Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yusuf Daniswara

NIM : 041711333020

Universitas Riau Libatkan Mahasiswanya


Tingkatkan Profesi Aktuaris
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Universitas Riau (Unri) sengaja melibatkan
mahasiswanya untuk mengikuti seminar dengan tema Profesi Aktuaris dan Pogram Lain
Berkaitan Dengan Peningkatan Jumlah Aktuari.

Pasalnya, Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) mencatat hingga saat ini jumlah aktuaris
terdaftar di Indonesia baru sekitar 51 persen yang mampu mencukupi kebutuhan.

Sehingga mengakibatkan profesi ini menduduki peringkat sebagai profesi yang paling dicari
oleh perusahaan.

" Jumlah tersebut kami nilah masih kurang karena kebutuhan saat ini cukup tinggi," sebut
Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Anggar B Nuraini
melalui rilisnya, Kamis, 25 April 2019.

Padahal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan 1000 aktuaris pada tahun lalu harus
lahir.

Ini berarti keberadaan aktuaris-aktuaris yang berkualitas sangatlah penting dalam memenuhi
kebutuhan di industri asuransi dan juga bidang lainnya seperti konsultan dan pengelola
employeebenefit pada sebuah perusahaan.

" Dalam bidang aktuaris kita belajar menghitung dan mengukur nilai risiko yang akan
dihadapi dengan mengetahui risiko, seorang aktuaris dapat membantu memberi masukan
untuk mengatasi risiko tersebut," sebutnya.

" Dengan kemampuan analisis yang kuat, mampu menjadi problem solver, mengelola risiko,
ditambah dengan kemampuan komunikasi dan komputer yang baik, maka seorang aktuaris
dapat meningkatkan kredibilitas dari layanan yang diberikan perusahaan tersebut,” jelas
Nuraini.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan
Sistem Informasi Universitas Riau, Prof Dr Syaiful Bahri MSi.

" Kita menyadarimasih sedikit para siswa yang memahami bidang ini, sehingga peminat yang
melanjutkan studi matematika juga masih belum mampu memenuhi kebutuhan di dunia
industri," jelasnya.
AXA Mandiri & AXA Dorong Profesi Aktuaris
Indonesia Lebih Maju
Yogyakarta - AXA Mandiri & AXA menjalin kerja sama dengan Universitas Gadjah
Mada (UGM) melalui program beasiswa, pelatihan dan magang bagi mahasiswa lulusan
program studi (prodi) S1 Matematika dan Statistika. Mereka juga diberi kesempatan
berkarir di AXA Mandiri & AXA. Langkah ini sebagai wujud mengembangkan profesi
aktuaris di industri asuransi jiwa dan umum di Indonesia.

Chief Human Resources Officer AXA Indonesia, Rudy F. Manik, kolaborasi antara AXA
Mandiri & AXA dengan UGM dalam pengembangan profesi aktuaris merupakan investasi
jangka panjang untuk mencetak aktuaris di masa depan sehingga mendukung
kesinambungan bisnis perseroan di Indonesia serta mengembangkan profesi aktuaris.
"Program beasiswa ini juga untuk menjawab kebutuhan tenaga aktuaris yang diprediksi
terus meningkat di AXA Mandiri & AXA seiring semakin sadarnya masyarakat
melindungi dirinya di masa depan," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/11).

Program ini kata dia, sejalan dengan pengembangan 1.000 aktuaris Indonesia yang
dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan data Persatuan Aktuaris
Indonesia (PAI), tenaga aktuaris di Indonesia masih rendah yakni hanya sekitar 500 orang,
sedangkan kebutuhan masyarakat akan perlindungan jiwa dan kesehatan diprediksi terus
meningkat.

Rudy mengatakan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk kesinambungan perusahaan


merespons positif inisiatif OJK dalam memperkuat industri asuransi di Indonesia sekaligus
selaras dengan tujuan utama perusahaan “Empower People to Live a Better Life”.

Kerja sama kedua institusi ini telah dimulai sejak tahun 2016 dimana terdapat
penandatanganan nota kesepahaman jangka panjang selama 5 tahun (2016-2021) yang
ditandatangani perusahaan dan Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
UGM.

Selain program magang dan kesempatan berkarir, kolaborasi perusahaan dan UGM
membuka peluang untuk dapat saling bertukar tenaga pengajar dan praktisi di industri
asuransi guna menciptakan pertukaran ilmu pengetahuan dan pengalaman.

Selain itu AXA Mandiri & AXA bersama-sama melaksanakan kegiatan pengabdian
masyarakat seperti edukasi literasi keuangan yang diharapkan membuat lebih banyak
masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya pengelolaan keuangan dan proteksi. “Kami
berharap program pengabdian masyarakat bersama ini juga akan membantu tercapainya
inklusi keuangan yang digagas oleh pemerintah Indonesia,” jelas Rudy.

Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia FMIPA UGM Gunardi
menyambut baik kerja sama pengembangan tenaga aktuaris serta program literasi
keuangan bersama ini. "Kegiatan ini akan bermanfaat bagi mahasiswa UGM, serta
masyarakat. Terlebih lagi mereka semua akan lebih sadar akan pentingnya literasi
keuangan serta pengelolaan risiko di masa depan," kata dia.

Dosen program studi Ilmu Aktuaria UGM, Danang Teguh Qoyyimi menjelaskan, aktuaria
adalah bidang ilmu yang menggunakan teori probabilitas, matematika, statistika, dan
ekonomi untuk mengukur dampak finansial atas kejadian tak tentu di masa yang akan
datang.

Dosen yang baru saja menyelesaikan studinya di University of Waterloo, Kanada ini
menambahkan, lulusan Program Studi Aktuaria UGM diharapkan memiliki kemampuan
teknikal yang sangat baik, memperhatikan actuarial control cycle dan etika profesi dalam
pekerjaannya, serta memiliki kemampuan yang setara dengan Ajun Aktuaris atau ASAI
(Associate of the Society of Actuaries of Indonesia) sesuai dengan standar PAI (Persatuan
Aktuaris Indonesia).

Sumber: BeritaSatu.com

Anda mungkin juga menyukai