Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Oleh:
CITRA AIDA SOFYANA
NIM : 1801031005

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Masalah Utama
Resiko perilaku kekerasan
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Definisi
Perilaku kekerasan (agresif) adalah suatu bentuk perilaku yang
diarahkan pada tujuan menyakiti atau melukai orang lain yang dimotivasi
menghindari perilaku tersebut (Kaplan dan Sadock, 1997).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstrukstif.
Pengungkapan kemarahan secara tidak langsung dan konstrukstif pada
waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain untuk
mengerti perasaan yang sebenarnya. Kemarahan yang ditekan atau pura-
pura tidak marah akan mempersulit diri sendiri dan mengganggu
hubungan interpersonal.
B. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Sebagai faktor dari klien yang bertingkah laku agresif menurut
Stuart dan Laria (1998) antara lain:
a) Psikologis
b) Perilaku
c) Sosial budaya
d) Bioneurologis
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Laria (1998) faktor pencetus dapat bersumber
dari lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Dari klien
misalnya terputusnya percaya diri, yang kurang ketidakpercayaan
dari situasi lingkungan misalnya lingkungan yang ribut, padat,
penghinaan, dan kehilangan kemudian dari interaksi sosial seperti
adanya konflik.
C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis menurut Stuart dan Sundeen (1995) adalah sebagai
berikut:
a. Muka merahdantegang
b. Pandangan tajam
c. Mengatupkanrahangdengankuat
d. Mengepalkantangan
e. Jalanmondar-mandir
f. Bicarakasar
g. Suaratinggi, menjeritatauberteriak
h. Mengancamsecara verbal ataufisik
i. Melemparataumemukulbendaatau orang lain
j. Merusakbarangataubenda
k. Tidakmemilikikemampuanmencegahataumengendalikanperilakuke
kerasan
l. Otot tegang
m. Berdebat
n. Kadang memaksakan kehendak.
Gejala yang muncul:
a. Stress
b. Mengungkapkan secara verbal
c. Menentang.
D. Gambaran klinis
Menurut Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jendral Pelayanan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI (1994) adalah sebagai berikut:
a. Pasif agresif
a) Sikap suka menghambat
b) Bermalas-malasan
c) Bermuka masam
d) Keras kepala dan pendendam
b. Gejala agresif yang terbuka (tingkah laku agresif)
a) Suka membantah
b) Menolak sikap penjelasan
c) Bicara kasar
d) Cenderung menuntut secara terus-menerus
e) Hiperaktivitas
f) Bertingkah laku kasar disertai kekerasan.
E. Akibat dan mekanisme
Resiko tinggi menciderai diri sendiri dan orang lain, seseorang
dengan resiko perilaku kekerasan dimana dia mengalami kegagalan yang
menyebabkan frustasi yang dapat menimbulkan respon menentang dan
melawan seseorang melakukan hal sesuai dengan keinginannya akibatnya
dia menunjukkan perilaku yang mal adaptif yang menciderai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi:
a. Wawancara: diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-
tand amarah yang diserahkan oleh klien.
b. Observasi: muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara
tinggi, berdebat, dan sering pula tampak klien memaksakan
kehendak; merampas makanan, memukul jika tidak senang.
F. Penyebab dan mekanisme
Harga diri rendah, seseorang dengan Harga diri rendah, ia
merasakan bahwa dirinya tidak mampu, tidak mempunyai keberdayaan
untuk memecahkan masalah sehingga klien menggunakan respon mal
adaptif perilaku kekerasan.
Tandadangejala:
a. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
b. Gangguan hubungan sosial (menarikdiri)
c. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
d. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya).
G. Pohon Masalah

Resiko mencederai : Orang lain/Lingkungan (efek)

Perilaku Kekerasan (Care Problem)

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah (etiologi)

H. Masalah Keperawatan
a. Risiko menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
Data:
a) Muka merah
b) Pandangan tajam
c) Otot tegang
d) Nada suara tinggi
e) Berdebat
f) Kadang memaksakan kehendak.
Gejala yang muncul:
a) Stress
b) Mengungkapkan secara verbal
c) Menentang
d) Menuntut
b. Perilaku kekerasan
Data:
a) Agresif
b) Gaduh
c) Gelisah
d) Menyentuh orang lain secara menyakitkan
e) Mengancam, melukai
f) Marah tingkat ringan sampai serius.
c. Harga diri rendah
Data:
a) Kurang bergairah
b) Tidak peduli lingkungan
c) Kegiatan menurun
d) Banyak tidur siang
e) Tinggal di tempat tidur dengan waktu yang lama
f) Apatis
g) Efek tumpul dan komunikasi verbal kurang.
I. Konsep Asuhan Keperawata Jiwa
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
a) Data Subjektif
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain,
ingin membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak
lingkungannya.
b) Data Objektif
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang,
melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang
disekitarnya.
b. Perilaku kekerasan / amuk
a) Data Subjektif
1. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
2. Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
3. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa
lainnya.
b) Data Objektif
1. Mata merah, wajah agak merah.
2. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
3. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan
tajam.
4. Merusak dan melempar barang barang.
J. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
b. Resiko perilaku kekerasan.
K. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Resiko perilaku kekerasan
Tujuan Umum:
Klien tidak melakukan tindakan kekerasan.
Tujuan khusus:
a) Tujuan khusus 1 yaitu klien dapat membina hubungan saling
percaya.
Kriteria evaluasi:
1. Wajah cerah, tersenyum
2. Mau berkenalan
3. Ada kontak mata
4. Bersedia menceritakan perasaan
Intervensi:
1. Beri salam setiap berinteraksi
2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan
perawat berinteraksi
3. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
4. Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap
kali berinteraksi
5. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi
klien
6. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan
klien.
L. Strategi Pelaksanaan

SP Pada Pasien SP Pada Keluarga


SP 1 SP I k
1. Identifikasi penyebab, tanda 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
dan gejala, PK yang dalam merawat klien.
dilakukan, akibat PK. 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala,
2. Jelaskan cara mengontrol dan proses terjadinya PK (gunakan
PK: fisik, obat, verbal, booklet).
spiritual. 3. Jelaskan cara merawat PK.
3. Latih cara mengontrol PK 4. Latih 1 cara merawat PK: fisik 1,
fisik 1 (tarik nafas dalam) 5. Anjurkan membantu pasien sesuai
dan 2 (pukul kasur atau jadual dan memberikan pujian.
bantal).
4. Masukkan pada jadual
kegiatan untuk latihan fisik

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J., 2001, Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan), Edisi 8,
EGC, Jakarta.

Kaplan, H.I., Sadock, B.J., 1998, Ilmu Kedokteran Jiwa, Widya Medika, Jakarta

Kaplan, H.I., Sadock, B.J., 2005, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (terjemahan),
Widya Medika, Jakarta.

Keliat, B.A., Herawati, N., Panjaitan, R.U., dan Helen N., 1998, Proses
Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta.

Keliat, B.A., 2005, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Kusuma W., 1997, Kedaruratan Psikiatrik dalam Praktek, EGC, Jakarta.

Nanda, 2001, Diagnosis Keperawatan Nanda, Jakarta

Nanda, 2006, Nursing Diagnosis : Definition and Clasification, Philadelpia.

Stuart, G.W dan Sundeen, S.J., 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan),
EGC, Jakarta.

Townsend, M.C., 1998, Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan


Psikiatrik(terjemahan), Edisi 3, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai