Anda di halaman 1dari 4

Pengertian dan Fungsi Laboratorium

Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan, pengukuran,


penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains (kimia, fisika, biologi) dan
ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan yang tertutup seperti kamar atau
ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.

Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis,


pembuktian ujicoba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi
kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai (Depdiknas, 2002).

Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan
penelitian (riset), pengamatan, pelatihan dan pengujan ilmiah sebagai pendekatan antara teori
dan praktik dari berrbagai macam disiplin ilmu. Secara fisik laboratorium juga dapat
merujuk kepada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Laboratorium harus
dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana untuk kebutuhan percobaan. Menurut Richard
(2013), laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta
pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi, yaitu :
1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan praktik
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa,
mahasiswa, dosen, atau peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya
menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk
melakukan eksperimentasi.
3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta
didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan lainnya) untuk mencari hakikat
kebenaan ilmiah dari suatu objek keilmuan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat media
yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai
dengan berbagai macam riset ataupun eksperimentasi yang akan dilakukan.
5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan
sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari kebebaran ilmiah
dengan cara penelitian, ujicoba, maupun eksperimentasi.
6. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam
keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan
kerja di laboratorium.
7. Laboratoriun dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan barbagai masalah melalui
kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik, maupun masalah
yang terjadi ditengah masyarakat yamg membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium.
8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis,
peneliti dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak
sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata.

Secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai berikut:


1. memberikan kelengkapan bagi pelajaran yang telah diterima sehingga antara teori dan
praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah.
2. memberikan ketrampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa.
3. memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari suatu
objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk mencari
dan menemukan kebenaran.
5. memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon
ilmuan.
6. memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan yang diperoleh,
penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja laboratorium.

Lebih lanjut Sudaryanto menyatakan peranan dan fungsi labortorium ada tiga, yaitu sebagai
(1) sumber belajar, artinya laboratorium digunakan untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik atau melakukan percobaan, (2)
metode pendidikan, yang meliputi metode pengamatan dan metode percobaan, dan (3) sarana
penelitian, yaitu tempat dilakukannya berbagai penelitian sehingga terbentuk pribadi peserta
didik yang bersikap ilmiah.

Menurut kegunaannya, laboratorium dibagi menjadi dua jenis yaitu laboratorium


pembelajaran (classroom laboratory) dan laboratorium penelitian (research laboratory).
Laboratorium pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari laboratorium penelitian.
Laboratorium pembelajaran bisa disebut juga dengan laboratorium sekolah yang didesain
untuk proses belajar mengajar, praktikum dan kegiatan lain yang mendukung proses
pembelajaran (Damayanti & Kurniatanty, 2008).

Dalam bidang Pendidikan dan pengajaran laboratorium berfungsi untuk memberikan


pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman spesifik yang erat hubungannya dengan tujuan
kurikulum dan performansi yang di kehendaki. Storm (dalam Sonhadji, 2002). Laboratorium
perguruan tinggi dapat sebagai wahana menjalankan peran dan fungsi pengajaran tidak hanya
memberikan transfer of knowladge kepada mahasiswa, lebih dari itu adalah pewarisan nilai-
nilai keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Melalui program pengajaran merupakan
bentuk dari pola pewarisan keilmuan dan pengetahuan hasil dari penelitian dan rekayasa yang
dilakukan.
Begitu pula bidang penelitian, laboratorium bisa memberikan sumbangsihnya dalam
penelitian eksperimental, penelitian tindakan kelas, maupun penelitian survey. Dosen dan
mahasiswa dapat mengeksplore kajian keilmuan berupa penelitian berbasis laboratorium
yang difasilitasi oleh program perguruan tinggi dan laboratorium. Selanjutnya melalui riset
yang dilakukan akan menghasilkan temuan-temuan baru untuk senantiasa melengkapi atas
apa yang telah ada, juga menghasilkan teknologi yang dapat bermanfaat bagi pemenuhan
kebutuhan umat manusia. Dalam konteks ini laboratorium, kehadirannya diharapkan
memberi makna lebih dalam memberikan sumbangsihnya pada persoalan kemanusian dan
utamanya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Laboratorium menjadi penting
untuk menciptakan pribadi yang handal dengan keilmuan yang mumpuni dalam
melaksanakan kegiatan penelitian serta didorong oleh keberpihakan kebijakan kampus kearah
itu, dan terciptanya lingkungan yang kondusif bagi para peneliti untuk mengekspresikan
keingintahuannya dalam bentuk penelitian.
Sedangkan dalam bidang pengabdian kepada masyarakat laboratorium dapat
berperan sebagai wahana pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
dimana masyarakat memanfaatkan produk-produk laboratorium. Pengabdian kepada
masyarakat yang merupakan salah satu Tridarma perguruan
tinggi yang belum mendapatkan prioritas perhatian sebagaimana darma pengajaran dan
pendidikan serta darma penelitian. Berdasarkan data DP2M Dikti sampai dengan Tahun 2010
kurang 5% populasi dosen dan kurang dari 1% Guru Besar yang aktif melaksanakan
pengabdian masyarakat. Demikian pula besarnya alokasi dana PPM di DP2M masih berkisar
sekitar 15% dari alokasi dana riset dosen. Alokasi tersebut belum mampu ditingkatkan
sampai mencapai 20-25%. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya pengabdian kepada
masyarakat adalah apresiasi karya program pengabdian masyarakat dalam sistem skor
kenaikan pangkat dosen masih rendah. Disisi lain kebutuhan masyarakat atas manfaat dari
pelaksanaan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh universitas cukup tinggi, oleh
karenanya sebaiknya para dosen/pihak akademis diharapkan memiliki wawasan mengenai
pemberdayaan masyarakat khususnya Inovasi dan Kreativitas dalam Pemanfaatan modal
Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat. Civitas akademika kampus dapat melakukan kerja
sosial bersama masyarakat berangkat dari hasil kerja laboratoirum. Dengan demikian,
laboratorium dalam menajemen perguruan tinggi merupakan unsur penting dan salah satu
syarat bagi keberadaan suatu perguruan tinggi. Hal penting yang diperankan oleh
laboratorium guna mendukung pencapaian tujuan pendidikan di perguruan tinggi dalam
menyiapkan kompetensi peserta didik, antara lain : memperkaya keilmuan, teknologi, dan
seni serta mengembangkan dan menggunakannya di tengah kehidupan masyarakat. Serta
berperan sebagai kekuatan moral dan keunggulan kompetitif. Dukungan laboratorium dalam
proses belajar di perguruan tinggi dapat dimaknai dalam tridarma perguruan tinggi agar dapat
menghasilkan lulusan yang kompeten dibidangnya dan mampu bersaing dalam situasi global.
Keberadaan laboratorium di perguruan tinggi juga bisa digunakan sebagai sarana
pembelajaran dan praktikum awal mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja. Ketika
perguruan tinggi menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan atau dunia industri dalam
mengembangkan proses pembelajaran dan peningkatan ketrampilan teknis guna
menghasilkan lulusan yang kompeten. Praktikum yang dilaksanakan oleh mahasiswa
memberikan pengalaman teknis yang relevan dan dibutuhkan oleh dunia usaha, dunia
industry, atau pangsa kerja dimana lulusan bekerja. Dalam kontek ini, laboratorium yang
digunakan sebagai tempat praktikum tidak hanya terbatas pada laboratorium yang dikelola
oleh perguruan tinggi akan tetapi juga dapat menggunakan laboratorium yang dikelola oleh
dunia kerja.
Daftar Pustaka
Depdiknas, SPTK-21, (Jakarta: Depdiknas, 2002) h. 12

Decaprio Richard, Tips mengelola lab sekolah, (Jogyakarta : Diva Press, 2013) h 16

Sonhadji, Ahmad. 2002. Laboratorium sebagai


Basis Pendidikan Teknik di Perguruan
Tinggi: Pidato pengukuhan Guru Besar.
Malang: Universitas Negeri Malang.

Anti Damatanti Hamdani dan Isma Kurniatanty, Manajemen &


Teknik Laboratorium, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga), 2008.

Anda mungkin juga menyukai