PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan hidup yang utama untuk makhluk hidup di bumi ini. Terkadang
ketersediaan air dengan kebutuhan air tidak sama secara ruang dan waktu, maka diperlukan
cara pemanfaatan air sehingga kelebihan air pada musim penghujan digunakan pada saat-saat
kekurangan air. Salah satu cara untuk memanfaatkan air karena ketersediaan air tidak sesuai
dengan kebutuhan air secara ruang adalah bangunan bendung. Bendung merupakan sebuah
konstruksi pembatas yang dibangun melintasi sungai yang berfungsi untuk menaikkan muka
air di bagian hulu sungai mencapai ketinggian tertentu, sehinggan dapat mengalir menuju ke
tempat yang membutuhkan air maupun ke lahan-lahan irigasi. Perencanaan jenis konstruksi
bendung harus diperhatikan dengan seksama karena pada dasarnya air memiliki kemampuan
untuk merusak bangunan bendung itu sendiri.
Pembangunan bendung pada aliran sungai baik pada palung maupun sudetan, akan ada
peninggian muka air yang disebabkan oleh pembendungan. Hal ini tentunya mengakibatkan
adanya aliran deras (superkritis) di bagian hilir bendung dan akan menimbulkan terjadinya
loncatan air (hydrolic jump). Kecepatan air yang terjadi sangat tinggi dan dapat menimbulkan
gerusan.
Untuk meredam kecepatan tinggi itu dibuat suatu bangunan peredam energi yang di sebut
kolam olak. Secara umum bangunan perdam energy dibagi menjadi 4 (empat ) tipe, yaitu:
1. Kolam olak tipe Vlughter
2. Kolam olak tipe Shocklistsch
3. Kolam olak tipe Bucket
4. Kolam olak tipe USBR ( I, II, III, IV )
Pada penulisan makalah kali ini akan dibahas mengenai kolam olak tipe USBR III dan IV.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahui secara umum tentang apa yang dimaksud dengan kolam kolak.
2. Mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perencanaan tipe kolam olak.
3. Mengetahui tipe kolam olak USBR secara umum ( I, II, III, IV ).
4. Mengetahui faktor penentu tipe kolam olak USBR III dan IV.
5. Mengetahui cara perhitungan kolam olak tipe USBR III dan IV.