Penelitian yang berjudul “Strategi pelestarian Batik Tegalan di Kota Tegal” ini disetujui oleh
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 3 Kota Tegal
No Nama Kelas
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 3 Kota Tegal
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan
pada junjungan kita semua, Nabi Besar Muhammad SAW. Dengan kehendaknya peneliti mampu
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Strategi Pelestarian Batik Tegalan di Kota Tegal “
manfaat yang nyata bagi kelestarian batik tegalan di Kota Tegal. Dalam menyelesaikan
penelitian ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, saran dan masukan dari para Guru SMA 3
Tegal, dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Penulis hanya mampu
Tidak ada gading yang tak retak. Demikian juga dengan penulisan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharap masukan-masukan positif dari berbagai pihak agar dalam
Sebagai akhir kata, penulis sangat berharap semoga penulisan skripsi ini dapat
memberikan manfaat kepada pihak–pihak yang berkompenten . Semoga Allah SWT senantiasa
mengiringi langkah-langkah kita serta memberikan ridha atas amal-amal kita. Amin.
Oleh
ABSTRAK
Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah meluncurkan program Tegal Bisnis 2012
untuk meningkatkan investasi, produktivitas, dan daya saing usaha menengah kecil dan
mikro (UMKM), serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Tegal. Tegal Bisnis
2012 merupakan kelanjutan program tahunan Tegal Sehat 2010, Tegal Cerdas 2011.
Batik adalah warisan budaya Indonesia yang semakin diakui keberadaannya oleh
dunia, setelah diakui oleh UNESCO sebagai “ World Herritage “ ( Warisan Dunia ) tahun
2009. Pantaslah jika batik dijadikan sebagi warisan dunia karena batik merupakan hasil
pikiran nenek moyang yang penuh dengan nilai sejarah dan budaya.
Batik dikenal di Tegal pada akhir abad ke-XIX dan yang dipakai saat itu adalah
pewarna buatan sendiri yang diambil dari tumbuh-tumbuhan pace/mengkudu, nila, soga,
kayu dan kainnya tenunan sendiri. Warna batik Tegal pertama kali ialah sogan dan babaran
abu-abu setelah dikenal nila pabrik dan kemudian meningkat menjadi warna merah-biru.
Batik tulis Tegal atau tegalan itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan
besar atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Isen-isen
agak kasar diilhami oleh flora dan fauna lingkungan. Ini dipadukan dengan warna spesifik
yang lembut atau kontras,”. Warna lembut dan kontras adalah motif batik gaya pesisiran. Ini
memunculkan kesan tegas dan lugas. Budaya berpakaian batik di Tegal dibawa Raja
yang saat itu menyusuri pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya perajin batik.
Perajin ini akhirnya menurunkan ilmunya pada anak cucunya dan meluas ke masyarakat.
Aktivitas usaha batik tulis tegalan di Kota Tegal mengelompok dalam sentra industri kecil-
Kecamatan Tegal Selatan. Para perajin batik di Kota Tegal telah menggeluti batik secara
turun-temurun. Adapun, corak batik yang hingga kini dikembangkan antara lain, corak beras
mawur, tapak kebo dan dapur ngebul."Berbagai corak batik tersebut merupakan murni hasil
karya para perajin batik Kota Tegal,dikutip dari Kaskus regional indonesia / jateng DIY /
Tegal. http://batik-tegalan.com/sejarah-batik-tegal
Batik Tegalan sebagai warisan budaya lokal, Fatayat NU menggelar lomba peragaan Batik
Tegalan. “Fatayat NU peduli terhadap kelestarian budaya lokal,” ujar Ketua PC Fatayat NU
Kabupaten Tegal Dra Hj Nurhasanah di sela lomba, di Gedung NU Jalan Raya Procot Slawi,
tegalan/
Dia melakukan aksi membatik di seluruh dinding sekolah dengan berbagai macam
jenis motif maupun corak batik yang ada di Indonesia. Dengan di batiknya seluruh dinding
ruangan sekolah, alhasil menambah cantik dan asrinya sekolah tersebut. Hingga sedap di
pandang mata. Tentunya, menambah semangat para siswa serta guru dalam proses belajar
mengajar. Untuk ikut menjaga dan melestarikan seni agung budaya bangsa agar tidak punah
http://www.lensaindonesia.com/2012/06/21/lestarikan-budaya seluruh-
2012.
B. Identifikasi Masalah
3. Kurangnya peran serta pemerintah, sekolah dan masyarakat dalam pelestarian Batik.
C. Rumusan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada Strategi serta Hambatan pelestarian Batik
Tegalan.
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana belajar ilmiah bagi Penulis dalam
Bagi Masyarakat Kota Tegal penelitian ini bermanfaat dalam menjaga dan melestarikan
Bagi pemerintah Kota Tegal penelitian ini bermanfaat dalam merencanakan pelestarian
budaya Kota Tegal khususnya dalam batik Tegalan. Sehingga batik Tegalan menjadi aset
A. Kajian Teori
1. Batik
Batik adalah warisan budaya Indonesia yang semakin diakui keberadaannya oleh
dunia, setelah diakui oleh UNESCO sebagai “ World Herritage “ ( Warisan Dunia ) tahun
2009. Pantaslah jika batik dijadikan sebagi warisan dunia karena batik merupakan hasil
pikiran nenek moyang yang penuh dengan nilai sejarah dan budaya.
Mengandung makna ketabahan dan harus tahan menjalani hidup prihatin biarpun
b. Motif Parangkusuma
c. Motif Parikesit
Mengandung makna bahwa untuk mencari keutamaan harus dilandasi dengan usaha
keras dan gesit. Tentu usaha keras dan gesit itu tanpa harus meninggalkan norma-
norma yang berlaku di masyarakat. Bukan sebaliknya usaha keras dan gesit dengan
cara kotor, pasti akan sangat dihindari. Sebab dampak yang ditimbulkan akan sangat
berat dan yang jelas pasti akan menjadi bumerang bagi diri-sendiri. Dengan usaha
keras dan gesit itulah diharapkan bisa membangun keluarga inti yang sejahtera lahir
dan batin.
d. Motif Kawung
Mengandung makna bahwa keinginan dan usaha yang keras akan selalu
membuahkan hasil, seperti rejekinya berlipat ganda. Sudah hukum karma, bahwa
orang yang bekerja keras pasti akan menuai hasil, walaupun kadang harus memakan
e. Motif Truntum
mendambakan bagi setiap keluarga baru supaya segera mempunyai keturunan yang
akan dapat menggantikan generasi sebelumnya. Generasi baru itulah yang akan
menjadi tumpuan setiap keluarga baru yang baru menikah untuk meneruskan segala
harapan dan cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi penerus secara biologis
f. Motif Sidaluhur
Mengandung makna keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang untuk mencari
keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala
kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat,
maupun profesinya. Keluhuran materi yang diperoleh dengan cara yang benar, halal,
dan sah tanpa melakukan kecurangan atau perbuatan yang tercela seperti korupsi,
g. Motif Sidamukti
didambakan selain keluhuran budi, ucapan, dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya
dapat mencapai mukti atau makmur baik di dunia maupun di akhirat. Orang hidup di
dunia adalah mencari kemakmuran dan ketentraman lahir dan batin. Untuk mencapai
kemakmuran dan ketentraman itu niscaya akan tercapai jika tanpa usaha dan kerja
keras, keluhuran budi, ucapan, dan tindakan. Namun untuk mencapai itu semua tentu
tidaklah mudah.
h. Motif Megamandung
harus menyatu. Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk garis
lengkung megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pada
saat pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke warna tua)
i. Motif Barong
Motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Parang Barong
merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya
motif ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual
pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran
Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif
tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif
parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat
mengendalikan diri.
(h) (i)
http://batik-tegalan.com/makna-motif-batik.
2. Upaya Pelestarian Batik Tegalan
Batik Tegalan sebagai warisan budaya lokal, Fatayat NU menggelar lomba peragaan
Batik Tegalan. “Fatayat NU peduli terhadap kelestarian budaya lokal,” ujar Ketua PC
peragaan-busana-batik-tegalan/.
Dia melakukan aksi membatik di seluruh dinding sekolah dengan berbagai macam
jenis motif maupun corak batik yang ada di Indonesia. Dengan di batiknya seluruh
dinding ruangan sekolah, alhasil menambah cantik dan asrinya sekolah tersebut. Hingga
sedap di pandang mata. Tentunya, menambah semangat para siswa serta guru dalam
proses belajar mengajar. Untuk ikut menjaga dan melestarikan seni agung budaya bangsa
agar tidak punah dimakan modernisasi zaman, Mugiyatno menerapkan batik sebagai
http://www.lensaindonesia.com/2012/06/21/lestarikan-budaya seluruh-dinding-smpn-13-tegal-
berhias-batik.html
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini kurang lebih dilaksanakan selama satu bulan yaitu dari bulan Desember
awal sampai Desember akhir 2012. Waktu penelitian ini terhitung sejak pemilihan judul dan
pembuatan proposal sampai pada penyusunan laporan penelitian sebagai hasil dari penelitian.
tahap persiapan dari penyusunan proposal penelitian, pencarian sumber refernsi. Kedua,
dokumen, kemudian data direviue dan direfleksikan, langkah selanjutnya yaitu menentukan
strategi pengumpulan data yang tepat dan menentukan fokus penelitian. Data yang sudah
diperoleh kemudian dikelompokkan dan diberi kode untuk mepermudah kepentingan analisis,
teknik konding yang digunakan adalah secara induktif. Ketiga, yaitu tahap analisis, dalam
tahap ini apabila memang data yang diperlukan belum mencukupi maka peneliti kembali ke
lapangan kembali untuk melengkapi data tersebut. Data yang sudah lengkap kemudian
diverifikasi dan disimpulkan sebagai hasil temuan penelitian. keempat, yaitu penyusunan
C. Bentuk Penelitian
pada proses dan analisis, maka jenis penelitian yang cocok dengan permasalahan adalah
penelitian kualitatif diskriptif. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai
fenomena yang ada, baik fenomena yang sifatnya alamiah maupun rekayasa dari tindakan
manusia, fenomena ini dapat berupa aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, masalah
sosial dan perbedaan dengan fenomena yang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi objek
kajian adalah Batik Tegalan yang dikaji berdasarkan kajian dan teori-teori sosiologi. Dengan
penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai macam informasi dengan deskripsi-
penelitian. Kelebihan dengan menggunakan penelitian kualitatif yang sesuai dengan penelitian
ini adalah untuk memahami isu-isu yang rumit terhadap sesuatu proses, digunakan dalam
rangka meneliti dari sudut prosesnya, digunakan untuk meneliti tentang hal yang berkaitan
dengan latar belakang subjek penelitian, untuk mengetahui sesuatu secara mendalam, dan juga
Karakteristik pokok dalam penelitian kualitatif ini antara lain yang pertama, riset
kualitatif mempunyai latar alami karena yang menjadi alat penting adalah adanya sumber data
yang langsung dari perisetnya, artinya data diperoleh langsung dari sumbernya, sedangkan
peneliti merupakan instrumennya; kedua, riset kualitatif ini bersifat deskriptif; ketiga, riset
kualitatif ini lebih memperhatikan proses dan produk yang bermakna; keempat, riset kualitatif
ini cenderung menganalisa datanya secara induktif, data yang dikumpulkan bukanlah untuk
mendukung atau menolak hipotesis, tetapi abstraksi disusun sebagai kekhususan yang telah
terkumpul dan dikelompokkan bersama; kelima, makna merupakan soal esensial perhatian
utamanya.
D. Sumber Data
Dalam penelitian kualitatif ini diperlukan sumber data yang bersifat khas, unik,
idiocyncratic, dan multiinterpretable 1 Data yang paling penting untuk dikumpulkan dan
dikaji dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Adapun jenis sumber data yang digunakan
1. Nara sumber atau informan yang terdiri dari pihak-pihak baik perorangan maupun
2. Tempat dan aktivitas yang terjadi di lokasi pembuatan Batik Tegalan yaitu Rizki Ayu
3. Teks yang berupa arsip dan dokumen resmi yang relevan dengan penelitian ini. Dalam
(dekontekstualisasi). Teks yang bersifat otonom didasarkan atas tiga hal, yaitu: maksud
penulis; situasi kultural dan kondisi sosial pengadaan teks; dan untuk siapa teks ditulis.
Maka dari itu, seorang peneliti harus membaca secara mendalam dari teks yang
ditafsirkannya. Adapun teks atau dokumen yang ditemuai arsif daerah yang terdapat di
perpustakan daerah.
Metode dan tipe pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam,
disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti. Dalam
1
Waluyo, Hermeneutik Sebagai Pusat Pendektan Kualitatif: Dalam Historika, No.
11, Surakarta: PPS UNJ KPK UNS, 2000, hlm. 20.
1. Wawancara Mendalam (in-depth interviewing)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua
jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tetapi dengan pertanyaan yang
semakin terfokus dan mengarah pada kedalaman informasi. Dalam hal ini, peneliti dapat
bertanya kepada informan tentang fakta suatu peristiwa di samping opini mereka tentang
tidak dapat diperoleh dengan metode lain. Semakin bagus pengertian pewawancara dan
dorongan kepada subjeknya. Semakin besar bantuan responden dalam wawancara, maka
semakin besar peranannya sebagai informan. Peranan informan sangat penting, mereka
tidak hanya memberikan keterangan tentang sesuatu kepada peneliti, tetapi juga bisa
memberi saran tentang sumber-sumber lain yang mendukung serta menciptakan akses
situasi di mana telah terjadi hubungan psikologis antara pewawancara dan responden
sehingga terjalin komunikasi yang wajar dan jujur. 5 Dengan demikian wawancara
agar informan tidak merasa ditekan sehingga suasana kekeluargaan dan keakraban perlu
2
Moleong. op.cit. hlm. 186.
3
Robet K.Yin, Study Kasus” Desai dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo, 1996, hlm. 109.
4
Ibid.
5
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia, 1988, hlm. 243.
Pada penelitian ini, wawancara dilakukan secara terbuka guna menggali
pandangan informan mengenai, sejarah Batik Tegalan, fungsi dan peran Batik Tegalan.
Wawancara ini dilakukan dengan cara terstruktur yaitu dengan menggunakan interview
guide untuk menjaga agar wawancara yang dilakukan tidak keluar dari tujuan penelitian.
teori yang ada yang kemudian diambil point-pointsya. Penambahan pertanyaan baru atau
pengubahan beberapa pertanyaan awal selama wawancara berlangsung bukanlah hal yang
tabu dalam penelitian kualitatif, bahkan mungkin menjadi suatu keharusan untuk
menggali informasi lebih mendalam dari responden. Adapun kisi-kisi wawancara dapat
3. Ada berapa perusahaan Batik yang ada di Kota Tegal yang tercatat di Dinas?
6. Bagaimana upaya Dinas industry dan perdagangan dalam melestarikan Batik Tegalan
1. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk melestarikan batik tegalan ?
2. Berapa macam jenis batik yang di ajarkan pada siswa-siswi SMP 13 Tegal ?
4. Bagaimana cara menanamkan rasa cinta terhadap batik tegalan bagi siswa-siswi SMP
13?
1. Upaya apa saja yang telah di lakukan untuk melestarikan batik tegalan ?
2. Berapa macam jenis batik yang di ajarkan pada siswa-siswi SMA 3 Tegal ?
4. Bagaimana cara menanamkan rasa cinta terhadap batik tegalan bagi siswa-siswi SMA
3 Tegal ?
13. Berapa keuntungan yang ibu peroleh dari selembar kain batik ?
14. Adakah upaya yang ibu lakukan untuk melestarikan batik tegalan ?
2. Observasi Langsung
adalah cara pengambilan data dengan menggunakan alat indra yang dalam hal ini lebih
difokuskan pada mata. 6 Observasi langsung dapat dilakukan dalam bentuk observasi
partisipasi pasif terhadap berbagai kegiatan dan proses yang terkait dengan studi. 7
Observasi langsung ini akan dilakukan baik secara formal maupun informal untuk
mengamati tindakan dan interaksi sosial yang terjadi di tempat pembuatan Batik Tegalan.
Bukti observasi akan dimanfaatkan untuk memberikan informasi tambahan tentang topik
penelitian. Observasi menjadi lebih berharga apabila peneliti bisa mengambil bukti-bukti
seperti foto-foto pada objek observasi untuk menambah keabsahan penelitian. Dalam
penelitian ini hal-hal yang diobservasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan
perusahaan Batik .
Teknik ini sering disebut analisis isi, yang cenderung mencatat apa yang tersirat
dan tersurat. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dari arsip atau dokumen
tentang Batik Tegalan. Dalam analisis isi ini akan diperoleh status teknik pelengkap yang
memungkinkan peneliti memanfatkan data yang hanya dapat dapat dikumpulkan dengan
cara yang tidak terlalu membatasi pokok bahasan dan menguji silang kesahihan temuan
yang diperoleh dengan mengunakan berbagai teknik yang berbeda. 8 Adapun dokumen
yang ditemukan dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah buku-buku yang relevan,
dokumen atau arsif daerah terutama yang mengkaji keberadaan Batik Tegalan.
6
Ibid. 212.
7
Sutopo, H. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya Maju, 1996,
hlm. 137.
8
Krippendorff. Klaus, Content Analysis; Introduction Its Theory and Methodology. Alih
Bahasa Farid Wajidi: Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: Rajawali, 1991,
hlm. 11.
F. Teknik Cuplikan (Sampling)
Keputusan yang dibuat tentang siapa dan berapa jumlah orang yang diteliti dalam
penelitian kualitatif, akan tergantung dari penggunaan strategi cuplikan dan seleksi yang
dilakukan. Penelitian kualitatif cenderung mengunakan teknik cuplikan yang bersifat selektif
empiriknya dan lain sebagainya. Teknik cuplikan yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah incidental sampling, penentuan sampel tidak terikat pada jumlah akan tetapi
data yang diperoleh. Teknik Internal sampling sebagaimana Patton dikutip dalam Aman
(2002: 91), teknik ini dimaksudkan tidak untuk mewakili pupulasi tetapi mewakili
informasinya.9Informan yang dipilih dalam hal ini adalah informan yang menegtahui tentang
G. Validitas Data
Data-data yang diperoleh dari lapangan perlu divalidkan, dalam penelitian ini, peneliti
mengunakan teknik informant review atau umpan balik dari informan. Selain itu digunakan
pula teknik triangulasi. Penggunaan teknik triangulasi merupakan strategi untuk mengurangi
terhadap sumber lain. Sehingga triangulasi sebagai proses evaluasi dapat menjaga tuduhan
bahwa temuan-temuan penelitian itu menggunakan alat sederhana baik metode, sumber,
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber,
dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam hal ini, untuk memperoleh data tentang
alun-alun kota Tegal, dikumpulkan dari hasil wawancara dengan Triangulasi metode, yakni
9
Sutopo, op.cit., hlm. 19.
10
Moleong. op.cit. hlm. 330.
mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda
yang dalam hal ini untuk mendapatkan data digunakan beberapa sumber dari hasil
wawancara dan observasi. Triangulasi teori untuk menginterpretasikan data yang sejenis,
misalnya pelaksanaan
H. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif 11 .
Dalam model analisis ini, tiga komponen analisanya yaitu reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik analisis ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Reduksi Data
Reduksi data dapat diuraikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari catatan
tertulis di lapangan. Dalam pengumpulan data model ini, peneliti selalu membuat reduksi
data dan sajian data sampai penyusunan kesimpulan. Artinya data yang didapat di
lapangan kemudian disusun pemahaman arti di segala peristiwa yang disebut reduksi
data. Reduksi data dan sajian data ini disusun pada saat peneliti mendapatkan unit data
yang diperlukan dalam penelitian. Dengan demikian reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, dan
2. Sajian Data
Penyajian data merupakan alur penting yang kedua dari analisis interaktif. Suatu
setelah data telah mengalami proses reduksi data dan diikuti penyusunan data yang
berupa cerita yang sistematis. Data yang sudah tersusun secara sistematis, data siap untuk
11
Miles dan Huberman, 1984.
3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
Analisis yang ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan atau verifikasi.
Pengumpulan data terakhir peneliti mulai melakukan usaha menarik kesimpulan dengan
menarik verifikasi berdasarkan reduksi data dan sajian data. Kesimpilan yang diambil
penelitian harus memberikan kesimpulan secara longgar, terbuka dan skeptis 12 . Jika
permasalahan yang diteliti belum terjawab dan atau belum lengkap, maka peneliti harus
Reduksi data, penyajian data sampai penyajian data aktivitasnya dilakukan dalam
bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses yang berlanjut,
berulang dan terus menerus hingga membentuk sebuah siklus. Dalam proses ini aktivitas
peneliti bergerak di antara komponen analisis dengan pengumpulan data selama proses ini
masih berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis
tersebut. Secara skematis proses analisis interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Verifikasi/
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. PEMBAHASAN
oleh dunia, setelah diakui oleh UNESCO sebagai “ World Herritage “ ( Warisan Dunia )
tahun 2009. Pantaslah jika batik dijadikan sebagi warisan dunia karena batik merupakan
hasil pikiran nenek moyang yang penuh dengan nilai sejarah dan budaya.
Batik di kenal di Tegal pada akhir abad ke-XIX dan yang di pakai sat itu adalah
soga, kayu dan kainnya tenunan sendiri. Warna batik Tegal pertama kali ialah sogan dan
babaran abu-abu setelah dikenal nila pabrik dan kemudian meningkat menjadi warna
merah-biru. Batik tulis Tegal atau Tegalan itu dapat di kenali dari corak gambar atau
motif rengrengan bear atau melebar. Motif ini tak di miliki oleh daerah lain sehingga
tampak eksklusif. Isen-isen agak kasar di ilhami oleh flora dan fauna lingkungan. Ini di
padukan dengan warna spesifik yang lembut atau kontras. Warna lembut dan kontras
adalah motif batk gaya pesisiran. Ini memunculkan kesan tegas dan lugas. Budaya
berpakaian batik di Tegal di bawa Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) dari
Keraton Kasunanan Surakarta. Amangkurat yang satu itu menyusuri pantai utara
menurunkan ilmunya pada anak cucunya dan meluas ke masyarakat. Aktivtas usaha
batik tulis tegalan di Kota Tegal mengelompok dalam sentra industri kecil-menengah di
Tegal Selatan. Para pengrajin Batik di Kota Tegal telah menggeluti batik secara turun-
temurun. Adapun, corak batik yang hingga kini di kembangkan antara lain, corak beras
mawur, tapak kebo dan dapur ngebul. Berbagai corak batik tersebut merupakan murni
hasil karya para pengrajin batik Kota Tegal, di kutip dari Kaskus regional Indonesia /
Batik Tegalan sebagai warisan budaya lokal, Fatayat NU menggelar lomba peragaan
Batik Tegalan. “Fatayat NU peduli terhadap kelestarian budaya lokal,” ujar Ketua PC
Fatayat NU Kabupaten Tegal, Dra. Hj. Nurhasanah di sela lomba, di Gedung NU Jalan
peragaan-busana-batik-tegalan/
macam jenis motif maupun corak batik yang ada di Indonesia. Dengan di batiknya
seluruh dinding ruangan sekolah, alhasil menambah cantik dan asrinya sekolah tersebut.
Hingga sedap di pandang mata. Tentunya, menambah semangat para siswa serta guru
dalam proses belajar mengajar. Untuk ikut menjaga dan melestarikan seni agung budaya
bangsa agar tidak punah di makan modernisasi zaman, Mugiyatno menerapkan batik
http://www.lensaindonesia.com/2012/06/21/lestarikan-budaya-seluruh-dinding-smpn-13-
tegal-berhias-batik.html
2. MOTIF
Batik pada dasarnya memeiliki corak yang berbeda-beda, corak yang berbeda ini
disebabkan dari perbedaan budaya dan peradaban masyarakat yang bersangkutan. Motif
Mengandung makna ketabahan dan harus tahan menjalani hidup prihatin biarpun dilanda
b. Motif Parangkusuma
Mengandung makna hidup harus dilandasi oleh perjuangan untuk mencari keharuman
c. Motif Parikesit
Mengandung makna bahwa untuk mencari keutamaan harus dilandasi dengan usaha keras
dan gesit. Tentu usaha keras dan gesit itu tanpa harus meninggalkan norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Bukan sebaliknya usaha keras dan gesit dengan cara kotor, pasti
akan sangat dihindari. Sebab dampak yang ditimbulkan akan sangat berat dan yang jelas
pasti akan menjadi bumerang bagi diri-sendiri. Dengan usaha keras dan gesit itulah
diharapkan bisa membangun keluarga inti yang sejahtera lahir dan batin.
d. Motif Kawung
Mengandung makna bahwa keinginan dan usaha yang keras akan selalu membuahkan
hasil, seperti rejekinya berlipat ganda. Sudah hukum karma, bahwa orang yang bekerja
keras pasti akan menuai hasil, walaupun kadang harus memakan waktu yang lama.
e. Motif Truntum
mendambakan bagi setiap keluarga baru supaya segera mempunyai keturunan yang akan
dapat menggantikan generasi sebelumnya. Generasi baru itulah yang akan menjadi
tumpuan setiap keluarga baru yang baru menikah untuk meneruskan segala harapan dan
cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi penerus secara biologis yang mewarisi sifat-
f. Motif Sidaluhur
Mengandung makna keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang untuk mencari
keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala
kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun
profesinya. Keluhuran materi yang diperoleh dengan cara yang benar, halal, dan sah
tanpa melakukan kecurangan atau perbuatan yang tercela seperti korupsi, merampok,
g. Motif Sidamukti
didambakan selain keluhuran budi, ucapan, dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya dapat
mencapai mukti atau makmur baik di dunia maupun di akhirat. Orang hidup di dunia
adalah mencari kemakmuran dan ketentraman lahir dan batin. Untuk mencapai
kemakmuran dan ketentraman itu niscaya akan tercapai jika tanpa usaha dan kerja keras,
keluhuran budi, ucapan, dan tindakan. Namun untuk mencapai itu semua tentu tidaklah
mudah.
h. Motif Megamandung
menyatu. Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk garis lengkung
megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pada saat
pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke warna tua) bisa lebih
memudahkan.
i. Motif Barong
Motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Parang Barong
merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya motif
ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan
dan meditasi.
pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran
Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif
tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif
parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat
mengendalikan diri.
(h) (i)
http://batik-tegalan.com/makna-motif-batik
Produksi
Tenaga Jumlah Nilai
No. Nama Perusahaan Jenis
Kerja perbulan (RP)
Produksi
(UNIT) 000
1. Surwi 2 Kain Batik 8 866
2. Turasih 2 Kain Batik 10 1.082,5
3. Kunaenah 2 Kain Batik 8 690
4. Sutirah 2 SDA 8 690
5. Musukha 2 SDA 8 690
6. Tanijah 2 SDA 8 690
7. Watri 2 SDA 8 866
8. Warsinah 3 Kain Batik 10 1.100
9. Caritah 2 SDA 8 690
10. Saniyah 4 SDA 20 2.200
11. Tarwi 4 SDA 12 1.320
12. Nitin 3 SDA 8 886
13. Mutri 5 SDA 12 1.200
14. Rayuni 3 SDA 9 990
15. Suharti 2 Kain Batik 6 655
B. ANALISIS HASIL PENELITIAN
a. Mengajarkan generasi muda bagaimana cara pembuatan batik agar mereka bisa
tegalan
c. agar generasi muda dapat meneruskan usaha batik ini, dengan adanya usaha batik
e. Menggelar lomba peragaan Batik Tegalan, agar para pengrajin dapat menujukkan
hasil karya mereka dan juga sebagai sarana untuk mengenalkan batik tegalan kepada
semua orang.
f. Setiap sekolah mengadakn mulok batik agar seluruh siswa mendapat wawasan
a. SDM yang masih lemah karena budaya rutinitas yang di lakukan oleh masyarakat
sekitar masih di pakai sehingga sulit untuk merespon meskipun sekarang anak yang
b. Modal juga menjadi salah satu hambatan dalam usaha batik ini karena masyarakat
A. Kesimpulan
Batik adalah warisan budaya Indonesia yang semakin diakui keberadaannya oleh dunia,
setelah diakui oleh UNESCO sebagai “ World Herritage “ ( Warisan Dunia ) tahun 2009.
Banyak jenis batik yang dimiliki oleh masing-masing daerah dan memiliki corak yang khas,
termasuk Kota Tegal. Batik dikenal di Tegal pada akhir abad ke-XIX dan yang dipakai saat itu
adalah pewarna buatan sendiri yang diambil dari tumbuh-tumbuhan: pace/mengkudu ,nila,soga
,kayu, dan kainnya tenunan sendiri. Warna batik Tegal pertama kali ialah sogan dan babaran
abu-abu setelah dikenal nila pabrik dan kemudian meningkat menjadi warna merah-biru. Batik
tulis Tegal atau tegalan itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar atau
melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Isen-isen agak kasar
diilhami oleh flora dan fauna lingkungan. Ini dipadukan dengan warna spesifik yang lembut
atau kontras,”. Warna lembut dan kontras adalah motif batik gaya pesisiran. Ini memunculkan
kesan tegas dan lugas. Budaya berpakaian batik di Tegal dibawa Raja Amangkurat I (Sunan
Amangkurat Mas) dari Keraton Kasunanan Surakarta. Amangkurat yang saat itu menyusuri
pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya perajin batik. Perajin ini akhirnya
menurunkan ilmunya pada anak cucunya dan meluas ke masyarakat. Aktivitas usaha batik tulis
Kalinyamat Wetan, Bandung, Tunon, dan Keturen, wilayah Kecamatan Tegal Selatan. Para
perajin batik di Kota Tegal telah menggeluti batik secara turun-temurun. Adapun, corak batik
yang hingga kini dikembangkan antara lain, corak beras mawur, tapak kebo dan dapur
ngebul."Berbagai corak batik tersebut merupakan murni hasil karya para perajin batik Kota
Tegal. Motif batik tegal sangat beragam diantaranya : Motif Udan riris, Motif Parangkusuma,
Motif Parikesit, Motif Kawung, Motif Truntum dan lain-lain. Tetapi dengan perkembangan
zaman menyebabkan menurunnya rasa cinta batik bagi generasi muda sekarang, mereka
menganggap kalau batik itu sudah ketinggalan zaman. Maka dari itu pelunya di adakan
sosialisasi kepada generasi muda betapa pentingnya menjaga dan melestarikan keberadaan
batik tegalan tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan seperti Organisasi Fatayat NU
menggelar lomba peragaan Batik Tegalan, SMP N 13 TEGAL juga melakukan upaya
pelestarian batik dengan melakukan aksi membatik di seluruh dinding sekolah dengan berbagai
macam jenis motif maupun corak batik yang ada di Indonesia salah satuya motif batik tegalan.
Dengan di batiknya seluruh dinding ruangan sekolah, alhasil menambah cantik dan asrinya
sekolah tersebut. Hingga sedap di pandang mata. Tentunya, menambah semangat para siswa
serta guru dalam proses belajar mengajar, selain itu di sekolah tersebut juga menerapkan batik
Hambatan dalam pelestarian batik tegalan adalah SDM yang masih lemah karena budaya
rutinitas yang di lakukan oleh masyarakat sekitar masih di pakai sehingga sulit untuk merespon
meskipun sekarang anak yang lulusan SMA sudah mau untuk membatik. Modal juga menjadi
salah satu hambatan dalam usaha batik ini karena masyarakat sekitar tingkat kemandiriannya
masih lemah.
1. Bagi Dinas
2. Untuk lebih sering menyelenggarakan pameran agar para pengrajin batik bisa
Agar terus menjaga dan mengembangkan batik tegalan kepada generasi muda
sehingga mereka dapat wawasan mengenai batik dan dapat ikut serta dalam
Untuk terus menjaga dan mengembangkan pelajaran batik tegalan ini agar siswa-
siswi bisa mendapat bekal pengetahuan batik tegal dan bisa melestarikannya.
4. Bagi pengrajin Batik
Untuk menjaga dan menambah kreatifitas mereka agar motif batik tegalan semakin
2. Robet K.Yin. (1996). Study Kasus” Desai dan Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Maju.
5. (http://regional.kompas.com/read/2012/02/08/19585818/Kota.Tegal.Luncurkan.Program.Tegal.
Bisnis.2012..)
6. http://www.lensaindonesia.com/2012/06/21/lestarikan-budaya seluruh-dinding-smpn-13-tegal-
berhias-batik.html
7. http://batik-tegalan.com/makna-motif-batik
8. http://emka.web.id/ke-nu-an/2012/fatayat-nu-gelar-peragaan-busana-batik-tegalan/.
9. http://www.lensaindonesia.com/2012/06/21/lestarikan-budaya seluruh-dinding-smpn-13-tegal-
berhias-batik.html
10. http://www.scribd.com/doc/90476530/16/A-KONDISI-GEOGRAFIS-DEMOGRAFIS-DAN-
SOSIAL-BUDAYA
11. http://batik-tegalan.com/sejarah-batik-tegal
LAMPIRAN 1
3. Ada berapa perusahaan batik yang ada di Kota Tegal yang tercatat di Dinas ?
6. Bagaimana upaya dinas industri dan perdagangan dalam melestarikan Batik Tegalan
13. Adakah motif yang paling di sukai oleh masyarakat Kota Tegal ?
15. Apakah ciri khas batik tegalan di bandingkan batik-batik yang lain ?
23. Adakah upaya yang ibu lakukan untuk melestarikan batik tegalan ?
1. Upaya apa saja yang telah di lakukan untuk melestarikan batik tegalan ?
2. Berapa macam jenis batik yang di ajarkan pada siswa-siswi SMP N 13 Tegal ?
4. Bagaimana cara menanamkan rasa cinta terhadap batik tegalan bagi siswa-siswi SMP
N 13 ?
1. Upaya apa saja yang telah di lakukan untuk melestarikan batik tegalan ?
2. Berapa macam jenis batik yang di ajarkan pada siswa-siswi SMA N 3 Tegal ?
4. Bagaimana cara menanamkan rasa cinta terhadap batik tegalan bagi siswa-siswi SMA
N 3 Tegal ?
Hasil wawancara
Usaha batik tegalan ini berdiri sejak tahun 2000. Dari pihak pemerintah juga sudah mulai
memberikan pelatihan/pengarahan kepada masyarakat kota tegal pada tahun 2000, salah satu
pengusaha batik tegalan yang terkenal adalah ibu muniroh. Beliau belajar batik sejak masih
duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Motif batik tegalan sangat banyak sampai sekarang
jumlah motif batik tegalan yang ada 100 macam. Ibu muniroh mempekerjakan 20 karyawan
untuk membantunya membuat batik tegalan. Motif yang paling disukai adalah sekar jagad karena
motif ini memuat seluruh motif batik tegalan yang ada. Ciri khas batik tegalan di bandingkan
dengan batik yang lain terdapat pada motifnya dan biasanya gambarnya lebih besar, salah satu
batik tegalan yang terkenal adalah beras mawur. Ibu muniroh mendapatkan bahan baku membuat
batik dari pekalongan dalam pembuatan batik membutuhkan kain mori, zat warna, lilin, canting
dan kompor. Cara pembuatan batik tegalan pertama gambar motif menggunakan pensil, lalu di
klowongin (diberi lilin pada gambar yang sudah dibuat). Setelah itu di isi dengan titik/motif yang
lain untuk mengisi kekosongan pada gambar, kemudian di warnai atau sebagian di temple ke
tembok, lalu di lorod (pelepasan lilin),dan yang terakhir dikemas, siap untuk di pasarkan. Proses
pembuatan batik ini tergantung tingkat kesulitan motifnya kalau motif yang di buat susah bisa
sampai 5-6 bulan, tetapi jika motif yang dibuat mudah hanya sampai 1 minggu. Produksi batik
ini sudah sampai luar negeri yaitu jepang dan belanda. Salah satu upaya untuk melestarikan batik
tegalan adalah mengajarkan generasi muda bagaimana cara pembuatan batik agar mereka bisa
mempertahankan salah satu warisan budaya agar tidak hilang. Harapan dari ibu muniroh agar
usaha batik tegalan ini bisa maju terus dan melebarkan sayapnya sampai ke Negara-negara lain.
Bapak Iswanto pegawai dinas industri tegal mengatakan, potensi batik sangat luar biasa
nantinya dapat di manfaatkan. Sisi potensi batik ada di 4 wilayah sentra (sentra kalinyamat
wetan, sentra bandung, sentra keturen, sentra debong tengah), Sentra adalah tempat sekelompok
pedagang yang mempunyai jenis pekerjaan yang sama dan menempati satu wilayah tertentu.
Dulu ada sentra di tunon tapi sudah menurun karena generasi muda yang ada di sana kurang
berkembang, dulu yang bekerja membuat batik ada 100-an orang tetapi sekarang menjadi 200-
an orang yang bekerja menjadi pengrajin batik dulu juga yang bekerja ibu-ibu tetapi sekarang
semua umur sudah mulai membantu membuatan batik tegalan. Perkembangan batik dalam 10
tahun terakhir cukup bagus di bandingkan dengan tahun-tahun yang sebelumnya. Tegal hanya
mempunyai 1 perusahaan batik yang berada di jalan ababil kelurahan randugunting sisanya
hanya industri kecil rumah tangga. Jenis batik tegalan ada 3 yaitu: batik tulis, batik cap, dan batik
kombinasi. Motif batik tegalan hampir 30 lebih semua motif ini ada yang sumber dari lokal,
perkembangan dan bawaan dari seseorang. Jika dari lokal artinya dari daerah setempat contoh:
motif cempaka, motif tapak kebo dan lain-lain, jika bersumber dari perkembangan yaitu motif
yang sudah ada di kembangkan dengan zaman contoh: motif kurda. Corak batik identik dengan
warna yang di gunakan tetapi jika motif identik dengan ornamennya. Sebenarnya sentra batik
berada di kabupaten tetapi setelah ada penambahan wilayah kota tegal sentranya berada di kota
tegal, sebagai contoh: debong kulon dan margadana sebenarnya berada di kabupaten tetapi
sekarang sudah menjadi bagian dari kota tegal. Upaya pelestariaan batik tegalan dengan
melakukan pembinaan dengan pelatihan kepada warga sekitar mengenai batik tegalan agar
generasi muda dapat meneruskan usaha batik ini, dengan adanya usaha batik tegalan ini dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat kota tegal. Harapan untuk batik tegalan selanjutnya agar
biasa “go internasional”. Sebelumnya batik tegalan ini sudah pernah mengikuti pameran sampai
ke singapura dan daerah di luar jawa lainnya. Hambatan dalam usaha batik ini adalah SDM yang
masih lemah karena budaya rutinitas yang di lakukan oleh masyarakat sekitar masih di pakai
sehingga sulit untuk merespon meskipun sekarang anak yang lulusan SMA sudah mau untuk
membatik. Modal juga menjadi salah satu hambatan dalam usaha batik ini karena masyarakat
sekitar tingkat kemandiriannya masih lemah. Dari dinas industri sendiri juga sangat mendukung
apabila pemerintah mengeluarkan peraturan agar setiap sekolah memakai batik tegalan apalagi
jika memakai batik tulis tetapi karena harga batik tulis itu sangat mahal tidak bisa digunakan
sebagai seragam sekolah sehingga diganti dengan menggunakan batik cap yang lebih murah.
Batik-batik yang di pakai oleh sekolah-sekolah sekarang bukan batik tetapi batik printing yaitu
kain yang bermotif batik bukan kain batik hanya bermotif batik.
Batik, kerajinan yang sudah tak asing lagi terdengar di telinga kita. Banyak cara yang di
gunakan oleh Pemerintah/masyarakat demi melestarikannya. Begitu pula yang di lakukan oleh
pihak SMP N 13 Tegal. Cara yang mereka lakukan yakni menjadikan batik sebagai ekskul yang
jawa, pihak sekolah memiliki tujuan lain, yaitu mengembangkan potensi siswa-siswi agar ketika
tamat sekolah sebagai bekal dalam bidang kesenian. Sehingga mereka tidak dapat melanjutkan
bekerja, mereka dapat menjadikan potensi kemampuan batik sebagai awal usahanya. Walaupun
mempunyai peran penting dalam melestarikan batik di Tegal. Dan di kalangan anak muda zaman
sekarang seperti yang kita ketahui bahwa motif batik di Indonesia, khususnya di Kota Tegal amat
sangat banyak, namun motif yang di ajarkan kepada siswa-siswi SMP 13 Tegal hanya 8 macam.
4. SMA 3 TEGAL
Pak Nurokhman salah satu guru pembimbing batik tegal, beliau mengatakan SMA 3
TEGAL telah melakukan upaya mleestarikan batik tegal dengan adanya mulok batik tegal
sehingga para siswa siswi diajarkan mengenai batik tegalan agar mereka memiliki wawasan
mengenai bati dan dapat melestarikan nantinya, selain itu juga sebagai sarana untuk
menanamkan rasa kecintaan terhadap batik tegalan kepada para siswa siswi. Secara teori SMA 3
TEGAL mengajarkan 30 jenis batik tegalan, tetapi secara praktek hanya beberapa saja yang di
ajarkan. Sementara ini hasil karya batik seluruh siswa masih di tampung, beliau berniat untuk
membuat pameran tetapi semuanya belum bisa di laksanakan karena seluruh warga sekolah juga
harus berperan agar kegiatan tersebut dapat di wujudkan. Hambatan untuk melestarikan batik
tegalan adalah dari kemauan generasi muda untuk melestarikan batik tegalan. Harapan untuk
Hasil Wawancara