Anda di halaman 1dari 19

USULAN SKRIPSI

Penerapan Media Pembelajaran Berbantuan Alat Peraga

Geomon pada Pembelajaran Matematika pada Materi

Bangun Ruang Sisi Datar

Di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan pembuatan skripsi di

jurusan matematika

OLEH

SITTI ASNI RAHMAN

NIM 15 504 128

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2018
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Proposal : Penerapan Media Pembelajaran Berbantuan Alat

Peraga Geomon pada Pembelajaran Matematika pada Materi Bangun

Ruang Sisi Datar

Nama : SITTI ASNI RAHMAN

NIM : 15 504 128

Jurusan : Pendidikan Matematika

Diterima dan disetujui tim pembimbing untuk diajukan kepada panitia Ujian

Seminar Proposal Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Manado.

MENGETAHUI

Pembimbing Ketua Jurusan

Dra. OltjeTellySambuaga, M.Pd Dr. Victor R. Sulangi, M.Sc.Ed

NIP.19611001987102001 NIP.195907041986031029

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..……............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah .................................................................
B. IdentifikasiMasalah .......................................................................
C. BatasanMasalah ...........................................................................
D. RumusanMasalah .......................................................................
E. TujuanPenelitian ..........................................................................
F. ManfaatPenelitian .........................................................................

ii
DAFTAR TABEL

Tabel ...........................................................................................................
Tabel ...........................................................................................................
Tabel ...........................................................................................................
Tabel ...........................................................................................................
Tabel ...........................................................................................................
Tabel ...........................................................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar .......................................................................................................
Gambar.......................................................................................................
Gambar .......................................................................................................
Gambar .......................................................................................................
Gambar .......................................................................................................
Gambar .......................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 .................................................................................................
Lampiran 2 .................................................................................................
Lampiran 3 .................................................................................................
Lampiran 4 .................................................................................................
Lampiran 5 .................................................................................................
Lampiran 6 .................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai


peranan yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam pengembangan ilmu dan teknologi (Akib,2001:143).
Pendidikan telah berlangsung sejak aawal peradaban dan budaya
manusia. Pada awal peradaban, para orang tua bersama kelompoknya
bertanggung jawab dalam mendidik anak-aak mereka sehinggan
mencapai kedewasaan. Pada masa itu belum ada program pendidikan
yang dilaksanakan diluar lingkungan keluarga atau kelompok oleh orang –
orang diluar keluarga/kelompok, pendidikan yang terstruktur.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20
Tahun 2003 Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk masyarakat, bangsa dan
anak.
Pendidikan matematika pada jenjang pendidkan dasar mempunyai
peranan yang sangat penting sebab jenjang ini merupakan pondasi yang
sangat menentukan dalam membentuk sikap, kecerdasan, dan
kepribadian anak. Karena itu Mendikbud Wardiman Djojonegoro dalam
sambutannya pada konferensi Matematika Asia Tenggara IV,
mengemukakan bahwa pelajaran matematika yang diberikan terutama
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan agar pada
akhir setiap tahap pendidikan, peserta didik memiliki kemampuan tertentu
bagi kehidupan selanjutnya. Namun kenyataan menunjukkan banyaknya
keluhan dari murid tentang pelajaran matematika yang sulit, tidak menarik,

1
dan membosankan. Keluhan ini secara langsung maupun tidak langsung
akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika pada
setiap jenjang pendidikan.
Meskipun upaya untuk mengatasi hasil belajar matematika yang
rendah telah dilakukan oleh pemerintah. Seperti penyempurnaan
kurikulum, pengadaan buku paket, peningkatan pengetahuan guru-guru
melalui penataran, serta melakukan berbagai penelitian terhadap faktor-
faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar matematika. Namun
kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika masih jauh dari
diharapkan.
Pernyataan di atas didukung oleh kenyataan lapangan yang
menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika murid SMP Negeri 3
Tondano masih rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Hal ini
dapat dilihat pada data perolehan nilai Ulangan Harian murid SMP Negeri
3Tondano.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar
matematika murid SMP Negeri 3 Tondano, baik yang berasal dalam diri
siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri
siswa misalnya, motivasi belajar, minat belajar, sikap terhadap
matematika, serta kempauan berfikir.
Sedangkan faktor yang berasal dari luar misalnya kemampuan guru
dalam mengelola proses belajar, sarana belajar, dan lingkungan
pendukung. Berdasarkan kenyataan diatas, kiranya perlu diamati
permasalahan mengenai kesulitan murid terhadap materi matematika,
khususnya materi bangun ruang sisi datar.
Oleh karena itu, peneliti memilih salah satu penerapan media
pembelajaran berbantuan alat peraga Geomon matematika. Alat peraga
Geomon Matematika di desain menarik untuk supaya siswa dalam belajar
bangun ruang sisi datar.
Jika guru biasanya masih menggunakan metode pembelajaran
yang klasikal, yaitu salah satunya dengan metode pembelajan berupa

2
metode ceramah, maka selanjutnya guru dapat menggunakan media
pembelajaran berbantuan alat peraga Geomon Matematika merupakan
salah satu media yang dapat digunakan oleh guru matematika untuk
membantu siswa dalam memahami materi yang di sampaikan. Media
pembelajaran berbantuan alat peraga Geomon Matematika merupakan
media yang menyenangkan bagi siswa.
Berdasrkan latar belakang tersebut diatas, penulis bermaksud
meneliti tentang “Penerapan Media Pembelajaran Berbantuan Alat Peraga
Geomon pada Pembelajaran Matematika pada Materi Bangun Ruang Sisi
Datar”
1.3. Identifikasi Masalah

Berdasrakan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi


permasalahan di sekolah, diantaranya:
Hasil belajar yang belum memenuhi KKM pada materi
Kurangnya kreativitas guru dalam memilih media pembelajaran
1.4. Pembatasan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada penerapan media pembelajaran


berbantuan alat peraga geomon pada pembelajaran matematika pada
materi bangun ruang sisi datar.
1.5. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan media pembelajaran berbantuan alat


peraga geomon pada pembelajaran matematika pada materi bangun
ruang sisi datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.6. Tujuan

Untuk mengetahui hasil belajar dari pengaruh media pembelajaran


geomon berbantuan alat peraga pada pembelajaran matematika pada
materi bangun ruang sisi datar.

3
1.7. Manfaat

a. Bagi siswa, dapat memberi daya tarik serta memberikan gambaran


nyata dan memudahkan siswa memahami konsep bangun ruang
sisi datar.
b. Bagi guru, dapat meringankan beban guru, karena dapat
memudahkan pemahaman siswa.
c. Bagi peneliti, menambah wawasan tentang penerapan media
pembelajaran berbantuan alat peraga pada pembelajaran
matematika pada materi bangun ruang sisi datar.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Media Pemebelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti 'tengah', perantara' atau 'pengantar'. Dalam bahasa Arab media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian
di
antaranya akan diberikan berikut ini. AECTA (Association of Education an
d Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau
pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut
Fleming (1987: 234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan
dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media
menunjukkan atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara
dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping
itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem
pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai
kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya,
media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan
pembelajaran.

5
Heinich, dan kawan-kawan 01982) mengcmukakan istilah medium
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan
penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetak dan sejenisnya adalah media
komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan instruksional mengandung maksud-maksud pengajaran
maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini,
Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua
bentuk digunakan oleh manusia untuk menyampaikan perantara yang
atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan
pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima atau yang
dituju.
Acapkali kata media pendidikan digunakan secara bergantian
dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang
dikemukakan oleh Hamalik (1986) di mana ia melihat bahwa hubungan
komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila
menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Sementara itu,
Gagne' dan Briggs (1975) secara implicit mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku,
taperecorder, kaset, video camera, video rccorder, film, slide (gambar bin
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar. Di lain pihak, National Education Association memberikan
definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
audio-visual dan peralatannya dengan demikian, media dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca Istilah "media" bahkan sering
dikaitkan atau dipergantikan dengan kata "teknologi" yang berasal dari
kata latin tekne (bahasa Inggris art) dan logos (bahasa Indonesia "ilmu")

6
Kesimpulannya Media Pembelajaran: adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses
belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa
dalam belajar.
2.2. Alat Peraga

Yang dimaksud dengan alat peraga adalah media alat bantu


pembelajaran, dan segala macam benda yang digunakan untuk
memperagakan materi pelajaran. Alat peraga di sini mengandung
pengertian bahwa segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudian
dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan
pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan.
Dengan demikian, alat peraga lebih khusus dari media dan teknologi
pembelajaran karena berfungsi hanya untuk memperagakan materi
pelajaran yang bersifat abstrak. Alat peraga ialah alat-alat yang digunakan
guru yang berfungsi membantu guru dalam proses mengajarnya dan
membantu siswa dalam proses belajar (Simak Yaumi & Syafei, 2012, Me&
Teknologi dalam Pembelajar Fak. Tarbiyah UIN Alauddin, Modul 1).
2.3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh


pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar pula
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai peserta didik di mana
setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas
Penilaian hasil belajar dilakukan sekali setelah suatu kegiatan
pembelajaran dilaksanakan.
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan
secara efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan siswa
mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian
hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan
mengajarnya, apakah pendekatan dan media yang digunakan mampu

7
membantu peserta didik mencapai tujuan belajar yang ditetapkan
(ketuntasan belajar). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), setiap mata pelajaran khususnya matematika memiliki Standar
Ketuntasan Relajar Minimal (SKBM) untuk setiap aspek penilaian. Aspek
penilaian dalam mata pelajaran matematika terdiri dari tiga aspek yaitu
aspek pemahaman konsep, aspek penalaran dan komunikasi matematik
dan aspek pemecahan masalah. Dalam penelitian ini hasil belajar yang
dinilai adalah hasil belajar aspek pemecahan masalah.
Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan
yang telah diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru yang belum
dikenal. Penilaian terhadap kemampuan siswa dalam pemecahan
masalah disarankan mencakup kemampuan yang terlibat dalam proses
memecahkan masalah, yaitu memahami masalah, merencanakan
pemecahan masalah, menyelesaikan masalah (melaksanakan rencana
pemecahan masalah), menafsirkan hasilnya. Dari hasil karya siswa dalam
memecahkan masalah, dapat dilihat seberapa jauh kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah ditinjau dari kemampuan-kemampuan
tersebut. Penilaian dapat dilakukan secara holistik (keseluruhan) atau
analitik (pembagian). Pada kenyataannya, peserta didik sering terhalang
dalam memecahkan masalah karena lemahnya mengembangkan strategi
pemecahan masalah dan kurangnya pemahaman konsep atau prosedur
yang terkandung dalam penyelesaian masalah.
Indikator keberhasilan memecahkan masalah ditunjukan oleh
kemampuan:
a) Menunjukan pemahaman masalah;
b) Mengorganisasikan data dan memilih intormasi yang relevan
dalam pemecahan masalah;
c) Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai
bentuk,
d) Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah
secara tepat;

8
e) Mengembangkan strategi pemecahan masalah;
f) Membuat dan menafsirkan model matematika dan suatu
masalah menyelesaikan masalah yang tidak rutin.

Penilaian proses pembelajran dilakukan terus menerus pada tiap


pertemuan dengan mengacu pada semua indikator yang telah ditetapkan
pada setiap kompetensi dasar. Dari hasil penilaian beberapa pertemuan
pada pembelajaran suatu kompetensi dasar akhirnya akan diperoleh
deskripsi atau gambaran pencapaian kompetensi tiap peserta didik pada
suatu kompetensi dasar yang mencakup semua indikatormya.
2.4. Bangun Ruang Sisi Datar

1. Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar
yang saling kongruen dan beberapa bidang lain yang memotong kedua
bidang tersebut menurut garis-garis yang sejajar.

a. Luas Permukaan Prisma


Luas permukaan prisma didefinisikan
sebagai jumlah luas seluruh sisi prisma tersebut.
Luas permukaan prisma = 𝐿∆𝐴𝐵𝐶 + 𝐿∆𝐷𝐸𝐹 + 𝐿□𝐶𝐴𝐷𝐹 + 𝐿□𝐴𝐵𝐸𝐷 + 𝐿□𝐵𝐶𝐸𝐹
= 𝐿∆𝐴𝐵𝐶 + 𝐿∆𝐷𝐸𝐹 + 𝑏𝑡 + 𝑐𝑡 + 𝑎𝑡
= luas bidang alas + luas bidang atas + (a + b + c)t
Dengan demikian,
Luas Permukaan Prisma = (2 × luas alas) + (keliling bidang alas ×
tinggi)
b. Volume Prisma
Untuk menemukan volume suatu prisma, rumus yang kamu
gunakan cukup sederhana, yaitu
Volume = luas alas x tinggi
1
= 2 × 𝐴𝐶 × 𝐵𝐶 × 𝑡

9
2. Kubus

Kubus adalah suatu prisma segi empat beraturan yang semua sisi
tegak dan alasnya berbentuk persegi. Kubus diberi nama sesuai dengan
nama titik-titik sudut pada bidang alas dan bidang atas kubus tersebut.

a. Luas Permukaan Kubus


Oleh karena kubus pun merupakan prisma maka luas permukaan
kubus dapat dicari dengan menggunakan rumusluas permukaan prisma.
Misalnya, L adalah luas permukaan kubus dan s adalah panjang rusuk
kubus tersebut, maka
L = (2 × luas alas) + (keliling bidang alas × tinggi)
= (2 × s× s) + (4s × s)
= 2𝑠 2 + 4𝑠 2
= 6𝑠 2
Jadi, luas permukaan kubus dengan panjang rusuk s adalah 6𝑠 2
b. Volume Kubus
Volume kubus dapat kamu temukan dengan menggunakan rumus
volume prisma
Volume Kubus = luas × tinggi
= 𝑠2 × s
= 𝑠3
Jadi,
Volume kubus dengan panjang rusuk s adalah 𝑠 3

10
3. Balok

Balok adalah sebuah prisma segi empat beraturan yang bidang


alasnya berbentuk persegi panjang. Seperti halnya kubus, kamu dapat
memberi nama pada balok dengan cara menyebutkan titik-titik sudutnya.

a. Luas permukaan balok


Luas permukaan balok dapat diperoleh melalui rumus luas
permukaan prisma. Misalnya, panjang, lebar, tinggi, dan luas permukaan
balok berturut-turutadalah p, l, t dan L.
L = (2 × luas alas) + (keliling bidang alas × tinggi)
= {2 × (p × l)} + {2(p + l) × t}
= 2pl + 2pt + 2lt
= 2pl + 2lt + 2pt
= 2(pl + lt + pt)
Dengan demikian,
Luas permukaan (L) suatu balok dengan panjang p, lebar l, dang
tinggi t adalah L = 2(pl + lt + pt)
b. Volume Balok
Volume balok dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
umum volume prisma. Misalnya, panjang, lebar, tinggi dan volume suatu
balok berturut-turut adalah p, l, t, dan V.
V = luas alas × tinggi
= (p × l) × t
=p×l×t
Dengan demikian,

11
Volume (V) suatu balok dengan panjang p, lebar l, dan tinggi t
adalah V=p×l×t
4. Limas

Limas adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah


daerah segi banyak dan daerah segitiga.

a. Luas permukaan limas


Luas permukaan limas = luas alas
+ jumlah luas segitiga bidang sisi tegak

b. Volume Limas
1
Volume limas T.ABCD = 6 × volume kubus ABCD.EFGH
1
= 6 × (s × s × s)
1
= (s × s) × 6 × s
1
= (s × s) × 6 × (2t)
1
= (s × s) × 3 × t
1
= 3 × (s × s) × t
1
= 3 × luas □ABCD × t

Dengan demikian,
1
Volume limas = = 3 × luas alas × tinggi

12
2.5. Kerangka Berpikir

Kerangka konsep penelitian dapat dideskripsikan dalam skema


berikut:
Pokok Masalah
Akar
Guru belum mampu menerapkan
Rendahnya hasil belajar
media pembelajaran berbatuan alat
matematika siswa SMP Negeri 3
peraga yang menarik perhatian
Tondano mengenai Solusi
siswa
Penelitian Eksperimen
Penerepan media pembelajaran

berbantuan alat peraga

Hasil belajar siswa dengan

menggunakan media pembelajaran

berbantuan alat peraga lebih baik

dari pada media pembelajaran

Jika dalam pembelajaran matematika, guru dapat


tanpa menerapkan
alat peraga
media pembelajaran yang menarik perhatian siswa melalui penggunaan
alat peraga, maka ini akan membantu siswa memahami dan belajar
dengan aktif. Sehingga dapat meningkatkan pula hasil belajar siswa.
2.6. Hipotesis Penelitian

Rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi


bangun ruang sisi datar dengan menggunakan media pembelajaran
berbantuan alat peraga dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa
yang menggunakan media pembelajaran tanpa berbantuan alat peraga.

13

Anda mungkin juga menyukai