Anda di halaman 1dari 5

BAB V

RENCANA OPERASIONAL

Prioritas di UPTD Puskesmas Banyuanyar pada tahun 2017 adalah berkaitan dengan
cakupan penemuan kasus TB yang belum mencapai target. Untuk menyelesaikan
permasalahan ini maka perlu disusun Plan of Action (POA) yang komprehensif, efektif dan
efisien. Salah satu penyebab masih belum mencapai targetnya penemuan kasus TB di wilayah
kerja Puskesmas Banyuanyar adalah masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
penyakit TB, sehingga program penyuluhan terkait penyakit TB mulai dari pencegahan dan
penanggulangannya dianggap perlu terutama di daerah kantong TB. Selain itu kegiatan
mencari kasus baru dengan melakukan pemeriksaan kontak penderita TB juga dianggap
cukup efektif untuk meningkatkan angka cakupan penemuan kasus TB.
Rencana operasional yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan penemuan
pasien dengan kasus TB antara lain sebagai berikut :
A. Penyuluhan Kantong TB
1. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat di kantong TB tentang penyakit TB mulai
dari pencegahan hingga penanggulangannya.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendeteksi secara dini kasus TB.
2. Sasaran
a. Tokoh masyarakat di daerah kantong TB
b. Kader kesehatan di daerah kantong TB
c. Seluruh masyarakat di daerah kantong TB
3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di 4 daerah kantong TB di wilayah kerja Puskesmas
Banyuanyar.
4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan diadakan masing-masing sekali pertemuan di 4 wilayah kantong TB yang
dilaksanakan antara bulan Februari hingga bulan Maret.
5. Sarana Prasarana yang dibutuhkan
a. Ruangan dengan kapasitas 30 orang berukuran 4 x 6 m dengan ventilasi
pencahayaan yang cukup
b. Alat tulis menulis (papan tulis, spidol, bolpoin)
c. Laptop dan LCD proyektor
d. Pointer
e. Materi penyuluhan
f. Meja dan kursi
6. Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk 4 kali pertemuan adalah Rp.3.700.000;
7. Rincian Kegiatan
Tim TB dari Puskesmas melakukan koordinasi dengan masing-masing kader di
daerah kantong TB untuk melaksanakan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dengan
metode ceramah dan tanya jawab seputar penyakit TB, dari mulai pencegahan hingga
penanggulangannya.
8. Indikator Kinerja
a. Terjaringnya suspek TB di wilayah kantong TB
Angka penjaringan suspek adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya di antara
100.000 penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun. Angka ini digunakan
unutk mengetahui upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu dengan
memperhatikan kecenderungan dari waktu ke waktu. Angka penjaringan susoek
dapat dihitung dengan rumus:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎


𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘

Jumlah suspek yang diperiksa bisa didapatkan dari buku daftar suspek (TB.06)
b. Terjaringnya BTA (+) di antara suspek TB di wilayah kantong TB
Indkator ini dapat diketahui dengan menghitung proporsi pasien TB BTA Positif di
antara suspek. Proporsi pasien TB BTA(+) di antara suspek adalah presentase
pasien BTA (+) yang ditemukan di antara seluruh suspek yang diperiksa dahaknya.
Angka tersebut dapat dihitung dengan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑇𝐵 𝐵𝑇𝐴 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛


𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑢𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑇𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

Angka ini harus berkisar antara 5 – 15%. Bila angka terlalu kecik kemungkinan
disebabkan penjaringan yang terlalu longgar atau terdapat masalah dalam
pemeriksaan laboratorium. Sebaliknya apabila >15% dapat disebabkan karena
penjaringan yang terlalu ketat atau terdapat positif palsu pada pemeriksaan
laboratorium.
9. Rencana Evaluasi
Dilakukan sebelum dan setelah pemberian materi berupa tanya jawab lisan untuk
mengetahui seberapa berhasil pemaparan materi diterima oleh tokoh masyarakat,
kader TB dan masyarakat di wilayah kantong TB. Selain itu dilakukan pemantauan
wilayah dengan bekerjasama dengan kader setempat apakah ada dampak yang positif
setalah pemaparan materi penyuluhan. Bagian administrasi pendataan Puskesmas
bekerjasama dengan tim TB untuk mengadakan survei cakupan penemuan kasus TB
dan survei dampak. Dengan demikian diharapkan program yang diadakan sejalan
dengan ketentuan yang ada.

B. Pemeriksaan Kontak Survey Penderita TB


1. Tujuan
a. Meningkatkan case detection rate penyakit TB
b. Meningkatkan kesadaran keluarga dengan penderita TB untuk dapat mendeteksi
secara dini kemungkinan tertular
2. Sasaran
Sasaran program merupakanmasyarakat di kantong TB terutama yang memiliki
kontak dengan pasien TB.
3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di 4 daerah kantong TB di wilayah kerja Puskesmas
Banyuanyar.
4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan diadakan sebanyak 30 kali kegiatan yang dilaksanakan antara bulan Januari
hingga bulan Desember.
5. Sarana Prasarana yang dibutuhkan
a. Pot dahak
b. Alat tulis
c. Label untuk memberi nama sampel
6. Kebutuhan Anggaran
Anggaran yang dibutuhkan untuk 30 kali kegiatan adalah Rp.3.000.000;
7. Rincian Kegiatan
Petugas puskesmas yaitu Tim TB terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan kader
TB setempat untuk membantu menyosialisasikan program. Kemudian kegiatan
dilaksanakan dengan melakukukan kunjungan rumah penderita TB untuk mengambil
sampel dahak pada kontak TB. Kegiatan dilakukan di daerah yang merupakan
kantong TB di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar. Selain pengambilan sampel
dahak, juga dilakukan edukasi kepada keluarga pasien mengenai cara pencegahan
penularan penyakit TB dan cara mendeteksi kemungkinan adanya penularan.
8. Indikator Kinerja
a. Terjaringnya suspek TB
Angka penjaringan suspek adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya di antara
100.000 penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun. Angka ini digunakan
unutk mengetahui upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu dengan
memperhatikan kecenderungan dari waktu ke waktu. Angka penjaringan susoek
dapat dihitung dengan rumus:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎


𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘

Jumlah suspek yang diperiksa bisa didapatkan dari buku daftar suspek (TB.06)
b. Terjaringnya BTA (+) di antara suspek TB
Indkator ini dapat diketahui dengan menghitung proporsi pasien TB BTA Positif di
antara suspek. Proporsi pasien TB BTA(+) di antara suspek adalah presentase
pasien BTA (+) yang ditemukan di antara seluruh suspek yang diperiksa dahaknya.
Angka tersebut dapat dihitung dengan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑇𝐵 𝐵𝑇𝐴 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛


𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑢𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑇𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

Angka ini harus berkisar antara 5 – 15%. Bila angka terlalu kecik kemungkinan
disebabkan penjaringan yang terlalu longgar atau terdapat masalah dalam
pemeriksaan laboratorium. Sebaliknya apabila >15% dapat disebabkan karena
penjaringan yang terlalu ketat atau terdapat positif palsu pada pemeriksaan
laboratorium.
c. Angka Notifikasi Kasus (Cae Notification Rate/CNR)
Case Notification Rate adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien bar yang
ditemukan dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu.
Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan meningkat atau
menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. CNR dapat dihitung dengan
rumus :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑇𝐵 (𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑡𝑖𝑝𝑒)𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑇𝐵. 07
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘

9. Rencana Evaluasi
Dilakukan pemantauan wilayah dengan bekerjasama dengan kader setempat apakah
ada kasus baru yang terdeteksi lewat program tersebut. Pengiriman dan pemeriksaan
sampel dahak oleh bagian laboratorium Puskesmas. Kemudian dilakukan pendataan
oleh bagian administrasi pendataan Puskesmas bekerjasama dengan tim TB terkait
survei cakupan penemuan kasus TB dan survei dampak. Dengan demikian diharapkan
program yang diadakan sejalan dengan ketentuan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai