(LAPORAN PRAKTEK)
OLEH:
KELOMPOK II
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga, tugas ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan yang amat berarti. Tanpa
pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan tugas laporan ini dengan
baik.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah ilmu teknologi pangan
lanjut yang telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
kami menyadari bahwa tugas ini kurang dari kata sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari bapak dosen pembimbing mata kuliah ini. Akhir kata saya
ucapkan
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
Tujuan praktek
1. Menyebutkan prinsip pengawetan dengan cara pengeringan
2. Menuliskan prosedur pengawetan dengan cara pengiringan
3. Membuat sayuran kering dengan prosedur yang benar
4. Menyebutkan suhu pengeringan yang umum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Alat
1. Alat pengering/oven
2. Pisau
3. Talenan
4. Panci
5. Saringan
6. Sendok kayu
7. Baskom
3.2 Bahan
1. Sayur bayam
2. air
3.3 Cara kerja
1. Bersihkan bahan dan kotoran dan cuci dengan air mengalir
2. Potong bahan sesuai besar bahan yang dikendaki
3. Blansir bahan dalam air mendidih selama 2-3 menit
4. Apabila diperlukan, rendamlah bahan dalam larutan sodium bisulfit 0,25% selama 10
menit
5. Tiriskan bahan selama 35 menit
6. Letakan dalam baki kawat atau yang berlubang dan keringkan dalam oven
7. Amati tekstur, warna, aroma, dan berat bahan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Tabel I sebelum pengeringan
No Nama bahan Tekstur Warna Aroma Berat bahan
1. Bayam blansir Lebih lunak Hijau lebih Khas 20 kg
tua bayam
2. Bayam tidak blansir Lunak Hijau tua Khas 20 kg
bayam
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktek pada tabel I, bayam yang sebelum di blansir teksturnya lunak
warnanya hijau tua aromanya tetap khas bayam tetapi setelah di blansir teksturnya lebih
lunak warna lebih hijau tua aroma lebih tercium khas bayam dengan berat sebelum di
blansir 20 kg dan sesudah di blansir tetap sama 20 kg.
Pada hasil praktek tabel II, bayam yang sebelum di blansir yang di masukan pada
alat pengeringan teksturnya daun kering tangkai sedikit lunak warnanya hijau tua aroma
tetap khas bayam tetapi proses pengeringan dengan bayam yang di blansir teksturnya
sangat kering warna sama hijau lebih tua aroma tetap khas bayam dan berat bayam yang
di blansir adalah.. dan bayam yang tidak di blansir adalah..
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengeringan merupakan salah satu cara untuk mengurangi kadar air suatu bahan.
Cepat lambatnya proses pengeri-ngan dikenal sebagai kecepatan pengeringan. Kecepatan
pengeringan ini dipengaruhi oleh bebrapa faktor antara kain komposisi bahan, luas
permukaan, bentuk bahan, jenis bahan, suhu pengeringan serta jenis pengeringan. Bahan
yang mempunyai ukuran lebih kecil, lebih tipis dan luas permukaan yang lebih besar
akan mempunyai kecepatan pengeringan yang tinggi dari pada bahan yang berbentuk
besar. Selain itu, konsentrasi yang tinggi juga akan lebih cepat pada konsentrasi padatan
bahan yang rendah karena konsentrasi tinggi umumnya disebabkan karena adanya
komposisi yang kompleks. Pada pengeringan dengan suhu tinggi dan bahan berkadar air
tinggi akan terjadi kerusakan yang dikenal dengan nama case hardening.
5.2 Saran
Pada pengolahan ini harus mengikuti langkah-langkah, suhu yang di pakai harus
sesuai dengan petunjuk yang di berikan suhu tidak boleh lebih atau kurang dari prosedur
yang di tentukan.
Daftar pustaka
1. Anonim.2006. Petunjuk Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian. Jember :
FTP-UNEJ.
2. Buckle dkk.1987. Ilmu Pangan. Jakarta : UI – Press.
Lampiran