Oleh:
Desi Triutami Saleh
111 2018 2119
SUPERVISOR PEMBIMBING :
Dr. dr. Saidah Syamsuddin, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
1
Umur : 52 tahun
Alamat : Jl. Talasalapang
Agama : Katolik
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Pasien masuk ke IGD Jiwa RSKD Dadi pada tanggal 8 April 2019 untuk pertama
kalinya
A. Keluhan Utama:
Mengamuk
B. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
1. Keluhan dan gejala
Seorang laki-laki dibawa oleh keluarganya ke RSKD Dadi Makassar untuk
pertama kalinya dengan keluhan utama pasien mengamuk dan melempar barang.
Keluhan mengamuk dan melempar barang ini terjadi setelah pasien jalan mondar-
mandir yang telah dialami selama 2 minggu. Setelah mengamuk dan melempar
barang, tangan pasien diikat oleh keluarganya. Sejak kejadian tersebut hingga saat
dibawa ke RSKD, pasien tidak tidur, tidak makan dan selalu berbicara sendiri.
Pasien juga selalu gampang curiga kepada orang baru dan keluarganya, selalu
memarahi-marahi handphonenya.
Awal perubahan perilaku terjadi 2 tahun yang lalu, pasien memiliki usaha
yang ditekuni mengalami penurunan hingga merugi dan memiliki banyak hutang,
setelah itu pasien mulai sering mengurung diri di kamar, tidak mau keluar rumah,
curiga kepada semua orang dan keluhan ini memberat dalam 2 bulan ini pasien
2
mulai tidak terawat hingga ditemukan adanya kumpulan senjata tajam di dalam
kamar pasien.
2. Hendaya Fungsi
Hendaya dalam bidang sosial : ada
Hendaya dalam aspek pekerjaan : ada
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang : ada
3. Faktor stressor psikososial : masalah pekerjaan
4. Hubungan gangguan sekarang dengan gangguan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya
Riwayat infeksi : -
Riwayat trauma : -
Riwayat kejang : -
Riwayat merokok: +
Riwayat alkohol : +
Riwayart NAPZA: -
3
Pasien tinggal bersama orang tuanya dan saudaranya. Pasien melanjutkan
sekolahnya dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah
Atas (SMA). Pergaulan pasien baik, dan bermain dengan teman sebayanya.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Setelah lulus SMA, pasien mulai bekerja di perusahaan swasta hingga memulai
usahanya sendiri
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien sempat bekerja sebagai guru PAUD tetapi hanya selama 2 minggu.
c. Riwayat Kehidupan Pribadi
Pasien merupakan orang yang pandai bergaul. Saat ini tinggal bersama kedua
orangtua.
d. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak ke-2 dari 7 bersaudara (♂,♂,♀,♀,♂,♂,♂) memiliki
hubungan yang baik dengan keluarganya. Pasien telah menikah dan memiliki 2
orang anak
Genogram
4
b. Status Neurologi
Gejala rangsang selaput otak; kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan
isokor, reflex cahaya (+)/(+). Fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas
dalam batas normal, dan tidak ditemukan refleks patologis.
5
d. Gangguan Persepsi
Halusinasi :
- Auditorik : Pasien mendengar bisikan untuk selalu marah-marah dan
curiga kepada orang
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
e. Proses berfikir
1. Produktivitas : cukup
Kontuinitas : relevan
Hendaya berbahasa: tidak ada
2. Isi pikiran
- Preokupasi : tidak ada
- Waham : Waham persekutorik : Merasa dirinya dikenal dengan
orang dan yakin selalu dikejar untuk dihancurkan
f. Pengendalian Impuls : cukup
g. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : terganggu
2. Uji Daya Nilai : terganggu
3. Penilaian Realitas : terganggu
4. Tilikan : derajat 1 (Penyangkalan)
h. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya.
6
Awal perubahan perilaku terjadi 2 tahun yang lalu, pasien memiliki usaha yang
ditekuni mengalami penurunan hingga merugi dan memiliki banyak hutang, setelah
itu pasien mulai sering mengurung diri di kamar, tidak mau keluar rumah, curiga
kepada semua orang dan keluhan ini memberat dalam 2 bulan ini pasien mulai tidak
terawat hingga ditemukan adanya kumpulan senjata tajam di dalam kamar pasien.
7
GAF Scale sekarang 40-31 (gejala berat, disabilitas berat)
kesembuhan pasien
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu
menilai efektifitas terapi dan kemungkinan efek sampingnya.
8
XI. DISKUSI
Skizofrenia adalah suatu kumpulan gejala dengan variasi penyebab yang
belum banyak diketahui dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronik) yang
luas, serta sejumlah akibat tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik,
dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai dengan penyimpangan yang
fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak
wajar atau tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya
tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian.1
Skizofrenia berasal dari kata skizo (terpisah/fragmentasi) dan phrenia (pikiran)
karena menyebabkan seseorang mengalami kegagalan dalam kapasitasnya untuk
berpikir jernih dan merasakan emosi yang normal1
Skizofrenia biasanya diawali dengan fase prodromal pada pertengahan hingga
akhir masa remaja yang ditandai dengan perubahan yang hampir tidak kentara
pada emosi, kognitif, dan fungsi sosial. Kemudian diikuti dengan fase aktif
dimana gejala psikotik mulai berkembang. Gejala psikotik biasanya berespon
dengan baik setelah pemberian antipsikotik, tetapi masalah selanjutnya seperti
emosi tumpul atau perilaku aneh biasanya menetap hingga ke fase residual.
Eksaserbasi akut dapat terjadi walaupun pasien minum obat dengan teratur.1
Subtipe skizofrenia terbagi menajdi 5, yaitu:2
Skizofrenia paranoid : ditandai dengan preokupasi satu atau lebih
waham atau halusinasi auditorik yang menonjol. Terutama
dikarakteristikkan dengan waham persekutorik atau grandeur. Pasien
menunjukkan regresi yang kurang dari kemampuan mental mereka,
respon emosi dan perilaku bila dibandingkan dengan tipe skizofrenia
yang lain. Pasien dengan skizofrenia paranoid biasanya kaku, curiga,
waspada, pendiam, dan kadang-kadang agresif, tetapi mereka dapat
menyesuaikan perilaku mereka pada situasi tertentu.
Tipe disorganisasi (kacau) : ditandai dengan regresi perilaku menjadi
primitif, tanpa larangan, perilaku tidak terstruktur dan tidak terdapat
gejala yang memenuhi kriteria katatonik
Tipe katatonik : ditandai dengan gangguan pada fungsi motorik
termasuk stupor, negativisme, rigiditas, excitement, atau posturing.
9
Gejala lain fapat berupa stereotyping, mannerism, dan fleksibilitas
cerea.
Tipe tidak terinci : tidak memenuhi kriteria salah satu subtipe
skizofrenia
Tipe residual
10
- mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara), atau
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh.
waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,
misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa
(misalnya mampu mengendalkan cuaca, atau berkomunikasi
dengan makhluk asing dari dunia lain)
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-
minggu atau berbulan-bulan terus menerus
arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan
yang tidak relevan, atau neologisme
perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement),
posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, dan stupor.
gejala-gejala negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak
wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus
jelas bahwa semua hal tersebut disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptika
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodromal)
11
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi
(personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup
tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap lrut dalam diri sendiri (self
absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
terdapat dua atau lebih gejala berikut, dimana masing-masing gejala muncul
dalam periode yang signifikan selama 1 bulan. Gejala yang muncul yaitu
delusi, halusinasi, disorganisasi bicara, perilaku katatonik atau disorganisasi
perilaku, dan gejala negatif seperti afek berkurang.
untuk beberapa waktu yang signifikan semenjak onset gejala muncul terdapat
gangguan pada satu atau lebih dari fungsi kerja, fungsi sosial, hubungan
interpersonal, dan perawatan diri
gejala berlangsung selama 6 bulan. Periode 6 bulan ini termasuk 1 bulan
gejala (atau tidak jika terapi berhasil) yang mendukung kriteria A dan
termasuk periode gejala proderomal atau residual. Selama periode prodromal
atau residual, manifestasi gejala yang muncul dapat hanya berupa gejala
negatif atau 2 atau lebih gejala yang terdapat pada poin A
12
a. suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)
b halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-
lain perasaan tubuhm halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
c. waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusions of influence), atau “passivity”
(delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam,
adalah yang paling khas
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol
Menurut buku ajar psikiatri FKUI, waham dan halusinasi pada skizofrenia
paranoid menonjol, sedangkan afek dan pembicaraan hampir tidak terpengaruh.
Beberapa contoh gejala paranoid yang sering ditemui4 :
13
Gejala negatif (anergi, apatis, aktivitas spontan berkurang) muncul jika
dopamin berkurang pada jalur mesokortikal terutama yang memproyeksikan ke lobus
frontal. Aktivitas dopamin yang kurang pada lobus frontal dapat menyebabkan tidak
terhalangnya aktivitas dopamin mesolimbik lewat jalur umpanbalik kortikolimbik.
Aktivitas dopamin yang meningkat pada mesolimbik kana menyebabkan timbulnya
gejala positif 5
14
Tabel 2. Antipsikotik atipikal6
15
Tabel 3. Dosis antipsikotik yang dianjurkan6
16
Karena pada pasien terdapat gejala positif berupa halusinasi dan waham, maka
diperlukan medikasi (tindakan farmakologis) yang diberikan selain dengan
psikoterapi dan terapi suportif. Obat yang diberikan adalah golongan atipikal , yaitu
Risperidone dan Clozapine. Obat ini bekerja dengan cara bekerja memblokade
dopamine pada reseptor pasca sinaps neuron di otak (Dopamine D2 rDMeptors)
disertai dengan psikoterapi dan sosioterapi untuk memperkuat perbaikan klinis.6
Prognosis pasien ini adalah dubia et bonam, dinilai dengan melihat faktor-
faktor pendukung dan penghambat penyembuhannya.
Faktor-faktor yang mendukung prognosis:
1. Tidak ada gangguan organik
2. Adanya dukungan keluarga
Faktor-faktor yang memperburuk prognosis:
1. Pasien merasa dirinya tidak sakit
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN WAWANCARA
D : Selamat sore, pak
P : Selamat sore, dokter.
D : Perkenalkan saya dokter muda Desi, siapa nama ta pak?
P : Iye dokter, Nama saya Robert
D : Oh,iye Pak Rober, bagaimana kabarnya hari ini?
P : Baik-baik ji sekarang.
D : Alhamdulillah,, sudah meki makan pak?
P : Iye, dokter.
D : makan apa ki tadi?
P : Makan nasi sama tahu-tempe.
D : Ohh... Iye, mauka tanya-tanyaki dulu sebentar, bisaji?
P : Iye, Bisa.
D : Iye, kenapa ki bisa dibawa kesini?
P : Tidak tahu mi juga
D : Pernah ki mengamuk di rumah katanya?
P : Iye, Tapi satu kali ji. Habis itu dikamar terus ji, diam-diam ji ka dokter.
D : Kalau mengamuk ki apa biasa kita bikin?
P : Sembarang dokter, biasa lempar baju sama piring ji.
D : Pernah ki pukul orang kalau mengamuk?
P : Tidak tau dok, sembarangji kayaknya dok
D : Kenapa sembarangji pak?
P : Karena saya artis dok jadi banyak kenal ka tapi selaluka mau di hancurkan
dok
D : Kenapa merasa mau di hancurkanki?
P : Karena saya orang terpandang dok, banyak yang kenal saya dok
D : Darimana kita banyak yang kenalki?
P : Kutahu iya dokter, Ada tanya ka.
D : Siapa tanya ki ?
P : Ada dokter. Seseorang yang bisa dipercaya
D : Siapa mi itu kalau boleh saya tahu pak?
19
P : Pokoknya dok, ada suara-suara tanyaka
D : Oh, suara apa itu?
P : (tidak ada jawaban)
D : Apa buktinya kalau selalu ada yang mau hancurkanki?
P : Na incar uangku dok. jadi dia mau kasih hancurka. Tidak sukaki lihatka
bahagia memang dok.
D : ohh, begitu ya pak
P : iye dok
D : Bagaimana perasaanta hari ini bu?
P : Baik-baik ji. Tidak adaji apa-apa.
D : Masih ingat ji namaku?
P : Iya. Dokter Desi
D : Masih biasa kita dengar suara-suara sekarang?
P : kadang-kadang ji.
D : Pak, ada kemampuan ta pak yang orang lain tidak miliki?
P : Tidak tau dok
D : kalau hobby ta iya apa?
P : Tidak adaji dok
D : Pak, tau ini dimana?
P : di Rumah Sakit
D : jadi, kita sakit?
P : tidak. Baik-baik ja.
D : Pak, Tahuki apa bedanya buah apel sama buah tomat?
P : merah?
D : itu persamaannya, Pak. Kalau bedanya?
P : (tidak menjawab)
D : maaf sebelumnya Pak, pernah ki pakai obat-obatan sebelumnya?
P : Tidak dok
D : Kalau minum iya pak?
P : Biasa dok
D : hmm, oiya pak, masih ada mau kita cerita lagi ?
20
P : tidak adami dokter
D : kalau begitu pak istirahat mi dulu. Terimakasih, pak. Rajin ki juga minum
obatta nah
P : Iye dok. Terima kasih.
D : iye bu, Sama-sama
21