Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami selaku kelompok 6 telah
menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil pada Modul 4 Blok 18 mengenai
penelitian ekperimental. Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Syarif Ismail, M. Kes selaku tutor kelompok 6 yang telah
membimbing kami selama menjalani diskusi kelompok kecil sehingga
materi diskusi dapat mencapai sasaran pembelajaran yang sesuai.
2. Dosen-dosen yang telah memberikan materi pendukung pada
pembahasan, baik saat perkuliahan maupun praktikum sehingga
semakin membantu pemahaman kami terhadap materi pada modul ini.
3. Kepada seluruh pihak yang turut membantu penyelesaian laporan ini,
baik sarana dan prasarana kampus yang kami pergunakan.
Kami sebagai penyusun mengharapkan agar makalah ini dapat berguna baik
bagi kami maupun bagi para pembaca di kemudian hari. Kami memohon maaf
apabila dalam penulisan laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) ini terdapat
kata-kata yang kurang berkenan dihati para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak.
Hormat Kami,
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan..............................................................................................................3
BAB II ISI
2.1 Skenario...........................................................................................................4
3.1 Kesimpulan......................................................................................................20
3.2 Saran................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I
2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Studi ekperimental sering pula disebut studi intervensional, adalah salah satu
rancangan penelitian yang dipergunakan untuk mencari hubungan sebab akibat.
Dibanding studi observasional, studi eksperimental ini mempunyai kapasitas asosiasi
yang lebih tinggi, sehingga simpulan yang dapat di peroleh pun lebih definitif
ketimbang pada studi observasional. Namun studi eksperimental ini umumnya
memerlukan biaya yang mahal dan pelaksanaanya rumit sehingga penggunaanya
lebih terbatas. Di klinik studi eksperimental sering dilakukan, dan didominasi oleh uji
klinis untuk menilai efek terapeutik obat atau prosedur pengobatan. Dilapangan studi
eksperimental dilakukan dalam bentuk intervensi komunitas. Di laboratorium, studi
eksperimental juga sering dilakukan, termasuk penelitia dengan hewan coba.
MANFAAT MODUL
3
BAB II
ISI
Skenario
Tugas Akhir
STEP 1
4
STEP 2
STEP 3
5
Melakukan penerapan
STEP 4
Penelitian
Deskriptif Analitik
Variabel
Observasi Eksperimental
Seleksi
subjek
Umum Khusus
Fase
paralel 6
Crossover
STEP 5
STEP 6
STEP 7
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
PENDAHULUAN
Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah suatu
penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan untuk
mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari penelitian
eksperimen adalah adanya percobaan atau trial atau intervensi. Percobaan itu berupa
perlakuan atau intervensi terhadap suatu variabel. Dai perlakuan tersebut diharapkan
terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variabel yang lain. (Notoatmodjo, 2012)
Semula penelitian percobaan ini hanya dilakukan pada bidang science atau sains
(ilmu pengetahuan eksakta) saja, tetapi lambat laun berkembang, sehingga sampai
saat ini penelitian eksperimen juga dilakukan pada penelitian bidang-bidang ilmu
sosial, ilmu pendidikan, dan ilmu kesehatan. (Notoatmodjo, 2012)
Tujuan utama penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan
saling hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan entervensi atau mengenakan
7
perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari
intervemsi tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak dikenakan perlakuan
(kelompok kontrol). (Notoatmodjo, 2012)
Studi eksperimental, sering pula disebut studi intervensional, adalah salah satu
rancangan penelitian yang dipergunakan untuk mencari hubungan sebab akibat
(cause-effect relationship). Dibanding studi observasional, studi eksperimental ini
mempunyai kapasitas asosiasi yang lebih tinggi. Pada penelitian eksperimental
asosiasi sebab-akibat yang diperoleh lebih tegas dan nyata, sehingga simpulan yang
dapat diperoleh pun lebih definitif ketimbang pada studi observasional. Namun, studi
eksperimental ini umumnya memerlukan biaya yang mahal dan pelaksaannya rumit,
hingga penggunaannya lebih terbatas. (Sastroasmoro, 2011)
LANGKAH-LANGKAH
Agar diperoleh hasil yang optimal, penelitian eksperiman biasanya menempuh
langkah-langkah, antara lain:
1. Melakukan tinjauan literatur, terutama yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti
2. Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian
3. Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian
4. Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup:
a. Menentukan variabel bebas dan variabel terikat )independent and
dependen variabel), yakni variabel yang akan diukur perubahannya
setelah adanya intervensi atau perlakuan
b. Memilih desain atau model eksperimen dan alat ukur
c. Menentukan sampel
d. Menyusun metode atau model eksperimen dan alat ukur
e. Menyusun outline prosedur pengumpulan data
f. Menyusun hipotesis statistik
5. Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest)
6. Melakukan eksperimen atau percobaan
7. Mengumpulkan data tahap kedua (postest)
8. Mengolah dan menganalisi data
9. Menyusun laporan
(Notoatmodjo, 2012)
8
Pada umumnya penelitian eksperimen ini hanya menggunakan sampel yang ralatif
kecil, bila dibandingkan dengan populasi. Oleh karena itu, hasil penelitian
eksperimen ini diolah dan dianalisis dengan uji statistik yang cermat sehingga dapat
dilakukan generalisasi yang memadai. (Notoatmodjo, 2012)
KONTROL
Dalam penelitian eksperimen sering digunakan kontrol dan yang dimaksud dengan
kontrol dalam hal ini ialah suatu kelompok atau individu yang tidak dikenai
perlakuan atau percobaan. Ontrol di dalam penelitian eksperimen ini sangat penting
untuk melihat perbedaan perubahan variabel terpengaruh antara kelompok yang
dikenai perlakuan dengan yang tidak dikenai perlakuan (kontrol). (Notoatmodjo,
2012)
Faktor-faktor yang dikontrol dalam eksperimen ini meliputi:
1. Sasaran atau objek yang diteliti (diamati)
2. Peneliti atau orang yang melakukan percobaan
3. Variabel bebas (independent variabels), yaitu kondisi munculnya variabel
terikat
4. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu yang akan
terpengaruh/berubah setelah dikenakan perlakuan atau percobaan
5. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
6. Populasi dan sampel
7. Skor rata-rata (mean) hasil tes
(Notoatmodjo, 2012)
9
percobaan (eksperiment), yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau
pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen
tersebut. ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah adanya percobaan tatau trial
atau intervensi. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah ingin mengetahui
kemungkinan saling berhubungan sebab akibat dengan mengadakan intervensi atau
perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil dari
intervensi tersebut akan dibandingkan dengan kelompok yang tidak dikenakan
perlakuan (kelompok kontrol).
Pada uji klinis peneliti berupaya menelaah hubungan sebab akibat antara variabel
bebas yakni perlakuan (misal obat) dengan variabel tergantung (efek) dalam periode
tertentu. Hasil yang diperoleh pada uji klinis adalah perbedaan efek pada kelompok
perlakuan dengan pada keloampok kontrol. Efek yang dinilai dapat berupa kematian,
kejadian klinis tertentu, atau nilai-nilai fisis atau hasil pemeriksaan khusus, yang
berupa variabel berskala nominal, ordinal atau numerik.
Uji klinis sangat mirip dengan studi kohort, karena kelompok perlakuan dan
kontrol diikuti sampai waktu yang ditentukan atau sampai terjadi efek. Bedanya, pada
uji klinis, baik alokasi peserta maupun metode perlakuan ditentukan oleh peneliti,
sedangkan pada studi kohort, peneliti hanya melakukan observasi saja tanpa
memberikan perlakuan, perbedaan pajanan pada kelompok yang diteliti serta pada
kelompok kontrol terjadi secara alamiah.
10
Desain Paralel
Jenis desain ini paling banyak digunakan, baik pada penyakit akut maupun kronik.
Pada desain ini disusun 2 kelompok (atau lebih), dan pengobatan pada kelompok-
kelompok tersebut dilakukan secara paralel atau simultan. Jenis yang paling banyak
dilakukan adalah desain paralel dengan 2 kelompok, satu kelompok memperoleh
pengobatan baru (disebut kelompok eksperimental, kelompok perlakuan, kelompok
terapi), sedangkan kelompok lainnya menerima plasebo atau terapi standar, diebut
kelompok kontrol.
Efek +
Kelompok
Perlakuan
Subyek yang Efek -
Memenuhi R
Kriteria Efek +
Kelompok
Kontrol
Efek -
11
- Desain paralel tanpa matching ( kelompok independen)
Pada desain ini peserta yang memenuhi kriteria pemilihan dilakukan
randomisasi, sehingga terbentuk kelompok ekperimental dan kontrol. Bila
jumlah peserta cukup banyak, maka semua karakteristik pada kedua kelompok
tersebut menjadi sebanding. Pengobatan, perlakuan, dan perawatan pada
kedua kelompok harus sama, kecuali terhadap obat yang diteliti. Analisis yang
sering kali digunakan ada x2 ( untuk variabel efek berskala nominal), atau uji-t
untuk 2 kelompok independen untuk variabel efek berskala numerik. Apabila
hasilnya variabel berskala ordinal, maka dilakukan uji non parametrik. Pada
uji klinis dengan variable outcome dikotom (ya atau tidak) dapat pula dihitung
nilai-nilai relative risk redution (RRR), absolute risk reduction (ARR), serta
number needed to treat (NNT).
- Desain paralel dengan matching
Pada desain ini tiap peserta dalam kelompok perlakuan dicarikan padanan,
yakni peserta lain yang memiliki karakteristik klinis yang sama faktor
prognosisnya (misalnya umur, jenis kelamin, derajat penyakit). Karakteristik
atau variabel yang diserasikan ini disebut sebagai matching variable. Dalam
analisis hasil, uji hipotesis yang kelompok berpasangan (disebut sebagai uji
Mc Nemar) sedangkan bila variabel efek bersakala numerik digunakan uji-t
untuk kelompok berpasangan. Desain uji klinis paralel dengan matching ini
lebih jarang dipergunakan oleh karena sulit untuk memperoleh kontrol
terutama apabila matching variables-nya, yakni variabel yang dibuat serasi,
banyak.
Pada desain ini, setelah dilakukan randomisasi, peserta pada kelompok A menerima
obat yang diteliti, dan peserta pada kelompok B menjadi kontrol. Setelah periode
12
waktu tertentu, jenis pengobatan dipertukarkan dipertukarkan, peserta yang semula
mendapat obat yang diteliti diganti menjadi mendapat obat kontrol, dan sebaliknya.
Desain ini sesuai untuk diterapkan pada penyakit kronik yang relatif stabil seperti
hipertensi, asma, rinitis alergika, atau hiperlipidemia. Syarat lainnya adalah gejala
(atau kadar zat tertentu) harus cepat memberi respons dengan terapi, dan harus cepat
kembali lagi seperti keadaan semula segera setelah terapi di hentikan.
Efek +
Kelompok Kelompok
Perlakuan Kontrol Efek -
R
Kelompok Kelompok Efek +
Kontrol Perlakuana
Efek -
Perlakuan Perlakuan
a. Terdapatnya efek carry over, yaitu efek obat pertama belum hilang pada saat
dimulainya pengobatan kedua
13
b. Terdapatnya efek order, yaitu terjadinya perubahan derajat penyakit atau
lingkungan selama penelitian berlangsung
c. Terdapatnya periode wash out yaitu waktu yang diperlukan untuk
menghilangkan efek obat pertama sebelum obat kedua dimulai (efek carry
over). Lama periode wash out ini berlangsung hanya beberapa menit
(misalnya dobutamin) sampai beberapa minggu (misal fenobarbital atau
digoksin)
Analisis yang dipergunakan pada desain menyilang ini tergantung pada skala
variabel outcomenya. Bila outcomenya data nominal (sembuh itdak sembuh)
digunakan uji Mc Nemar, sedangkan bila outcomenya data numerik (misal kadar
asam urat), digunakan uji-t untuk data berpasangan.
Dalam arti sempit uji klinis pada dasarnya merupakan suatu rangkaian proses
pengembangan pengobatan baru. Biasanya jenis obat atau cara pengobatn uang akan
diuji diaharapkan memberkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pengobatan
yang telah ada. Umumnya uji klinis dibagi dalam 2 tahapan, yaitu:Tahapan I uji
klinis
Tahapan ini dilakukan penelitian laboratorium yang disebut sebagai uji pra- klinis,
yang dilaksanakan in vitro dengan menggunakan binatang percobaan. Tujuan
penelitian tahap I ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang farmakologi dan
toksikologi obat dalam rangka mempersiapkan tahap penelitian selanjutnya, yakni
penelitian dengan menggunakan manusia sebagai subjek penelitian.Tahap II uji
klinis
Pada uji klinis tahapan II digunakan manusia sebagai subjek penelitian. Tahapan ke
dua ini berdasarkan tujuannya dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
2. Fase II: bertujuan untuk meneliti sistem ata dosis pengobatan yang paling efektif,
biasanya dilaksanakan dengan 100-200 subjek penelitian.
3. Fase III: bertujuan untuk mengevaluasi obat atau cara pengobatan baru
dibandingkan dengan pengobatan yang telah ada (terapi standar). Uji klinis
yang banyak dilaporkan dalam jurnal termasuk dalm fase ini. Buku emas uji
14
klinis fase III adalah uji klinis acak terkontrol.
4. Fase IV: bertujuan untuk mengevaluasi obat baru yang telah dipakai di masyarakat
dalam jangka waktu yang relatif lama (5 tahun atau lebih). Fase ini penting
oleh karena terdapat kemungkinan efek samping obat yang ditimbulkan
setelah lebih banyak pemakai. Fase ini disebut juga sebagai uji klinis pasca
pemasaran (post-marketing trial).
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan syarat umum yang harus dipenuhi peserta
agar dapat disertakan dalam penelitian. Persyaratan kriteria inklusi biasanya
mencakup karakteristik klinis, demografis, geografis, dan waktu. Dalam
penerapan kriteria inklusi harus diperhitungkan kemampulaksanaan,
15
kemungkinan generalisasi, serta spesifisitas yang diperlukan. Kriteria inklusi
yang longgar mempermudah untuk mendapatkan peserta penelitian dan lebih
mudah generalisasi ke populasi. Uji klinis ini disebut sebagai uji pragmatis,
karena hasilnya sesuai untuk diterapkan dalam dunia nyata, yakni dalam
praktik klinis sehari-hari. Kriteria inklusi juga dapat dibuat sangat ketat
sehingga diperoleh pasien yang homogen, namun sulit untuk memperoleh
kasus dan melakukan generalisasi (Sastroasmoro, 2011).
Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah tiap keadaan yang menyebabkan peserta yang
memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian. Dalam
kriteria eksklusi ini termasuk kontraindikasi, terdapatnya keadaan atau
penyakit lain yang mempengaruhi variabel yang diteliti, kepatuhan pasien,
peserta yang menolak diteliti, dan masalah etika (Sastroasmoro, 2011).
16
dengan etika terutama oleh karena menyia-nyiakan pasien (kontrol) untuk
menerima obat yang kurang efektif, padahal dengan jumlah subyek yang lebih
sedikit sudah dapat diambil simpulan (Sastroasmoro, 2011).
Umumnya variabel yang diteliti dalam uji klinis adalah variabel nominal atau
numerik. Skala variabel yang diteliti sangat penting untuk diperlihatkan dalam
penetapan besar sampel dan analisis hasil penelitian (Sastroasmoro, 2011).
17
Plasebo lebih aman untuk penyakit yang tidak berat. Pada penyakit berat,
apalagi sudah ada petinjuk bahwa obat yang diteliti bermanfaat, maka
penggunaan plasebo perlu dipertanyakan.
Maksud penggunaan plasebo adalah untuk menyingkirkan atau mengurangi
bias, baik dari sisi peneliti maupun subjek. Bila peneliti mengetahui jenis obat yang
digunakan, maka ia cenderung (disadari atau tidak) untuk melakukan tindakan atau
penilaian yang lebih menguntungkan peserta yang diberikan obat yang diteliti. Dari
sisi peserta, dengan plasebo dapat dikurangi pengaruh efek plasebo (placebo effect)
karena efek plasebo diharapkan terjadi seimbang pada kedua kelompok. Efek plasebo
adalah perasaan mengalami efek hanya karena seseorang merasa diobati. Selain itu
peserta yang tahu diberi obat yang kurang berkhasiat mungkin akan melakukan hal-
hal yang mempengaruhi perjalanan penyakitnya (misal minum obat lain, mengubah
gaya hidup).
Jenis Ketersamaran
1. Uji klinis terbuka (open trial), dimana peneliti maupun peserta mengetahui
obat yang diberikan. Desain ini seringkali dilakukan pada studi pendahuluan,
yang akan dilanjutkan dengan uji klinis acak tersamar ganda. Desain ini juga
dipergunakan apabila ketersamaran tidak mungkin dilaksanakan (misal
penelitian untuk membandingkan hasil mastektomi sederhana vs. radiasi
dengan mastektomi radikal pada kanker payudara)
2. Tersamar tunggal (single mask), dimana salah satu pihak (biasanya peserta
penelitian, lebih jarang juga dokter yang mengobati) tidak mengetahui terapi
yang diberikan, seperti halnya pada uji klinis terbuka, dapat terjadi bias (bias
perlakuan dan bias pengukuran) oleh karena penelliti cenderung untuk
perhatian dan penilaian yang lebih baik pada kelompok perlakuan.
3. Tersamar ganda (double mask), dimana baik peneliti maupun peserta tidak
mengetahui pengobatan yang diberikan, prosedur ini akanmengurangi
terjadinya berbagai bias, dan dianggap sebagai baku emas untuk uji klinis.
4. Triple mask, dimana baik peserta, peneliti, maupun penilai tidak tahu obat
yang diberikan. Namun pada umumnya, meskipun terdapat 3 komponen
ketersamaran, cukup disebut sebagai penyamat GAMA
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi studi eksperimental adalah salah satu rancangan penelitian yang dipergunakan
untuk mencari hubungan sebab akibat. Dibanding studi observasional, studi
eksperimental ini mempunyai kapasitas asosiasi yang lebih tinggi, sehingga simpulan
yang dapat di peroleh pun lebih definitif ketimbang pada studi observasional. Namun
studi eksperimental ini umumnya memerlukan biaya yang mahal dan pelaksanaanya
rumit sehingga penggunaanya lebih terbatas. Di klinik studi eksperimental sering
dilakukan, dan didominasi oleh uji klinis untuk menilai efek terapeutik obat atau
prosedur pengobatan.uji klinis ini memiliki dua tahap dimana tahap ke dua memiliki
4 fase yang bebeda dengan jumlah subjek penelitian yang berbeda.
3.2 SARAN
Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi
diskusi kelompok, penulisan tugas tertulis dan sebagainya, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari dosen-dosen yang mengajar baik sebagai tutor
maupun dosen yang memberikan materi kuliah, dari rekan-rekan angkatan 2012, dan
dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
20