Anda di halaman 1dari 6

Dhianya Farra Ika Meilia

1335160199

Pembelajaran Untuk Anak dengan Kesulitan Belajar Akademik

PKh A 2016 (Kamis jam 12.00-15.50)

Sub Kemampuan pada Setiap Kesulitan Belajar

1. Membaca Permulaan

Subskills:

 Kosakata Dasar

Pengetahuan kosa kata adalah hal dasar yang berupa pemahaman tentang huruf atau kata, dimana
kemampuan diskriminasi visual sangat digunakan dalam hal ini. Pemahaman yang tepat pada
hubungan antar kata akan membuat seseorang mahir dalam membaca. Sight vocabulary terdiri
dari:

 Basic Vocabulary (contoh: warna, angka, nama)


 High-Frequency Vocabulary
 Visual Discrimination (contoh: bentuk bangun datar seperti segititga)
 Fonetik

Ketika seseorang belajar untuk mempresentasikan sebuah huruf, ia akan bisa pula untuk
membuat kata baru dengan huruf yang sudah bisa ia representasikan. Area ini berhubungan
dengan ingatan audio. Bagian analisis fonetik:

 Konsonan tunggal (contoh: al, el)


 Konsonan campuran (contoh: ng, ny)
 Konsonan rangkap
 Vokal (contoh: a, i, u, e, o)
 Pola konsonan
 Analisis struktural

Penggunaan bagian kata yang bermakna sebagai bantuan untuk pengucapan.

 Akar kata (contoh: minum, diminum, meminum)


 Akhiran (contoh: mainan)
 Awalan (contoh: memasak)
 Suku kata (contoh: se-ko-lah)
 Arti kata

Sesuatu yang sangat penting dalam kemampuan membaca permulaan. Butir-butir pemahaman
siswa tujuan utama dari pembelajaran membaca, dipengaruhi oleh kemampuan untuk
mengartikan kata ( Rupley &Blair, 1989).

 Kosakata dasar (contoh: marah >< kesal)


 Klasifikasi (contoh: mengklasifikasikan benda di kelas)
 Referensi kata ganti (contoh: kita yang berarti aku dan kami)
 Imbuhan (contoh: makanan)
2. Membaca Pemahaman

Subskills:

 Literal

Pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan.
Pemahaman literal adalah keterampilan pemahaman tingkat dasar.

 Interpretative

Kegiatan membaca yang berusaha memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks
bacaan. Dalam pemahaman ini, pembaca juga mengetahui apa yang tersirat.

 Membaca Kritis

Merupakan membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu teks bacaan,
yakni membandingkan gagasan yang tercakup dalam materi dengan standar yang diketahui
dengan menarik kesimpulan tentang keakuratan dan kesesuaian dan meneliti fakta-fakta yang
ada.

 Membaca Kreatif

Merupakan tingkatan membaca pemahaman pada level yang paling tinggi. Pembaca harus
berpikir kritis dan menggunakan imajinasinya. Membaca kreatif dimulai dari memahami bacaan
secara literal, kemudian menginterpresentasikan dan memberikan penilaian terhadap apa yang
dikatakan penulis, dilanjutkan dengan mengembangkan pemikiran-pemikiran sendiri untuk
membentuk gagasan, wawasan dan pola pikir baru.
3. Tulisan Tangan

Subskills:

 Kesiapan
 Konsep: konsep atas, tengah, bawah, kanan, dan kiri.
 Bentuk: pencocokan benda-benda konkret dan pensil atau kertas dapat digunakan
untuk memperkuat pengenalan bentuk
 Motorik halus dan koordinasi mata-tangan: dapat diperkuat melalui penulisan di
papan tulis, sketsa, pewarnaan, dan banyak kegiatan seni kelas umum.
 Huruf Cetak

Banyak alasan mengapa naskah dalam penulisan adalah gaya penulisan yang disukai untuk
diajarkan kepada anak-anak kelas dasar.

 Huruf besar (contoh: A, B, C, D)


 Huruf kecil (contoh: a, b, c, d)
 Tulisan Sambung
Bentuk huruf tulisan sambung diperkenalkan setelah siswa telah menunjukkan penguasaan huruf
pada naskah dan kelancaran dalam penggunaan huruf.

4. Menulis Ekspresi
Subskills:
 Mekanika

Adalah aturan tata bahasa dari bahasa yang membantu mengklarifikasi maksud penulis. unsur
mekanika (Kapitalisasi, tanda baca, singkatan, dan angka) diajarkan dalam kurikulum tradisional
yang dimulai di kelas satu.

 Singkatan (contoh: dsb adalah dan sebagainya)


 Penggunaan

Berhubungan dengan bagaimana blok bangunan bahasa kita dipilih dan dimanipulasi untuk
tujuan menyatakan maksud penulis. Unsur-unsur penggunaan termasuk kata, frasa, klausa,
kalimat, dan paragraf.

 Ideasi

Merepresentasikan ide-ide yang mendasari tujuan dan maksud penulis. Unsur-unsur yang
bersinggungan dengan komponen ini harus selalu dinilai berdasarkan jenis tulisan yang sedang
dinilai. Kebanyakan tulisan di sekolah-sekolah terdiri dari surat-surat bisnis, cerita, laporan,
ulasan, esai, dan mungkin beberapa puisi. Empat komponen pertama sama-sama berlaku untuk
semua jenis tulisan; sebaliknya, ide-ide yang mendasarinya berbeda untuk setiap tipe huruf.
Unsur-unsur dalam komponen ini termasuk kelancaran, tingkat kedewasaan, pilihan kata, dan
gaya

5. Matematika: Komputasi
 Kesiapan
1. Himpunan yang sama
2. Lebih dari, Kurang dari
3. Menghitung objek 1-10
4. Menggabungkan himpunan sampai 10
5. Menghitung sampai 100
6. Konsep 1-10
7. Mengenal 1-100
8. Menulis 1-100
9. Meringkas

Kesalahan dalam penghitungan aritmatika

 Penggabungan
Kumpulan kesalahan ini menunjukkan bahwa siswa sedikit memahami nilai tempat atau
langkah aritmatika untuk menunjukkannya
 Proses Subtitusi
Siswa mengubah proses dari satu atau beberapa langkah perhitungan dan membuat
algoritma berbeda yang menghasilkan jawaban yang salah
 Penghilangan
Kesalahan ini ditunjukkan ketika seorang siswa meninggalkan langkah dalam proses
atau meninggalkan bagian dari jawaban.
 Keterarahan
Perhitungannya benar, tetapi langkah-langkah dilakukan dalam arah dan / atau urutan
yang salah.
 Nilai Tempat
Kesalahan ini dihitung secara akurat, tetapi karena angka ditulis di tempat yang salah,
jawabannya akan salah
 Perhatian untuk tanda
Dengan mengabaikan tanda, siswa melakukan operasi yang salah.
 Mengambil
Kesalahan sering kurang memiliki kualitas logis, menunjukkan kurangnya pemahaman
dasar tentang proses atau keterampilan yang sedang dinilai.
 Fakta Angka
1. Penjumlahan (contoh: 1+5=6)
2. Pengurangan (contoh: 7-2=5)
3. Perkalian (contoh: 5x2=10)
4. Pembagian (contoh: 12:2=6)
 Penghitungan Menyeluruh

Penjumlahan
Pengurangan
Dua angka dengan jumlah kurang dari 10
Angka 1-digit dari angka 1-digit
Dua angka 1 digit, dengan jumlah lebih besar dari
10 Angka 1- digit dari angka itu sendiri
Tiga angka dengan jumlah kurang dari 10 Nol dari angka 1-digit
Angka 2-digit ke angka 1-digit, tanpa Angka 1- digit dari angka 2-digit kurang dari 20
pengelompokan ulang
Angka 1-digit dari angka 2-digit, tanpa
Angka 2-digit ke angka 1-digit, dengan pengelompokan ulang
pengelompokan ulang

Perkalian
Pembagian
Dua angka 1-digit
Angka 1-digit dengan angka 1-digit, tanpa sisa
Angka 2-digit dengan angka 1-digit, tanpa
Angka 2-digit dengan nol di tempat satuan angka
pengelompokan ulang
1-digit, tanpa sisa
Angka 3-digit dengan angka 1-digit, tanpa
Angka 3- digit dengan nol dalam satuan dan
pengelompokan ulang
puluhan oleh sejumlah 1- digit, tanpa sisa
Angka 2-digit dengan angka 1-digit, dengan
Angka 2-digit dengan angka 1- digit, tanpa
pengelompokan ulang satuan
pengelompokan ulang atau sisa
Angka 2-digit dengan angka 1-digit, dengan
Angka 1-digit dengan angka 1- digit, dengan sisa
pengelompokan ulang satuan dan puluhan
 Pecahan
18
1. Pecahan yang tidak tepat ke seluruh bilangan, contoh: = 3
6
35 3
2. Pecahan yang tidak tepat ke nomor campuran, contoh: = 4
8 8
4 2
3. Pecahan ke bentuknya yang paling sederhana, contoh: 6 = 3
 Desimal

Bilangan yang menggunakan 10 angka mulai 0 sampai 9 berturut2. Setelah angka 9, maka angka
berikutnya adalah 10, 11, 12 dan seterusnya. Bilangan desimal disebut juga bilangan berbasis 10.

(contohnya: 0,5)

6. Matematika: Problem Solving

Subskills:

 Membaca dan memahami

Mempelajari masalah dan menemukan apa yang dicari. (contoh: membaca dan memahami
masalah untuk menemukan cara pemecahan)
 Mengatur informasi

Mengatur informasi yang diberikan ke dalam beberapa format yang bisa diterapkan agar
mempermudah menyimpan informasi. (contoh: setelah memahami maksud dari masalah, anak
dapat mengatur informasi yang sudah didapatnya)

 Pengoperasian yang benar

Membangun rencana untuk pengoperasian yang benar berdasarkan apa yang sudah anak pelajari.
(contoh: pengoperasian yang dilakukan harus benar dan sesuai untuk memecakan masala)

 Menghitung Jawaban

Masalah harus dipilih yang memerlukan keterampilan komputasi yang telah dikuasai siswa.
(contoh: anak dapat menghitung jawaban dari operasi yang benar yang sudah dipilih)

 Memeriksa jawaban yang benar

Siswa menulis sendiri pemecahan masalahnya membuat siswa menjadi lebih akrab dengan setiap
permasalahannya. (contoh: setelah menghitung siswa bisa memeriksa kembali jawabannya)

Anda mungkin juga menyukai