Anda di halaman 1dari 38

STRATEGI PELESTARIAN BATIK TEGALAN DI KOTA TEGAL

Akhdan Nabil ( X.1 )


Ridwan Afif ( X.1 )
Lulu Iqlima Septiana (XI.IPS.1)
Khusnul Ma’rifah (XI.IPS.4)

PEMERINTAH KOTA TEGAL


DINAS PENDIDIKAN KOTA TEGAL
UPTD SMA 3 TEGAL
TAHUN 2012
PERSETUJUAN

Penelitian yang berjudul “Strategi pelestarian Batik Tegalan di Kota Tegal” ini disetujui oleh

pembimbing untuk diusulkan dalam latihan penelitian siswa.

Tegal, 18 Desember 2012

Guru Pembimbing I Pembimbing II

TATANG ARYANTO, S,Pd Triyono, S.Pd.


NIP. 19830216 201001 1 006 NIP.

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 3 Kota Tegal

Drs. Aziz Iqbal, M.Si.


NIP. 19681019 196812 1 002
DAFTAR PESERTA LOMBA PENELITIAN HUMANIORA
UPTD SMA 3 TEGAL
TAHUN 2012

No Nama Kelas

1 Akhdan Nabil X.1

2 Ridwan Afif X.1

3 Lulu Iqlima Septiana XI IPS 1

4 Khusnul Ma’rifah XI IPS 4

Tegal, 18 Desember 2012

Guru Pembimbing I Pembimbing II

TATANG ARYANTO, S,Pd Triyono, S.Pd.


NIP. 19830216 201001 1 006 NIP.

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 3 Kota Tegal

Drs. Aziz Iqbal, M.Si.


NIP. 19681019 196812 1 002
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan

pada junjungan kita semua, Nabi Besar Muhammad SAW. Dengan kehendaknya peneliti mampu

menyelesaikan penelitian yang berjudul “Strategi Pelestarian Batik Tegalan di Kota Tegal “

Penulis berharap dengan diselesaikanya laporan penelitian ini mampu memberikan

manfaat yang nyata bagi kelestarian batik tegalan di Kota Tegal. Dalam menyelesaikan

penelitian ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, saran dan masukan dari para Guru SMA 3

Tegal, dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Penulis hanya mampu

mengucapkan terima kasih atas sebuah bantuan dan bimbingannya.

Tidak ada gading yang tak retak. Demikian juga dengan penulisan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharap masukan-masukan positif dari berbagai pihak agar dalam

penelitian-penelitian selanjutnya dapat lebih di sempurnakan.

Sebagai akhir kata, penulis sangat berharap semoga penulisan skripsi ini dapat

memberikan manfaat kepada pihak–pihak yang berkompenten . Semoga Allah SWT senantiasa

mengiringi langkah-langkah kita serta memberikan ridha atas amal-amal kita. Amin.

Tegal, 18 Desember 2012

TIM Penelitian Siswa SMA 3 Tegal


STRATEGI PELESTARIAN BATIK TEGALAN DI KOTA TEGAL

Oleh

TIM PENELITI SMA 3 TEGAL

ABSTRAK

Pertimbangan dilaksanakannya penelitian ini dari segi manfaat,hasil dari


penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan rekomendasi bagi
masyarakat dan pemerintah dalam pelestarian batik tegalan di Kota Tegal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui strategi pelestarian batik tegalan di Kota Tegal. Strategi
pelestarian batik adalah memunculkan minat dan ketertarikan di kalangan generasi muda,
melakukan pembinaan, membuat program sekolah, memperkenalkan Batik Tegalan ke
khalayak ramai, serta melakukan sosialaisasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Adapun cara
pengaambilan data dalam penelitian ini melalui observasi langsung di tempat pembuatan
batik, dan sekolah-sekolah yang mempunyai mulok/ekskul batik tegalan, wawancara
mendalam dengan menggunakan interview guide selama wawancara berlangsung, serta
pencatatan dokumen/teks yang mendukung penelitian. Teknis analisis data yang
digunakan adalah anallisis interaktif dari Milles and Hubberman.
Batik adalah warisan budaya Indonesia yang semakin diakui keberadaannya oleh
dunia, setelah diakui oleh UNESCO sebagai “ World Herritage “ ( Warisan Dunia )
tahun 2009. Motif Tegalan sangat beragam, diantaranya : Motif Udan riris, Motif
Parangkusuma, Motif Parikesit, dan lain-lain. Cara pembuatan batik tegalan pertama
gambar motif menggunakan pensil, lalu di klowongin (diberi lilin pada gambar yang
sudah dibuat). Setelah itu di isi dengan titik/motif yang lain untuk mengisi kekosongan
pada gambar, kemudian di warnai atau sebagian di tempel ke tembok, lalu di lorod
(pelepasan lilin) dikemas dan siap untuk di pasarkan.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan di dapat bahwa strategi pelestarian
batik tegalan dilakukan dengan mengajarkan generasi muda cara pembuatan
batik,melakukan pembinaan dengan pelatihan kepada warga sekitar. Strategi lain yang
bisa dilakukan yaitu dengan menerapan batik sebagai program ekskul
(Ekstrakulikuler),menggelar lomba peragaan Batik Tegalan, mengadakan mulok batik di
setiap sekolah,melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Selain itu, ada hambatan yaitu :
SDM yang masih lemah,modal,menanamkan rasa kecintaan kepada para siswa
siswi,kemauan untuk melestarikan dari generasi muda,kurangnya tingkat kesadaran
masyarakat akan pentingnya melestarikan batik tegal.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah meluncurkan program Tegal Bisnis 2012

untuk meningkatkan investasi, produktivitas, dan daya saing usaha menengah kecil dan

mikro (UMKM), serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Tegal. Tegal Bisnis

2012 merupakan kelanjutan program tahunan Tegal Sehat 2010, Tegal Cerdas 2011.

Batik adalah warisan budaya Indonesia yang semakin diakui keberadaannya oleh

dunia, setelah diakui oleh UNESCO sebagai “ World Herritage “ ( Warisan Dunia ) tahun

2009. Pantaslah jika batik dijadikan sebagi warisan dunia karena batik merupakan hasil

pikiran nenek moyang yang penuh dengan nilai sejarah dan budaya.

Batik dikenal di Tegal pada akhir abad ke-XIX dan yang dipakai saat itu adalah

pewarna buatan sendiri yang diambil dari tumbuh-tumbuhan pace/mengkudu, nila, soga,

kayu dan kainnya tenunan sendiri. Warna batik Tegal pertama kali ialah sogan dan babaran

abu-abu setelah dikenal nila pabrik dan kemudian meningkat menjadi warna merah-biru.

Batik tulis Tegal atau tegalan itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan

besar atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Isen-isen

agak kasar diilhami oleh flora dan fauna lingkungan. Ini dipadukan dengan warna spesifik

yang lembut atau kontras,”. Warna lembut dan kontras adalah motif batik gaya pesisiran. Ini

memunculkan kesan tegas dan lugas. Budaya berpakaian batik di Tegal dibawa Raja

Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) dari Keraton Kasunanan Surakarta. Amangkurat

yang saat itu menyusuri pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya perajin batik.

Perajin ini akhirnya menurunkan ilmunya pada anak cucunya dan meluas ke masyarakat.

Aktivitas usaha batik tulis tegalan di Kota Tegal mengelompok dalam sentra industri kecil-

menengah di Kelurahan Kalinyamat Wetan, Bandung, Tunon, dan Keturen, wilayah

Kecamatan Tegal Selatan. Para perajin batik di Kota Tegal telah menggeluti batik secara

turun-temurun. Adapun, corak batik yang hingga kini dikembangkan antara lain, corak beras

mawur, tapak kebo dan dapur ngebul."Berbagai corak batik tersebut merupakan murni hasil
karya para perajin batik Kota Tegal,dikutip dari Kaskus regional indonesia / jateng DIY /

Tegal. http://batik-tegalan.com/sejarah-batik-tegal

Untuk lebih menyemarakan sekaligus menumbuhkan rasa cinta dan melestarikan.

Batik Tegalan sebagai warisan budaya lokal, Fatayat NU menggelar lomba peragaan Batik

Tegalan. “Fatayat NU peduli terhadap kelestarian budaya lokal,” ujar Ketua PC Fatayat NU

Kabupaten Tegal Dra Hj Nurhasanah di sela lomba, di Gedung NU Jalan Raya Procot Slawi,

Ahad (22/5). http://emka.web.id/ke-nu-an/2012/fatayat-nu-gelar-peragaan-busana-batik-

tegalan/

Dia melakukan aksi membatik di seluruh dinding sekolah dengan berbagai macam

jenis motif maupun corak batik yang ada di Indonesia. Dengan di batiknya seluruh dinding

ruangan sekolah, alhasil menambah cantik dan asrinya sekolah tersebut. Hingga sedap di

pandang mata. Tentunya, menambah semangat para siswa serta guru dalam proses belajar

mengajar. Untuk ikut menjaga dan melestarikan seni agung budaya bangsa agar tidak punah

dimakan modernisasi zaman.

http://www.lensaindonesia.com/2012/06/21/lestarikan-budaya seluruh-

dinding-smpn-13-tegal-berhias-batik.html di akses pada tanggal 19 desember

2012.

B. Identifikasi Masalah

1. Masih banyaknya hambatan dalam pelestarian Batik, khususnya Batik Tegalan.

2. Strategi dalam pelestarian masih di rasa kurang.

3. Kurangnya peran serta pemerintah, sekolah dan masyarakat dalam pelestarian Batik.

4. Kurangnya minat generasi dalam melestarikan Batik Tegalan.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Strategi dalam melestarikan Batik Tegalan ?

2. Bagaimanakah hambatan-hambatan dalam melestarikan Batik Tegalan ?


D. Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya dibatasi pada Strategi serta Hambatan pelestarian Batik

Tegalan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Strategi pelestarian Batik Tegalan.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam melestarikan Batik Tegalan.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana belajar ilmiah bagi Penulis dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Pengetahuan sosiologi.

2. Bagi Masyarakat Kota Tegal

Bagi Masyarakat Kota Tegal penelitian ini bermanfaat dalam menjaga dan melestarikan

budaya Kota Tegal, khususnya Batik Tegalan.

3. Bagi Pemerintah Kota Tegal

Bagi pemerintah Kota Tegal penelitian ini bermanfaat dalam merencanakan pelestarian

budaya Kota Tegal khususnya dalam batik Tegalan. Sehingga batik Tegalan menjadi aset

budaya dalam mensejahtrakan masyarakat Kota Tegal.


BAB II
KAJIAN TEORI DAN KRANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Batik

Batik adalah warisan budaya Indonesia yang semakin diakui keberadaannya oleh

dunia, setelah diakui oleh UNESCO sebagai “ World Herritage “ ( Warisan Dunia ) tahun

2009. Pantaslah jika batik dijadikan sebagi warisan dunia karena batik merupakan hasil

pikiran nenek moyang yang penuh dengan nilai sejarah dan budaya.

Motif Tegalan sangat beragam. Di antaranya :

a. Motif Udan riris

Mengandung makna ketabahan dan harus tahan menjalani hidup prihatin biarpun

dilanda hujan dan panas.

b. Motif Parangkusuma

Mengandung makna hidup harus dilandasi oleh perjuangan untuk mencari

keharuman lahir dan batin, ibaratnya keharuman bunga (kusuma).

c. Motif Parikesit

Mengandung makna bahwa untuk mencari keutamaan harus dilandasi dengan usaha

keras dan gesit. Tentu usaha keras dan gesit itu tanpa harus meninggalkan norma-

norma yang berlaku di masyarakat. Bukan sebaliknya usaha keras dan gesit dengan

cara kotor, pasti akan sangat dihindari. Sebab dampak yang ditimbulkan akan sangat

berat dan yang jelas pasti akan menjadi bumerang bagi diri-sendiri. Dengan usaha

keras dan gesit itulah diharapkan bisa membangun keluarga inti yang sejahtera lahir

dan batin.

d. Motif Kawung

Mengandung makna bahwa keinginan dan usaha yang keras akan selalu

membuahkan hasil, seperti rejekinya berlipat ganda. Sudah hukum karma, bahwa
orang yang bekerja keras pasti akan menuai hasil, walaupun kadang harus memakan

waktu yang lama.

e. Motif Truntum

Mengandung makna tumbuh dan berkembang. Demikianlah, orang Jawa selalu

mendambakan bagi setiap keluarga baru supaya segera mempunyai keturunan yang

akan dapat menggantikan generasi sebelumnya. Generasi baru itulah yang akan

menjadi tumpuan setiap keluarga baru yang baru menikah untuk meneruskan segala

harapan dan cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi penerus secara biologis

yang mewarisi sifat-sifat keturunan dari sebuah keluarga baru.

f. Motif Sidaluhur

Mengandung makna keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang untuk mencari

keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala

kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat,

maupun profesinya. Keluhuran materi yang diperoleh dengan cara yang benar, halal,

dan sah tanpa melakukan kecurangan atau perbuatan yang tercela seperti korupsi,

merampok, mencuri, dan sebagainya.

g. Motif Sidamukti

Mengandung makna kemakmuran. Demikianlah bagi orang Jawa, hidup yang

didambakan selain keluhuran budi, ucapan, dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya

dapat mencapai mukti atau makmur baik di dunia maupun di akhirat. Orang hidup di

dunia adalah mencari kemakmuran dan ketentraman lahir dan batin. Untuk mencapai

kemakmuran dan ketentraman itu niscaya akan tercapai jika tanpa usaha dan kerja

keras, keluhuran budi, ucapan, dan tindakan. Namun untuk mencapai itu semua tentu

tidaklah mudah.

h. Motif Megamandung

Megamendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehinga bentuknya

harus menyatu. Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk garis

lengkung megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pada
saat pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke warna tua)

bisa lebih memudahkan.

i. Motif Barong

Motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Parang Barong

merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya

motif ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual

keagamaan dan meditasi.

Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan

pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran

sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.

Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif

tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif

parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat

mengendalikan diri.

Contoh motif batik.

(a) (b) (c) (d)

(e) (f) (g)

(h) (i)

http://batik-tegalan.com/makna-motif-batik.
2. Upaya Pelestarian Batik Tegalan

Untuk lebih menyemarakan sekaligus menumbuhkan rasa cinta dan melestarikan.

Batik Tegalan sebagai warisan budaya lokal, Fatayat NU menggelar lomba peragaan

Batik Tegalan. “Fatayat NU peduli terhadap kelestarian budaya lokal,” ujar Ketua PC

Fatayat NU Kabupaten Tegal Dra Hj Nurhasanah di sela lomba, di Gedung NU Jalan

Raya Procot Slawi, Ahad (22/5). http://emka.web.id/ke-nu-an/2012/fatayat-nu-gelar-

peragaan-busana-batik-tegalan/.

Dia melakukan aksi membatik di seluruh dinding sekolah dengan berbagai macam

jenis motif maupun corak batik yang ada di Indonesia. Dengan di batiknya seluruh

dinding ruangan sekolah, alhasil menambah cantik dan asrinya sekolah tersebut. Hingga

sedap di pandang mata. Tentunya, menambah semangat para siswa serta guru dalam

proses belajar mengajar. Untuk ikut menjaga dan melestarikan seni agung budaya bangsa

agar tidak punah dimakan modernisasi zaman, Mugiyatno menerapkan batik sebagai

program ekskul (Ekstrakulikuler)yang wajib diikuti oleh seluruh siswa-siswinya.

http://www.lensaindonesia.com/2012/06/21/lestarikan-budaya seluruh-dinding-smpn-13-tegal-

berhias-batik.html
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi Kota Tegal

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini kurang lebih dilaksanakan selama satu bulan yaitu dari bulan Desember

awal sampai Desember akhir 2012. Waktu penelitian ini terhitung sejak pemilihan judul dan

pembuatan proposal sampai pada penyusunan laporan penelitian sebagai hasil dari penelitian.

Kegiatan penelitian ini seluruhnya direncanakan sebagai berikut. Pertama, merupakan

tahap persiapan dari penyusunan proposal penelitian, pencarian sumber refernsi. Kedua,

pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara mendalam, dan pencatatan

dokumen, kemudian data direviue dan direfleksikan, langkah selanjutnya yaitu menentukan

strategi pengumpulan data yang tepat dan menentukan fokus penelitian. Data yang sudah

diperoleh kemudian dikelompokkan dan diberi kode untuk mepermudah kepentingan analisis,

teknik konding yang digunakan adalah secara induktif. Ketiga, yaitu tahap analisis, dalam

tahap ini apabila memang data yang diperlukan belum mencukupi maka peneliti kembali ke

lapangan kembali untuk melengkapi data tersebut. Data yang sudah lengkap kemudian

diverifikasi dan disimpulkan sebagai hasil temuan penelitian. keempat, yaitu penyusunan

laporan penelitian dan memperbanyak laporan penelitian.

C. Bentuk Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, yang mengutamakan

pada proses dan analisis, maka jenis penelitian yang cocok dengan permasalahan adalah
penelitian kualitatif diskriptif. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai

macam informasi dengan deskripsi-analisis yang penuh makna.

Penelitian ini ditunjukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada, baik fenomena yang sifatnya alamiah maupun rekayasa dari tindakan

manusia, fenomena ini dapat berupa aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, masalah

sosial dan perbedaan dengan fenomena yang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi objek

kajian adalah Batik Tegalan yang dikaji berdasarkan kajian dan teori-teori sosiologi. Dengan

penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai macam informasi dengan deskripsi-

analisis yang penuh makna.

Pemahaman dan pengenalan karakter penelitian kualitatif, dapat mempermudah

peneliti dalam mengumpulkan data, menganalisis maupun mengembangkan laporan

penelitian. Kelebihan dengan menggunakan penelitian kualitatif yang sesuai dengan penelitian

ini adalah untuk memahami isu-isu yang rumit terhadap sesuatu proses, digunakan dalam

rangka meneliti dari sudut prosesnya, digunakan untuk meneliti tentang hal yang berkaitan

dengan latar belakang subjek penelitian, untuk mengetahui sesuatu secara mendalam, dan juga

dapat digunakan dalam hal evaluatif.

Karakteristik pokok dalam penelitian kualitatif ini antara lain yang pertama, riset

kualitatif mempunyai latar alami karena yang menjadi alat penting adalah adanya sumber data

yang langsung dari perisetnya, artinya data diperoleh langsung dari sumbernya, sedangkan

peneliti merupakan instrumennya; kedua, riset kualitatif ini bersifat deskriptif; ketiga, riset

kualitatif ini lebih memperhatikan proses dan produk yang bermakna; keempat, riset kualitatif

ini cenderung menganalisa datanya secara induktif, data yang dikumpulkan bukanlah untuk

mendukung atau menolak hipotesis, tetapi abstraksi disusun sebagai kekhususan yang telah

terkumpul dan dikelompokkan bersama; kelima, makna merupakan soal esensial perhatian

utamanya.
D. Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif ini diperlukan sumber data yang bersifat khas, unik,

idiocyncratic, dan multiinterpretable 1 Data yang paling penting untuk dikumpulkan dan

dikaji dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Adapun jenis sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi:

1. Nara sumber atau informan yang terdiri dari pihak-pihak baik perorangan maupun

instansi (lembaga) yang terkait dalam penelitian ini.

a. Ibu Muniroh selaku pengrajin batik tegalan.

b. Bapak Iswantoro selaku pengurus Dinas Industri Batik di Tegal

c. Bapak Nurrokhman selaku Guru Seni di SMA N 3 Tegal

d. Bapak Mugiyatno selaku Kepala Sekolah SMP N 13 Tegal

2. Tempat dan aktivitas yang terjadi di lokasi pembuatan Batik Tegalan yaitu Rizki Ayu

Batik. Proses Pembelajaran Batik Tegalan di SMA 3 Tegal

3. Teks yang berupa arsip dan dokumen resmi yang relevan dengan penelitian ini. Dalam

menafsirkan teks yang beragam diperlukan pembebasan dari konteks

(dekontekstualisasi). Teks yang bersifat otonom didasarkan atas tiga hal, yaitu: maksud

penulis; situasi kultural dan kondisi sosial pengadaan teks; dan untuk siapa teks ditulis.

Maka dari itu, seorang peneliti harus membaca secara mendalam dari teks yang

ditafsirkannya. Adapun teks atau dokumen yang ditemuai arsif daerah yang terdapat di

perpustakan daerah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode dan tipe pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam,

disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti. Dalam

penelitian ini, data dikumpulkan melalui:

1
Waluyo, Hermeneutik Sebagai Pusat Pendektan Kualitatif: Dalam Historika, No.
11, Surakarta: PPS UNJ KPK UNS, 2000, hlm. 20.
1. Wawancara Mendalam (in-depth interviewing)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua

pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.2 .Wawancara

jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tetapi dengan pertanyaan yang

semakin terfokus dan mengarah pada kedalaman informasi. Dalam hal ini, peneliti dapat

bertanya kepada informan tentang fakta suatu peristiwa di samping opini mereka tentang

peristiwa yang ada. Peneliti dapat meminta responden untuk mengetengahkan

pendapatnya dan menggunakannya sebagai dasar penelitian selanjutnya.3

Kelebihan mencari data dengan wawancara, dapat diperoleh keterangan yang

tidak dapat diperoleh dengan metode lain. Semakin bagus pengertian pewawancara dan

semakin halus pengamatannya, semakin besar pulalah kemampuannya untuk memberikan

dorongan kepada subjeknya. Semakin besar bantuan responden dalam wawancara, maka

semakin besar peranannya sebagai informan. Peranan informan sangat penting, mereka

tidak hanya memberikan keterangan tentang sesuatu kepada peneliti, tetapi juga bisa

memberi saran tentang sumber-sumber lain yang mendukung serta menciptakan akses

terhadap sumber yang berkaitan4

Kelancaran wawancara sangat dipengaruhi oleh adanya rapport, yaitu suatu

situasi di mana telah terjadi hubungan psikologis antara pewawancara dan responden

sehingga terjalin komunikasi yang wajar dan jujur. 5 Dengan demikian wawancara

mendalam harus memberikan keleluasaan bagi informan dalam memberikan penjelasan

agar informan tidak merasa ditekan sehingga suasana kekeluargaan dan keakraban perlu

dibangun secara baik.

2
Moleong. op.cit. hlm. 186.
3
Robet K.Yin, Study Kasus” Desai dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo, 1996, hlm. 109.
4
Ibid.

5
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia, 1988, hlm. 243.
Pada penelitian ini, wawancara dilakukan secara terbuka guna menggali

pandangan informan mengenai, sejarah Batik Tegalan, fungsi dan peran Batik Tegalan.

Wawancara ini dilakukan dengan cara terstruktur yaitu dengan menggunakan interview

guide untuk menjaga agar wawancara yang dilakukan tidak keluar dari tujuan penelitian.

Penyusunan interview guide dalam penelitian ini didasarkan pada gabungan

teori yang ada yang kemudian diambil point-pointsya. Penambahan pertanyaan baru atau

pengubahan beberapa pertanyaan awal selama wawancara berlangsung bukanlah hal yang

tabu dalam penelitian kualitatif, bahkan mungkin menjadi suatu keharusan untuk

menggali informasi lebih mendalam dari responden. Adapun kisi-kisi wawancara dapat

disajikan sebagai berikut.

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

a. Bagi Dinas industry dan perdagangan kota tegal

1. Bagaimana potensi Batik yang ada di Kota Tegal?

2. Sejauh mana perkembangan Batik di Kota Tegal ?

3. Ada berapa perusahaan Batik yang ada di Kota Tegal yang tercatat di Dinas?

4. Perusahaan batik manakah yang paling maju?

5. Jenis- jenis batik tegalan ada berapa macam?

6. Bagaimana upaya Dinas industry dan perdagangan dalam melestarikan Batik Tegalan

7. Bagaimanakah harapan untuk batik tegalan selanjutnya ?

8. Bagaimanakah perkembangan batik tegalan dikota Tegal?

9. Apakah hambatan dalam pelestarian batik tegalan di Kota tegal?

b. Bagi SMP 13 Tegal

1. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk melestarikan batik tegalan ?

2. Berapa macam jenis batik yang di ajarkan pada siswa-siswi SMP 13 Tegal ?

3. Apa peran SMP 13 terhadap perkembangan batik tegalan ?

4. Bagaimana cara menanamkan rasa cinta terhadap batik tegalan bagi siswa-siswi SMP

13?

5. Bagaimanakah harapan untuk batik tegalan selanjutnya ?


c. Bagi SMA 3 Tegal

1. Upaya apa saja yang telah di lakukan untuk melestarikan batik tegalan ?

2. Berapa macam jenis batik yang di ajarkan pada siswa-siswi SMA 3 Tegal ?

3. Apa peran SMA 3 Tegal terhadap perkembangan batik tegalan ?

4. Bagaimana cara menanamkan rasa cinta terhadap batik tegalan bagi siswa-siswi SMA

3 Tegal ?

5. Bagaimanakah harapan untuk batik tegalan selanjutnya?

d. Bagi Pengrajin Batik Tegalan

1. Sejak kapan usaha batik tegalan berdiri ?

2. Ada berapa banyak motif batik tegalan ?

3. Berapa banyak karyawan yang bekerja di sini ?

4. Adakah motif yang npaling di sukai oleh masyarakat Kota Tegal ?

5. Apa setiap motif batik tegalan mempunyai makna ?

6. Apakah ciri khas batik tegalan dibandingkan batik-batik yang lain ?

7. Bahan baku batik tegalan diperoleh dari mana ?

8. Apa sajakah yang di butuhkan untuk membuat batik tegalan ?

9. Bagaimanakah Cara pembuatan Batik tegalan ?

10. Produksinya dikirim kemana saja ?

11. Berapa lama proses pembuatan batik tersebut ?

12. Berapakah harga batik yang murah dan mahal ?

13. Berapa keuntungan yang ibu peroleh dari selembar kain batik ?

14. Adakah upaya yang ibu lakukan untuk melestarikan batik tegalan ?

15. Apa harapan ibu untuk batik tegalan selanjutnya ?

2. Observasi Langsung

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung

adalah cara pengambilan data dengan menggunakan alat indra yang dalam hal ini lebih
difokuskan pada mata. 6 Observasi langsung dapat dilakukan dalam bentuk observasi

partisipasi pasif terhadap berbagai kegiatan dan proses yang terkait dengan studi. 7

Kegiatan Observasi yang telah dilaksanakan yaitu sekitas 7 kali observasi.

Observasi langsung ini akan dilakukan baik secara formal maupun informal untuk

mengamati tindakan dan interaksi sosial yang terjadi di tempat pembuatan Batik Tegalan.

Bukti observasi akan dimanfaatkan untuk memberikan informasi tambahan tentang topik

penelitian. Observasi menjadi lebih berharga apabila peneliti bisa mengambil bukti-bukti

seperti foto-foto pada objek observasi untuk menambah keabsahan penelitian. Dalam

penelitian ini hal-hal yang diobservasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan

pelestarian Batik Tegalan. Seperti pembelajaran batik tegalan di SMA 3 Tegal,

perusahaan Batik .

2. Mencatat Dokumen (Content Analysis)

Teknik ini sering disebut analisis isi, yang cenderung mencatat apa yang tersirat

dan tersurat. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dari arsip atau dokumen

tentang Batik Tegalan. Dalam analisis isi ini akan diperoleh status teknik pelengkap yang

memungkinkan peneliti memanfatkan data yang hanya dapat dapat dikumpulkan dengan

cara yang tidak terlalu membatasi pokok bahasan dan menguji silang kesahihan temuan

yang diperoleh dengan mengunakan berbagai teknik yang berbeda. 8 Adapun dokumen

yang ditemukan dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah buku-buku yang relevan,

dokumen atau arsif daerah terutama yang mengkaji keberadaan Batik Tegalan.

6
Ibid. 212.
7
Sutopo, H. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya Maju, 1996,
hlm. 137.

8
Krippendorff. Klaus, Content Analysis; Introduction Its Theory and Methodology. Alih
Bahasa Farid Wajidi: Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: Rajawali, 1991,
hlm. 11.
F. Teknik Cuplikan (Sampling)

Keputusan yang dibuat tentang siapa dan berapa jumlah orang yang diteliti dalam

penelitian kualitatif, akan tergantung dari penggunaan strategi cuplikan dan seleksi yang

dilakukan. Penelitian kualitatif cenderung mengunakan teknik cuplikan yang bersifat selektif

dengan pertimbangan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan peneliti, karakteristik

empiriknya dan lain sebagainya. Teknik cuplikan yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah incidental sampling, penentuan sampel tidak terikat pada jumlah akan tetapi

disesuaikan pada kondisi objek yang menjadi kajian dalam penelitian.

Penggunaan internal sampling dalam penelitian ini dibutuhkan dalam generalisasi

data yang diperoleh. Teknik Internal sampling sebagaimana Patton dikutip dalam Aman

(2002: 91), teknik ini dimaksudkan tidak untuk mewakili pupulasi tetapi mewakili

informasinya.9Informan yang dipilih dalam hal ini adalah informan yang menegtahui tentang

sejarah keberadaan Batik Tegalan, peran dan fungsi Batik Tegalan.

G. Validitas Data

Data-data yang diperoleh dari lapangan perlu divalidkan, dalam penelitian ini, peneliti

mengunakan teknik informant review atau umpan balik dari informan. Selain itu digunakan

pula teknik triangulasi. Penggunaan teknik triangulasi merupakan strategi untuk mengurangi

bias sistematik dalam data. Masing-masing strategi melibatkan pengecekan temuan-temuan

terhadap sumber lain. Sehingga triangulasi sebagai proses evaluasi dapat menjaga tuduhan

bahwa temuan-temuan penelitian itu menggunakan alat sederhana baik metode, sumber,

maupun bias penelitian.

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber,

triangulasi metode, triangulasi teori.10Triangulasi sumber, yakni mengumpulkan data sejenis

dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam hal ini, untuk memperoleh data tentang

alun-alun kota Tegal, dikumpulkan dari hasil wawancara dengan Triangulasi metode, yakni

9
Sutopo, op.cit., hlm. 19.
10
Moleong. op.cit. hlm. 330.
mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda

yang dalam hal ini untuk mendapatkan data digunakan beberapa sumber dari hasil

wawancara dan observasi. Triangulasi teori untuk menginterpretasikan data yang sejenis,

misalnya pelaksanaan

H. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif 11 .

Dalam model analisis ini, tiga komponen analisanya yaitu reduksi data, sajian data dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik analisis ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diuraikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari catatan

tertulis di lapangan. Dalam pengumpulan data model ini, peneliti selalu membuat reduksi

data dan sajian data sampai penyusunan kesimpulan. Artinya data yang didapat di

lapangan kemudian disusun pemahaman arti di segala peristiwa yang disebut reduksi

data. Reduksi data dan sajian data ini disusun pada saat peneliti mendapatkan unit data

yang diperlukan dalam penelitian. Dengan demikian reduksi data merupakan suatu

bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Sajian Data

Penyajian data merupakan alur penting yang kedua dari analisis interaktif. Suatu

penyajian, merupakan kumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dilakukan

setelah data telah mengalami proses reduksi data dan diikuti penyusunan data yang

berupa cerita yang sistematis. Data yang sudah tersusun secara sistematis, data siap untuk

disajikan dan ditarik kesimpulan sebagai hasil dari proses penelitian.

11
Miles dan Huberman, 1984.
3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan

Analisis yang ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan atau verifikasi.

Pengumpulan data terakhir peneliti mulai melakukan usaha menarik kesimpulan dengan

menarik verifikasi berdasarkan reduksi data dan sajian data. Kesimpilan yang diambil

penelitian harus memberikan kesimpulan secara longgar, terbuka dan skeptis 12 . Jika

permasalahan yang diteliti belum terjawab dan atau belum lengkap, maka peneliti harus

melengkapi kekurangan tersebut di lapangan terlebih dahulu.

Reduksi data, penyajian data sampai penyajian data aktivitasnya dilakukan dalam

bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses yang berlanjut,

berulang dan terus menerus hingga membentuk sebuah siklus. Dalam proses ini aktivitas

peneliti bergerak di antara komponen analisis dengan pengumpulan data selama proses ini

masih berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis

tersebut. Secara skematis proses analisis interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Model Analisis Milles dan Hubberman

Pengumpulan Data Sajian Data

Verifikasi/
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. PEMBAHASAN

1. Sejarah Batik Tegalan

Batik adalah warisan budaya Indonesia yang semakin diakui keberadaannya

oleh dunia, setelah diakui oleh UNESCO sebagai “ World Herritage “ ( Warisan Dunia )

tahun 2009. Pantaslah jika batik dijadikan sebagi warisan dunia karena batik merupakan

hasil pikiran nenek moyang yang penuh dengan nilai sejarah dan budaya.

Batik di kenal di Tegal pada akhir abad ke-XIX dan yang di pakai sat itu adalah

pewarna buatan sendiri yang di ambil dari tumbuh-tumbuhan pace/mengkudu, nila,

soga, kayu dan kainnya tenunan sendiri. Warna batik Tegal pertama kali ialah sogan dan

babaran abu-abu setelah dikenal nila pabrik dan kemudian meningkat menjadi warna

merah-biru. Batik tulis Tegal atau Tegalan itu dapat di kenali dari corak gambar atau

motif rengrengan bear atau melebar. Motif ini tak di miliki oleh daerah lain sehingga

tampak eksklusif. Isen-isen agak kasar di ilhami oleh flora dan fauna lingkungan. Ini di

padukan dengan warna spesifik yang lembut atau kontras. Warna lembut dan kontras

adalah motif batk gaya pesisiran. Ini memunculkan kesan tegas dan lugas. Budaya

berpakaian batik di Tegal di bawa Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) dari

Keraton Kasunanan Surakarta. Amangkurat yang satu itu menyusuri pantai utara

membawa pengikutnya yang di antaranya pengrajin batik. Perajin ini akhirnya

menurunkan ilmunya pada anak cucunya dan meluas ke masyarakat. Aktivtas usaha

batik tulis tegalan di Kota Tegal mengelompok dalam sentra industri kecil-menengah di

Kelurahan Kalinyamat Wetan, Bandung< Tunon, dan Keturen, wilayah Kecamatan

Tegal Selatan. Para pengrajin Batik di Kota Tegal telah menggeluti batik secara turun-

temurun. Adapun, corak batik yang hingga kini di kembangkan antara lain, corak beras

mawur, tapak kebo dan dapur ngebul. Berbagai corak batik tersebut merupakan murni

hasil karya para pengrajin batik Kota Tegal, di kutip dari Kaskus regional Indonesia /

jateng DIY / Tegal. http://batik-tegalan.com/sejarah-batik-tegal


Untuk lebih menyemarakan sekaligus menumbuhkan rasa cinta dan melestarikannya.

Batik Tegalan sebagai warisan budaya lokal, Fatayat NU menggelar lomba peragaan

Batik Tegalan. “Fatayat NU peduli terhadap kelestarian budaya lokal,” ujar Ketua PC

Fatayat NU Kabupaten Tegal, Dra. Hj. Nurhasanah di sela lomba, di Gedung NU Jalan

Raya Procot Slawi, Ahad (22/5) http://emka.web.id/ke-nu-an/2012/fatayat-nu-gelar-

peragaan-busana-batik-tegalan/

Dia melakukan aksi membatik di seluruh dinding sekolah dengan berbagai

macam jenis motif maupun corak batik yang ada di Indonesia. Dengan di batiknya

seluruh dinding ruangan sekolah, alhasil menambah cantik dan asrinya sekolah tersebut.

Hingga sedap di pandang mata. Tentunya, menambah semangat para siswa serta guru

dalam proses belajar mengajar. Untuk ikut menjaga dan melestarikan seni agung budaya

bangsa agar tidak punah di makan modernisasi zaman, Mugiyatno menerapkan batik

sebagai program Ekstrakulikuler yang wajib di ikuti oleh seluruh siswa-siswinya.

http://www.lensaindonesia.com/2012/06/21/lestarikan-budaya-seluruh-dinding-smpn-13-

tegal-berhias-batik.html

2. MOTIF

Batik pada dasarnya memeiliki corak yang berbeda-beda, corak yang berbeda ini

disebabkan dari perbedaan budaya dan peradaban masyarakat yang bersangkutan. Motif

batik Tegalan di antaranya :

a. Motif Udan riris

Mengandung makna ketabahan dan harus tahan menjalani hidup prihatin biarpun dilanda

hujan dan panas.

b. Motif Parangkusuma

Mengandung makna hidup harus dilandasi oleh perjuangan untuk mencari keharuman

lahir dan batin, ibaratnya keharuman bunga (kusuma).

c. Motif Parikesit

Mengandung makna bahwa untuk mencari keutamaan harus dilandasi dengan usaha keras

dan gesit. Tentu usaha keras dan gesit itu tanpa harus meninggalkan norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Bukan sebaliknya usaha keras dan gesit dengan cara kotor, pasti

akan sangat dihindari. Sebab dampak yang ditimbulkan akan sangat berat dan yang jelas

pasti akan menjadi bumerang bagi diri-sendiri. Dengan usaha keras dan gesit itulah

diharapkan bisa membangun keluarga inti yang sejahtera lahir dan batin.

d. Motif Kawung

Mengandung makna bahwa keinginan dan usaha yang keras akan selalu membuahkan

hasil, seperti rejekinya berlipat ganda. Sudah hukum karma, bahwa orang yang bekerja

keras pasti akan menuai hasil, walaupun kadang harus memakan waktu yang lama.

e. Motif Truntum

Mengandung makna tumbuh dan berkembang. Demikianlah, orang Jawa selalu

mendambakan bagi setiap keluarga baru supaya segera mempunyai keturunan yang akan

dapat menggantikan generasi sebelumnya. Generasi baru itulah yang akan menjadi

tumpuan setiap keluarga baru yang baru menikah untuk meneruskan segala harapan dan

cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi penerus secara biologis yang mewarisi sifat-

sifat keturunan dari sebuah keluarga baru.

f. Motif Sidaluhur

Mengandung makna keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang untuk mencari

keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala

kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun

profesinya. Keluhuran materi yang diperoleh dengan cara yang benar, halal, dan sah

tanpa melakukan kecurangan atau perbuatan yang tercela seperti korupsi, merampok,

mencuri, dan sebagainya.

g. Motif Sidamukti

Mengandung makna kemakmuran. Demikianlah bagi orang Jawa, hidup yang

didambakan selain keluhuran budi, ucapan, dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya dapat

mencapai mukti atau makmur baik di dunia maupun di akhirat. Orang hidup di dunia

adalah mencari kemakmuran dan ketentraman lahir dan batin. Untuk mencapai

kemakmuran dan ketentraman itu niscaya akan tercapai jika tanpa usaha dan kerja keras,
keluhuran budi, ucapan, dan tindakan. Namun untuk mencapai itu semua tentu tidaklah

mudah.

h. Motif Megamandung

Megamendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehinga bentuknya harus

menyatu. Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk garis lengkung

megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pada saat

pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke warna tua) bisa lebih

memudahkan.

i. Motif Barong

Motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Parang Barong

merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya motif

ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan

dan meditasi.

Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan

pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran

sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.

Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif

tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif

parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat

mengendalikan diri.

Contoh motif batik

(a) (b) (c) (d)


(e) (f) (g)

(h) (i)

http://batik-tegalan.com/makna-motif-batik

3. PERUSAHAAN BATIK TEGALAN

Produksi
Tenaga Jumlah Nilai
No. Nama Perusahaan Jenis
Kerja perbulan (RP)
Produksi
(UNIT) 000
1. Surwi 2 Kain Batik 8 866
2. Turasih 2 Kain Batik 10 1.082,5
3. Kunaenah 2 Kain Batik 8 690
4. Sutirah 2 SDA 8 690
5. Musukha 2 SDA 8 690
6. Tanijah 2 SDA 8 690
7. Watri 2 SDA 8 866
8. Warsinah 3 Kain Batik 10 1.100
9. Caritah 2 SDA 8 690
10. Saniyah 4 SDA 20 2.200
11. Tarwi 4 SDA 12 1.320
12. Nitin 3 SDA 8 886
13. Mutri 5 SDA 12 1.200
14. Rayuni 3 SDA 9 990
15. Suharti 2 Kain Batik 6 655
B. ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Strategi Pelestarian Batik Tegalan

a. Mengajarkan generasi muda bagaimana cara pembuatan batik agar mereka bisa

mempertahankan salah satu warisan budaya agar tidak hilang.

b. Melakukan pembinaan dengan pelatihan kepada warga sekitar mengenai batik

tegalan

c. agar generasi muda dapat meneruskan usaha batik ini, dengan adanya usaha batik

tegalan ini dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat kota tegal.

d. Menerapkan batik sebagai program ekskul (Ekstrakulikuler) di setiap sekolah yang

wajib diikuti oleh seluruh siswa-siswi.

e. Menggelar lomba peragaan Batik Tegalan, agar para pengrajin dapat menujukkan

hasil karya mereka dan juga sebagai sarana untuk mengenalkan batik tegalan kepada

semua orang.

f. Setiap sekolah mengadakn mulok batik agar seluruh siswa mendapat wawasan

mengenai batik dan dapat melestariakan.

g. Melakukan sosialisasi kepada mayarakat penrtingnya melestarikan batik tegalan.

2. Hambatan Pelestarian Batik Tegalan

a. SDM yang masih lemah karena budaya rutinitas yang di lakukan oleh masyarakat

sekitar masih di pakai sehingga sulit untuk merespon meskipun sekarang anak yang

lulusan SMA sudah mau untuk membatik.

b. Modal juga menjadi salah satu hambatan dalam usaha batik ini karena masyarakat

sekitar tingkat kemandiriannya masih lemah.

c. Menanamkan rasa kecintaan batik tegalan kepada para siswa siswi.

d. Kemauan untuk melestarikan batik tegalan dari generasi muda.

e. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan batik tegal.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Batik adalah warisan budaya Indonesia yang semakin diakui keberadaannya oleh dunia,

setelah diakui oleh UNESCO sebagai “ World Herritage “ ( Warisan Dunia ) tahun 2009.

Banyak jenis batik yang dimiliki oleh masing-masing daerah dan memiliki corak yang khas,

termasuk Kota Tegal. Batik dikenal di Tegal pada akhir abad ke-XIX dan yang dipakai saat itu

adalah pewarna buatan sendiri yang diambil dari tumbuh-tumbuhan: pace/mengkudu ,nila,soga

,kayu, dan kainnya tenunan sendiri. Warna batik Tegal pertama kali ialah sogan dan babaran

abu-abu setelah dikenal nila pabrik dan kemudian meningkat menjadi warna merah-biru. Batik

tulis Tegal atau tegalan itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar atau

melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Isen-isen agak kasar

diilhami oleh flora dan fauna lingkungan. Ini dipadukan dengan warna spesifik yang lembut

atau kontras,”. Warna lembut dan kontras adalah motif batik gaya pesisiran. Ini memunculkan

kesan tegas dan lugas. Budaya berpakaian batik di Tegal dibawa Raja Amangkurat I (Sunan

Amangkurat Mas) dari Keraton Kasunanan Surakarta. Amangkurat yang saat itu menyusuri

pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya perajin batik. Perajin ini akhirnya

menurunkan ilmunya pada anak cucunya dan meluas ke masyarakat. Aktivitas usaha batik tulis

tegalan di Kota Tegal mengelompok dalam sentra industri kecil-menengah di Kelurahan

Kalinyamat Wetan, Bandung, Tunon, dan Keturen, wilayah Kecamatan Tegal Selatan. Para

perajin batik di Kota Tegal telah menggeluti batik secara turun-temurun. Adapun, corak batik

yang hingga kini dikembangkan antara lain, corak beras mawur, tapak kebo dan dapur

ngebul."Berbagai corak batik tersebut merupakan murni hasil karya para perajin batik Kota

Tegal. Motif batik tegal sangat beragam diantaranya : Motif Udan riris, Motif Parangkusuma,

Motif Parikesit, Motif Kawung, Motif Truntum dan lain-lain. Tetapi dengan perkembangan

zaman menyebabkan menurunnya rasa cinta batik bagi generasi muda sekarang, mereka

menganggap kalau batik itu sudah ketinggalan zaman. Maka dari itu pelunya di adakan

sosialisasi kepada generasi muda betapa pentingnya menjaga dan melestarikan keberadaan
batik tegalan tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan seperti Organisasi Fatayat NU

menggelar lomba peragaan Batik Tegalan, SMP N 13 TEGAL juga melakukan upaya

pelestarian batik dengan melakukan aksi membatik di seluruh dinding sekolah dengan berbagai

macam jenis motif maupun corak batik yang ada di Indonesia salah satuya motif batik tegalan.

Dengan di batiknya seluruh dinding ruangan sekolah, alhasil menambah cantik dan asrinya

sekolah tersebut. Hingga sedap di pandang mata. Tentunya, menambah semangat para siswa

serta guru dalam proses belajar mengajar, selain itu di sekolah tersebut juga menerapkan batik

sebagai program ekskul (Ekstrakulikuler)yang wajib diikuti oleh seluruh siswa-siswinya. .

Hambatan dalam pelestarian batik tegalan adalah SDM yang masih lemah karena budaya

rutinitas yang di lakukan oleh masyarakat sekitar masih di pakai sehingga sulit untuk merespon

meskipun sekarang anak yang lulusan SMA sudah mau untuk membatik. Modal juga menjadi

salah satu hambatan dalam usaha batik ini karena masyarakat sekitar tingkat kemandiriannya

masih lemah.

B. Saran Dan Rekomendasi

1. Bagi Dinas

1. Memberikan penyuluhan betapa pentingnya melestarikan batik tegalan

2. Untuk lebih sering menyelenggarakan pameran agar para pengrajin batik bisa

memperkenalkan hasil karya mereka

2. Bagi SMP N 13 Tegal

Agar terus menjaga dan mengembangkan batik tegalan kepada generasi muda

sehingga mereka dapat wawasan mengenai batik dan dapat ikut serta dalam

melestarikan batik tegalan.

3. Bagi SMA N 3 Tegal

Untuk terus menjaga dan mengembangkan pelajaran batik tegalan ini agar siswa-

siswi bisa mendapat bekal pengetahuan batik tegal dan bisa melestarikannya.
4. Bagi pengrajin Batik

Untuk menjaga dan menambah kreatifitas mereka agar motif batik tegalan semakin

banyak dan dapat memperkenalkan batik tegal sampai ke luar Negeri.


DAFTAR PUSTAKA

1. Neong Muhadjir. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

2. Robet K.Yin. (1996). Study Kasus” Desai dan Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo.

3. Sutopo, H. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Maju.

4. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (2001)

5. (http://regional.kompas.com/read/2012/02/08/19585818/Kota.Tegal.Luncurkan.Program.Tegal.

Bisnis.2012..)

6. http://www.lensaindonesia.com/2012/06/21/lestarikan-budaya seluruh-dinding-smpn-13-tegal-

berhias-batik.html

7. http://batik-tegalan.com/makna-motif-batik

8. http://emka.web.id/ke-nu-an/2012/fatayat-nu-gelar-peragaan-busana-batik-tegalan/.

9. http://www.lensaindonesia.com/2012/06/21/lestarikan-budaya seluruh-dinding-smpn-13-tegal-

berhias-batik.html

10. http://www.scribd.com/doc/90476530/16/A-KONDISI-GEOGRAFIS-DEMOGRAFIS-DAN-

SOSIAL-BUDAYA

11. http://batik-tegalan.com/sejarah-batik-tegal
LAMPIRAN 1

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

a. Bagi Dinas Industri dan Perdagangan Kota Tegal

1. Bagaimana potensi Batik yang ada di Kota Tegal ?

2. Sejauh mana perkembangan Batik di Kota Tegal ?

3. Ada berapa perusahaan batik yang ada di Kota Tegal yang tercatat di Dinas ?

4. Perusahaan batik manakah yang paling maju ?

5. Jenis-jenis batik tegalan ada berapa macam ?

6. Bagaimana upaya dinas industri dan perdagangan dalam melestarikan Batik Tegalan

7. Bagaimanakah harapan untuk Batik Tegalan di Kota Tegal ?

8. Bagaimanakah perkembangan batik tegalan di Kota Tegal ?

9. Apakah hambatan dalam pelestarian batik tegalan di Kota Tegal ?

10. Sejak kapan usaha batik tegala berdiri ?

11. Ada berapa banyak motif batik tegalan ?

12. Berapa banyak karyawan yang bekerja di sini ?

13. Adakah motif yang paling di sukai oleh masyarakat Kota Tegal ?

14. Apa setiap motif batik tegalan mempunyai makna ?

15. Apakah ciri khas batik tegalan di bandingkan batik-batik yang lain ?

16. Bahan baku batik tegalan di peroleh dari mana ?

17. Apa sajakah yang di butuhkan untuk membuat batik tegalan ?

18. Bagaimanakah cara pembuatan batik tegalan ?

19. Produksinya di kirim ke mana saja ?

20. Berapa lama proses pembuatan batik tersebut ?

21. Berapakah harga batik yang murah dan mahal ?

22. Berapa keuntungan yang di peroleh dari selembar kain batik ?

23. Adakah upaya yang ibu lakukan untuk melestarikan batik tegalan ?

24. Apa harapan ibu untuk batik tegalan selanjutnya ?


b. Bagi SMP N 13 Tegal

1. Upaya apa saja yang telah di lakukan untuk melestarikan batik tegalan ?

2. Berapa macam jenis batik yang di ajarkan pada siswa-siswi SMP N 13 Tegal ?

3. Apa peran SMP N 13 terhadap pekembangan batik tegalan ?

4. Bagaimana cara menanamkan rasa cinta terhadap batik tegalan bagi siswa-siswi SMP

N 13 ?

5. Bagaimanakah harapan untuk batik tegalan selanjutnya ?

c. Bagi SMA N 3 Tegal

1. Upaya apa saja yang telah di lakukan untuk melestarikan batik tegalan ?

2. Berapa macam jenis batik yang di ajarkan pada siswa-siswi SMA N 3 Tegal ?

3. Apa peran SMA N 3 Tegal terhadap perkembangan batik tegalan ?

4. Bagaimana cara menanamkan rasa cinta terhadap batik tegalan bagi siswa-siswi SMA

N 3 Tegal ?

5. Bagaimanakah harapan untuk batik tegalan selanjutnya ?


LAMPIRAN 2

Hasil wawancara

1. Pengrajin Batik Tegal

Usaha batik tegalan ini berdiri sejak tahun 2000. Dari pihak pemerintah juga sudah mulai

memberikan pelatihan/pengarahan kepada masyarakat kota tegal pada tahun 2000, salah satu

pengusaha batik tegalan yang terkenal adalah ibu muniroh. Beliau belajar batik sejak masih

duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Motif batik tegalan sangat banyak sampai sekarang

jumlah motif batik tegalan yang ada 100 macam. Ibu muniroh mempekerjakan 20 karyawan

untuk membantunya membuat batik tegalan. Motif yang paling disukai adalah sekar jagad karena

motif ini memuat seluruh motif batik tegalan yang ada. Ciri khas batik tegalan di bandingkan

dengan batik yang lain terdapat pada motifnya dan biasanya gambarnya lebih besar, salah satu

batik tegalan yang terkenal adalah beras mawur. Ibu muniroh mendapatkan bahan baku membuat

batik dari pekalongan dalam pembuatan batik membutuhkan kain mori, zat warna, lilin, canting

dan kompor. Cara pembuatan batik tegalan pertama gambar motif menggunakan pensil, lalu di

klowongin (diberi lilin pada gambar yang sudah dibuat). Setelah itu di isi dengan titik/motif yang

lain untuk mengisi kekosongan pada gambar, kemudian di warnai atau sebagian di temple ke

tembok, lalu di lorod (pelepasan lilin),dan yang terakhir dikemas, siap untuk di pasarkan. Proses

pembuatan batik ini tergantung tingkat kesulitan motifnya kalau motif yang di buat susah bisa

sampai 5-6 bulan, tetapi jika motif yang dibuat mudah hanya sampai 1 minggu. Produksi batik

ini sudah sampai luar negeri yaitu jepang dan belanda. Salah satu upaya untuk melestarikan batik

tegalan adalah mengajarkan generasi muda bagaimana cara pembuatan batik agar mereka bisa

mempertahankan salah satu warisan budaya agar tidak hilang. Harapan dari ibu muniroh agar

usaha batik tegalan ini bisa maju terus dan melebarkan sayapnya sampai ke Negara-negara lain.

2. Pegawai Dinas Industri Kecil Kota Tegal

Bapak Iswanto pegawai dinas industri tegal mengatakan, potensi batik sangat luar biasa

nantinya dapat di manfaatkan. Sisi potensi batik ada di 4 wilayah sentra (sentra kalinyamat

wetan, sentra bandung, sentra keturen, sentra debong tengah), Sentra adalah tempat sekelompok
pedagang yang mempunyai jenis pekerjaan yang sama dan menempati satu wilayah tertentu.

Dulu ada sentra di tunon tapi sudah menurun karena generasi muda yang ada di sana kurang

berkembang, dulu yang bekerja membuat batik ada 100-an orang tetapi sekarang menjadi 200-

an orang yang bekerja menjadi pengrajin batik dulu juga yang bekerja ibu-ibu tetapi sekarang

semua umur sudah mulai membantu membuatan batik tegalan. Perkembangan batik dalam 10

tahun terakhir cukup bagus di bandingkan dengan tahun-tahun yang sebelumnya. Tegal hanya

mempunyai 1 perusahaan batik yang berada di jalan ababil kelurahan randugunting sisanya

hanya industri kecil rumah tangga. Jenis batik tegalan ada 3 yaitu: batik tulis, batik cap, dan batik

kombinasi. Motif batik tegalan hampir 30 lebih semua motif ini ada yang sumber dari lokal,

perkembangan dan bawaan dari seseorang. Jika dari lokal artinya dari daerah setempat contoh:

motif cempaka, motif tapak kebo dan lain-lain, jika bersumber dari perkembangan yaitu motif

yang sudah ada di kembangkan dengan zaman contoh: motif kurda. Corak batik identik dengan

warna yang di gunakan tetapi jika motif identik dengan ornamennya. Sebenarnya sentra batik

berada di kabupaten tetapi setelah ada penambahan wilayah kota tegal sentranya berada di kota

tegal, sebagai contoh: debong kulon dan margadana sebenarnya berada di kabupaten tetapi

sekarang sudah menjadi bagian dari kota tegal. Upaya pelestariaan batik tegalan dengan

melakukan pembinaan dengan pelatihan kepada warga sekitar mengenai batik tegalan agar

generasi muda dapat meneruskan usaha batik ini, dengan adanya usaha batik tegalan ini dapat

meningkatkan taraf hidup masyarakat kota tegal. Harapan untuk batik tegalan selanjutnya agar

biasa “go internasional”. Sebelumnya batik tegalan ini sudah pernah mengikuti pameran sampai

ke singapura dan daerah di luar jawa lainnya. Hambatan dalam usaha batik ini adalah SDM yang

masih lemah karena budaya rutinitas yang di lakukan oleh masyarakat sekitar masih di pakai

sehingga sulit untuk merespon meskipun sekarang anak yang lulusan SMA sudah mau untuk

membatik. Modal juga menjadi salah satu hambatan dalam usaha batik ini karena masyarakat

sekitar tingkat kemandiriannya masih lemah. Dari dinas industri sendiri juga sangat mendukung

apabila pemerintah mengeluarkan peraturan agar setiap sekolah memakai batik tegalan apalagi

jika memakai batik tulis tetapi karena harga batik tulis itu sangat mahal tidak bisa digunakan

sebagai seragam sekolah sehingga diganti dengan menggunakan batik cap yang lebih murah.
Batik-batik yang di pakai oleh sekolah-sekolah sekarang bukan batik tetapi batik printing yaitu

kain yang bermotif batik bukan kain batik hanya bermotif batik.

3. SMP NEGERI 13 Tegal

Batik, kerajinan yang sudah tak asing lagi terdengar di telinga kita. Banyak cara yang di

gunakan oleh Pemerintah/masyarakat demi melestarikannya. Begitu pula yang di lakukan oleh

pihak SMP N 13 Tegal. Cara yang mereka lakukan yakni menjadikan batik sebagai ekskul yang

di gemari siswa-siswi SMP N 13 Tegal. Di samping tujuannya untuk melestarikan kebudayaan

jawa, pihak sekolah memiliki tujuan lain, yaitu mengembangkan potensi siswa-siswi agar ketika

tamat sekolah sebagai bekal dalam bidang kesenian. Sehingga mereka tidak dapat melanjutkan

bekerja, mereka dapat menjadikan potensi kemampuan batik sebagai awal usahanya. Walaupun

hanya berperan dalam melestarikan kebudayaan tidak untuk mendistribusikannya, SMP 13

mempunyai peran penting dalam melestarikan batik di Tegal. Dan di kalangan anak muda zaman

sekarang seperti yang kita ketahui bahwa motif batik di Indonesia, khususnya di Kota Tegal amat

sangat banyak, namun motif yang di ajarkan kepada siswa-siswi SMP 13 Tegal hanya 8 macam.

4. SMA 3 TEGAL

Pak Nurokhman salah satu guru pembimbing batik tegal, beliau mengatakan SMA 3

TEGAL telah melakukan upaya mleestarikan batik tegal dengan adanya mulok batik tegal

sehingga para siswa siswi diajarkan mengenai batik tegalan agar mereka memiliki wawasan

mengenai bati dan dapat melestarikan nantinya, selain itu juga sebagai sarana untuk

menanamkan rasa kecintaan terhadap batik tegalan kepada para siswa siswi. Secara teori SMA 3

TEGAL mengajarkan 30 jenis batik tegalan, tetapi secara praktek hanya beberapa saja yang di

ajarkan. Sementara ini hasil karya batik seluruh siswa masih di tampung, beliau berniat untuk

membuat pameran tetapi semuanya belum bisa di laksanakan karena seluruh warga sekolah juga

harus berperan agar kegiatan tersebut dapat di wujudkan. Hambatan untuk melestarikan batik

tegalan adalah dari kemauan generasi muda untuk melestarikan batik tegalan. Harapan untuk

batik tegalan selanjutnya agar bisa dikenal samapai ke luar negeri.


LAMPIRAN 3

Hasil Wawancara

Anda mungkin juga menyukai