Sit PDF
Sit PDF
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
Siti Mukminatun
Nim. X.8806518
TAHUN 2009
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1 Judul Penelitian UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPA MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL JIGSAW PADA SISWA
KELAS IV SD NEGERI 12 SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
2 a. Mata Pelajaran IPA
b. Bidang Kajian Desain dan Strategi Pembelajaran di Kelas
3 Peneliti :
a. Nama Lengkap dan Gelar SITI MUKMINATUN, A.Ma
b. Jenis Kelamin Perempuan
c. NIM X. 8806518
d. Program Studi/Jurusan PJJ S-1 PGSD / Ilmu Pendidikan
e. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
f. Institut / Universitas Universitas Sebelas Maret
g. Alamat Rumah Gerdu Rt. 01 Rw. V Sragen Tengah,
Sragen
h. No. HP 081 56758571
4 Nama Anggota Peneliti 1. Mursito, S.Pd 2. Hj. Anik Aningsih
5 Lama Penelitian 6 bulan dari bulan Juli sampai dengan
bulan Desember 2009
6 Biaya yang diperlukan :
a. Sumber dari Ditjen Dikti Rp. 600.000
b. Sumber lain, sebutkan dana Rp. 777.500 +
pribadi
c. Jumlah Rp. 1.377.500
(Satu juta tiga ratus tujuh puluh tujuh ribu
lima ratus rupiah)
Mengetahui
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I
3
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
ABSTRAK
kurang baik menjadi lebih baik. Secara berturut-turut (berdasarkan siklus I dan II)
hasil belajar IPA materi pokok konsep Struktur Organ Tubuh Manusia dengan
Fungsinya siswa kelas IV SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen adalah aspek
kognitif siklus I sebesar 72, siklus II sebesar 75, aspek afektif siklus I sebesar
67,5, siklus II sebesar 76, aspek psikomotor siklus I sebesar 68, siklus II sebesar
75, ketuntasan belajar 60 % siklus 1 dan 82 % siklus 2, APKG 1 dari 71 %
menjadi 82,6 dan APKG 2 dari 81,2 % menjadi 94,2 %. Penerapan pendekatan
pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw pada akhirnya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa di SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen.
7
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
14
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: untuk mengetahui bahwa Pembelajaran
Kooperatif Model Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV
SD Negeri 12 Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 atau tidak.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Mata Pelajaran IPA
6
19
Kelompok Ahli
(Tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim-tim asal)
C. Kerangka Pikir
Bahwa pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai hasil belajar sebagai
tujuan. Terhadap proses pembelajaran, guru dituntut kreativitasnya untuk
meningkatkan kemandirian dan keaktifan siswa dalam belajar dan memberi
kesempatan kepada siswa untuk mencari, mengusahakan dan menemukan
sendiri ilmu pengetahuan.
Usaha peningkatan hasil belajar siswa bagi guru merupakan suatu
kewajiban dan wujud keprofesionalan seorang guru. Guru menurut kodratnya
sebagai agen perubahan haruslah selalu tanggap dan peka terhadap apa yang
terjadi baik dilingkungannya maupun di luar lingkungannya. Pembelajaran
kooperatif model Jigsaw diharapkan siswa secara aktif membangun
27
D. Hipotesis Tindakan
Bertolak dari latar belakang, identifikasi masalah, maka dapat
diputuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas IV SD Negeri 12 Sragen Tahun 2009/2010.
29
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
17
30
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Guru Kelas IV (peneliti) SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen dan
pengamat (teman sejawat) mendiskusikan tentang materi, kegiatan
pembelajaran dan alat evaluasi serta menyiapakan alat peraga/instrumen dan
pedoman pengamatan.
b. Pelaksanaan tindakan
Dalam pelaksanaan ini peneliti (guru) melaksanakan sesuai rencana yang
ada dalam rencana pembelajaran seperti berikut ini:
1) Kegiatan awal : Apersepsi, penjelasan tujuan pembelajaran dan
pemberian materi.
2) Kegiatan inti : Presentasi kelas, pembagian kelompok, Pelaksanaan
pembelajaran kooperatif model jigsaw, pengerjaan
LKS skavolding dan pelaksanaan penilaian
pengamatan, presentasi kelas hasil pengerjaan LKS
dan penyimpulan maupun penyamaan persepsi
dilanjutkan evaluasi.
3) Kegiatan akhir : Pemberian reward, penegasan kembali hal–hal
pokok/penting, perbaikan/pengayaan dan penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung. Pengamatan mencakup
aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamatan. Guru dan
pengamat mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai dengan
rencana dan hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa maupun guru.
Adapun perolehan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1). Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan diambil selama kegiatan pembelajaran diperoleh
dengan cara melakukan observasi, dokumentasi, dan tes.
a). Observasi dilaksanakan dengan menggunakan instrumen pengukuran
kinerja afektif maupun psikomotor, untuk mengukur indikator-
32
indikator kerja, efisiensi, dan kerja sama antara siswa, guru dan
kolaborator dalam proses pembelajaran.
b). Tes dilaksanakan dengan menggunakan tes tertulis dan tes unjuk
kerja untuk mengukur kemampuan dan keterampilan siswa dalam
menguasai materi pembelajaran matematika
2). Validasi Data
Untuk menjamin validasi temuan perlu dilakukan pengecekan terhadap
data yang diperoleh. Untuk itu perlu dilakukan trianggulasi yaitu tehnik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu (Moleong, 1997:178). Trianggulasi yang digunakan adalah
trianggulasi yang memanfaatkan penggunaan isi dengan jalan
membandingkan data hasil pekerjaan siswa, observasi, catatan lapangan
Disamping itu juga dilakukan diskusi antara guru, kepala sekolah,
pengamat dan rekan-rekan guru yang lain
3). Alat Pengumpul Data
a). Butir soal penjajakan diambil dari soal-soal dari meteri yang
berkaitan dengan materi pokok .Untuk mengidentifikasi kemampuan
siswa sebelum diberi tindakan dan sekaligus untuk menentukan
tingkatan/rangking tiap-tiap siswa guna membentuk kelompok
kooperatif.
b). Butir soal evaluasi untuk mengetahui kemajuan dan prestasi hasil
belajar setiap siklusnya dibuat sesuai materi pokok yang dipelajari.
c). Instrumen observasi, yaitu berupa skala penilaian yang akan diisi
oleh pengamat pada saat proses pembelajaran yang berhubungan
perilaku pengajar dan aktifitas belajar siswa.
Adapun contoh instrumen pengamatan yang dipergunakan dalam
penelitian ini terlampir pada daftar lampiran.
33
2. Siklus 2
1) Perencanaan
Guru dan teman sejawat (kolaboratif) mendiskusikan tentang
pelaksanaan rencana pembelajaran mengacu dari hasil refleksi siklus
pertama serta menyampaikan alat-alat pendukung beserta lembar
pengamatan.
2) Pelaksanaan tindakan
Pada pelaksanakan ini guru dan pengamat melaksanakan tindakan
yang mengacu pada refleksi yang telah diperbaiki/disempurnakan pada
siklus sebelumnya.
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung. Pengamatan
mencakup aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar
pengamatan. Guru dan pengamat mengamati dampak pelaksanaan.
Apakah telah sesuai dengan rencana dan hambatan atau kendala apa
yang dihadapi siswa maupun guru.
4) Refleksi
Diskusi bersama guru dan pengamat tentang pelaksanaan. Apakah
pelaksanaan telah membawa hasil peningkatan hasil belajar IPA siswa
Kelas IV SD Negeri Sragen 12 Kabupaten Sragen?. Dan masih adakah
kekurangan (kelemahan) dari sikus ini? Jika kekurangan (kelemahan)
dirasa sudah tidak ada dan hasil telah memenuhi batas minimal
ketuntasan (indikator kerja) maka tindakan berakhir. Namun jika
masih ada kekurangan (kelemahan) dalam pelaksanaan pembelajaran
dan belum terlihat adanya peningkatan hasil belajar IPA maka
dilanjutkan dengan tindakan siklus ke-3 dan siklus selanjutnya yang
langkah-langkahnya seperti pada siklus sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya pelaksanan antar siklus dapat dilihat pada gambar
berikut :
35
Refleksi 1 Pengamatan/pengu
mpulan data 1
Pengamatan/peng
Refleksi 2 umpulan data 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal
2. Diskripsi Siklus 1.
a. Perencanaan
Perencanaan sebelum tindakan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Guru kelas IV (peneliti) bersama teman sejawat (kolabolator) mengadakan
diskusi dan selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
menyiapkan media pembelajaran dan instrumen–instrumen lainnya.
2) Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek proses
pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
24
37
PENJA 37,5
25 15 58
JAGAN %
II
d. Refleksi
Dari rata-rata kelas hasil evaluasi 72 ada kenaikan dibanding nilai
rata-rata kelas hasil penjajaganyang hanya 58 Namun hasil tersebut masih
kurang dari batas minimal ketuntasan. Terlihat siswa yang tuntas (mendapat
nilai ≥68) hanya 24 siswa (60 %). Berarti siswa belum dapat menguasai
konsep materi pokok macam-macam alat indra manusia dan fungsi alat indra
manusia, mungkin disebabkan pembelajaran kooperatif adalah hal baru,
kurangnya pemahaman siswa dalam mempelajari/menerima penjelasan dari
guru, kurang sistimatis guru dalam presentasi dan diskusi kelas, kurangnya
pemberian motivasi dari guru, kurangnya bimbingan guru dalam diskusi.
Untuk itu dalam siklus II perlu pembenahan atas kelemahan kelemahan
tersebut diatas. Beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam siklus II antara
lain: memberikan contoh-contoh yang akrab dengan siswa, presentasi jangan
terlalu cepat, bimbingan diskusi agar ditambah.
Dari rata-rata persentase tentang aspek-aspek proses pembelajaran
yang dilakukan guru dapat dikategorikan cukup (81,3 %) untuk pelaksanaan
dan 61 % untuk perencanaan, menunjukkan bahwa lebih dari setengah aspek-
aspek proses pembelajaran sudah dikuasai oleh guru, sehingga penampilan
mengajarnya dapat dikategorikan cukup. Untuk itulah pada siklus II
penampilan mengajar guru akan ditingkatkan secara lebih baik dengan
mengacu kepada kelemahan-kelemahan aspek penampilan mengajar yang
telah terjadi. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut berdasarkan data yang
ada berhubungan dengan aspek merangsang perhatian siswa adalah
menyiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk diskusi, menyiapkan lembar
pengamatan untuk siswa dan merumuskan pertanyaan atau permasalahan
tentang materi pokok, presentasi dan tambah bimbingan diskusi.
Secara keseluruhan rata-rata hasil belajar siswa dalam materi pokok
macam-macam alat indra manusia dan fungsi alat indra manusia. berdasarkan
penilaian pengamat I dan II pada siklus I untuk aspek afektif dan psikomotor
memiliki nilai yang diperoleh tidak terlalu jauh. Keadaan tersebut terbukti
40
bahwa rata-rata keseluruhan untuk aspek afektif 67,5 dan untuk aspek
psikomotor 68. Adapun yang menyebabkannya adalah perbedaan perolehan
nilai rata-rata berdasarkan sub aspeknya, yaitu aspek afektif 5 sub dan aspek
psikomotor 3 sub. Untuk itulah kelemahan tersebut perlu diperbaiki guru
maupun siswa agar dalam melaksanakan proses pembelajaran lebih baik lagi
pada siklus II selanjutnya,yaitu memberikan bimbingan khusus pada siswa
yang kesulitan memahami materi pokok, berikan contoh yang lebih konkrit.
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Penelitian
Secara lebih rinci dan jelasnya perencanaan pembelajaran yang
dilakukan guru dan pengamat pada siklus II ini adalah sebagai berikut:
Mempersiapkan peta konsep materi pokok macam-macam alat indra manusia
dan fungsi alat indra manusia yang telah disusun berdasarkan siklus I.
1) Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Mempersiapkan rencana pembelajaran materi pokok macam-macam alat
indra manusia dan fungsi alat indra manusia.
3) Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek proses
pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran materi pokok macam-macam alat indra manusia dan fungsi
alat indra manusia.
4) Mempersiapkan alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam proses
pembelajaran berkaitan dengan materi pokok macam-macam alat indra
manusia dan fungsi alat indra manusia, misalnya: torso manusia, LKS.
5) Melakukan koordinasi dengan tim pengamat (I dan II) dan penjelasan cara
pengisian lembar pengamatan (observasi).
b. Pelaksanaan
1) Guru melakukan langkah pembelajaran sesuai dengan RPP dengan
berupaya memperbaiki kelemahan aspek-aspek pembelajaran yang telah
dilakukannya pada siklus I.
41
ada pada siklus sebelumnya dapat teratasi dan hasil yang didapat telah tercapai
dan dapat menjawab indikator kerja yang telah ditetapkan.
Dari rata-rata persentase tentang aspek-aspek proses pembelajaran
yang dilakukan guru dapat dikategorikan baik (75 %), menunjukkan bahwa
lebih dari setengah aspek-aspek proses pembelajaran sudah dapat dikuasai
oleh guru, sehingga penampilan mengajarnya dapat dikategorikan baik,. Untuk
itulah pada siklus II penampilan mengajar guru sudah sangat optimal,
sehingga kelemahan-kelemahannya tidak ditemukan.
B. Pembahasan
1. Siklus I
Dari data-data yang telah didapat bahwa pelaksanaan pembelajaran
pada tiap- tiap siklus sangat bervariasi terlebih kekurangan/kelemahannya.
Pada siklus I rata-rata prestasi kelas yang diambil dari nilai evaluasi sudah
ada peningkatan dari 58 menjadi 72 prestasi individu siswapun mengalami
peningkatan dari 15 siswa yang mendapat nilai ≥ 68 pada tes penjajagan
menjadi 24 siswa , 24 siswa (60 %) mendapatkan nilai tuntas dan dari hasil
pengamatan rata-rata 67,5 untuk afektif dan 68 untuk psikomotor sedangkan
rata-rata aspek-aspek yang dilaksanakan guru 60 % cukup. Dari data diatas
perlu adanya perbaikan /penyempurnaan pada siklus II. Penampilan guru,
pemahaman materi, pemberian motivasi, bimbingan pelaksanaan diskusi
maupun dalam pemahaman materi yang menjadi kelemahan pada siklus ini.
2. Siklus II
Pada siklus II rata-rata prestasi kelas yang diambil dari nilai evaluasi
mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari 72 menjadi 75, prestasi
individu siswapun mengalami peningkatan dari 33 siswa yang mendapat nilai
dibawah 67 pada siklus I menjadi 7 siswa , dari 16 siswa (25 %) mendapatkan
nilai tuntas pada siklus I menjadi 24 siswa (60 %) untuk siklus ini. Sedangkan
nilai hasil pengamatan meningkat dari 67,5 pada siklus I menjadi 76 (afektif)
dan dari 68 pada siklus I menjadi 75 (psikomotor). Untuk penampilan guru
44
PENJAJAGAN 58 - - 37,5 % - -
I 72 67,5 68 60 % 81,2 71
II 75 76 75 82 % 94,2 82,6
80
PRA SIKLUS
60
SIKLUS 1
40
SIKLUS 2
20
0
KOGNITIF PSIKOMOTOR
100
80
60
40
20
PRA SIKLUS
0
KETUNTASAN APKG 2 APKG 1 SIKLUS 1
SIKLUS 2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasar hasil analisis dan hal-hal yang telah dikemukakan di muka
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, selanjutnya dapat diambil
simpulan sebagai berikut.
1. Pendekatan pembelajaran kooperatif model Jigsaw merupakan pendekatan
pembelajaran dengan model pembelajaran yang dapat merangsang kreativitas
berpikir siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Siswa
dapat mengingat secara baik segala bentuk perilakunya, sehingga hasil
pembelajaran menjadi lebih optimal.
2. Peranan guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebagai fasilitator dan sumber
belajar yang dapat membimbing siswa dan mengarahkannya untuk mencari
solusi sehubungan dengan masalah yang dihadapinya.
3. Keberanian dan kemampuan berpikir kreatif merupakan modal dasar bagi
siswa dalam penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif model Jigsaw
yang lebih berhasil.
4. Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat diatasi bersama
antara siswa dengan guru sampai pada akhirnya ditemukan solusinya yang
paling tepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif model Jigsaw hasil belajar siswa setiap
siklusnya mengalami perubahan secara signifikan. Perubahan tersebut dari
yang tadinya kurang baik menjadi lebih baik. Secara berturut-turut
(berdasarkan siklus I dan II) hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 12
Sragen Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Materi Pokok macam-macam
35
48
alat indra manusia dan fungsi alat indra manusia pada siklus I adalah sebesar
72 dengan ketuntasan 60 %, siklus II sebesar 75 dengan ketuntasan 82 %,
aspek afektif siklus I sebesar 67.5, siklus II sebesar 76, aspek psikomotor
siklus I sebesar 68, siklus II sebesar 75.
5. Penerpan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri Sragen 12
Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen.
B. Saran
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam kajian penelitian ini
selanjutnya dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk Kepala Sekolah
a. Hendaknya melakukan pembinaan dan bimbingan secara lebih optimal
kepada guru untuk melaksanakan tugasnya yang lebih baik.
b. Hendaknya memfasilitas guru dalam melaksanakan pembelajaran,
termasuk dalam menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif model
Jigsaw sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
c. Hendaknya memberikan motivasi, baik kepada guru maupun kepada siswa
untuk melaksanakan pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan
harapan.
2. Untuk Guru
a. Hendaknya menjadi fasilitator dan sumber belajar yang dapat membantu
siswa untuk menyerap materi pembelajaran.
b. Hendaknya mampu memberikan motivasi belajar yang lebih tinggi
terhadap peserta didik, sehingga hasil belajarnya menjadi lebih optimal.
c. Melakukan pembimbingan secara intensif kepada siswa yang lambat
dalam memahami materi pelajaran, sehingga ada kesejajaran dengan siswa
lain yang lebih pandai.
d. Melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan yang terjadi, sehingga
dapatsegera dicarikan solusinya.
49
DAFTAR PUSTAKA
38