Anda di halaman 1dari 2

RESUME ECOTOURISM YOGYAKARTA

Nama : Albertus Tedy Ardianto

NIM : 161434003

PENDAHULUAN
Dalam pengembangan ekowisata dalam setiap daerah harus memperhatikan
dampak negatif dan positif baik lingkungan maupun sosial.
Yogyakarta adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan alam
beragam sehingga Yogyakarta termasuk daerah ekowisata terkenal. Banyak
wisatawan lokal maupun mancanegara yang menikmati keindahan alam di
Yogyakarta. Hal ini perlu adanya perhatian khusus dalam pengelolaan ekowisata di
Yogyakarta. Semakin meningkatnya wisatawan juga harus diimbangi dengan
pengelolaan lingkungan. Jadi jangan sampai terlena dengan banyaknya wisatawan
sehingga lingkungan atau pengelolaan ekowisata kurang diperhatikan. Ekowisata di
Yogyakarta telah memasuki lintas mancanegara untuk kawasan ekowisata. Artiya
bukan hanya wisatawan lokal namum juga diminti oleh wisatawan mancanegara.
Sehubungan dengan ini, tidak hanya mengolah sumber daya alamnya saja sebagai
kawasan ekowisata, namun juga mengembangkan sumber daya manusia.

ISI
1. Pihak IndonessiaWISE
IndonesiaWISE adalah suatu organisasi yang memadukan antara ekowisata dengan
peduli lingkungan. IndoneisaWISE mengajarkan bagaimana berwisata lingkungan
dengan bijaksana terhadap alam. IndonesiaWISE menyebutkan bahwa ada empat
dimensi dalam ekowisata yaitu, dimensi lingkungan, dimensi budaya, dimensi
akademik, dan dimensi sosial. Dari data-data yang diperoleh oleh IndonesiaWise,
Yogyakarta termasuk daerah dengan peminat yang cukup tinggi untuk bidang
ekowisata.
Candi Borobudur termasuk kedalam sepuluh destinasi pariwisata prioritas di
Indonesia. Selain itu, pariwisata juga menjadi salah satu pondasi ekonomi di DIY.
Menurut analisa riset IndonesiaWISE, ada beberapa praktik untuk mempromosikan
pariwisata berkaitan dengan budaya lokal seperti diantaranya, menggunakan desain
dan arsitektur lokal, mengadakan acara musik dan tarian tradisional, dan menyediakan
kuliner khas daerah. Selain itu perusahaan yang memiliki kebijakan khusus mengenai
komitmen terhadap lingkungan sebesar 74%, perusahaan yang melakukan pelatihan
khusu kepada staf dalam upaya mendukung perusahaan menjadi ramah lingungan
sebesar 52%.
Kesadaran-kesadaran perusahaaan dalam mengolah atau mendaur ulang sampah
dan air juga semakin tinggi. Hal seperti ini senbenarnya perlu dikembangkan agar
sumber daya alam tidak terus menerus dieksploitasi. Selain itu contoh praktik
perusahaan yang menghematan energi antara lain menggunakan AC hemat energi dan
menggunakan satu AC outdoor untuk tiga sampai empat kamar dalam penginapan,
hotel ataupun restoran.
Peran pemerintah dan sosial masyarakat lokal juga sangat dibutuhkann dalam
pengembangan ekowisata. Pengembangan sektor pariwisata juga harus sustanable dan
bertanggung jawab dalam pengembangan kapasitas, pariwisata inklusif, konservasi
sumbber air bersih, konservasi tradisi-tradisi unik, tradisi sejarah toleransi, kerjasama
dengan semua stakeholder, belajar dari “Best Practice”, dan mendemonstrasikan
komitmen pada gnerasi mendatang.

2. Narasumber
Beberapa narasumber yang bergerak dalam bidang pengelolaan perhotelan,
pemerintah pariwisata, pengelola ekowisata, dan para pengusaha hotel dan restoran
mengatakan ikut ambil bagian dalam upaya ramah lingkungan dengan praktik-praktik
rama lingkungan yang telah mereka galakan seperti misalnya dalam perhotelan, pihak
hotel mendaur ulang air AC disemua hotel tersebut, sehingga air hasil daur ulang
tersebut dapat digunakan untuk menyiram tanaman dilingkungan hotel. Hal tersebut
seharusnya mulai digalakan oleh hotel-hotel yang ada di Yogyakarta smengingat
banyaknya bangunan-bangunan hotel di Yogyakarta.
Narasumber yang bergerak dalam bidak ekowisata seperti pengelolaan pariwisata
Candi Borobudur mengatakan bahwa pariwisata daerah Yogyakarta, Solo, dan
Semarang dihimpun menjadi satu, yang dikenal dengan singkatan “JOGLO SEMAR”
(Jogja, Solo, Semarang). Fokus utama saat ini adalah terus menerus mempromosikan
Candi Borobudur tidak hanya di daerah lokal, namun juga ke mancanegara sebagai
icon terkenal di kawasan pariwisata JOGLO SEMAR. Pemerintah juga berupaya
meningkatkan sarana prasarana agar wisatawan benar-benar menikmati ekowisata di
DIY.
Beberapa narasumber yang bergerak dalam bidang ekowisata juga mengatakan
bahwa memajukan suatu ekowisata jangan sampai merusak situs bersejarah ataupun
lingkungan asal dengan cara memindahnya ke suatu tempat yang lebih strategis, justru
jika situs-situs bersejarah tersebut rusak dengan cara dipindahkan, maka ekowisata
tersebut tidak akan istimewa bagi wisatawan.

KESIMPULAN
Jangan mengesampingkan kelestarian alam hanya karena banyaknya wisatawan
dengan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya, namun justru harus
mengutamakan pelestarian lingkungan agar semakin banyak menarik wisatawan.
Perkembangan ekowisata di Yogyakarta membutuhkan banyak dukungan dari
berbagai pihak. Jika semua pihak saling bersinergi untuk mewujudkan ekowisata yang
ramah lingkungan, disitulah tujuan dan komitmen untuk menciptakan kelestarian alam
telah tercapai.

Anda mungkin juga menyukai