14]
Wudhu adalah suatu syarat untuk sahnya shalat yang dikerjakan sebelum orang mengerjakan
shalat. Perintah wajib wudhu ini sebagaimana firman Allah SWT.Artinya: “Hai orang-orang
yang beriman apabila kamu akan mengerjakan shalat, basuhlah wajahmu dan dua tanganmu
hingga kedua siku, sapulah kepalamu kemudian basuhlah kedua kakimu hingga kedua mata
kaki” (Q.S. Al-Maidah 6)

c. Tujuan-Tujuan Wudhu

Ibadah yang oleh karenanya seorang berwudhu, dan itu antara lain:

1) Shalat wajib atau sunah, firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 6 :

2) Tawaf

3) Menyentuh tulisan Al-Qur’an

4) Wudlu untuk iqamah.

d. Syarat-Syarat Wudhu

Ada beberapa syarat-syarat harus dipenuhi dalam berwudhu, diantaranya:

a) Air yang digunakan untuk berwudhu harus air mutlaq

b) Air yang halal, bkan hasil ghasab

c) Suci angota wudhu dari najis


9
d) Untuk sahnya wudhu, disyaratkan adanya waktu yang cukup untuk wudhu dan
shalat.

e) Melakukan wudhu sendiri tidak diwakilkan

f) Wajib berurutan dalam berwudhu

g) Wajib bersifat segera atau tidak terputus.

Dan adapun syarat sah wudhu antara lain:

1) Islam

2) Tamyiz

3) Tidak berhadats besar

4) Dengan air suci lagi menyucikan (air mutlaq)

5) Tidak ada sesuatu yang menghalangi air

6) Tidak ada najis pada tubuh, sehingga berubah sifat air yang suci lagi menyucikan.

e. Fardu wudhu

a. Niat

b. Membasuh seluruh muka ( dari tumbuh rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari
telinga kanan hingga telinga kiri)

c. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku

d. Mengusap sebagian rambut kepala

e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

f. Tartib (berturut-turut)

f. Sunah-Sunah Wudhu

Ada beberapa sunah wudhu, antara lain:

1. Membaca basmallah pada permulaan wudhu

2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan

10
3. Berkumur-kumur

4. Membasuh lubang hidung sebelum berniat

5. Menyapu seluruh kepala dengan air

6. Mendahulukan angota yang kanan daripada kiri

7. Menyapu kedua telingga yang luar dan dalam

8. Menyela jari-jari tangan dan kaki

9. Membaca doa sesudah wudhu.

g. Hal-hal yang membatalkan wudhu

a) Keluar sesuatu dari qubul dan dubur meskipun hanya angin

b) Hilang akal karena gila, pingsan, mabuk atau tidur nyenyak.

c) Bersentuhan kulit laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dan tidak memakai
penutup.

d) Tersentuh kemaluan (qubul maupun dubur) dengan telapak tangan.

B. MANDI

a. Pengertian mandi

Mandi adalah meratakan atau mengalirkan air keseluruh tubuh. Sedangkan mandi
besar / junub / wajib mandi dengan mengunakan air suci lagi menyucikan (air mutlaq) dengan
mengalirkan air tersebut keseluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tujuan
mandi wajib adalah untuk menghilangkan hadast besar yang harus dihilangkan sebelum
melakukan sholat. Mandi itu di syariatkan berdasarkan firman Allah:

Artinya: “Dan jika kamu junub hendaklah bersuci”. (Q.S. Al-Maidah : 6).

b. Hal-Hal yang Mewajibkan Mandi

Mandi diwajibkan atas 5 perkara :

1) Keluar air mani disertai syahwat, baik diwaktu tidur maupun bangun, dari laki laki
atau perempuan.

2) Hubungan kelamin, yaitu memasukan alat kelamin pria ke dalam alat kelamin wanita,
walau tidak sampai keluar mani.

11
3) Terhentinya haid dan nifas.

4) Meninggal, bila menemui ajal wajiblah memandikan, berdasarkan ijma’.

5) Orang kafir bila masuk Islam.

c.Rukun (Fardhu) dan syarat-syarat Mandi Besar.

Rukun mandi besar ada 2, antara lain:

1) Niat (bersama dengan membasuh permulaan angota tubuh).

2) Membasuh air dengan tata keseluruhan tubuh, yakni dari ujung rambut sampai ujung
kaki.

Sedangkan syarat-syarat mandi besar yaitu:

a. Beragama Islam

b. Sudah tammyiz

c. Bersih dari haid dan nifas

d. Bersih dari sesuatu yang menghalangi sampainya air pada seluruh anggota tubuh.

e. Pada angota tubuh harus tidak ada sesuatu yang bisa merubah sifat air, seperti, minyak
wanggi.

f. Harus mengerti bahwa mandi besar hukumnya fardu (wajib)

g. Salah satu rukun-rukun mandi tidak boleh di i’tikadkan sunah.

h. Air yang digunakan harus suci dan menyucikan.

d. Sunah-Sunah Mandi Wajib

Disunahkan bagi yang mandi memperhatikan perbuatan Rasulullah SAW ketika mandi
itu:

a. Mencuci kedua tangan hingga dua kali.

b. Membasuh kemaluan.

c. Berwudhu secara sempurna.

d. Menuangkan air keatas kepala sebanyak 3 kali sambil menyela-nyela rambut.

e. Mengalirkan air keseluruhan badan memulai dari kanan lalu sebelah kiri sampai rata.

12
C . TAYAMUM

a. Pengertian Tayamum

Menurut bahasa, tayamum berarti menuju kedebu. Sedangkan menurut pengertian


syariat, tayamum ialah mengusap debu ke wajah dan kedua tangan dengan niat untuk
mendirikan sholat atau lainya. Tayamum juga berarti sebagai penganti wudhu atau mandi,
untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan Yaitu :

a. Uzur karena sakit (kalau ia memakai air bertambah sakitnya).

b. Karena dalam perjalanan.

c. Karena tidak ada air.

b. Tata Cara Tayamum

1) Membaca basmalah

2) Rengangkan jari-jari, tempelkan kedebu, tekan-tekan hingga debu melekat.

3) Angkat kedua tangan lalu tiup telapak tangan untuk menipiskan debu yang
menempel.

4) Niat tayamum.

5) Mengusap telapak tangan kemuka secara merata

6) Bersihkan debu yang tersisa ditelapak tangan

7) Ambil debu lagi dengan merengangkan jari-jari, tempelkan kedebu, tekan-tekan


hingga debu melekat.

8) Angkat kedua tangan lalu tiup kearah berlainan dari sumber debu tadi.

9) Mengusap debu ke tangan kanan lalu ke tangan kiri.

c. Syarat Tayamum

a. Telah masuk waktu sholat

b. Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran.

c. Memenuhi alasan atau sebab melakukan tayamum.

d. Sudah berupaya mencari air.

e. Tidak haid maupun nifas bagi wanita.

13
f. Menghilangkan najis yang melekat pada tubuh.

d. Rukun Tayamum

a) Niat tayamum

b) Menyapu muka dengan debu.

c) Menyapu kedua tangan dengan debu.

4. Tartib.

e. Sunah Tayamum

a. Membaca basmalah

b. Menghadap kiblat

c. Menghembus tanah dari dau tapak tangan supaya tanah yang diatas tangan itu tipis.

d. Mendahulukan yang kanan dari pada yang kiri.

e. Membaca doa sesudah tayamum sebagaimana doa sesudah wudhu.

14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Arti taharah menurut bahasa artinya “ bersih”, sedangkan menurut syara’ berarti bersih
dari hadast dan najis. Selain itu, arti taharah ialah memperbuat barang yang mengharuskan
sembahyang dan sebagainya seperti berwudhu, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis.

Pembagian thaharah ada dua, Thaharah secara hakiki maksudnya adalah hal-hal yang
terkait dengan kebersihan badan, pakaian dan tempat shalat dari najis. Thaharah Hukmi
adalah seseorang yang tidak batal wudhunya, boleh jadi secara fisik tidak ada kotoran tetapi
ia wajib berthaharah ulang, dengan cara berwudhu, bila ia ingin melakukan ibadah tertentu
seperti shalat, thawaf dan lainya.

Wudhu menurut lugot (bahasa) berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara’
berarti membersihkan anggota-anggota wudhu’ untuk menghilangkan hadast kecil.Mandi
adalah meratakan atau mengalirkan air keseluruh tubuh. Sedangkan mandi besar / junub /
wajib mandi dengan mengunakan air suci lagi menyucikan (air mutlaq) dengan mengalirkan
air tersebut keseluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tayamum berarti
menuju kedebu. Sedangkan menurut pengertian syariat, tayamum ialah mengusap debu ke
wajah dan kedua tangan dengan niat untuk mendirikan sholat atau lainya.

15
Daftar Pustaka
Muhammad Azzam,abdul aziz. Sayyed hawwas, Abdul Wahhab.2010.Fiqh Ibadah.Jakarta :AMZAH .

Hadi, Nor.2008.Ayo Membaca Fikih untuk Mts/Smp islam kelas VII jilid I.
Jakarta:Erlangga

16

Anda mungkin juga menyukai