6752 13208 1 SM PDF
6752 13208 1 SM PDF
1
Moonik P
2
Hesti Lestari H
2
Rocky Wilar
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : patriciaamelia11@yahoo.com
Abstract: Development is when ability and skill increased in the structure of more complex
body functions in a regular pattern and can be predicted, as a result of maturation process. This
study aimed to determine the factors that influence development delay in kindergartens.
Methods: This was a descriptive analytic study with cross-sectional design. The samples were
94 children who met the inclusion criterias in Kindergarten built in East Passi sub-district at
Bolaang Mongondow district, October-November 2014. The development assessed using
KPSP, with mark ≤ 6 counted as delayed development progress. The data was analyzed using
bivariate analysis with chi square statistic test. Results: Prenatal infections, nutritional status,
breastfeed, health care, parents’ income, parental education and number of siblings do not
have significant relation to child development delay where the value (p = 0.05). Child with
low birth weight had 2.4 folds of the risk for development delay (IC 95%: 0.9 to 0.7; p =
0.042). Residential density had 3.8 folds of the risk for development delay (IC 95%: 0.8 to
17.6; p = 0.038). Conclusion: Low birth weight and residential density are related to the delay
in child development.
Keywords: development, low birth weight, residential density.
bangsa. Sebagai aset bangsa, anak harus penghasilan anak tersebut di usia dewasa
mendapat perhatian sejak mereka masih di berkurang sebanyak 20% sehingga akan
dalam kandungan sampai mereka menjadi berimplikasi pada perkembangan nasional
manusia dewasa.1 suatu bangsa.6
Perkembangan adalah perubahan yang Penelitian-penelitian terdahulu
bersifat kuantitatif dan kualiatif. menunjukkan hasil skrining perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya yang berbeda-beda, dengan rentang nilai
kemampuan dan keterampilan dalam sebesar 13%-28,5%.7,8Tujuh puluh persen
struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks anak dengan keterlambatan tidak
dalam pola yang teratur dan dapat teridentifikasi tanpa skrining, sedangkan
diramalkan, sebagai hasil proses 70%-80% anak dengan keterlambatan
pematangan. Perkembangan menyangkut perkembangan teridentifikasi dengan
9,10
adanya proses diferensiasi dari sel-sel skrining perkembangan yang baik.
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan Penelitian di Kecamatan Klojen
sistem organ yang berkembangan Kotamadya Malang, terhadap anak taman
sedemikian rupa sehingga masing-masing kanak-kanak (TK) selama periode
dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga penelitian bulan Agustus-Desember 2010,
perkembangan emosi, intelektual, dan dengan skrining perkembangan terhadap
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan 248 anak. Hasil skrining dengan KPSP
lingkungannya. Perkembangan merupakan menunjukkan 236 anak (95,1%) anak
perubahan yang bersifat progresif, terarah menunjukkan perkembangan yang sesuai
dan terpadu/koheren. Progresif dan 12 anak (0,05%) menunjukkan
mengandung arti bahwa terdapat hubungan perkembangan meragukan atau ada
yang pasti antara perubahan yang terjadi penyimpangan.11
pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya.1 Zat gizi memiliki peranan yang sangat
Pada umumnya anak memiliki pola penting bagi kelangsungan tumbuh
perkembangan normal yang merupakan kembang anak dan kesehatannya. Nutrisi
hasil interaksi banyak faktor yang yang terkandung dalam ASI mencakup
mempengaruhi perkembangan anak. nutrisi, faktor kekebalan dan pertumbuhan,
Faktor-faktor tersebut adalah faktor genetik hormon, anti alergi, dan anti inflamasi.12
dan faktor lingkungan diantaranya bio- Pemberian ASI eksklusif untuk bayi
fisiko-psikososial, yang bisa menghambat yang berusia dibawah 6 bulan secara global
dan mengoptimalkan perkembangan anak. dilaporkan kurang dari 40%.13Secara
Faktor lingkungan secara garis besar di nasional cakupan ASI untuk bayi sampai
bagi menjadi faktor lingkungan prenatal, umur 6 bulan mengalami fluktuasi, yaitu
faktor lingkungan perinatal dan faktor 24,3% pada tahun 2008, kemudian
lingkungan pascanatal.2 meningkat pada tahun 2009 menjadi 34,3%
Pengaruh lingkingan terhadap tumbuh dan menurun pada tahun 2010 menjadi
kembang anak sangat kompleks, tidak 33,6%.14
hanya keluarga, melainkan juga masyarakat Berdasarkan penelitian di Puskesmas
disekitar anak, lingkungan biologis, Nanggalo terletak di Kecamatan Nanggalo,
lingkungan fisik, ekonomi-politik, serta Kota Padang dengan 3 wilayah kerja, yaitu:
sosial budaya.3Perkembangan anak juga Kelurahan Surau Gadang, Kelurahan Kurao
mengacu pada terpenuhinya kebutuhan Pagang, dan Kelurahan Gurun
anak akan ASUH, ASIH, dan ASAH.4 15
Laweh. Diperoleh 50 sampel diantaranya
Dari 200 juta anak di bawah usia 5 33 bayi (66%) yang mendapat ASI
tahun di negara-negara berkembang, lebih eksklusif dengan pertumbuhan status gizi
dari sepertiganya tidak terpenuhi yang normal dan 17 bayi (34%) yang tidak
potensinya untuk perkembangan.5Tidak mendapat ASI eksklusif dengan
terpenuhinya potensi perkembangan anak pertumbuhan status gizi yang kurang.16
diperkirakan akan menyebabkan
125
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015
Status gizi secara langsung berkaitan pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara dan
dengan faktor sosial ekonomi yang perkembangan anak.
meliputi tingkat pengetahuan ibu dan
ayah, tingkat pendapatan per kapita, HASIL PENELITIAN
tingkat pengetahuan terhadap gizi dan Penelitian ini dilaksanakan di taman
jumlah anggota keluarga.17 kanak-kanak yang berada di wilayah
Kuesioner Pra Skrining Kecamatan Passi Timur Kabupaten
Perkembangan (KPSP) merupakan salah Bolaang Mongondow. Sampel adalah
satu alat skrining yang diwajibkan oleh anak-anak dengan usia 4-5 tahun dan
Depkes untuk digunakan di tingkat orang tua yang bersedia mengikuti
pelayanan kesehatan primer. Kuesioner penelitian, dan tercatat sebanyak 94
Pra Skrining Perkembangan (KPSP) sampel. Dari 94 sampel tersebut,
sangat mudah digunakan baik oleh diperoleh 69 anak dengan presentase 73,4
petugas kesehatan bahkan bagi guru TK mengalami perkembangan sesuai usia dan
(Taman Kanak-kanak), guru PAUD 25 anak dengan presentase 26,6
(Pendidikan Anak Usia Dini), maupun mengalami keterlambatan perkembangan.
orangtua untuk mendeteksi dini adanya Tabel 1 menunjukkan dari 94 sampel
kelainan perkembangan anak sejak dini yang di dapat, terdapat 51 perempuan
sehingga dengan cepat dapat dilakukan (54,3%) dan laki-laki 43 sampel (45,7%).
intervensi dini.
Tabel 1. Jumlah Sampel Berdasarkan Sebaran
METODE PENELITIAN Jenis Kelamin
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif analitik dengan desain Jenis Kelamin N (%)
penelitian cross sectional (potong Perempuan 51 (54,3)
lintang). Penelitian ini bertempat di taman Laki-laki 43 (45,7)
Jumlah 94 (100)
kanak-kanak yang berada di wilayah
Kecamatan Passi Timur Kabupaten
Bolaang Mongondow. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Oktober-November Pada tabel 2 dapat di lihat 55 anak
2014. Populasi penelitian adalah semua mengalami perkembangan normal tanpa
anak-anak di wilayah Kecamatan Passi infeksi ibu dan 14 anak dengan infeksi
Timur Kabupaten Bolaang Mongondow ibu masa prenatal, sedangkan,
dan semua orang tua yang bersedia keterlambatan perkembangan dialami 19
mengikuti penelitian dengan anak tanpa infeksi ibu dan 6 anak dengan
menandatangani informed consent. infeksi ibu masa prenatal. Berdasarkan
Sampel adalah anak yang mengalami hasil uji Pearson Chi-Square di atas
keterlambatan perkembangan di wilayah menyatakan tidak ada hubungan yang
Kecamatan Passi Timur Kabupaten bermakna antara infeksi ibu masa prenatal
Bolaang Mongondow yang termasuk dan perkembangan anak taman kanak-
kriteria inklusi. Data yang diperoleh kanak (p=0,349).
kemudian dikumpulkan, diolah dan Dari Tabel 3 dapat di lihat 56 anak
disusun dengan menggunakan program mengalami perkembangan normal dengan
Microsoft Office Word dan SPSS berat lahir normal dan 13 anak dengan
(Statistical Program for Social Science). berat lahir rendah sedangkan,
Analisis data dilakukan dengan analisis keterlambatan perkembangan dialami 16
bivariate dengan uji statistic chi square anak dengan berat lahir normal dan 9 anak
test berdasarkan variabel gizi, pemberian dengan berat lahir rendah. Berdasarkan
ASI, perawatan kesehatan, kepadatan hasil uji Pearson Chi-Square diatas
hunian, pekerjaan/pendapatan keluarga, menyatakan ada hubungan yang
bermakna antara berat lahir rendah dan
126
Moonik, Lestari, Wilar: Faktor-faktor yang...
perkembangan anak taman kanak-kanak berisiko 2,4 kali lipat untuk mengalami
(p=0,042) dengan OR = 2,4 (KI 95%: 0,9- keterlambatan perkembangan.
0,7) berarti faktor berat lahir rendah
Tabel 2. Hubungan Infeksi Ibu Pada Masa Prenatal dan Keterlambatan Perkembangan Anak
Dari Tabel 4 dapat di lihat 68 anak anak dengan perawatan kesehatan yang
mengalami perkembangan normal tanpa buruk sedangkan keterlambatan
dengan status gizi normal dan 1 anak perkembangan dialami 23 anak dengan
dengan status gizi tidak normal. perawatan kesehatan yang baik dan 2
Sedangkan, keterlambatan perkembangan anak dengan perawatan kesehatan yang
dialami 24 anak dengan statu gizi normal buruk. Hasil uji Fisher’s Exact Test
dan 1 anak dengan status gizi yang tidak diatas menyatakan tidak ada hubungan
normal. Berdasarkan hasil uji Fisher’s yang bermakna antara perawatan
Exact Test diatas menyatakan tidak ada kesehatan dan perkembangan anak taman
hubungan yang bermakna antara status kanak-kanak ( p = 0,172 ).
gizi dan perkembangan anak taman Dari Tabel 7 dapat dilihat 17 anak
kanak-kanak (p=0,463) mengalami perkembangan normal dengan
Dari Tabel 5 dapat di lihat 16 anak keadaan hunian yang tidak padat dan 52
mengalami perkembangan normal dengan anak dengan keadaan rumah yang padat.
pemberian ASI eksklusif dan 53 anak Keterlambatan perkembangan dialami 2
tidak diberikan ASI eksklusif. Sedangkan, anak dengan keadaan hunian yang tidak
keterlambatan perkembangan dialami 7 padat dan 23 anak dengan keadaan hunian
anak dengan pemberian ASI eksklusif dan yang padat. Berdasarkan hasil uji Pearson
23 anak tidak diberikan ASI eksklusif. Chi-Square diatas menyatakan ada
Berdasarkan hasil uji Pearson Chi-Square hubungan yang bermakna antara
tidak ada hubungan yang bermakna antara kepadatan hunian dan perkembangan anak
pemberian ASI dan perkembangan anak taman kanak-kanak ( p = 0,038 ) dengan
taman kanak-kanak (p=0,316). OR = 3,8 (KI 95% :0,8-17,6) berarti
Dari Tabel 6 dapat di lihat 68 anak faktor kepadatan hunian berisiko 3,8 kali
mengalami perkembangan normal dengan lipat untuk mengalami keterlambatan
perawatan kesehatan yang baik dan 1 perkembangan.
127
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015
jumlah saudara yang sedikit dan 22 anak saudara yang banyak. Berdasarkan hasil
dengan jumlah saudara yang banyak. uji Pearson Chi-Square diatas menyatakan
Sedangkan, keterlambatan perkembangan tidak ada hubungan yang bermakna antara
dialami 7 anak dengan jumlah saudara jumlah saudara dan perkembangan anak
yang sedikit dan 18 dengan jumlah taman kanak-kanak ( p = 0,359 ).
132