Anda di halaman 1dari 7

PENGELOLAAN GIZI KERJA

HARIS SETYAWAN, S.KM, M.Kes

TUGAS MERESUME PERATURAN

DIUSUSUN OLEH :
Ullyn Helvy P. (R0016096)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA
2017
A. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
Dalam peraturan ini menjelaskan tentang pejamah makanan, yaitu orang yang
secara langsung mengelola makanan, yakni terlibat langsung dalam rangkaian
kegiatan yang meliputi penerimaan bahan mentah atau makanan, terolah,
pembuatan, pengubahan bentuk, pengemasan, pewadahan, pengankutan dan
penyajian. Untuk menjadi seorang penjamah makanan harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1. Seorang penjamah makanan harus memiliki sertifikat kursus hygiene
sanitasi makanan
2. Berbadan sehat dan tidak menderita penyakit menular dibuktikan dengan
surat keterangan dokter
3. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara
terlindung dari kontak langsung dengan tubuh
Seorang penjamah makanan harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala
minimal 2 kali dalam 1 tahun.

B. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.SE-01/Men/1979


Tentang Pengadaan Kantin Dan Ruang Tempat Makan
Dalam peraturan ini perusahaan dianjurkan apabila:
1. Mempekerjakan 50-200 orang, agar menyediakan ruang/tempat makan.
2. Mempekerjakan lebih dari 200 orang, agar menyediakan kantin.
Hal ini disebabkan karena gizi kerja berpengaruh terhadap efisiensi dan
produktivitas kerja. Sebagai pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan khususnya
Ketenagakerjaan, mutu kehidupan pekerja dan tingkat produktivitas kerja sangat
erat berkaitan oleh sebab itu ditingkatkan secara terus menerus.
C. SNI 7269:2009 Tentang Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Tingkat
Kebutuhan Kalori Menurut Pengeluaran Energi
Penilaian beban kerja dilakukan dengan mengukur berat badan pekerja,
mengamati aktivitas pekerja minimal 4 jam dalam satu hari kerja dan diambil
rerata setiap jam, dan menghitung kalori berdasarkan pengeluaran energi yang
tedapat pada lampiran peraturan ini.
Perhitungan Rerata beban kerja
(𝐵𝐾1 ×𝑇𝐼 )+(𝐵𝐾2 ×𝑇2 )+⋯+(𝐵𝐾𝑛 ×𝑇𝑛 )
Rerata BK = × 60 kkal per jam
(𝑇1 +𝑇2 +⋯+𝑇𝑛 )

MB untuk laki-laki = berat badan dalam kg × 1 kkal per jam


MB untuk perempuan = berat badan dalam kg × 0,9 kkal per jam

Total BK = Rerata BK + MB
Keterangan:
BK adalah beban Kerja per jam
BK1,BK2,...BKn adalah beban Kerja sesuai aktivitas kerja tenaga kerja
1,2,...n (dalam satuan menit)
T adalah waktu (dalam satuan menit)
T1, T2,......Tn adalah waktu sesuai aktivitas kerja tenaga kerja 1,2,...n
(dalam satuan menit) adalah
MB Metabolisme Basal
LAMPIRAN

A. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
Pasal 1 ayat (6)
Penjamah Makanan adalah orang yang secara langsung mengelola makanan.
Pasal 6
(1) Setiap tenaga penjamah makanan yang bekerja pada jasaboga harus
memiliki sertifikat kursus higiene sanitasi makanan, berbadan sehat, dan
tidak menderita penyakit menular.
(2) Tenaga penjamah makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
melakukan pemeriksaan kesehatannya secara berkala minimal 2 (dua) kali
dalam 1 (satu) tahun bekerja.
B. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.SE-
01/Men/1979 Tentang Pengadaan Kantin Dan Ruang Tempat Makan
Sebagai pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan, khususnya dalam
bidang Ketenagakerjaan sebagaimana yang diarahakan oleh Garis-Garis Besar
Haluan Negara, mutu kehidupan tenaga kerja yang erat bertalian dengan
tingkat produktivitas kerjanya perlu secara terus menerus ditingkatkan.
Disadari sepenuhnya, bahwa untuk bekerja gizi kerja memegang
peranan penting untuk efisiensi dan produktivitas kerja yang memadai. Dalam
rangka mencapai tujuan ini, apresiasi terhadap gizi kerja oleh masyarakat pada
umumnya dan masyarakat industri/perusahaan pada khususnya merupakan
sandaran utama bagi kemantapan upaya dalam memperbaiki kondisi tenaga
kerja melalui perbaikan gizi untuk mendukung perbaikan produktivitas kerja.
Lebih lanjut, Pemerintah dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi mengambil kebijaksanaan untuk menganjurkan kepada:
1. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh antara 50 sampai 200 orang,
supaya menyediakan ruang/tempat makan di perusahaan yang bersangkutan.
2. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang, supaya
menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan.

C. SNI 7269:2009 Tentang Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Tingkat


Kebutuhan Kalori Menurut Pengeluaran Energi
4 Cara penilaian
4.1 Prinsip
Penilaian beban kerja dilakukan dengan mengukur berat badan
tenaga kerja, mengamati aktivitas tenaga kerja dan menghitung kebutuhan
kalori berdasarkan pengeluaran energi sesuai tabel perhitungan beban
kerja (Lampiran A).

4.2 Peralatan
a. stop wacth;
b. timbangan berat badan.

4.3 Prosedur kerja


4.3.1 Pengukur an berat badan Ukur berat badan tenaga kerja.
4.3.2 Pengamatan aktiv itas kerja tenaga kerja
a. Amati, setiap aktivitas tenaga kerja (kategori jenis pekerjaan dan posisi
badan), sekurang- kurangnya 4 jam kerja dalam satu hari kerja dan
diambil rerata setiap jam.
b. Hitung dan catat waktu aktivitas tenaga kerja dengan
menggunakanstopwatch.
c. Beban kerja setiap aktivitas kerja tenaga kerja dinilai dengan
menggunakan Lampiran A.
d. Hitung rerata beban kerja berdasarkan tingkat kebutuhan kalori
menurut pengeluaran energi denganmenggunakan rumuspada butir
4.3.3.
4.3.3 Perhitungan Rerata beban kerja dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(𝐵𝐾1 ×𝑇𝐼 )+(𝐵𝐾2 ×𝑇2 )+⋯+(𝐵𝐾𝑛 ×𝑇𝑛 )
Rerata BK = × 60 kkal per jam
(𝑇1 +𝑇2 +⋯+𝑇𝑛 )

MB untuk laki-laki = berat badan dalam kg × 1 kkal per jam


MB untuk perempuan = berat badan dalam kg × 0,9 kkal per jam

Total BK = Rerata BK + MB
Keterangan:
BK adalah beban Kerja per jam
BK1,BK2,...BKn adalah beban Kerja sesuai aktivitas kerja tenaga
kerja 1,2,...n (dalam satuan menit)
T adalah waktu (dalam satuan menit)
T1, T2,......Tn adalah waktu sesuai aktivitas kerja tenaga kerja
1,2,...n (dalam satuan menit) adalah
MB Metabolisme Basal

Anda mungkin juga menyukai