PBL No 7 Trauma Bindo
PBL No 7 Trauma Bindo
Penanganan selanjutnya :
Kalau ada tanda kenaikan tekanan intra kranial, penanganan agresif guna
menurunkan tekanan intra kranial harus segera dilakukan
Kepala tempat tidur pasien harus dinaikkan 30 derajat, dengan asumsi tidak
ada kontraindikasi (semisal hipotensi atau cedera spinal).
Hiperventilasi dulu dianggap bermanfaat untuk menurunkan tekanan intra
kranial pada pasien yang diintubasi. Namun, penelitian terkini menunjukkan
bahwa hiperventilasi rutin sesungguhnya dapat memperburuk prognosis
meurologis. Hiperventilasi jelas akan mengurangi aliran darah serebral.
Namun pada banyak kasus pengurangan alirannya darah sampai pada taraf
yang menyebabkan iskemia serebral. Pedoman yang terbaru
merekomendasikan hiperventilasi untuk kasus herniasi yang mengancam
jiwa saja.
Agen osmotik aktif, seperti manitol boleh jadi bermanfaat untuk
menurunkan tekanan intra kranial. Dosis manitol 0,25-1,0 g/kg intravena.
Furosemid (loop diuretic) dapat diberikan bersama-sama manitol guna
memperkuat efek manitol
Pemberian salin hipertobik bermanfaat untuk membantu penurunan tekana
intra kranial tetapi masih diperlukan uji klinis lebih lanjut guna memaparkan
secara jelas tentang kegunaan potensialnya
Transfusi darah harus diberikan pada kasus anemia berat untuk
memaksimalkan pasokan oksigen ke otak
obat-obat emergency
Epinephrin
Indikasi : henti jantung (VF, VT tanpa nadi, asistole, PEA) , bradikardi, reaksi
atau syok anfilaktik, hipotensi.
Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 3–5 menit, dapat diberikan intratrakeal
atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena. Untuk reaksi reaksi
atau syok anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang setiap 15-20
menit. Untuk terapi bradikardi atau hipotensi dapat diberikan epinephrine
perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutka dalam 500 cc NaCl 0,9
%, dosis dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai menimbulkan reaksi hemodinamik,
dosis dapat mencapai 2-10 μg/mnt
Pemberian dimaksud untuk merangsang reseptor α adrenergic dan meningkatkan
aliran darah ke otak dan jantung
Sulfas Atropin
Merupakan antikolinergik, bekerja menurunkan tonus vagal dan memperbaiki
sistim konduksi AtrioVentrikuler
Indikasi : asistole atau PEA lambat (kelas II B), bradikardi (kelas II A) selain AV
blok derajat II tipe 2 atau derajat III (hati-hati pemberian atropine pada bradikardi
dengan iskemi atau infark miokard), keracunan organopospat (atropinisasi)
Kontra indikasi : bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II tipe 2 atau
derajat III.
Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 0,03-0,04
mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal 3 mg.
dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra
vena diencerkan menjadi 10 cc
Dopamin
Untuk merangsang efek alfa dan beta adrenergic agar kontraktilitas miokard,
curah jantung (cardiac output) dan tekanan darah meningkat
Dosis 2-10 μg/kgBB/menit dalam drip infuse. Atau untuk memudahkan 2 ampul
dopamine dimasukkan ke 500 cc D5% drip 30 tetes mikro/menit untuk orang
dewasa
Magnesium Sulfat
Direkomendasikan untuk pengobatan Torsades de pointes pada ventrikel
takikardi, keracunan digitalis.Bisa juga untuk mengatasi preeklamsia
Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan
selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam
Morfin
Sebagai analgetik kuat, dapat digunakan untuk edema paru setelah cardiac
arrest.
Dosis 2-5 mg dapat diulang 5 – 30 menit
Kortikosteroid
Digunakan untuk perbaikan paru yang disebabkan gangguan inhalasi dan untuk
mengurangi edema cerebri
Natrium bikarbonat
Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang
timbul pada henti jantung lama (kelas II B), asidosis metabolik karena hipoksia
(kelas III) dan overdosis antidepresi trisiklik.
Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya.
Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.
Diazepam
Digunakan untuk mengatasi kejang-kejang, eklamsia, gaduh gelisah dan tetanus
Efek samping dapat menyebabkan depresi pernafasan
Dosis dewasa 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit.