Anda di halaman 1dari 24

FISIKA KESEHATAN

“Tekanan dalam Tubuh Manusia”

Dosen Pengampu : Dra. Astalini,M.Si

Disusun Oleh:
Nama : Yolanda Eka Putri
Nim : A1C316018
Kelas : Pendidikan Fisika Reguler B

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan
kekuatannya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu, walaupun dalam bentuk sederhana, dimana isi dari makalah ini
membahas tentang “Tekanan dalam Tubuh Manusia” dan kiranya makalah ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan minat bagi pembaca.

Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menjadi teman belajar serta
bertambahnya wawasan pengetahuan akan “Tekanan dalam Tubuh Manusia”.Kami
selaku dari penyusun, mengharapkan atas masukan dan saran dari pembaca agar dapat
membantu dalam penyusunan makalah dalam terbitan berikutnya. Dan kami ucapkan
terimakasih kepada tim penyusun, yang telah membantu dalam penyelesaian makalah.

Jambi,22 Februari 2019

Penulis

ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................... 3
BAB II ......................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Tekanan ........................................................................................................ 4
2.2. Pengukuran tekanan dalam tubuh................................................................................. 7
2.3 Tekanan di dalam tengkorak ........................................................................................... 8
2.4 Tekanan dalam Mata ...................................................................................................... 9
2.5 Tekanan dalam sistem pencernaan .............................................................................. 10
2.6 Tekanan di kerangka ..................................................................................................... 12
2.7 Tekanan di kandung kemih ........................................................................................... 13
2.8 Efek tekanan saat menyelam ........................................................................................ 14
2.9 Terapi Oksigen Hiperbarik............................................................................................. 17
BAB III ...................................................................................................................................... 20
PENUTUP ................................................................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 20
3.2 Saran ............................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Fisika Kesehatan atau Medical Physics adalah ilmu yang menggabungkan
dua kajian yang sangat luas yaitu: ilmu fisika dan ilmu kesehatan serta keterkaitannya.
Beberapa penerapan konsep dasar pada ilmu fisika dalam fisika kesehatan salah
satunya adalah konsep tekanan dalam tubuh manusia.

Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas
(A). Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau
gas. Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin
tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin
tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih
rendah dari pada di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.

Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer. Tekanan


Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi karena adanya
berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan sebuah cairan
bergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah ruang dan gravitasi juga
menentukan tekanan air tersebut. Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut:

P = ρgh

dimana ρ adalah masa jenis cairan, g (10 m/s2) adalah gravitasi, dan h adalah
kedalaman cairan. Atmosfer adalah lapisan yang melindungi bumi. Lapisan ini meluas
hingga 1000 km ke atas bumi dan memiliki massa 4.5 x 1018 kg. Massa atmosfir yang
menekan permukaan inilah yang disebut dengan tekanan atmosferik. Tekanan
atmosferik di permukaan laut adalah 76 cmHg.

1
Tekanan di dalam tubuh kita terdapat di beberapa organ yaitu pada tengkorak, mata,
sistem pencernaan, kantong kemih dan pada tulang. Makalah ini juga membahasa
bagaimana cara mengukur tekanan di dalam tubuh dan efek tekanan ketika menyelam.
Untuk lebih memahami kajian ini, oleh karenanya penulis membuat atau menulis
makalah dengan judul “ Tekanan dalam Tubuh Manusia”. Materi ini termasuk ke dalam
matakuliah tambahan diprogram studi Pendidikan Fisika.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Tekanan?
2. Bagaimana pengukuran tekanan di dalam tubuh?
3. Bagaimana tekanan pada tengkorak?
4. Bagaimana tekanan pada mata?
5. Bagaimana tekanan pada sistem pencernaan?
6. Bagaimana tekanan pada kerangka?
7. Bagaimana tekanan pada kantong kemih?
8. Bagaimana tekanan pada tulang?
9. Bagaimana efek tekanan ketika menyelam?
10. Apa yang dimaksud dengan Terapi Oksigen Hiperbarik?

1.3 Tujuan

Makalah ini penulis buat dengan tujuan :


1. Mengetahui pengertian dari tekanan
2. Mengetahui proses pengukuran tekanan di dalam tubuh
3. Mengetahui proses tekanan pada tengkorak
4. Mengetahui proses tekanan pada mata
5. Mengetahui proses tekanan pada sistem pencernaan
6. Mengetahui proses tekanan pada kerangka
7. Mengetahui proses tekanan pada kantong kemih

2
8. Mengetahui proses tekanan pada tulang
9. Mengetahui proses efek tekanan ketika menyelam
10. Mengetahui apa itu reapi oksigen hiperbarik

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan ini yaitu agar penulisa dan pembaca dapat mengetahui proses
tekanan pada tubuh manusia dalam sudut pandang ilmu fisika.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tekanan

Tekanan adalah fenomena yang sangat biasa dalam kehidupan kita. Ahli
meteorologi mengatakan pada kita mengenai tekanan atmosfir, petugas bengkel
memeriksa tekanan dalam ban kendaraan kita dan dokter mengukur tekanan darah kita
sebagai bagian dari pemeriksaan fisik. Tekanan digunakan gas atau cairan. Untuk
benda padat, kuantitas gaya persatuan luas mengacu pada tegangan.

Tekanan (disimbolkan dengan huruf P) didefenisikan sebagai gaya per satuan


luas. Satuannya adalah N/m2, yang di dalam sistim satuan SI dinyatakan dengan Pascal
atau Pa. Di dalam dunia medis satuan tekanan dinyatakan dalam millimeter mercuri
atau disingkat dengan mmHg. Tekanan atmosfer lingkungan kita adalah 760 mmHg.
Atmosfer memiliki tekanan sebesar 1 atm (atm adalah singkatan dari atmosfer). Jadi 1
atm = 760 mmHg. Karena kita hidup di lingkungan atmosfer, maka pengukuran
tekanan apapun dihitung relatif terhadap tekanan atmosfer.

Tekanan (P) didefinisikan sebagai gaya persatuan luas (P=F/A) dalam bentuk gas
atau cairan. Pada sistem metrik tekanan diukur dalam satuan N/m2 ; satuan SI yang
benar adalah pascal [1 Pa = 1 N/m2]. Standar tekanan atmosfer dipermukaan laut (1
atm) adalah sebesar 1,01 x 105 N/m2 (Pa) (14,76 lb/in2; 760 mmHG) dan bahwa tekanan
pada ban sepeda mungkin sama tinggi dengan 620 kPa (90 lb/in2). Walaupun satuan SI
tidak biasa digunakan dalam kedokteran di USA, satuan-satuan tersebut akan
digunakan di sini dengan satuan-satuan yang biasa digunakan dalam kedokteran yang
termasuk dalam kalimat-kalimat induk untuk pengenalannya. Metode yang paling
lazim untuk mengindikasikan tekanan dalam kedokteran adalah dengan melihat tinggi
kolom merkuri (Hg). Untuk membandingkan sistem yang satu dan lainnya, ingatlah
bahwa 1mmHg = 0,133 kPa. Sebagai contoh, tekanan darah tertinggi (sistolik) yang
terbaca sebagai 120 mmHg (15,8 kPa) mengindikasikan bahwa kolom merkuri pada

4
ketinggian tersebut memiliki tekanan yang setara dengan tekanan sistolik pasien. Tabel
1 mencatat beberapa satuan yang lazim dipergunakan untuk mengukur tekanan dan
memberi tekanan atmosfir pada setiap sistem.
Tekanan P dibawah kolom cairan dapat dihitung dari P = 𝜌𝑔ℎ, dimana 𝜌 adalah
kepadatan cairan, 𝑔 adalah akselerasi gravitasi (9.8 m/s2) dan ℎ adalah tinggi kolom.
Karena kepadatan merkuri adalah 13,6 x 103 kg/m3 dan bahwa kepadatan air adalah
103 kg/m3, kolom air menjadi 13,6 kali lebih tinggi dari kolom merkuri untuk
menghasilkan tekanan yang sama besar. Kadang-kadang perlu untuk mengindikasikan
perbedaan tekanan dalam tubuh untuk setiap tekanan air.

Karena kita hidup dalam larutan udara dengan tekanan 1 atm, lebih mudah
untuk mengukur tekanan yang realtif dengan tekanan atmosfir daripada mengukur
tekanan sebenarnya atau tekanan absolut. Sebagai contoh, bila tekanan ban sepeda
adalah 60 lb/in2 tekanan absolut adalah 60 + 14,7 ) ~ 75 lb/in2. Di sini kita mengatakan
bahwa 60 lb/in2 adalah tekanan gauge (ukuran). Jika kita mengindikasikan selain itu,
seluruh tekanan yang digunakan dalam bab ini adalah tekanan ukuran.

Tabel 1 Beberapa Satuan Yang Biasa Digunakan Dalam Mengukur Tekanan

Atmosfir Pa cmH2O mmHg lb/in2(psi)


Atmosfir 1 1.01 x 105 1033 760 14.7
1 Pa 0,987x 10-5 1 0.0102 0.0075 0.145x 10-3
1 cmH2O 9.68x10-4 98.1 1 0.735 0.014
1 mmHg 0.00132 133 1.36 1 0.0193
1 lb/in2(psi) 0.06080 6895 70.3 51.7 1
Ada beberapa tempat pada tubuh di mana tekanan lebih rendah daripada
tekanan atmosfir, atau negatif. Sebagai contoh, ketika kita menarik nafas, tekanan pada
paru-paru menjadi lebih rrendah daripada tekanan atmosfir atau udara tidak akan
mengalir masuk. Tekanan paru-paru selama menghirup nafas hampir sama dengan
sedikit centimeter air [beberapa centipascal cPa] dalam keadaan negatif. Ketika
seseorang minum melalui sedotan tekanan pada mulutnya pasti negatif dengan jumlah
tekanan yang setara dengan tinggi mulut diatas tingkat cairan yang ia minum.

5
Tabel 2 mencatat beberapa tekanan sejenis dalam tubuh. Jantung bekerja sebagai
sebuah pompa, menghasilkan tekanan yang cukup tinggi (~13 sampai 18 kPa atau ~100
sampai 140 mmHg) untuk memompa darah melalui arteri. Darah yang telah dialirkan
ke seluruh tubuh akan dialirkan kembali ke paru-paru melalui venous (pembuluh
darah), oleh karena itu tekanan pada venous harus betul-betul cukup kecil agar darah
(khususnya pada bagian tubuh yang paling bawah seperti kaki) dapat disedot kembali
ke dalam jantung. Kegagalan dalam menyedot kembali darah yang telah dialirkan ke
wilayah kaki ini sering menghasilkan pembengkakan pada pembuluh darah (veins).

Tabel 2. Tekanan Sejenis Pada Tubuh Yang Normal


Tekanan Tubuh Sejenis
kPa (mmHg)
Tekanan darah arteri
Maksimum (systole) 13 – 18 100-14
Minimal (diastole) 8 - 12 60 – 9
Tekanan darah Vena 0.49 – 0.9 3–7
Vena Besar < 0.1 <1
Tekanan darah pembuluh kapiler
Pembuluh arteri akhir 4 30
Pembuluh vena akhir 1.3 10
Tekanan telinga tengah < 0.1 <1
Tekanan bola mata (cairan bola mata) 2.6 20
Tekanan cairan otak
Dalam otak (terbaring) 0.6 – 1.6 5 – 12
Gastrointestinal 1.3 – 2.6 10 - 20
Tekanan intrathoracic
(antara paru-paru dan dinding dada) -1.3 -10

6
2.2. Pengukuran tekanan dalam tubuh

Ada sejumlah tempat di dalam tubuh yang tekanannya relatif lebih kecil dari
tekanan atmosfer (atau bernilai negatif). Sebagai contoh, ketika kita bernafas (menarik
nafas), tekanan di dalam paru-paru kita harus lebih kecil dari tekanan udara luar
(atmosfer) agar supaya udara di lingkungan kita dapat mengalir ke dalam paru-paru.
Ketika seseorang minum air dari sebuah gelas dengan menggunakan sedotan, tekanan
di dalam mulutnya harus jauh lebih kecil dari tekanan atmosfer di sekitar gelas agar air
di dalam gelas tersebut dapat mengalir ke dalam mulut.

Metode klasik menghitung tekanan ialah dengan menentukan tinggi kolom


cairan yang memproduksi tekanan yang setara dengan tekanan yang diukur. Alat yang
mengukur dengan metode ini disebut manometer. Jenis manometer yang biasa
digunakan adalah manometer dengan tabung bentuk U, berisi cairan yanag
berhubungan dengan tekanan yang diukur (gbr 1). tingkatan pada lengan berubah
sampai perbedaan pada tingkatan setara dengan takanan. Jenis manometer ini dapat
mengukur tekanan positif maupun negatif. Cairan yang digunakan biasanya merkuri.
Tetapi air atau cairan yang berkelembaban rendah juga dapat digunakan ketika tekanan
yang diukur relatif kecil.
Alat klinis yang biasa digunakan dalam mengukur tekanan adalah
sphygmomanometer, yang mengukur tekanan darah. Dua tipe tekanan gauge
dipergunakan dalam sphygmomanometer. Pada manometer merkuri, tekanan
diindikasikan dengan tinggi kolom merkuri dalam tabung kaca. Pada manometer
aneroid, tekanan mengubah bentuk tabung flexibel tertutup, yang mengakibatkan
jarum bergerak ke angka. Beberapa bagian tubuh dapat berlaku seperti indikator
tekanan yang belum selesai. Sebagai contoh, seseorang yang naik turun lift atau
pesawat sering merasakan perubahan tekanan atmosfir pada telinga.

7
Gambar 1. Tabung manometer untuk mengukur tekanan, P dapat dinyatakan dalam
tinggi cairan h (mmHg atau cmH2O) atau dapat dinyatakan dalam unit konvensional
gaya persatuan luas menggunakan P = 𝜌𝑔ℎ, dimana 𝜌 adalah densitas dan g
percepatan gravitasi.

2.3 Tekanan di dalam tengkorak

Ruang di sekitar otak di dalam tengkorak memiliki sekitar 150 cm3 cairan otak
(cerebrospinal fluid disingkat dengan CSF). Cairan otak ini dapat mengalir keluar dari
wilayah otak melalui saluran ventrikel (venticle).

Ventricles adalah rongga-rongga berukuran sangat kecil yang menghubungkan


ruang otak dengan rongga tulang belakang (spinal column). Aliran secara sirkulatif
(bersirkulasi) cairan CSF melalui ventricles dari ruang otak ke rongga tulang belakang
dan sebaliknya terjadi secara terus menerus. Jika ventricles mengalami penyumbatan,
cairan CSF akan terjebak di dalam ruang otak (tengkorak) sehingga akan meningkatkan
tekanan internal tengkorak. Peningkatan tekanan internal tengkorak, pada taraf yang
berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembesaran tengkorak (kepala membesar
secara tidak normal). Pembesaran kepala yang tidak normal ini disebut sebagai
hydrocephalus. Kondisi ini sering terjadi pada bayi, dan menjadi permasalahan yang
sangat serius. Namun jika gejala ini secara dini dapat diketahui, penanggulangannya

8
dapat dilakukan melalui pembedahan dengan mem-by-pass sistim aliran CSF yang
tersumbat dengan teknologi yang ada.

Gambar 2. Potongan melintang dari otak memperlihatkan lokasi cairan cerebrospinal


(daerah terabayang) dan salurannya (panah). Otak yang rapuh diperkuat dan
dilindungi oleh cairan ini.
Pengukuran penambahan tekanan CSF tidak dapat dilakukan secara langsung.
Metode pengukuran yang lazim dilakukan adalah dengan mengukur panjang lingkaran
keliling kepala (tengkorak) yang terletak tepat sedikit di atas kuping. Nilai normal
panjang keliling kepala untuk bayi adalah 32 sampai 37 cm. Apabila ukuran ini
dilebihi, maka bayi tersebut memiliki kecenderungan terserang hydrocephalus.

2.4 Tekanan dalam Mata

Cairan bening di dalam bola mata yang terdapat antara permukaan mata dan
retina memiliki tekanan tertentu sehingga dapat menjaga bola mata pada bentuk dan
ukuran yang tetap. Dimensi atau bentuk mata sangatlah kritis. Bila dimensinya tidak
tepat, mata menjadi tidak dapat melihat. Perubahan 0,1 mm pada diameternya
menghasilkan efek (pengaruh) terhadap kejelasan penglihatan. Jangan sekali-kali
menekan bola mata terlalu keras karena dapat berakibat fatal dimana tekanan internal
mata tidak dapat mengembalikan bola mata ke dalam bentuk semula dan oleh karena
itu dapat menyebabkan kebutaan. Tekanan normal cairan bening mata (tekanan mata)
berada pada interval 12 sampai 23 mmHg.

9
Cairan di bagian depan mata tersusun sebagaian besar dari air. Mata secara
kontinu menghasilkan cairan, dan oleh sistim pengaliran yang dimilikinya membuat
cairan yang berlebihan dapat dibuang dengan baik. Apabila sistim pengaliran ini
mengalami penyumbatan sehingga sirkulasi tidak berjalan dengan sewajarnya, maka
akan mengakibatkan tekanan di dalam mata menjadi meningkat (bertambah).
Peningkatan tekanan ini dapat membatasi suplai darah ke retina mata sehingga
mempengaruhi kejelasan penglihatan. Kondisi seperti ini disebut dengan glaucoma.
Bila kondisi seperti ini sudah pada taraf yang sangat parah dapat menyebabkan
kebutaan. Tekanan yang dihasilkan cairan mata ini (tekanan mata) dapat diukur dengan
alat yang diberi nama tonometer.

2.5 Tekanan dalam sistem pencernaan

Sistim pencernaan memiliki pintu masukan, yaitu melalui mulut dan menuju ke
persambungan antara kerongkongan dan lambung (stomach-esophagus junction), dan
pintu pengeluaran melalui anus (anal sphincter). Panjang sistim pencernaan manusia
dari mulut sampai anus lebih kurang 6 m. Sistim pencernaan dilengkapi dengan katub-
katub (valves) yang berperan sebagai pembuka dan penutup sehingga sistim
pencernaan berproses dengan sempurna. Katub di dalam usus berperan untuk
meratakan penyaluran (pengaliran) makanan di dalamnya. Katub-katub terdapat pada
antara lambung dan usus kecil (pylorus; yang berperan untuk menghidari aliran
makanan dari usus kecil kembali ke lambung) dan antara usus kecil dan usus besar
(valve between small and large intestine). Pada beberapa kejadian aliran penyaluran
terbalik dapat saja terjadi, seperti pada saat muntah, aliran makanan berbalik dari yang
normalnya.

10
Gambar 3 katup dan otot sirkular dari system pencernaan
Tekanan di dalam lambung dan usus (bagian-bagian dari sistim pencernaan)
lebih besar dari pada tekanan atmosfer. Makanan yang dimakan (setelah kenyang)
meningkatkan tekanan pada sistim pencernaan. Pertambahan tekanan ini ditandai
dengan semakin tegangnya kulit perut.
Di samping itu, pada saat makan biasanya udara yang sempat dihirup melalui
pernafasan tertahan dan terjebak di dalam tubuh. Udara yang terjebak ini menambah
tekanan secara signifikan pada sistim pencernaan. Tekanan di dalam sistim pencernaan
dapat juga dibangkitkan oleh gas-gas yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri yang
terdapat di dalam usus. Gas-gas ini umumnya dikeluarkan dalam bentuk kentut (flatus).
Kadang-kadang suatu bentuk penyumbatan terjadi pada katub antara usus besar
dan usus kecil dan membangkitkan tekanan yang berlebihan sehingga menghalangi
organ pembuluh darah yang ada di perut untuk mengalirkan darah ke organ-organ
penting di dalamnya. Jika tekanan yang terjadi ini menjadi cukup besar akan
menghentikan mekanisme sistim aliran darah di dalam perut yang dapat berakibat pada
kematian. Suatu teknik intubation (memasukkan pipa kecil melalui hidung, lambung
dan usus) biasanya dilakukan untuk mengurangi tekanan tersebut. Jika usaha ini gagal,
selanjutnya diatasi dengan melakukan pembedahan. Penambahan tekanan yang besar
di dalam usus akan menyebabkan resiko infeksi pada dinding usus, karena tekanan
yang besar akan menyebabkan dinding usus cenderung robek atau retak-retak seperti
teriris terluka kecil, dan gas-gas yang terjebak di dalam usus akan dengan cepat

11
menyebar dan memasuki luka-luka tersebut. Resiko ini dapat direduksi dengan
melakukan pembedahan di ruangan bertekanan tinggi, dimana tekanan ruangan lebih
tinggi dari tekanan usus penderita.

2.6 Tekanan di kerangka

Tekanan tertinggi dalam tubuh ditemukan pada rangkaian tulang keras. Ketika
seluruh berat pada sebuah kaki, seperti saat berjalan, tekanan pada lutut dapat melebihi
106 Pa (10 atm) Bila tekanan tidak terjadi pada daerah luas pada sendi, tekanan bahkan
akan lebih besar (gbr 4). Karena tekanan adala gaya per satuan luas, untuk sebuah gaya
yang diberikan, tekanan berkurang seiring peningkatan luas.
Tulang yang sehat terlubrikasi dengan lebih baik daripada rangkaian terbaik
buatan manusia. Jika pelumas konvensional digunakan pada sendi, pelumas tersebut
akan menguap dan rangkaian sendi akan segera mengering.

Gambar 4 daerah permukaan tulang yang bergabung lebih besar dari bagian atas atau
bawah gabungan. Daerah yang lebih luas pada gabungan medistribusikan gaya,
demikian mengurangi tekanan.
Untungnya sistem seperti itu memiliki tekanan lebih tinggi, pelumas lebih baik. Tulang
diadaptasikan untuk mengurangi tekanan. Tulang jari lebih datar daripada silinder pada
sisi pemegang dan tekanan tersebar pada permukaan yang lebih besar, ini mengurangi
tekanan pada selaput yang melingkupi tulang (Gbr 5).

12
Gambar 5. Tulang jari tangan berputar 90° memperlihatkan daerah rata (panah)
digunakan untuk pegangan (lihat potongan melintang pada inset). Daerah rata ini
mengurangi tekanan pada jaringan di atas tulang ketika kita membawa sesuatu yang
berat seperti tas.

2.7 Tekanan di kandung kemih

Satu dari tekanan internal tubuh yang juga sangat penting adalah tekanan yang
terjadi pada kandung kemih (bladder). Peningkatan tekanan yang terjadi pada kandung
kemih adalah akibat adanya akumulasi (pertambahan terus menerus) volume air
kencing (urine). Untuk orang dewasa volume maksimum kandung kemih adalah 500
ml dengan tekanan rata-rata 30 cmH2O. Jika kontraksi dinding kandung kemih terjadi,
tekanan ini dapat ditingkatkan sampai mencapai 150 cmH2O. Anak-anak lelaki kadang-
kadang sering menggunakan cara klasik untuk mengukur seberapa besar tekanan
kandung kemihnya dengan melakukan kencing secara vertikal mengarah ke suatu
tembok dan mengukur tinggi maksimum semburan yang dicapai. Untuk orang
penderita prostatic (saluran kandung kemihnya tersumbat), tekanan kandung
kemihnya dapat mencapai lebih 100 cmH2O.

13
Gambar 6 Cystometer langsung dengan jarum melalui dinding abdomen kedalam
bladder atau kandung kencing

Tekanan di dalam kandung kemih dapat diukur dengan memasukkan


suatu catheter yang dilengkapi dengan sensor tekanan ke dalam kandung kemih
melalui urethra (saluran keluar urine).
Tekanan pada kandung kemih dapat bertambah pada saat batuk, saat duduk dan
pada saat dalam keadaan tegang. Khusus untuk wanita hamil, tekanan pada kandung
kemihnya akan bertambah dengan bertambah beratnya janin yang dikandung dan
biasanya oleh karena itu ia sering buang air kecil. Pada situasi yang stress pun juga
dapat meningkatkan tekanan pada kandung kemih, belajar saat mau ujian membuat
anda sering buang air kecil ke toilet. Hal ini disebabkan karena “nerves”.

2.8 Efek tekanan saat menyelam

Perubahan tekanan selama menyelam tidak banyak mempengaruhi tubuh


karena tubuh terbentuk berdasarkan benda padat dan cairan yang hampir tidak dapat
ditekan. Bangaimanapun juga terdapat rongga gas dalam tubuh dimana perubahan
tekanan tiba-tiba dapat memproduksi efek yang dalam. Untuk memahami kenapa, kita
masih menggunakan hukum Boyle: untuk kuantitas tetap dari gas pada temperatur
konstan produk dari tekanan absolut dan volume tetap ( PV = konstan) . Berarti, bila
tekanan absolut digandakan volume menjadi setengahnya.
Telinga tengah adalah salah satu rongga udara yang terdapat dalam tubuh (
lihat Gambar 7). untuk kenyamanan, tekanan pada telinga tengah harus seimbang

14
dengan tekanan diluar gendang telinga. Keseimbangan ini di produksi oleh aliran udara
melalui tabung eustachia, yang biasanya tertutup kecuali selama pengaliran,
mengunyah dan menguap. Ketika menyelam, banyak orang mengalami kesulitan
penyesuaian tekanan dan merasakan tekanan pada telinga mereka. Tekanan berbeda
dari 17kPa (170mmHg) pada gendang telinga, yang dapat timbul pada kedalaman air
1,7m ( 5,4 kaki) yang dapat menimbulkan gangguan gendang telinga. Gangguan dapat
menjadi serius karena air dingin pada telinga tengah dapat mempengaruhi mekanisme
keseimbangan dan mengakibatkan mabuk laut dan pusing. Satu metode
penyeimbangan yang digunakan oleh penyelam adalah menaikan tekanan dalam mulut
dengan memegang hidung dan mencoba meniupnya; seiring dengan penyeimbangan
tekanan, penyelam dapat mendengar bunyi “pop” pada kedua teliganya. (metoda yang
sama juga dapat dicobakan untuk mengurangi ketidaknyamanan saat perubahan
tekanan yang terjadi dalam perjalanan dengan pesawat terbang yang turun dengan
cepat).

Kondisi yang kurang serius adalah tekanan sinus. Selama menyelam tekanan
pada rongga sinus dalam tulang biasanya menyeimbangkan dengan tekanan
sekelilingnya. Bila seorang penyelam kedinginan rongga sinus dapat menutup dan
tidak seimbang, mengakibatkan sakit. Efek tekanan lainnya adalah nyeri selama dan
sesudah menyelam dari sedikit volume air yang terjebak masuk melalui gigi. Tekanan
mata dapat timbul bila orang juling menggunakan topeng; dengan topeng udara yang
keluar dari paru-paru meningkatkan tekanan pada mata seiring penurunan yang terjadi.

Bila seorang penyelam scuba pada kedalaman 10 meter menahan nafasnya dan
timbul ke permukaan, volume udara akan naik oleh satu atau dua faktor yang
mengakibatkan kenaikan tekanan yang serius pada paru-paru. Bila paru-paru dipenuhi
sesuai dengan kapasitas, pada kedalaman hanya 1,2 m (4 kaki) dapat mengakibatkan
kerusakan paru-paru yang serius. Semua penyelam scuba mempelajari selama
pelatihan untuk menahan nafas selama kedalaman dan untuk mengeluarkan secara
bertahap jika laju kedalaman penting.

15
Gambar 7. pada kedalaman normal 20% caampuran O2 , pada kedalaman
air laut lebih dari 30 meter (100ft) keracunan oksigen dan pembiusan
nitrogen keduanya bisa terjadi. Catat bahwa tekanan libih tinggi ada pada
grafik puncak dan tekanan berkurang dengan bertambahnya ketinggian.
Pada ketinggian sekitar 4600, (-15000ft) hypoxia ( kekurangan oksigen
dalam jaringan) dapat terjadi. (Dari C.E. Billings in J.F.parker, Jr and V.R.
West(Eds)), Bioastronautic Data Book 2nd Ed. National Aeronautics and
space Administration , Washington, D.C 1973,p.2. seperti yang disadur dari
US Houses of Representative Select Committee on Astronautics and Space
handbook; Astronautics and its Application, House Document No.86,First
Session, 86th Congress, Washington, D.C., U.S Government Printing
Office, 1959).

Tekanan dalam paru-paru pada kedalaman apapun lebih besar daripada tekanan
dalam paru-paru pada tingkat laut. Ini berarti bahwa udara dalam paru-paru lebih
lembab dibawah air dan bahwa sebagian tekanan dari seluruh komponen udara secara
proporsional lebih tinggi. Sebagian tekanan yang lebih tinggi dari oksigen
mengakibatkan lebih banyak molekul oksigen yang ditransfer kedarah dan oksigen
meracuni hasilnya bila sebagian tekanan oksigen menjadi lebih tinggi (Gbr.7), biasanya
keracunan oksigen timbul ketika sebagian tekanan oksigen sekitar 80kPa (Ketika
tekanan udara absolut sekitar 4atm) atau pada kedalaman 3m (100kaki).

16
Menghirup udara pada kedalaman 30 m juga berbahaya, karena dapat
mengakibatkan penyerapan nitrogen dalam darah dan jaringan. Hal ini dapat
memproduksi dua masalah serius; pembiusan nitrogen, yang merupakan efek yang
tidak meracuni( gambar 5.8) dan pembengkokan atau pengurangan rasa sakit, yang
merupakan masalah yang terus meningkat. Sementara oksigen dikirim mula-mula oleh
kegiatan kimia menuju sel darah merah, nitrogen dipisahkan dalam darah dan jaringan.
Berdasarkan hukum Henry, jumlah gasa yang akan memisah dalam cairan seimbang
dengan sebagian tekanan gas dalam kontak dengan cairan. Seiring seorang penyelam
menyelam lebih dalam tekanan air dan sebagian tekanan nitrogen tersebut meningkat.
Sebagai hasilnya lebih banyak nitrogen dipisah dalam darah dan dari sana terpisah
dalam jaringan. Ketika penyelam naik, nitrogen tambahan dalam jaringan harus
dipindahkan melalui darah dan paru-paru. Pemindahan ini merupakan proses yang
lambat dan bila penyelam naik terllau cepat akan terjadi gelembung pada jaringan dan
komponen lainnya. Pembengkokan cukup menyakitkan. Penyelam yang disiplin
biasanya ditekan ulang dalam ruang gas; tekanan dalam ruang gas menurun perlahan-
lahan sehingga nitrogen dapat dikeluaran dari jaringan melalui darah dan paru-paru.

Masalah lain dapat timbul selama naik. Salah satu membran yang memisahkan air
dan darah dapat pecah yang mengalirkan air secara langsung ke aliran darah(emboli
udara). Udara juga dapat berkurang dibawah kulit sekitar leher atau pada tengah dada.
Sebagai tambahan pneumothorax (kolaps paru-paru) dapat terjadi bila udara masuk
diantara paru-paru dan dinding dada (lihat Bab 7 Fisika paru-paru dan pernafasan).
Masalah-masalah ini dibahas secara detail oleh para ahli kedokteran.

2.9 Terapi Oksigen Hiperbarik

Tubuh biasanya hidup di atmosfer yang sekitar seperlima oksigen dan empat
nitrogen kelima. Dalam beberapa situasi medis, bermanfaat untuk meningkatkan
proporsi oksigen untuk menyediakan lebih banyak oksigen ke jaringan. Tenda oksigen
sering digunakan untuk tujuan ini. Untuk sangat meningkatkan jumlah oksigen,

17
insinyur medis telah membangun ruang oksigen tekanan tinggi (hiperbarik) khusus.
Beberapa hanya cukup besar untuk berfungsi sebagai ruang operasi.

Gangren gas adalah penyakit yang menewaskan lebih dari setengah korbannya
sebelum terapi oksigen hiperbarik (TOH) dikembangkan. Karena basil yang
menyebabkan gas gangrene tidak dapat bertahan hidup dengan adanya oksigen, hampir
semua pasien gas gangrene yang dirawat dengan TOH disembuhkan tanpa perlu
diamputasi metode pengobatan terbaik sebelumnya.

Dalam keracunan Karbon monoksida sel darah merah tidak dapat membawa
oksigen ke jaringan karena karbon monoksida terikat ke hemoglobin di tempat-tempat
yang biasanya digunakan oleh oksigen. Kehadiran bahkan beberapa molekul karbon
monoksida pada sel darah merah sangat mengurangi kemampuan sel untuk
mengangkut oksigen. Biasanya jumlah oksigen yang dilarutkan dalam darah sekitar 2%
dari yang dibawa pada sel darah merah. Dengan TOH tekanan parsial oksigen dapat
ditingkatkan dengan faktor 15, memungkinkan oksigen yang cukup untuk dilarutkan
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Banyak korban keracunan karbon monoksida
diselamatkan dengan teknik ini.

Oksigen hiperbarik telah digunakan bersama dengan radiasi dalam pengobatan


kanker. Pasien ditempatkan di dalam tangki plastik transparan, dan radiasi dipancarkan
melalui dinding ke dalam tumor. Teorinya adalah bahwa lebih banyak oksigen akan
membuat sel-sel tahan radiasi yang kurang teroksigenasi di pusat tumor lebih rentan
terhadap kerusakan radiasi. Teknik ini, yang bekerja dengan baik di laboratorium pada
sel dan tikus, tidak menghasilkan hasil yang jauh lebih baik daripada teknik yang ada
pada manusia. Penggunaan tekanan oksigen hingga 3 atm membutuhkan kehadiran
dokter dan perawat secara konstan. Gendang telinga pasien biasanya sengaja ditusuk
untuk membantu dalam proses pemerataan tekanan, dan seluruh proses berlangsung
sekitar 1 jam sementara perawatan konvensional memakan waktu sekitar 10 menit.

Seperti banyak perkembangan baru dalam kedokteran, terapi oksigen


hiperbarik membawa masalah baru. Atmosfer oksigen membuat api menjadi bahaya

18
yang jauh lebih besar. Tiga astrona meninggal di atmosfer oksigen murni pada pesawat
ruang angkasa A.S selama tes pendahuluan pada tahun 1967. Masalah lain adalah risiko
pecahnya tangki karena tekanan tinggi yang digunakan. Pecah seperti itu terjadi
setidaknya pada suatu kesempatan, melukai serius pasien dan dokter yang hadir.
Namun, bahaya fisik seperti ini biasanya lebih mudah untuk dievaluasi dan dihindari
daripada bahaya biologis, yang sering kurang dipahami.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Tekanan (P) didefinisikan sebagai gaya persatuan luas (P=F/A) dalam bentuk
gas atau cairan.
2. Alat klinis yang biasa digunakan dalam mengukur tekanan adalah
sphygmomanometer, yang mengukur tekanan darah.
3. Tekanan di dalam tubuh manusia terdapat di beberapa organ yaitu tekanan pada
tengkorak, tekanan pada mata, tekanan pada sistem pencernaan, tekanan pada
kantong kemih dan tekanan pada tulang.
4. Tekanan dalam paru-paru pada kedalaman apapun lebih besar daripada tekanan
dalam paru-paru pada tingkat laut. Ini berarti bahwa udara dalam paru-paru
lebih lembab dibawah air dan bahwa sebagian tekanan dari seluruh komponen
udara secara proporsional lebih tinggi. Sebagian tekanan yang lebih tinggi dari
oksigen mengakibatkan lebih banyak molekul oksigen yang ditransfer kedarah
dan oksigen meracuni hasilnya bila sebagian tekanan oksigen menjadi lebih
tinggi.

3.2 Saran

Dengan Mendalami dan menguasai bidang ilmu fisika kesehatan dapat


menambah wawasan tentang proses tekanan pada tubuh manusia dalam sudut pandang
ilmu fisika.

20
DAFTAR PUSTAKA

Cameron, J. R. and James, G. S.1978. Medical Physics. Florida: Wisconsin.


J.F. Gabriel.2000.Fisika Kedokteran .Jakarta : Penerbit EGC
John R. Cameron, James G, and Roderick M. Grant.1999. Fisika tubuh Manusia.
Jakarta : Penerbit EGC

21

Anda mungkin juga menyukai