Anda di halaman 1dari 25

48

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas penambangan batu kapur di PT.Semen Padang secara umum yaitu


land clearing, pengeboran & peledakan (drilling & blasting), aktivitas LHD
(loading-hauling-dumping), kominusi (pengecilan ukuran) serta pengiriman
material ke storage melalui belt conveyor (conveying). Dalam pembahasan ini
dijelaskan mengenai kegiatan penambangan batu kapur yang dilakukan oleh PT.
Semen Padang.

4.1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)


Kegiatan penambangan batu kapur di PT. Semen padang dimulai dari
aktivitas pembersihan lahan (land clearing). Kegiatan ini bertujuan untuk
preparasi lokasi pengeboran & peledakan. Proses ini dilakukan dengan menggusur
material pengganggu menggunakan bulldozer. Setelah itu, area penambangan
diratakan dengan bantuan grader untuk mempermudah kegiatan selanjutnya.
Dalam proses land clearing ini dilakukan dengan menggunakan alat Bulldozer
Komatsu D275A (Spesifikasi Alat pada Lampiran B).

Gambar 4.1. Aktivitas Land Clearing menggunakan Bulldozer Komatsu D275A


49

4.2. Aktivitas Pengeboran (Drilling)


Aktivitas pengeboran adalah rangkaian kegiatan pembuatan lubang ledak
berdasarkan posisi, pola, dan kedalaman yang sudah direncanakan. Lahan yang
sudah di-land clearing akan diproses lebih lanjut dengan kegiatan Marking dan
Drilling.

4.2.1. Marking
Marking bertujuan untuk menandai lubang yang akan dibor dengan
mengukur burden dan spacing yang sudah direncanakan. Ketentuan Marking
dilakukan oleh bidang PETA (Perencanaan & Evaluasi Tambang). Proses marking
dibantu dengan alat meteran, serta pita & batu sebagai penanda.

4.2.2. Drilling
Drilling atau pengeboran dimulai dengan membuat lubang ledak
berdasarkan posisi marking. Kedalaman lubang ledak yang diterapkan PT. Semen
Padang bisa beragam tergantung pada kondisi lereng (pada umumnya >10 m).
Untuk bagian tanah yang lebih menonjol, kedalaman lubang ledak dibuat lebih
dalam. Hal ini diperlukan untuk keserasian tinggi bench.

Gambar 4.2. Alat Bor untuk Primary Blasting (Furukawa HCR 1500)

Aktivitas pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin Furukawa


HCR 1500 (Spesifikasi alat pada Lampiran B) yang merupakan mesin bor hidrolik
jenis Top Hammer Drill. Diameter bor adalah sebesar 4,5 inch atau 115 mm.
50

Pola yang digunakan pada PT.Semen Padang adalah pola Zig-Zag dan
Persegi Panjang (Rectangular). Pola yang digunakan tergantung pada ukuran
fragmentasi & tonase yang dibutuhkan. Pertimbangan lainnya adalah panjang free
face, sudut inisiasi, efektivitas peledakan, dan arah lemparan batuan.

Aktivitas pengeboran di PT. Semen Padang dibantu jasa kontraktor PT.


Inspectindo Media Tama (PT IMT).

4.3. Aktivitas Peledakan (Blasting)


Proses peledakan yang dilakukan pada PT. Semen Padang bertujuan untuk
menghasilkan hancuran batu kapur sesuai dengan spesifikasi Hammer Crusher
IIA, IIIA, IIIB, dan VI sehingga dapat memenuhi target produksi yang diinginkan.

4.4. Aktivitas Pemuatan dan Pengangkutan (Loading and Hauling)


4.4.1. Penggalian dan Pemuatan Batu Kapur (Digging and Loading)
Penggalian dan pemuatan dilakukan dengan menggunakan Backhoe
Excavator Hitachi EX-3500-5 dengan Heaped capacity sebesar 17.5 m3 dengan
Excavator cat 6030 (Spesifikasi alat pada Lampiran B). Adapun Batu kapur yang
digali merupakan bongkahan batu kapur hasil peledakan sebelumnya, bukan batu
kapur kompak yang masih menyatu di alam, hal ini dikarenakan ketidakmampuan
alat gali untuk mengupas batu kapur tersebut, oleh karenanya kegiatan peledakan
pun harus dilakukan.

Gambar 4.3. Kegiatan Penggalian Batu Kapur oleh Backhoe Excavator


51

Setelah batuan telah digali dari front kerja, batuan hasil galian tersebut
kemudian dipindahkan ke dalam alat angkut berupa Dump Truck Komatsu HD-
785/CAT 777D (Spesifikasi alat pada Lampiran B), yang selanjutnya dibawa ke
crusher LSC II, VI, III A dan B yang terletak sekitar 500 - 1200 m dari front II
(Spesifikasi alat pada Lampiran B). Untuk memenuhi satu bucket alat angkut
Komatsu HD-785 yang berkapasitas 100 ton, maka Backhoe Excavator caterpilar
6030/EC 03 dengan kapasitas bucket sebesar 17 m3 atau 30 ton harus melakukan
loading pada Dump Truck Komatsu HD-785 sebanyak 4 kali dan membutuhkan
waktu rata-rata 130 detik/ 2,16 menit sehingga bucket penuh. (Gambar 4.34).

Gambar 4.4. Kegiatan Pemuatan Batu Kapur oleh Backhoe Excavator

Pada saat proses pemuatan berlangsung, posisi Backhoe Excavator harus


lebih tinggi dibandingkan dengan posisi bucket alat angkut. Hal ini dimaksudkan
agar produktivitas alat loading dapat optimal.
4.4.2. Pengangkutan Batu Kapur (Hauling)
Setelah proses pemuatan dilakukan, batu kapur dipindahkan dari front
penambangan menuju hopper dengan menggunakan alat angkut Dump Truck
Komatsu HD-785 (Gambar 4.35) sebanyak 3 unit dengan kapasitas bucket sebesar
100 ton. Waktu pengangkutan rata – rata dari front II menuju crusher LSC II, VI,
III A dan B dengan jarak 1000 - 1500 m adalah sekitar 224,7 detik. Sedangkan
52

waktu kembali kosong Dump Truck rata-rata dari crusher LSC II, VI, III A dan B
menuju front I, II, VII, adalah sekitar 259,5 detik.

Gambar 4.5. Kegiatan Pengangkutan Batu Kapur oleh Dump Truck

4.4.3.Waktu Kerja Alat Gali Muat dan Alat Angkut


Berdasarkan pengamatan di lapangan, waktu kerja yang disediakan oleh PT.
Semen Padang dalam 1 hari dibagi menjadi 3 shift, dimana dalam 1 shift terdiri
atas 7 jam waktu kerja tersedia. Jadi, total keseluruhan jam kerja yang tersedia
untuk proses pengangkutan, yaitu:
1 Hari = 21 Jam
7 Hari (pekan) = 147 jam
31 Hari (bulan) = 630 jam

Tabel 4.1. Jadwal Waktu Kerja PT. Semen Padang

Total Jam
NO Hari Waktu Kerja Kerja
1 Senin shift 1 shift 2 shift 3 21 jam
2 Selasa 07:00-15:00 15:00-23:00 23:00-07:00 21 jam
3 Rabu 07:00-15:00 15:00-23:00 23:00-07:00 21 jam
4 Kamis 07:00-15:00 15:00-23:00 23:00-07:00 21 jam
5 Jumat 07:00-15:00 15:00-23:00 23:00-07:00 21 jam
6 Sabtu 07:00-15:00 15:00-23:00 23:00-07:00 21 jam
7 Ahad 07:00-15:00 15:00-23:00 23:00-07:00 21 jam
53

4.4.4. Berat Material


Berat material yang diangkut oleh alat angkut dapat mempengaruhi:
a. Kecepatan kendaraan dengan HP yang dimilikinya.
b. Membatasi volume material yang diangkut.
c. Mempercepat daya pakai ban sehinngga sebalum jam pakai berakhir kondisi
ban sudah rusak.

Oleh sebab itu, berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya


terhadap kapasitas alat muat maupun alat angkut. Material yang terdapat di front
I,II,IV, dan VII adalah material batukapur hasil dari peledakan, yang mana
memiliki density sebesar 2,65 ton/m3.

4.4.5. Waktu Kerja Efektif


Waktu kerja efektif merupakan waktu kerja sesungguhnya yang digunakan
untuk melakukan operasi penambangan batukapur, karena pada nyatanya tidak
semua waktu kerja yang telah disediakan oleh perusahaan benar-benar digunakan
secara optimal oleh para operator dan alatnya untuk beroperasi. Hal ini
disebabkan karena adanya hambatan-hambatan yang berpotensi mengurangi
waktu kerja yang tersedia. Sehingga perlu dilakukan optimalisasi terhadap waktu
kerja efektif tersebut. Waktu kerja efektif rata-rata perhari pada PT. Semen
Padang adalah sebagai berikut (Lampiran D ).

Dari waktu kerja efektif ini akan diketahui efisiensi kerja dari operator dan alatny
54

4.4.6. Kondisi Jalan Angkut


Proses pengangkutan batukapur dari front kerja menuju crusher
menggunakan jalan angkut yang terdiri dari dua jalur 400 m, satu jalur dan 100 m
kondisi jalan angkut pada satu lajur terdapat beberapa titik yang rusak sehingga
dapat mempengaruhi kerja alat angkut

Gambar 4.6. Lebar Jalan Dua Jalur

.
Gambar 4.7. Lebar Jalan Satu Jalur

4.4.7. Produksi Excavator dan Dump Truck


1. Rencana Produksi Rencana produksi yang ditetapkan PT. Semen per hari
ialah 37.000, total tencana produksi pada agustus adalah sebesar 1.147.000
ton persentase pencapaian 68,84%.
55

2. Produksi realisasi merupakan hasil nyata yang dicapai oleh alat gali-muat dan
dump truck pada produksi dilapangan. Pada PT. Semen Padang produksi
realisasi yang didapat pada bulan Agustus adalah sebesar 789.593 BCM.
3. Produksi Teoritis merupakan hasil yang secara perhitungan dapat dicapai oleh
suatu hubungan kerja alat selama waktu operasi yang tersedia dengan
mempertimbangkan faktor koreksi seperti koreksi material, koreksi alat. dan
koreksi waktu. Hasil produksi teoritis pada PT. Semen Padang adalah
sebagai berkut (Tabel 4.3).
4.4.8. Perhitungan Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut

1. Front II Hari Habu, 6 September 2017


A. Produktivitas Backhoe Excavator caterpilar 6030/ EC 03
Rumus:
𝐾𝑏𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾𝑥𝐹𝐹
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇

Diketahui:
Kapasitas Bucket (Kb) = 17 m3
Density Batu Kapur = 2,56 ton/m3
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
Fill Factor Bucket (FF) = 0,88 (Lampiran H)
Effisiensi Kerja (EK) = 0,65 (Lampiran D)
Cycle Time (CT) = 0,62 menit (Lampiran C)
Penyelesaian:
𝐾𝑏 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾𝑥 𝐹𝐹
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇
𝑡𝑜𝑛
17 𝑚3 𝑥 2,56 3 𝑥 0,60 𝑥 0,65 x 0,6
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
0,62 menit
P. Exc =1.490 ton/jam

B. Produktivitas Dump Truck Komatsu HD 785


Rumus:
𝑛 𝑥 𝐾𝑏 𝑥 𝐹𝐹 𝑥 𝐸𝐾 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐷
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇
56

Diketahui:
Banyak Pengisian (n) = 4 kali
Kapasitas Bucket (KB) (Backhoe Excavator) = 17 m3
Fill Factor Bucket (FF) = 0,88 (Lampiran H)
Effisiensi Kerja (EK) = 0,73 (Lampiran D)
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
Density Batu Kapur = 2,56 ton/m3
Cycle Time (CT) = 8,77 menit (Lampiran C)
Penyelesaian:
4 𝑥 17 𝑚3 𝑥 0,88 𝑥 0,72 𝑥 0,6 𝑥 2,56 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
8,77 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
P.DT = 453 ton/jam per unit Dump Truck

2. Front II Hari Kamis , 7 September 2017


A. Produktivitas Backhoe Excavator caterpilar 6030/ EC 03
Rumus:
𝐾𝑏𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾𝑥 𝐹𝐹
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇

Diketahui:
Kapasitas Bucket (Kb) = 17 m3
Density Batu Kapur = 2,56 ton/m3
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
Fill Factor Bucket (FF) = 0,88 (Lampiran H)
Effisiensi Kerja (EK) = 0,63 (Lampiran D)
Cycle Time (CT) = 0,57 menit (Lampiran C)
Penyelesaian:
𝐾𝑏 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾𝑥 𝐹𝐹
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇
𝑡𝑜𝑛
17 𝑚3 𝑥 2,55 3 𝑥 0,60 𝑥 0,63 x 0,88
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
0,57 menit
P. Exc =1.524 ton/jam
B. Produktivitas Dump Truck Komatsu HD 785
57

Rumus:
𝑛 𝑥 𝐾𝑏 𝑥 𝐹𝐹 𝑥 𝐸𝐾 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐷
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇

Diketahui:
Banyak Pengisian (n) = 4 kali
Kapasitas Bucket (KB) (Backhoe Excavator) = 17 m3
Fill Factor Bucket (FF) = 0,88 (Lampiran H)
Effisiensi Kerja (EK) = 0,68 (Lampiran D)
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
Density Batu Kapur = 2,56 ton/m3
Cycle Time (CT) = 10,79 menit (Lampiran C)
Penyelesaian:
4 𝑥 17 𝑚3 𝑥 0,88 𝑥 0,68 𝑥 0,6 𝑥 2,56 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
10,79 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
P.DT = 348 ton/jam per unit Dump Truck

3. Front II Hari Jum’at, 8 September 2017


A. Produktivitas Backhoe Excavator Haitachi E
Rumus:
𝐾𝑏𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾𝑋 𝑥 𝐹𝐹
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇

Diketahui:
Kapasitas Bucket (Kb) = 17,5 m3
Density Batu Kapur = 2,56 ton/m3
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
Fill Factor Bucket (FF) = 0,88 (Lampiran H)
Effisiensi Kerja (EK) = 0,65 (Lampiran D)
Cycle Time (CT) = 0,59 menit (Lampiran C)
Penyelesaian:
𝐾𝑏 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾𝑥 𝐹𝐹
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇
58

𝑡𝑜𝑛
17,5 𝑚3 𝑥 2,56 𝑥 0,60 𝑥 0,65x 0,88
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑚3 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
0,59 menit
P. Exc =1.564 ton/jam
B. Produktivitas Dump Truck Komatsu HD 785
Rumus:
𝑛 𝑥 𝐾𝑏 𝑥 𝐹𝐹 𝑥 𝐸𝐾 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐷
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇

Diketahui:
Banyak Pengisian (n) = 4 kali
Kapasitas Bucket (KB) (Backhoe Excavator) = 17 m3
Fill Factor Bucket (FF) = 0,88 (Lampiran H)
Effisiensi Kerja (EK) = 0,70 (Lampiran D)
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
Density Batu Kapur = 2,56 ton/m3
Cycle Time (CT) = 9,65 menit (Lampiran C)
Penyelesaian:
4 𝑥 17,5 𝑚3 𝑥 0,88 𝑥 0,70 𝑥 0,6 𝑥 2,56 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
9,65𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
P.DT = 412 ton/jam per unit Dump Truck

4. Front II Hari Senin , 8 September 2017


C. Produktivitas Backhoe Excavator caterpilar 6030/ EC 03
Rumus:
𝐾𝑏𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇

Diketahui:
Kapasitas Bucket (Kb) = 17 m3
Density Batu Kapur = 2,56 ton/m3
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
Fill Factor Bucket (FF) = 0,88 (Lampiran H)
Effisiensi Kerja (EK) = 0,64 (Lampiran D)
Cycle Time (CT) = 0,57 menit (Lampiran C)
59

Penyelesaian:
𝐾𝑏 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾𝑥 𝐹𝐹
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇
𝑡𝑜𝑛
17 𝑚3 𝑥 2,55 3 𝑥 0,60 𝑥 0,64 x 0,88
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
0,57 menit
P. Exc = 1.548 ton/jam
D. Produktivitas Dump Truck Komatsu HD 785
Rumus:
𝑛 𝑥 𝐾𝑏 𝑥 𝐹𝐹 𝑥 𝐸𝐾 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐷
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇

Diketahui:
Banyak Pengisian (n) = 4 kali
Kapasitas Bucket (KB) (Backhoe Excavator) = 17 m3
Fill Factor Bucket (FF) = 0,86 (Lampiran H)
Effisiensi Kerja (EK) = 0,68 (Lampiran D)
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
Density Batu Kapur = 2,56 ton/m3
Cycle Time (CT) = 11,63 menit (Lampiran C)
Penyelesaian:
4 𝑥 17 𝑚3 𝑥 0,86 𝑥 0,68 𝑥 0,6 𝑥 2,56 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
11,63 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
P.DT = 322 ton/jam per unit Dump Truck

5. Front II Hari Rabu , 13 September 2017


A. Produktivitas Backhoe Excavator caterpilar 6030/ EC 03
Rumus:
𝐾𝑏𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾𝑥𝐹𝐹
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇

Diketahui:
Kapasitas Bucket (Kb) = 17 m3
Density Batu Kapur = 2,56 ton/m3
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
60

Fill Factor Bucket (FF) = 0,86 (Lampiran H)


Effisiensi Kerja (EK) = 0,60 (Lampiran D)
Cycle Time (CT) = 0,5 menit (Lampiran C)
Penyelesaian:
𝐾𝑏 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾𝑥 𝐹𝐹
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇
𝑡𝑜𝑛
17 𝑚3 𝑥 2,56 3 𝑥 0,60 𝑥 0,6 x 0,86
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
0,5 menit
P. Exc = 1,654 ton/jam
B. Produktivitas Dump Truck Komatsu HD 785
Rumus:
𝑛 𝑥 𝐾𝑏 𝑥 𝐹𝐹 𝑥 𝐸𝐾 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐷
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇

Diketahui:
Banyak Pengisian (n) = 4 kali
Kapasitas Bucket (KB) (Backhoe Excavator) = 17,5 m3
Fill Factor Bucket (FF) = 0,88 (Lampiran H)
Effisiensi Kerja (EK) = 0,60 (Lampiran D)
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
Density Batu Kapur = 2,55 ton/m3
Cycle Time (CT) = 4,8 menit (Lampiran C)
Penyelesaian:
4 𝑥 17 𝑚3 𝑥 0,86 𝑥 0,67 𝑥 0,6 𝑥 2,56 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
13,12 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
P.DT = 296 ton/jam per unit Dump Truck

6. Front II Hari Kamis, 14 September 2017


A. Produktivitas Backhoe Excavator caterpilar 6030/ EC 03
Rumus:
61

𝐾𝑏𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇

Diketahui:
Kapasitas Bucket (Kb) = 17 m3
Density Batu Kapur = 2,56 ton/m3
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
Fill Factor Bucket (FF) = 0,88 (Lampiran H)
Effisiensi Kerja (EK) = 0,63 (Lampiran D)
Cycle Time (CT) = 0,46 menit (Lampiran C)
Penyelesaian:
𝐾𝑏 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐸𝐾𝑥 𝐹𝐹
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇
𝑡𝑜𝑛
17 𝑚3 𝑥 2,55 3 𝑥 0,60 𝑥 0,63 x 0,88
𝑃. 𝐸𝑥𝑐 = 𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
0,46 menit
P. Exc = 1.888 ton/jam
B. Produktivitas Dump Truck Komatsu HD 785
Rumus:
𝑛 𝑥 𝐾𝑏 𝑥 𝐹𝐹 𝑥 𝐸𝐾 𝑥 𝑆𝐹 𝑥 𝐷
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑇

Diketahui:
Banyak Pengisian (n) = 4 kali
Kapasitas Bucket (KB) (Backhoe Excavator) = 17 m3
Fill Factor Bucket (FF) = 0,88 (Lampiran H)
Effisiensi Kerja (EK) = 0,69 (Lampiran D)
Swell Factor (SF) = 0,60 (Lampiran E)
Density Batu Kapur = 2,56 ton/m3
Cycle Time (CT) = 14,7 menit (Lampiran C)

Penyelesaian:
4 𝑥 17 𝑚3 𝑥 0,88 𝑥 0,69 𝑥 0,6 𝑥 2,56 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
𝑃. 𝐷𝑇 = 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡⁄𝑗𝑎𝑚
4,8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
P.DT = 259 ton/jam per unit Dump Truck
82

Tabel 4.2 Produktivitas Alat Excavator

Efesiensi Σ Per Σ Per


Lokasi Dan Tanggal Jenis Alat Σ Per Shift Σ Per Hari
kerja (%) Jam Bulan

Front II Hari Rabu, 6 September 2017 EC O3/ CAT 3060 67% 1.490 10.430 219.030 6.570.900

Front II Hari Kamis, 7 September 2017 EC O3/ CAT 3060 63% 1.524 10.668 224.028 6.720.840

Front II hari Jum’at 8 September 2017 EH 05/ EX 3500 65% 1.564 10.948 229.908 6.897.240

Front II Hari Senin 11 September 2017 EC O3/ CAT 3060 64% 1.548 10.836 227.556 6.826.680

Front I Hari Rabu 13 September 2017 EC O3/ CAT 3060 60% 1.654 11.578 243.138 7.294.140

Front VII Hari Kamis 14 September 2017 EC O3/ CAT 3060 63% 1.888 13.216 277.536 8.326.080

63
83

Tabel 4.3 Produktivitas Alat Dump Truck

Σ per 3
Efesiensi Σ Per Σ Per Σ Per Σ Per
NO Lokasi Dan Tanggal Jenis Alat Dump
kerja (%) Jam Shift Hari Bulan
Truck

1 Front II Hari Rabu, 6 September 2017 Komatsu HD 785 72% 453 1359 9513 28.539 856.170

2 Front II Hari Kamis, 7 September 2017 Komatsu HD 785 68% 348 1044 7308 21.924 657.720

3 Front II hari Jum’at 8 September 2017 Komatsu HD 785 70% 412 1236 8652 25.956 778.680

4 Front II Hari Senin 11 September 2017 Komatsu HD 785 68% 322 966 6762 20.286 608.580

5 Front I Hari Rabu 13 September 2017 Komatsu HD 785 67% 296 888 6216 18.648 559.440

6 Front VII Hari Kamis 14 September 2017 Komatsu HD 785 69% 259 777 5439 16.317 489.510

64
65

4.4.9. Faktor Yang Mempengaruhi Alat Gali-Muat Angkut


A. Excavator
1. Kondisi lantai kerja excavator
2. Tinggi material
3. Radius kerja alat
4. Fragmentasi material
B. Dump Truck
Jalan tambang
 Kondisi permukaan jalan
 Lebar jalan
 Kemiringan jalan

4.4.10. Upaya Optimalisasi Kerja Alat Gali-Muat dan Alat Angkut


1. melakukan penambahan jumlah dumtp truck yang menyesuaikan dengan
jarak tempuh dari lokasi loading menuju lokasi dumping agar waktu tunggu
excavator untuk loading berkurang sehingga waktu produksi optimal.
2. menambah luasan stock file di depan crusher merupakan upaya apabila
crusher belum siap/ terdapat kerusakan untuk beroperasi maka dumping
dump tuck dapat di lakukan pada lokasi stock file tersebut, sehingga
operasional pengangkutan batukapur terus berjalan yang dapat
mengurangi/menghilangkan waktu tunggu apabila terdapat gangguan atau
kerusakan pada crusher.
3. malakukan penambahan jam perasioanal excavator dan dumpt truck pada
front yang lain sehingga dapat menambah jumlah ton produksi. Dengan
upaya tersebut diharapkan mencapai produksi yang di rencanakan oleh PT.
Semen Padang .
4. Peningkatan Waktu Kerja Efektif Pada Tabel. 4.4 dapat dilihat terjadi
peningkatan efesiensi kerja bila dibandingkan dengan efisiensi kerja sebelum
dioptimlisasi (Tabel. 4.3). Hal ini akan didapat bila dilakukan pengurangan
waktu di beberapa aspek pada waktu hambatan. Seperti pada aspek terlambat
mulai (sebelum istirahat), terlalu cepat stop (sebelum istirahat), pergantian
66

shift dikurangi, karena hambatan ini ditimbulkan oleh ketidak disiplinan


operator dalam melaksanakan tugasnya.
Tabel 4.4. Efiensi Kerja Per shift Excavator Setelah Dioptimalisasi ( Lampiran D)

Efesiensi Σ Per Σ Per


Lokasi Dan Tanggal Jenis Alat Σ Per Shift Σ Per Hari
kerja (%) Jam Bulan
Front II Hari Rabu, 6 September 2017 EC O3/ CAT 3060 78% 1.735 12.145 255.045 7.651.350
Front II Hari Kamis, 7 September 2017 EC O3/ CAT 3060 76% 1.838 12.866 270.186 8.105.580
Front II hari Jum’at 8 September 2017 EC O3/ CAT 3060 75% 1.804 12.628 265.188 7.955.640
Front II Hari Senin 11 September 2017 EC O3/ CAT 3060 76% 1.838 12.866 270.186 8.105.580
Front I Hari Rabu 13 September 2017 EH 05/ PC 3500 77% 2.123 14.861 312.081 9.362.430
Front VII Hari Kamis 14 September 2017 EC O3/ CAT 3060 75% 2.248 15.736 330.456 9.913.680

Tabel 4.5. Effisiensi Kerja Dump Truck Komatsu HD 785 Setelah Dioptimalisasi( Lampiran D)

Σ per 3
Efesiensi Σ Per Σ Per
Lokasi Dan Tanggal Jenis Alat Dump Σ Per Hari Σ Per Bulan
kerja (%) Jam Shift
Truck
Front II Hari Rabu, 6 September 2017 Komatsu HD 785 82% 516 1548 10836 32.508 975.240
Front II Hari Kamis, 7 September 2017 Komatsu HD 785 79% 404 1212 8484 25.452 763.560
Front II hari Jum’at 8 September 2017 Komatsu HD 785 79% 465 1395 9765 29.295 878.850
Front II Hari Senin 11 September 2017 Komatsu HD 785 80% 379 1137 7959 23.877 716.310
Front I Hari Rabu 13 September 2017 Komatsu HD 785 79% 325 975 6825 20.475 614.250
Front VII Hari Kamis 14 September 2017 Komatsu HD 785 77% 289 867 6069 18.207 546.210

67
68

1.4.3. Faktor Keserasian Kerja Excavator dan Dump Truck


1. Waktu Edar (Cycle Time Excavator dan Dup Truck) Keserasian kerja
excavator dan dump truck dalam proses produksi yang dipengaruhi beberapa
faktor yaitu waktu edar excavator dan dump truck juga jumlah alat mekanis
yang beroperasi dalam proses produksi. Dari hasil pengamatan waktu edar
excavator ialah:
a. Front II hari rabu, 6 september 2017 ialah 37,29 detik.
b. Front II hari Kamis, 7 september 2017 ialah 34,20 detik.
c. Front II hari Jum’at 8 september 2017 ialah 35,99 detik.
d. Front II hari Senin 11 september 2017 ialah 34,34 detik.
e. Front I hari Rabu 13 september 2017 ialah 30,49 detik.
f. Front VII hari Kamis 14 september 2017 ialah 27,79 detik.
didapat waktu edar rata-rata dari excavator yang beroperasi pada front I,II,
dan VII sebesar 33,1 detik.
Sedangkan waktu edar dump truck yang didapat dari pengamatan di lapangan
adalah.
a. Front II hari rabu, 6 september 2017 ialah 8,77 menit.
b. Front II hari Kamis, 7 september 2017 ialah 10,78 menit.
c. Front II hari Jum’at 8 september 2017 ialah 9,65 menit.
d. Front II hari Senin 11 september 2017 ialah 11,63 menit.
e. Front I hari Rabu 13 september 2017 ialah 13,12 menit.
f. Front VII hari Kamis 14 september 2017 ialah 14,7 menit.
69

Tabel 4.6. Waktu Edar Rata-Rata dan Jumlah Alat Mekanis


Jumlah
Lokasi Dan Tanggal Jenis Alat CT
Alat
Front II Hari Rabu, 6 EC O3/ CAT 3060 0,62 1
september 2017 Komatsu HD 785 8,77 3
Front II Hari Kamis, 7 EC O3/ CAT 3060 0,57 1
September 2017 Komatsu HD 785 10,79 3
Front II Hari Jum’at 8 EH 05/ PC 3500 0,59 1
September 2017 Komatsu HD 785 9,65 3
Front II hari Senin 11 EC O3/ CAT 3060 0,57 1
September 2017 Komatsu HD 785 11,63 3
Front I Hari Rabu 13 EC O3/ CAT 3060 0,5 1
September 2017 Komatsu HD 785 13,12 3
Front VII Hari Kamis 14 EC O3/ CAT 3060 0,46 1
September 2017 Komatsu HD 785 14,7 3

2. Faktor Keserasian Kerja Excavator dan Dump Truck dalam proses produksi
pada PT. Semen Padang antara 1 unit excavator Caterpillar 6030 dan PC 3500
EH 05 yang dikombinasikan dengan 3 unit dump truck Caterpillar HD
777D/komatsu HD 785 diperoleh angka keserasian kerja sebesar
a. Front II hari rabu, 6 september 2017 ialah 8,77 menit. 0,85 (MF < 1),
yang berarti ada waktu tunggu dari excavator.
b. Front II hari Kamis, 7 september 2017 ialah 10,78 menit. 0,63 (MF < 1),
yang berarti ada waktu tunggu dari excavator.
c. Front II hari Jum’at 8 september 2017 ialah 9,65 menit. 0,73 (MF < 1),
yang berarti ada waktu tunggu dari excavator.
d. Front II hari Senin 11 september 2017 ialah 11,63 menit. 0,59 (MF < 1),
yang berarti ada waktu tunggu dari excavator.
e. Front I hari Rabu 13 september 2017 ialah 13,12 menit. 0,46 (MF < 1),
yang berarti ada waktu tunggu dari excavator.
f. Front VII hari Kamis 14 september 2017 ialah 14,7 menit. 0,38 (MF <
1), yang berarti ada waktu tunggu dari excavator.
70

Tabel 4.7. Match Factor Aktual


Alat Gali- Match
Lokasi Dan Tanggal Alat Muat
muat factor
Front II hari rabu, 6
1 3 0,85
september 2017
Front II hari Kamis, 7
1 3 0,63
september 2017
Front II hari Jum’at 8
1 3 0,73
september 2017
Front II hari Senin 11
1 3 0,59
september 2017
Front I hari Rabu 13
1 3 0,46
september 2017
Front VII hari Kamis 14
1 3 0,38
september 2017

Tabel 4.8. Match Factor Setelah Perbaikan Penambahan Alat Angkut


Alat
Alat Match Jumlah
Lokasi Dan Tanggal Gali-
Muat factor Produksi Teori
muat

Front II hari rabu, 6


1 3 0,85
september 2017 22.648

Front II hari Kamis, 7


1 5 1,06 30.680
september 2017

Front II hari Jum’at 8


1 4 0,98 27.444
september 2017

Front II hari Senin 11


1 5 0,98 28.464
september 2017

Front I hari Rabu 13


1 6 0,91 30.278
september 2017

Front VII hari Kamis 14


1 7 1
september 2017 31.528
71

4.5. Aktivitas Crushing dan Conveying


Proses pengolahan semen pada PT. Semen Padang terlebih dahulu dilakukan
dengan memperkecil ukuran batu kapur, proses ini dilakukan dengan
menggunakan crusher dan dibawa oleh belt conveyor sampai ke storage. Batu
kapur dibawa oleh Dump Truck dan di masukkan ke dalam hopper (Gambar 4.26).
PT. Semen Padang memiliki 3 unit Crusher yaitu Crusher II yang memiliki
kapasitas 500 ton, Crusher IIIA yang memiliki kapasitas 300 ton dan Crusher
IIIB yang memiliki kapasitas 300 ton.

Gambar 4.8. Batu Kapur Dimasukkan ke dalam Hopper


Ketika hopper mengalami kelebihan kapasitas, maka yang bisa dilakukan
Dump Truck adalah sebagai berikut:
1. Apabila crusher bekerja dengan baik, Dump Truck dapat menunggu sampai
material pada hopper berkurang.
2. Apabila crusher bekerja lambat atau mengalami masalah, maka Dump Truck
dapat membuat stockpile sementara (Gambar 4.27). Lalu material pada
stockpile akan di masukkan ke crusher secara bertahap dengan bantuan wheel
loader.
72

Gambar 4.9. Stockpile Sementara di Sekitar Crusher LSC II

Saat hopper terisi oleh batu kapur, proses crushing akan berlangsung dengan
hammer crusher. Hammer Crusher berperan sebagai primary crushing. Material
pada hopper akan dibawa oleh chain conveyor yang memiliki 3 rows dan tiap
rows memiliki 18 hammer yang berfungsi untuk menghancurkan batu kapur.
Hammer Crusher memiliki gaya impact yang menggunakan tekanan, dalam hal
ini pukulan diberikan oleh hammer kepada batu kapur. Prinsip Kerja Hammer
Crusher yaitu Batu Kapur yang masuk dipecah oleh palu pada ujung cakram yang
berputar. Padatan yang pecah selanjutnya digerus pada dinding dan keluar melalui
kisi (grid). Batu Kapur pecah karena terpukul oleh palu, terbentur dinding
(crushing plate), dan bertumbukan dengan butir lain.

Gambar 4.10. Hammer Crusher LSC II


73

Hammer crusher yang dimiliki oleh PT. Semen Padang (Gambar 4.28)
memiliki batasan kemampuan untuk menghancurkan material yang dimasukkan
ke hopper. Crusher akan bekerja secara optimal apabila ukuran material yang
dimasukkan tidak lebih dari 1000 mm, apabila material yang dimasukkan
melebihi ukuran tersebut maka crusher bisa mengalami kerusakan dan membuat
kerja crusher tidak optimal, sehingga material produk dari crusher akan berukuran
tidak seperti yang diharapkan. Oleh karenanya, material yang masuk diharapkan
berukuran dibawah 1000 mm.
Feed crusher yang digunakan berkecepatan 1200 rpm, pada kecepatan ini
batu kapur yang dihasilkan berkisar antara 1200 ton per jam dengan ukuran
produk maksimal 70 mm. Batu kapur yang telah lolos proses screening langsung
dibawa menuju belt conveyor A1J02 (Lampiran F).
4.5.1. Perhitungan Reduction Ratio Crusher LSC II
Reduction ratio merupakan perbandingan antar ukuran feed (umpan)
dengan output (produk). Dengan asumsi feed yang masuk berukuran maksimal
dan ukuran produk yang dihasilkan juga merupakan produk dengan ukuran
maksimal, maka reduction ratio dari Hammer Crusher LSC II adalah:
Rumus:
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑒𝑒𝑑
RR = 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

1000 𝑚𝑚
RR = = 16,67
60𝑚𝑚

Anda mungkin juga menyukai