Pengaruh Penambahan Motif Batik Pada Produk Kulit Terhadap Ketahanan Kearifan Lokal
Pengaruh Penambahan Motif Batik Pada Produk Kulit Terhadap Ketahanan Kearifan Lokal
Oleh:
TPPK A
2018
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Pengaruh Penambahan
Motif Batik pada Produk Kulit terhadap Ketahanan Kearifan Lokal” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh nilai dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
ABSTRACT
Batik is not only made of cloth but also can be from leather to complete fashion
style. The purpose of this paper is to know the process of batik leather, the
manufacture of leather products from batik leather and to know the effect of the
addition of batik motifs on leather products to the resilience of local wisdom. The
result of batik leather process shows that 1) The process of making batik leather
done with the steps that is making the design consisting of making product design
and motive design, preparation of materials and tools, form management, cutting
the skin, decorate the skin by way of batik, diluting, and finishing. While the
process of applying the motive is done by batik. 2) The results of batik leather
design in the form of bags, shoes, sandals, belts, and bracelets. 3) The addition of
batik motif on leather products can contribute to preserve local wisdom.
Keywords: Batik leather, leather product, local wisdom.
v
ABSTRAK
Batik tidak hanya terbuat dari kain tetapi juga bisa dari kulit untuk melengkapi
gaya busana. Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui proses batik kulit,
pembuatan produk kulit dari bahan batik kulit dan mengetahui pengaruh
penambahan motif batik pada produk kulit terhadap ketahanan kearifan lokal.
Hasil proses batik kulit menunjukkan bahwa 1) Proses pembuatan batik kulit
dikerjakan dengan langkah-langkah yaitu pembuatan desain yang terdiri dari
pembuatan desain produk dan desain motif, persiapan bahan dan alat, pemolaan
bentuk, pemotongan kulit, menghias kulit dengan cara dibatik, penyesetan,
perakitan, dan finishing. Sedangkan proses penerapan motif dilakukan dengan
cara dibatik. 2) Hasil perancangan batik kulit berupa tas, sepatu, sandal, ikat
pinggang, dan gelang. 3) Penambahan motif batik pada produk kulit dapat turut
andil melestarikan kearifan lokal.
Kata kunci: Batik kulit, produk kulit, kearifan lokal.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kekayaan budaya Indonesia sangat beragam di setiap penjuru daerah,
bahkan terdapat ciri khas yang menonjol sebagai identitas daerah tersebut.
Salah satu budaya Indonesia yang sudah tidak asing lagi di kalangan
masyarakat lokal maupun mancanegara yaitu batik. Batik secara resmi diakui
sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 2009. Pengakuan
tersebut menjadikan perkembangan industri batik semakin meningkat di
Indonesia. Jika awal kemunculan batik terbuat dari bahan dasar kain, kini
batik sudah mulai diaplikasikan pada kulit sapi samak.
Jenis kulit sapi yang dapat digunakan untuk membuat batik kulit yaitu
kulit sapi samak nabati dan khrom. Sebelumnya, bahan kulit sapi biasa
digunakan untuk membuat produk berupa dompet, tas, maupun ikat pinggang.
Permintaan pasar yang semakin tinggi menandakan bahwa produk kulit
semakin diminati oleh konsumen. Bahan dasar kulit diyakini lebih awet
dibandingkan dengan kulit imitasi. Selain itu, kulit asli juga dapat memberikan
kesan mewah pada sebuah produk. Model dari produk tersebut pun mengikuti
trend fashion yang berkembang setiap tahunnya. Perlu disadari bahwa trend
tersebut berasal dari luar yang kemudian dikembangkan di dalam negeri. Hal
itu dapat menyebabkan keaslian ciri produk dalam negeri lambat laun dapat
tersisihkan.
Inovasi dalam pembuatan produk kulit tentu diperlukan agar dapat
bersaing di pasaran namun tetap menampilkan identitas negeri. Kombinasi
anatara model terbaru dengan kearifan lokal yang ada di dalam negeri dapat
memberikan kesan unik dan khas. Pemilihan motif batik untuk ditambahkan
pada sebuah produk bertujuan agar terdapat variasi pada sebuah produk serta
dapat turut andil dalam melestarikan budaya sendiri.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan batik kulit?
2. Bagaimana proses pembuatan produk kulit menggunakan bahan batik
kulit?
3. Apa pengaruh penggunaan batik kulit pada produk terhadap ketahanan
kearifan lokal?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui proses pembuatan batik kulit.
2. Mengetahui proses pembuatan produk kulit menggunakan bahan batik
kulit.
3. Mengetahui pengaruh penggunaan batik kulit pada produk terhadap
ketahanan kearifan lokal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah
bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan
mengolah kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak
dan kemampuan sendiri Wibowo (2015:17). Identitas dan kepribadian
tersebut tentunya menyesuaikan dengan pandangan hidup masyarakat
sekitar agar tidak terjadi pergesaran nilai-nilai. Kearifan lokal adalah salah
satu sarana dalam mengolah kebudayaan dan mempertahankan diri dari
kebudayaan asing yang tidak baik.
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta
berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan
kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai
kebijakan setempat local wisdom atau pengetahuan setempat “local
knowledge” atau kecerdasan setempat local genious Fajarini (2014:123).
Berbagai strategi dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menjaga
kebudayaannya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Alfian (2013: 428) kearifan
lokal diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai
strategi kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh
masyarakat lokal dalam memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan
pendapat Alfian itu dapat diartikan bahwa kearifan lokal merupakan adat
dan kebiasan yang telah mentradisi dilakukan oleh sekelompok
masyarakat secara turun temurun yang hingga saat ini masih dipertahankan
keberadaannya oleh masyarakat hukum adat tertentu di daerah tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kearifan
lokal merupakan gagasan yang timbul dan berkembang secara terus-
3
4
Selain berupa nilai dan kebiasaan kearifan lokal juga dapat berwujud
benda-benda nyata salah satu contohya adalah batik. Pada awalnya, batik
tulis hanya dikerjakan oleh putri-putri keraton sebagai pengisi waktu
luang, kemudian menyebar juga kepada abdi dalem atau orang-orang yang
dekat dengan keluarga keraton (Amri Yahya, 1971: 24). Batik sebagai
salah satu karya seni budaya bangsa Indonesia telah mengalami
5
3. Seni Batik
Seni batik merupakan salah satu hasil kebudayaan yang dikenal
sejak nenek moyang. Batik sangat dikagumi bukan hanya karena
prosesnya yang rumit tetapi juga dalam motif dan warnanya yang unik dan
indah, yang sarat akan makna simbolik (Indarmaji, 1983: 123). Motif batik
tradisional kebanyakan bersifat monumental dari alam dan lingkungan
sekelilingnya. Hal tersebut merupakan imajinasi dari agama dan
kepercayaan senimannya yang biasanya anonim (Indarmaji, 1983: 12).
Faktor-faktor tersebut menyebabkan motif batik berbeda-beda di setiap
daerahnya.
Ada tiga faktor utama yang penting dalam metode pembatikan
yaitu pewarnaan batik, melepaskan lilin batik dan pencelupan lilin batik,
Berkembangnya industri batik menyebabkan efek multiplier untuk bidang
ekonomi dan sosial budaya di Indonesia. Jenis pola batik tradisional cukup
banyak, tetapi pola dan variasi sesuai dengan filosofi dan budaya masing-
masing daerah yang sangat beragam. Budaya khas bangsa Indonesia yang
begitu kaya telah mendorong gaya dan jenis batik tradisional dengan
kekhasan karakteristik sendiri (As Azhar et al, 2015; Steelyana, W.E, 2012
; Haryanto, and Sony Heru Priyanto, 2013).
6
4. Produk Kulit
Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan,
sedangkan dalam ilmu marketing, produk adalah apapun yang dapat
ditawarkan ke pasar dan dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Produk berasal dari bahasa inggris yaitu product yang artinya sesuatu yang
diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya. Sawastha dan Irawan (1990:
165) berpendapat produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat diraba
maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise
perusahaan, pelayanan pengusaha dan pengecer, yang diterima pembeli
untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Pendapat lain dari William J. Santon (1996: 222) mengatakan
bahwa pengertian produk dalam arti sempit adalah sekumpulan atribut
fisik secara nyata yang berhubungan dalam bentuk yang bisa
7
yaitu barang kulit seperti tas, dompet, ikat pinggang dan busana kulit
seperti rompi, jas resmi, jas casual, rok, celana serta gaun. Leather craft
merupakan kerajinan menggunakan bahan baku kulit samak, mentah
ataupun kulit sintetis. Produk ini memiliki nilai seni dan budaya, hasil
produk dari kulit mentah yaitu kap lampu dan kipas sedangkan dari kulit
tersamak seperti tas, jam dinding, dan kotak penyimpanan.
BAB III
9
10
Menurut Senen Cipto Wiyono, proses batik dibagi menjadi empat tahap
yaitu:
Cara mencolet:
b. Pemotongan Kulit
Setelah pola produk ditentukan, langkah berikutnya adalah
pemotongan kulit sesuai dengan bentuk dan pola pemotongan
dilakukan dengan alat gunting, pemotongan lembaran kulit harus tepat
dan pola tersusun rapi pada permukaan kulit yang akan dipola agar
bagian kulit yang lain tidak terbuang percuma. Pada pemotongan ini
disisakan sekitar setengan sentimeter pada batas pingiran pola sebagai
batas jahitan.
c. Pemolaan Motif pada Kulit
Pemolaan ini bertujuan untuk memberikan gambaran pola-pola
motif batik yang akan dibatik pada kulit sebagai motif pada produk.
Pemolaan ini dilakukan dengan cara menempelkan kertas pola beserta
kertas karbon yang akan dipola, kemudian digambar dengan sedikit
ditekan dengan menggunakan pensil.
d. Proses Pembatikan
Proses pembatikan dilakukan dengan cara membasahi permukaan
kulit dengan menggunakan air, setelah itu baru dibatik. Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar lilin batik mudah dihilangkan pada
waktu panghilangan malam.
e. Proses Pewarnaan
Proses pewarnaan dilakukan dengan cara pencoletan dan
penyemprotan dengan menggunakan bahan pewarna naphtol yang
telah disiapkan, pencoletan dilakukan dengan menggunakan kuas,
sedangkan penyemprotan dilakukan dengan menggunakan spet gun.
f. Penghilangan Lilin Batik
Pada bahan kulit penghilangan lilin batik dilakukan dengan cara
menekan dan menggulungkan lilin yang lain pada permukaan kulit
yang telah decanting dan diwarna karena apabila dilakukan dengan
pelorotan maka kulit akan mengkerut dan rusak.
g. Pelicinan Permukaan Kulit
Setelah seluruh lilin melekat pada permukaan kulit yang telah
dibatik dihilangkan, permukaan tersebut dilicinkan dengan cara
14
Penambahan motif batik pada bahan kulit lebih dipilih karena bahan
kulit memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bahan lain,
antara lain: kulit memiliki daya renggang yang sangat tnggi, memiliki daya
tahan terhadap robekan yang sangat tinggi, memiliki daya serap dan
menguapkan air, dan mempunyai kekuatan untuk mengatur suhu. Bahan
pewarna yang digunakan adalah naphtol, karena bahan pewarna naphtol
penggunaannya sangat mudah, cepat, dan praktis, serta daya tahannya yang
cukup bik terhadap sinar matahari dan gesekan. Perencanaan bentuk, motif
dan warna disesuaikan dengan mode masa kini. Bentuk dan hiasan mengarah
pada segi praktis dan artistik, terutama cara pemanfaatan bahan-bahan
tambahan yang memiliki sifat alami yang indah dan menarik, seperti batu,
mote kayu, dan prada. Hiasan-hiasan alami tersebut dipadukan dengan motif
batik sehingga tercipta karya yang menarik.
Penggunaan motif batik selain pada bahan kain juga bertujuan untuk
memperluas pemakaian batik. Batik nantinya tidak melulu soal adat istiadat
akan tetapi juga menjadi trend fashion khas Indonesia. Seperti yang sudah
diketahui, kulit sapi samak dapat diproduksi menjadi berbagai macam jenis
produk kulit, sehingga pengaplikasian batik ada pada barang jadi. Beberapa
17
jenis barang jadi yaitu gantungan kunci, dompet, tas, ikat pinggang, dan masih
banyak lagi. Penambahan motif batik pada kulit biasanya digunakan untuk
pembuatan dompet, tas maupun busana. Produk-produk tersebut tentunya
sudah tidak asing lagi di masyarakat.
SIMPULAN
Bahan pembuatan batik sekarang ini tidak hanya kain, tetapi juga bisa
menggunakan bahan kulit samak nabati atau khrom. Proses pembuatan batik kulit
melalui beberapa tahapan yaitu persiapan bahan kulit, persiapan bahan batik,
pemolaan batik pada kulit, pelekatan lilin batik, pewarnaan, pelepasan lilin batik,
dan coating. Batik yang dihasilkan merupakan batik tulis dengan proses
pewarnaan di colet dengan menggunakan kuas atau disemprot dengan cairan yang
encer.
Batik kulit yang sudah selesai diproses dapat dibuat menjadi produk kulit
meliputi tas, dompet, ikat pinggang, alas kaki, dan masih banyak lagi. Pembuatan
produk kulit menggunakan bahan batik kulit secara umum yaitu pembuatan pola,
pemotongan kulit, pemolaan motif pada kulit, proses pembatikan, proses
pewarnaan, penghilangan lilin batik, pelicinan permukaan kulit, penyesetan,
penjahitan, penyelesaian akhir, pengkilapan produk, dan pemberian aksen hiasan.
Penambahan aksen batik pada produk dapat meningkatkan nilai artistik pada
produk.
18
DAFTAR PUSTAKA
Galih, Bayu 2017. 2 Oktober 2009, UNESCO Akui Batik sebagai Warisan Dunia
dari Indonesia. [Online]. Tersedia di
https://nasional.kompas.com/read/2017/10/02/08144021/2-oktober-2009
unesco-akui-batik-sebagai-warisan-dunia-dari-indonesia. Diakses tanggal
19 Mei 2018.
Sutyasmi, Sri 2016. “Finishing Kulit dengan Metode Batik pada Kulit Samak
Kombinasi Krom-Alum dan Samak Nabati Ditinjau dari Sifat Fisis
dan Jaringan Kulit”. Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik
Ke-5. [Online]. Diakses dari
http://prosiding.bbkkp.go.id/index.php/SKKP/article/view/130/70 pada 1
Juni 2018.
Samiyo, Joko 2017. “Tanning Pasca Tanning”. PPT. Mata kuliah pengetahuan
material. Ditayangkan tanggal 5 Desember 2017.
Mayasari, Ika. 2013. “Penerapan Batik pada Bahan Kulit untuk Pelengkap
Busana”. Skripsi S1. Jurusan Kriya Seni/Tekstil, Fakultas Sastra dan Seni
Rupa, UNS.
19
LAMPIRAN
20