Untuk Apa DPD PDF
Untuk Apa DPD PDF
Untuk Apa DPD PDF
Jalan Berlubang
Menuju DPD RI
Jalan Berlubang
Menuju DPD RI
Latar Belakang
3
Untuk Apa DPD RI
4
Untuk Apa DPD RI
Filosofis
5
Untuk Apa DPD RI
6
Untuk Apa DPD RI
7
Untuk Apa DPD RI
8
Untuk Apa DPD RI
9
Untuk Apa DPD RI
10
Untuk Apa DPD RI
11
Untuk Apa DPD RI
Historis
12
Untuk Apa DPD RI
13
Untuk Apa DPD RI
14
Untuk Apa DPD RI
15
Untuk Apa DPD RI
16
Untuk Apa DPD RI
17
Untuk Apa DPD RI
18
Untuk Apa DPD RI
Tabel I
Tingkat Urbanisasi dan Alasan Utama Pindah
Menurut Provinsi: 1980-1995 (dalam persentase)
19
Untuk Apa DPD RI
20
Untuk Apa DPD RI
Yuridis
a. Konstitusi
Melalui Amandemen UUD 1945 khususnya pasal 2 ayat 1
maka terbentuklah sistem ketatanegaraan baru dengan berdirinya
sebuah lembaga baru yang disebut dengan Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia (DPD RI). Perubahan ini merupakan
hasil dari amandemen yang dilakukan terhadap UUD 1945,
khususnya pasal 2 ayat 1. Untuk mendukung perubahan tersebut,
UUD 1945 hasil amandemen juga menjelaskan mengenai DPD RI
ini dalam sejumlah pasal lainnya (tabel II).
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa dengan tumbangnya
Orde Baru telah dibentuk sebuah lembaga baru yaitu DPD RI
sebagai ruang penyampaian aspirasi suara daerah-daerah.
Lembaga ini memiliki beberapa fungsi, tugas dan wewenang,
sebagaimana terdapat dalam tabel III.
Namun sebagai sebuah lembaga perwakilan daerah,
DPD RI masih mengalami sejumlah kendala. Ada
beberapa persoalan yang dihadapi DPD RI yaitu,
21
Untuk Apa DPD RI
Tabel II
Pasal-pasal UUD 1945 tentang DPD RI
Pasal 2, ayat (1)
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dan anggota-anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui
pemilihan umum dan diatur lebih lanjut di dalam undang-undang
Pasal 22 C
1. Anggota Dewan Perwakilan Daerah terpilih dari setiap provinsi melalui pemilihan
umum
2. Anggota dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan
jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga
jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
3. Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
4. Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-
undang.
Pasal 22 D
1. Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang
berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas Rancangan Undang-Undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah;
serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas
Rancangan Undang-Undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan
Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan
agama.
3. Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan
undang-undang mengenai: otonomi daerah, hubungan pusat daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja negara dan undang-undang yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil pengawasan itu kepada
Dewan Perwakilan Rakyat sebagai pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
4. Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari jabatannya, yang
syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang.
Pasal 22 E, ayat (2), (3) dan (4)
1. Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan wakil Presidan dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
2. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
3. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah
adalah perseorangan.
Pasal 23 E, ayat (2)
Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 23 F, ayat (1)
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh
Presiden.
22
Untuk Apa DPD RI
23
Untuk Apa DPD RI
Tabel III
Fungsi, Tugas dan Wewenang DPD
FUNGSI PERUNDANG-UNDANGAN (LEGISLASI)
Tugas dan Wewenang:
Dapat mengajukan RUU kepada DPR
Ikut membahas RUU
Bidang Terkait:
Otonomi Daerah
Hubungan pusat dan daerah
Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah
Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
FUNGSI ANGGARAN
Sebagai fungsi khusus yang merangkum ketiga fungsi di atas terkait
masalah keuangan dan anggaran
Tugas dan Wewenang:
Dapat mengajukan RUU tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah (legislasi)
Memberikan pertimbangan terhadap RUU APBN (konsultasi)
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan APBN (kontrol)
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Bidang Terkait:
RUU APBN
Pelaksanaan APBN
24
Untuk Apa DPD RI
25
Untuk Apa DPD RI
b. Undang-Undang
Bukan hanya memiliki keterbatasan menurut konstitusi,
ruang gerak DPD RI bahkan lebih terbatas lagi dengan
pengaturan fungsi, tugas, dan kewenangannya lewat UU.
Antara lain dalam UU No. 10/2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan tidak mengatur keterlibatan
DPD dalam proses perencanaan penyusunan program
legislasi nasional (prolegnas). Hal ini menjadi persoalan
karena ketentuan Pasal 17 ayat (1) UU tersebut menyebutkan
bahwa RUU, baik yang berasal dari dari DPR, Presiden,
maupun DPD disusun berdasarkan prolegnas. Dengan
demikian pembahasan RUU di DPD harus sesuai dengan
prolegnas, sementara DPD harus pula menangkap aspirasi
yang berkembang di daerah yang akan ditindaklajuti dengan
penyusunan suatu RUU dan mungkin RUU tersebut berada
di luar prolegnas yang telah ditetapkan. Selain itu, ketentuan
Pasal 17 ayat (3) tidak memberi peluang bagi DPD untuk
mengajukan RUU di luar prolegnas. Peluang ini hanya
diberikan kepada DPR dan Presiden dalam keadaan tertentu.
Sementara dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD
dan DPRD ditegaskan bahwa keikutsertaan DPD dalam
pembahasan RUU tertentu antara DPR dan Pemerintah
hanya pada awal Pembicaraan Tingkat I sesuai Peraturan
Tata Tertib DPR.
26
Untuk Apa DPD RI
27
Untuk Apa DPD RI
Fakta Geokultural
28
Untuk Apa DPD RI
29
Untuk Apa DPD RI
30
Untuk Apa DPD RI
31
Untuk Apa DPD RI
Penutup
32
Untuk Apa DPD RI
33
Untuk Apa DPD RI
34
Bagian Kedua
Jejak Langkah
DPD RI
37
Untuk Apa DPD RI
a. Aspek Perwakilan
DPD RI DPR RI
Merupakan lembaga perwakilan Merupakan lembaga perwakilan
daerah. partai politik.
Anggota DPD RI dipilih melalui Anggota DPR RI dipilih melalui
pemilu yang pesertanya pemilu yang pesertanya adalah
perseorangan. partai-partai politik.
Terdiri dari 4 orang per provinsi Terdiri dari 3-12 orang per daerah
yang sekaligus sebagai daerah pemilihan yang tersebar di 69
pemilihan. daerah pemilihan.
38
Untuk Apa DPD RI
b. Aspek Pemilihan
Dari hasil pemilu 2004 telah terpilih 128 anggota DPD
RI dari 32 provinsi di seluruh Indonesia. Setiap provinsi
memiliki empat orang anggota DPD RI. Masa jabatan
seorang anggota DPD RI selama 5 (lima) tahun.
Anggota DPD RI dapat diganti sesuai dengan aturan
dalam UU Susunan dan Kedudukan pasal 89.
Mekanismenya adalah sebagai berikut:
a. Calon pengganti adalah calon yang memperoleh suara
terbanyak urutan berikutnya dalam daftar peringkat
suara calon anggota DPD RI daerah pemilihan di
provinsi yang sama dengan yang digantikan.
b. Bila calon pengganti dalam daftar peringkat perolehan
suara calon anggota DPD RI sebagaimana dimaksud
pada huruf a mengundurkan diri atau meninggal akan
diganti oleh urutan suara terbanyak berikutnya.
1. Legislasi Terbatas
a. Dapat mengajukan RUU dan ikut membahas RUU yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah;
b. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN),
pajak, pendidikan dan agama.
2. Pengangkatan
Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam
pemilihan anggota BPK.
39
Untuk Apa DPD RI
3. Pengawasan
a. Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU
yang berkaitan dengan Otonomi Daerah, hubungan
Pusat dan Daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE
lainnya, perimbangan keuangan Pusat dan Daerah,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama;
b. Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK.
Hak DPD RI
1. Mengamalkan Pancasila;
2. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan
perundang-undangan;
40
Untuk Apa DPD RI
41
Untuk Apa DPD RI
42
Untuk Apa DPD RI
43
Untuk Apa DPD RI
44
Untuk Apa DPD RI
Pimpinan DPD RI
(Tatib DPD RI Pasal 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29)
Pimpinan adalah kesatuan yang bersifat kolektif, terdiri
atas satu orang ketua dan dua orang wakil ketua yang
dipilih dari dan oleh Anggota dalam Sidang Paripurna.
Tugas:
1. Memimpin sidang-sidang dan menyimpulkan hasil
sidang untuk diambil keputusan;
2. Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian
kerja antara ketua dan wakil ketua;
3. Menjadi juru bicara DPD;
4. Melaksanakan dan memasyarakatkan putusan DPD;
5. Mengadakan konsultasi dengan Presiden dan pimpinan lembaga
negara lainnya sesuai dengan hasil rapat Koordinasi DPD;
6. Mewakili DPD dan/atau alat kelengkapan di pengadilan;
7. Melaksanakan putusan DPD berkenaan dengan
penetapan sanksi atau rehabilitasi anggota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
8. Menetapkan arah, kebijakan umum, dan strategi
pengelolaan anggaran DPD;
9. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
dalam Sidang Paripurna DPD.
45
Untuk Apa DPD RI
Ruang Lingkup:
a. PAH I: Otonomi Daerah;
Hubungan Pusat dan Daerah;
Pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah.
b. PAH II: Pengelolaan sumber daya alam;
Pengelolaan sumber daya ekonomi lainnya;
c. PAH III: Pendidikan;
Agama.
d. PAH IV: Rancangan anggaran pendapatan dan belanja
negara;
Perimbangan keuangan pusat dan daerah;
Memberikan pertimbangan hasil pemeriksaan
keuangan negara dan pemilihan Anggota BPK;
Pajak.
46
Untuk Apa DPD RI
Tugas:
1. Pengajuan rancangan UU: mengadakan persiapan,
pembahasan, dan penyempurnaan RUU tertentu sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Bab XVI.
2. Pembahasan RUU yang berasal dari DPR dan/atau
Pemerintah: mengadakan persiapan, pembahasan dan
penyempurnaan rancangan UU tertentu sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Bab XVII.
3. Pertimbangan:
a. Mengadakan persiapan, pembahasan, dan penyusunan
pertimbangan mengenai RUU APBN dan RUU yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Bab XVIII.
b. Menyusun pertimbangan kepada DPR dalam
pemilihan anggota BPK sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam Pasal 140.
4. Pengawasan:
a. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Bab XVIII.
b. Membahas hasil pemeriksaan BPK sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Bab XIX.
Kegiatan:
1. Mengadakan Rapat Kerja dengan:
a. DPR;
b. Pemerintah;
c. Pemerintah Daerah/Provinsi/ Kabupaten/Kota;
d. DPRD Provinsi/Kabupaten/ Kota.
47
Untuk Apa DPD RI
Badan Kehormatan
(Tatib DPD RI Pasal 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40)
Badan Kehormatan dibentuk oleh DPD RI dan merupakan
alat kelengkapan DPD RI. Keanggotaan Badan Kehormatan
DPD RI terdiri atas sebanyak-banyaknya 32 orang anggota
yang mencerminkan keterwakilan setiap provinsi. Rapat-
rapat Badan Kehormatan DPD RI bersifat tertutup. Jika
Badan Kehormatan bertujuan untuk mengambil keputusan
maka rapat tersebut harus memenuhi kuorum.
48
Untuk Apa DPD RI
Tugas:
1. Melakukan penyelidikan dan verifikasi atas pengaduan
terhadap anggota karena:
Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan
atau berhalangan tetap sebagai Anggota;
Tidak lagi memenuhi syarat -syarat sebagai anggota
sebagaimana dimaksud dalam UU tentang Pemilihan
Umum;
Dinyatakan melanggar sumpah/janji, Kode Etik DPD RI,
dan/atau tidak melaksanakan kewajiban sebagai Anggota;
Melanggar peraturan ketentuan larangan rangkap jabatan
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Mengambil keputusan atas hasil penyelidikan dan
verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
3. Menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b kepada Sidang Paripurna DPD RI untuk
ditetapkan.
49
Untuk Apa DPD RI
Tugas:
1. Menetapkan acara DPD RI untuk 1 (satu) Tahun
Sidang, 1 (satu) Masa Persidangan, atau sebagian dari
suatu Masa Sidang dan perkiraan waktu penyelesaian
suatu masalah, serta jangka waktu penyelesaian
Rancangan Undang-Undang, dengan tidak mengurangi
hak Sidang Paripurna untuk mengubahnya;
2. Memberikan pendapat kepada Pimpinan DPD RI dalam
menentukan garis kebijaksanaan yang menyangkut
pelaksanaan tugas dan wewenang DPD RI;
3. Meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat
kelengkapan DPD RI yang lain untuk memberikan
keterangan/penjelasan mengenai hal yang menyangkut
pelaksanaan tugas tiap-tiap alat kelengkapan tersebut;
4. Menentukan penanganan terhadap pelaksanaan tugas
DPD RI oleh alat kelengkapan DPD RI;
5. Melaksanakan hal-hal yang oleh Sidang Paripurna
diserahkan kepada Panitia Musyawarah.
50
Untuk Apa DPD RI
Tugas:
1. Merencanakan dan menyusun program serta urutan
prioritas pembahasan usul pembentukan rancangan
undang-undang dan usul rancangan undang-undang
untuk satu masa keanggotaan DPD RI dan setiap Tahun
Anggaran dengan tahapan:
Menginventarisir masukan dari anggota, PAH, masyarakat,
dan daerah untuk ditetapkan menjadi keputusan PPUU;
Keputusan tersebut disampaikan kepada DPD melalui alat
kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi
dan Pemerintah melalui menteri yang tugas dan
tanggungjawabnya meliputi bidang peraturan perundang-
undangan sebagai bahan dalam penyusunan program
legislasi nasional.
2. Membahas Usul Pembentukan Rancangan Undang-
Undang dan Usul Rancangan Undang-Undang
berdasarkan program prioritas yang telah ditetapkan;
3. Mengkoordinasikan kegiatan pembahasan, harmonisasi,
51
Untuk Apa DPD RI
Kegiatan:
a. Mengadakan Rapat Kerja dengan: DPR;pemerintah;
Pemerintah daerah Provinsi /Kabupaten /Kota;DPRD
Provinsi/Kabupaten /Kota.
b. Mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum, baik atas
prakarsa PPUU maupun atas permintaan pihak lain;
c. Mengadakan kunjungan kerja pada Masa Sidang yang
hasilnya dilaporkan dalam rapat PPUU yang bersangkutan
dan disampaikan kepada semua alat kelengkapan DPD RI;
52
Untuk Apa DPD RI
Tugas:
1. Membantu pimpinan DPD dalam menentukan
kebijaksanaan kerumahtanggaan DPD, termasuk
kesejahteraan Anggota dan pegawai Sekretariat Jenderal;
2. Membantu Pimpinan DPD dalam melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan kewajiban
yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal;
3. Membantu Pimpinan DPD dalam merencanakan dan
menyusun kebijaksanaan anggaran DPD dengan:
53
Untuk Apa DPD RI
54
Untuk Apa DPD RI
Tugas:
1. Membina, mengembangkan, dan meningkatkan hubungan
persahabatan dan kerjasama antara DPD RI dengan lembaga
negara sejenis, baik secara bilateral maupun multilateral atas
penugasan atau persetujuan Pimpinan DPD RI;
2. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kunjungan delegasi lembaga negara sejenis
yang menjadi tamu DPD RI;
3. Mengadakan evaluasi dan menindaklanjuti hasil
pelaksanaan tugas PKALP;
4. Memberikan saran atau usul kepada Pimpinan DPD RI
tentang kerja sama antara DPD RI dengan lembaga negara
sejenis, baik secara bilateral maupun multilateral.
Tugas:
Kelompok DPD di MPR bertugas mengkoordinasikan
kegiatan anggota DPD di MPR.Kelompok DPD di MPR
bertugas meningkatkan kemampuan kinerja DPD dalam
lingkup sebagai anggota MPR.
55
Untuk Apa DPD RI
Panitia Ad Hoc I
Ketua : Drs. Sudharto, M.A.
Wakil Ketua : Muspani, S.H.
Wakil Ketua : Ir. Marhany V.P. Pua
Panitia Ad Hoc II
Ketua : Ir. Sarwono Kusumaatmadja
Wakil Ketua : Drs. H. Husein Rahayaan
Wakil Ketua : Drs. M. Jum Perkasa, AP.
Panitia Ad Hoc IV
Ketua : Ir. H. Eka Komariah Kuncoro, M.A.C.Ed.
Wakil Ketua : Anthony Charles Sunarjo
Wakil Ketua : Ir. Ruslan Wijaya, S.E., M.Sc.
Badan Kehormatan
Ketua : H. Aspar, S.E
Wakil Ketua : Aryanti Baramuli Putri
Wakil Ketua : Dinawati, S.Ag
56
Untuk Apa DPD RI
Panitia Musyawarah
Ketua : Drs. H. Wahidin Ismail
Wakil Ketua : Drs. H. Soemardi Thaher
Wakil Ketua : Drs. Ida Bagus Gede Agastia
57
Untuk Apa DPD RI
58
Untuk Apa DPD RI
59
Untuk Apa DPD RI
60
Untuk Apa DPD RI
1. Dasar Hukum
Belum ada dasar hukum bagi koordinasi dan kerja sama
antara DPRD dan DPD RI. Hal ini tidak dimuat secara formal
dalam peraturan perundang-undangan, baik itu UU no 32/
61
Untuk Apa DPD RI
2. Perbedaan Mandat
Terdapat perbedaan mandat yang cukup jelas antara
DPRD dan DPD RI, karena pasal 10 UU Pemda mengatur
mandat yang berbeda antara Pusat dan Daerah.
3. Perbedaan Legitimasi
Konsep otonomi daerah yang diterapkan saat ini
memberikan otonomi pada kabupaten/ kota sementara
DPD RI berbasis provinsi, sekaligus menjadi lembaga
negara. Dengan begitu, perlu dipikirkan model relasi
antara DPD RI dengan Pemda Provinsi dan Pemda
Kabupaten/Kota agar isu yang dibicarakan lebih fokus.
62
Untuk Apa DPD RI
Penguatan DPD RI
63
Untuk Apa DPD RI
64
Untuk Apa DPD RI
65
Untuk Apa DPD RI
66
Untuk Apa DPD RI
67
Untuk Apa DPD RI
68
Untuk Apa DPD RI
69
Untuk Apa DPD RI
70
Untuk Apa DPD RI
71
Untuk Apa DPD RI
72
Untuk Apa DPD RI
73
Untuk Apa DPD RI
74
Untuk Apa DPD RI
75
Untuk Apa DPD RI
76
Untuk Apa DPD RI
77
Untuk Apa DPD RI
78
Untuk Apa DPD RI
79
Untuk Apa DPD RI
80
Untuk Apa DPD RI
81
Untuk Apa DPD RI
82
Untuk Apa DPD RI
83
Untuk Apa DPD RI
Penyerapan Aspirasi
84
Untuk Apa DPD RI
85
Untuk Apa DPD RI
86
Untuk Apa DPD RI
87
Untuk Apa DPD RI
daerah.
88
Untuk Apa DPD RI
89
Untuk Apa DPD RI
Kunjungan Intra-Parlemen
90
Untuk Apa DPD RI
91
Untuk Apa DPD RI
Commonwealth Parliament-Australia
Sedangkan Australia, meski memiliki tradisi parlemen
yang berbeda, DPD RI bisa belajar dari sistem organisasinya
yang kuat dan institusi yang mapan. Melalui kunjungan
intra-parlemen ini, DPD RI sekaligus telah ikut menjalankan
misi untuk membina hubungan bilateral dengan negara lain.
Pada Tanggal 21 hingga 28 Mei 2005, delegasi DPD RI yang
diwakili oleh Irman Gusman SE, MBA (Wakil Ketua DPD RI),
Intsiawati Ayus SH, MH (Wakil Ketua Panitia Perancang
92
Untuk Apa DPD RI
93
Untuk Apa DPD RI
94
Untuk Apa DPD RI
Penutup
95
Untuk Apa DPD RI
96