LATAR BELAKANG
Pemerintah memahami dan berkepentingan agar pembangunan nasional di bidang ekonomi
dilaksanakan dalam rangka menciptakan struktur ekonomi yang kukuh melalui pembangunan
industri yang maju sebagai motor penggerak ekonomi yang didukung oleh kekuatan dan kemampuan
sumber daya yang tangguh. Pembangunan industri yang maju diwujudkan melalui penguatan struktur
industri yang mandiri, sehat, dan berdaya saing, dengan mendayagunakan sumber daya secara
optimal dan efisien, serta mendorong perkembangan industri ke seluruh wilayah Indonesia dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional yang berlandaskan pada
kerakyatan, keadilan, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa dengan mengutamakan kepentingan
nasional.
Pengembangan kawasan industri adalah realisasi dari maksud membangun struktur industri yang
kokoh serta mendorong perkembangan ke seluruh wilayah Indonesia. Kawasan Industri (KI) adalah
kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri. Oleh karenanya
kemudahan pembangunan kawasan industri dapat mengurangi dampak lingkungan yang merugikan
dan mempercepat pemenuhan kebutuhan barang melalui penggunaan barang dalam negeri. Dampak
atau Outcome percepatan pembangunan kawasan industri adalah tersedianya lapangan pekerjaan
yang diperlukan sehubungan dengan pertambahan penduduk menuju kondisi bonus demografi –
dimana usia produktif akan mendominasi penduduk Indonesia.
Dengan demikian, dari sisi pemerintah, peran pembangunan KI sejalan dengan maksud peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru. Untuk
itu pemerintah berkepentingan melakukan percepatan serta peningkatan intensitas pembangunan
perindustrian melalui pembukaan KI yang lebih luas dan tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Tantangan dari sisi kependudukan, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia
angkatan kerja (15 – 64 tahun) mencapai sekitar 70%, sedang 30% penduduk yang tidak produktif
(usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 64 tahun) yang akan terjadi pada tahun 2020-2030. Dengan
demikian pada perioda tersebut, Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif,
yang berarti bahwa sekitar 10 orang usia produktif akan menanggung 3-4 usia tidak produktif.
Data statistik kependudukan menjelaskan bahwa tenaga kerja yang terserap di sektor industri adalah
seperti pada tabel di bawah ini:
BUKU III 1
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
4 Listrik, Gas dan Air Minum 308.588 311.834 403.824 414.849 0,30
Sumber: BPS
Peran penyerapan tenaga kerja pada sektor industri sebesar 13,33% pada kecenderungan
perkembangan penduduk perkotaan semakin intensif menjelaskan bahwa tuntutan peningkatan
lapangan pekerjaan di sektor ini sudah semakin besar.
Kebijakan pemerintah sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2014-2019 sudah tepat mengembangkan
kawasan industri di luar Pulau Jawa. Namun tantangan utama Pemerintah adalah membangun,
sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat mungkin, kawasan industri yang diisi dengan fabrikan atau
jenis industri yang memperkokoh rantai produksi nasional dan berdaya saing internasional. Untuk itu
pemerintah perlu membuka diri penyertaan investasi suasta melalui investasi kawasan industri
melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Dalam pengembangan KPBU untuk bidang usaha infrastruktur kawasan industri, maka pihak Swasta
perlu bekerja sama dengan Pemerintah yang diatur melalui PJPK (Penanggung Jawab Proyek
Kerjasama). PJPK untuk kawasan industri, sesuai lingkup tugas dan kewenangannya, dapat terdiri
dari Menteri Perindustrian, Gubernur, Walikota dan atau Bupati, maupun pihak yang mendapat
amanat penugasan sebagai PJPK sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku. Pihak swasta
yang berminat bisa merespons penawaran KPBU Kawasan Industri dari PJPK atau mengusulkan
kawasan industri yang sudah menjadi program Pemerintah untuk dilaksanakan melalui skema
KPBU.
Dalam maksud mengembangkan dan atau perluasan kawasan industri melalui KPBU, sebaiknya
pihak yang ingin mengembangkan KPBU Kawasan Industri tersebut melakukan tahapan kegiatan
secara tertib untuk memastikan bahwa kegiatan yang diusulkan memang cocok dan bermanfaat bila
dikembangkan secara KPBU. Pada toolkit ini, dipandu penyusunan pada tahap pra-studi kelayakan
yang sudah didukung dengan studi pendahuluan yang menginformasikan telaahan kebutuhan,
telaahan kepatuhan, telaahan value for money, telaahan pendapatan diakhiri dengan rekomendasi dan
kebijakan. Untuk itu diperlukan kejelasan sekurang-kurangnya tentang deliniasi kawasan industri
dilengkapi dengan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholders). Termasuk dalam tahap ini, perlu
memetakan pemangku kepentingan, serta identifikasi dan penetapan PJPK dan/atau, dalam keadaan
BUKU III 2
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
terdapat beberapa pihak yang berhak bertindak sebagai PJPK, maka perlu disiapkan penyepakatan
Koordinator PJPK.
Untuk itu di susun tool-kit KPBU Kawasan Industri ini sebagai upaya mempermudah pemahaman
serta pelaksanaan pembentukan KPBU Kawasan Industri, sebagai salah satu bimbingan penyiapan
KPBU juga dapat diperoleh dari Bappenas.
PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari Toolkit KPBU Infrastruktur Lembaga Pemasyarakatan ini diantaranya
adalah:
1. Kementerian/lembaga/pemerintah daerah
• Bappenas
• Kementerian Perindustrian
• Kementerian Pekerjaan Umum
BUKU III 3
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
INFRASTRUKTUR KPBU
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 38 tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, infrastruktur yang dapat dikerjasamakan merupakan
infrastruktur sosial dan infrastruktur ekonomi yang mencakup 19 infrastruktur sektor, yaitu:
1) Infrastruktur transportasi 11) Infrastruktur konservasi energi
2) Infrastruktur jalan 12) Infrastruktur fasilitas perkotaan
3) Infrastruktur sumber daya air dan irigasi 13) Infrastruktur kawasan
4) Infrastruktur air minum 14) Infrastruktur pariwisata
BUKU III 4
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 5
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 6
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dokumen Pra-Studi Kelayakan harus diawali oleh Ringkasan Eksekutif yang merupakan ringkasan
dari Dokumen Pra-Studi Kelayakan yang akan menjadi titik perhatian (highlight) perencanaan bisnis
atau tesis dari rencana bagi pengambil keputusan dalam proses KPBU ini. Tujuan Ringkasan
Eksekutif adalah untuk memberikan gambaran perencanaan pelaksanaan KPBU kepada pembaca.
Ringkasan Eksekutif harus berisi gambaran singkat tentang latar belakang diperlukan proyek ini dan
tujuannya, serta rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Terakhir memasukkan jumlah dan tujuan
pinjaman atau investasi, jangka waktunya, kelayakan pendanaan dan pernyataan pembayaran bagi
pihak Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) maupun Badan Usaha Pelaksana (BUP) serta
manfaat bagi semua pihak.
Dalam menyusun Ringkasan Ekskutif gunakan kata kunci dengan menjawab 6 pertanyaan yaitu:
Siapa, Apa, Dimana, Kapan, Mengapa dan Bagaimana. Adapun pembuatan ringkasan eksekutif
secara lengkap harus meliputi sebagai berikut :
1. Pengantar.
Awali Ringkasan Eksekutif dengan latar belakang diperlukannya proyek serta mengapa
perlunya proyek ini dilakukan dengan skema KPBU. Jelaskan apakah ini merupakan proyek
solicited atau unsolicited dan siapa yang menjadi pemrakrasanya.
2. Lokasi Proyek
Mendefinisikan rencana lokasi pelaksanaan proyek, mulai dari provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, kelurahan/desa serta cakupan pelayanannya.
3. Peluang Pasar
Mendefinisikan dengan jelas peluang pasar dari proyek pengembangan KI dengan skema
KPBU yang direncanakan berdasarkan hasil analisa pasar yang dilakukan.
4. Skema Kerjasama yang ditawarkan
Mendefinisikan secara ringkas skema KPBU terpilih yang akan ditawarkan beserta dengan
alokasi risikonya bagi pihak PJPK dan BUP.
5. Rencana Investasi
Menjelaskan rencana investasi, terutama nilai CAPEX yang diperlukan dari pihak-pihak yang
terlibat dalam pembiayaan investasi (PJPK, BUP dan institusi lainnya bila ada) mencakup
Laba Rugi (Income Statement Projection), penghasilan yang diharapkan (Expected Revenue), biaya
(Expense) dan proyeksi laba bersih (net profit projection) selama masa kerjasama.
6. Struktur Organisasi
Menjelaskan para pemangku kepentingan yang akan telibat dalam KPBU. Penjelasan dapat
dilakukan cukup melalui skema organisasi disertai dengan keterangannya.
7. Kesiapan Proyek
Menjelaskan prosedur yang telah dilewati serta kebutuhan apa saja yang sudah maupun belum
terpenuhi, seperti misalnya ketersediaan lahan, izin lingkungan, dan sebagainya.
BUKU III 7
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
Menjelaskan diperlukan atau tidaknya serta kesiapan dari Dukungan Pemerintah dan/atau
Jaminan Pemerintah dalam proyek KPBU yang akan dilaksanakan.
BUKU III 8
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2.1. Maksud
Mendefinisikan maksud penyusunan Prastudi Kelayakan proyek KPBU. Contoh dari maksud
tersebut antara lain sebagai berikut:
• Mengkaji kelayakan proyek KPBU dan mendorong minat swasta untuk berinvestasi
dalam pengembangan dan pengelolaan KI.
• Mengembangkan struktur pembiayaan pengembangan dan pengelolaan KI melalui skema
KPBU.
• Menyampaikan kajian kelayakan pembiayaan dan teknis pengembangan dan pengelolaan
KI melalui skema KPBU.
• Dan/atau lainnya
1.2.2. Tujuan
Mendefinisikan tujuan penyusunan Prastudi Kelayakan proyek KPBU ini. Contoh dari tujuan
tersebut antara lain:
• Memberikan pemahaman akan kelayakan teknis dan finansial dalam pengembangan dan
pengelolaan Kawasan Industri ABCD melalui skema KPBU;
BUKU III 9
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 10
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 11
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
c. Apa saja rencana pengembangan KI yang terdapat di dalam RPJMN dan/atau Renstra
Kementerian Perindustrian?
d. Apa saja rencana pengembangan KI yang terdapat di dalam RPJMD Provinsi?
e. Apa saja rencana pengembangan KI yang terdapat di dalam RPJMD Kabupaten/Kota
bersangkutan?
f. Apa saja rencana pengembangan KI yang terdapat di dalam Rencana Strategis Kementerian
Hukum dan HAM?
g. Dari aspek tata ruang, perlu dikaji kesesuaian lokasi Kawasan Industri ABCD terhadap
perencanaan tata ruang wilayah sehingga diharapkan lokasi yang diusulkan tidak melanggar
fungsi kawasannya.
h. Apa saja rencana pengembangan KI yang terdapat di dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota bersangkutan?
2.3. Kesimpulan
Berdasarkan kajian-kajian terhadap perencanaan yang telah diuraikan diatas, maka dalam sub-bab ini
harus bisa menjelaskan sejauh mana kesesuaian rencana proyek KPBU pengembangan Kawasan
Industri ABCD yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan serta peraturan dan perencanaan yang
ada.
BUKU III 12
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 13
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 14
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 15
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
Pada bagian ini dianalisa kemungkinan pemanfaatan Barang Milik Negara/Barang Milik
Daerah dalam proyek pengembangan kawasan industri dengan mengacu pada:
• Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah
• Peraturan Menteri Keuangan No. 246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan Barang Milik Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan No. 87/PMK.06/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 246/PMK.06/2014.
• Peraturan Peraturan Menteri Keuangan No. 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyediaan
Infrastruktur sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
65/PMK.06/2016.
l. Peraturan Terkait Perpajakan
Pada bagian ini dilakukan analisa terhadap peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan perpajakan khususnya yang berkaitan langsung dengan pengembangan
Kawasan Industri ABCD oleh Badan Usaha. Pada bagian ini diharapkan dapat
teridentifikasi kemungkinan pemberian insentif perpajakan kepada Badan Usaha
Pelaksana jika diperlukan.
m. Peraturan Terkait Dukungan Pemerintah
Dalam pelaksanaan skema KPBU, Pemerintah dapat memberikan dukungan pemerintah
terhadap badan usaha pelaksana dalam pelaksanaan KPBU. Berkaitan dengan pemberian
dukungan pemerintah atas sebagian biaya konstruksi, perlu dilakukan analisa terhadap
Peraturan Menteri Keuangan No. 223/PMK.011/2012 Pemberian Dukungan Kelayakan
Atas Sebagian Biaya Konstruksi Pada Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan
Usaha Dalam Pelaksanaan Infrastruktur.
n. Peraturan Terkait Jaminan Pemerintah
Dalam pelaksanaan skema KPBU, pemerintah dapat memberikan jaminan pemerintah
dalam bentuk penjaminan infrastruktur. Jaminan pemerintah dapat diberikan oleh
Menteri Keuangan melalui PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) selaku
badan usaha penjaminan infrastruktur. Jaminan pemerintah diberikan dengan
memperhatikan prinsip pengelolaan dan pengendalian risiko keuangan dalam APBN.
Pada bagian ini dilakukan analisa terhadap proses pemberian jaminan pemerintah oleh
PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) yang diatur dalam:
BUKU III 16
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 17
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 18
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 19
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
• Tingkat kepadatan dan pertumbuhan penduduk sesuai data sensus BPS tahun terakhir
• Proyeksi PDRB
• Peraturan zonasi
BUKU III 20
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
• Rencana pengembangan
Dalam kajian ini perlu disimpulkan bagaimana kesesuaian rencana lokasi kawasan industri yang akan
dikerjasamakan dilihat dari aspek tata ruang
BUKU III 21
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
Menjelaskan tentang perimbangan antara jumlah usaha industri dan kawasan industri dengan
jumlah penduduk, serta angkatan kerja di wilayah tersebut.
BUKU III 22
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
4.5.5. Lahan, Prasarana Dasar, Prasarana Penunjang dan Prasarana Kawasan Industri
A. Lahan
Dijelaskan luas lahan dan batas-batasnya serta lokasinya dalam wilayah administrasi
pemerintahan. Baik dijelaskan juga yang sudah dikuasai dari total luas yang akan
dikuasai.
B. Prasarana Dasar
Perusahaan kawasan industri wajib menydiakan prasarana dasar, dan dirincikan uraian
kuantitas, kualitas dan spesifikasi berikut pengadaannya. Prasarana dasar terdiri dari sbb:
a. instalasi pengolahan air baku;
b. instalasi pengolahan air limbah;
c. saluran drainase;
d. instalasi penerangan jalan; dan
e. jaringan jalan.
BUKU III 23
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
D. Prasarana
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya menyediakan prasarana sbb:
a. jaringan energi dan kelistrikan;
b. jaringan telekomunikasi;
c. jaringan sumber daya air dan jaminan pasokan air baku;
d. sanitasi; dan
e. jaringan transportasi.
Dengan demikian perlu dijelaskan kapasitas dan keadaan prasarana tersebut serta
memastikan bahwa kawasan industri bisa berkerja dengan baik sesuai tahapan
pengembangannya.
Kehandalan layanan prasarana yang disediakan oleh pemerintah pun perlu diuraikan
untuk mitigasi bila kehandalannya tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
BUKU III 24
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 25
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
• Jumlah sampel serta cara penentuan sampel jumlah responden beserta persentase
karakteristik respondennya.
• Receiving dan batching terhadap dokumen hasil survai yang berupa kuesioner.
C. Analisis Deskriptif
Pada sub-bab ini diuraikan hasil analisis secara deskriptif. Beberapa hal yang perlu
diuraikan antara lain namun tidak terbatas pada:
a. Responden Asosiasi Industri
Dalam subbab ini diuraikan tentang minat dunia usaha pada proyek KPBU infrastruktur
perindustrian berbentuk kawasan industri. Beberapa hal yang perlu dimasukkan adalah
sebagai berikut :
• Tanggapan dan pendapat investor potensial terhadap rencana proyek KPBU yang
diperoleh dari hasil penjajakan minat (market sounding), diantaranya mencakup
ketertarikan investor potensial atas tingkat pengembalian investasi yang ditawarkan, risiko
BUKU III 26
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
• Tanggapan dan pendapat dari lembaga penjaminan terhadap rencana proyek KPBU,
diantaranya mencakup risiko-risiko yang dapat dijaminkan, persyaratan dan prosedur
perolehan penjaminan, dan lainnya.
• Identifikasi strategi untuk mengurangi risiko pasar dan meningkatkan persaingan yang
sehat dalam pengadaan proyek KPBU.
• Identifikasi struktur pasar untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kompetisi dari
proyek-proyek KPBU sektor infrastruktur perindustrian berbentu kawasan industri.
BUKU III 27
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 28
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
A. Asumsi umum
• Periode evaluasi;
• Faktor konversi;
B. Manfaat
Pada sub-bab ini diuraikan berbagai manfaat yang didapatkan dari kegiatan proyek KPBU
infrastruktur perindustrian berbentuk kawasan industri yang dikerjasamakan. Manfaat
dikuantifikasi dan dikonversi dari nilai finansial menjadi nilai ekonomi.
C. Biaya
• Biaya modal;
• Biaya operasional;
• Biaya pemeliharaan;
D. Parameter Penilaian
Pada sub-bab ini diuraikan beberapa parameter penilaian ekonomi dari proyek KPBU
yang akan dilaksanakan. Parameter tersebut meliputi:
• Economic Internal Rate of Return (EIRR);
E. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas bertujuan untuk mengkaji pengaruh ketidakpastian pelaksanaan
KPBU terhadap tingkat kelayakan ekonomi proyek, misalnya:
• Perubahan nilai social discount rate;
BUKU III 29
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
Pada sub-bab ini diuraikan secara ringkas analisis keuangan dari proyek KPBU yang akan dijalankan.
Beberapa hal yang perlu diuraikan dalam analisis keuangan ini antara lain meliputi:
5.2.2. Pendapatan
Menguraikan jenis-jenis pendapatan yang bisa diperoleh dari proyek KPBU Infrastruktur
Kawasan Industri. Proyeksi pendapatan disiapkan berdasarkan struktur pendapatan KPBU
yang telah dianalisis sebelumnya.
Pendapatan untuk Infrastruktur Kawasan Industri yaitu:
• Pendapatan Sewa Bangunan/Kaveling Lahan Industri
• Pendapatan Fasilitas Jaringan Energi Dan Kelistrikan;
• Pendapatan Fasilitas Jaringan Telekomunikasi;
• Pendapatan Fasilitas Jaringan Sumber Daya Air;
• Pendapatan Fasilitas Sanitasi; Dan
• Pendapatan Fasilitas Jaringan Transportasi
5.2.3. Biaya
Menguraikan biaya-biaya yang perlu dikeluarkan selama masa kerjasama mulai dari tahap
konstruksi hingga pengoperasian dan pemeliharaannya. Unsur biaya yang perlu dikaji
meliputi:
BUKU III 30
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
Berisikan ringkasan biaya investasi, baik oleh PJPK, Badan Usaha maupun secara
total. Ringkasan ini juga terdiri dari dua harga, yaitu harga konstan dan harga berlaku.
Ringkasan biaya investasi ini di-breakdown per tahun. Untuk biaya investasi
(CAPEX) sektor Infrastruktur Kawasan Industri ini antara lain meliputi :
o Biaya investasi untuk akuisisi dan pematangan tanah
o Biaya investasi Infrastruktur Industri
o Biaya investasi Infrastruktur Penunjang
o Biaya investasi Infrastruktur dasar
o Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan (jenis dan tujuan pengembangan)
o Selain itu juga ada working capital yang timbul dari pengoperasian proyek
investasi ini, pihak manajemen memperkirakan adanya biaya lain-lain yang
mencakup biaya perizinan, biaya kunjungan manajemen, biaya bantuan
hukum, biaya peresmian, dan biaya pemasaran.
• Biaya operational dan pemeliharaan (OPEX)
Biaya-biaya operasional yang dihitung antara lain:
o Biaya tenaga kerja
o Biaya listrik, bahan bakar, dan utilitas
o Biaya perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur
o Biaya penyusutan
o Biaya asuransi
o Biaya bunga hutang
o Biaya lainnya
BUKU III 31
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
Adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.
BUKU III 32
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
Menguraikan perbandingan antara total pembiayaan KPBU dengan PSC. Umumnya total
pembiayaan KPBU lebih tinggi daripada PSC karena Badan Usaha memperoleh pinjaman
dengan suku bunga yang lebih tinggi.
5.3.4. Risiko
Menguraikan risiko-risiko yang ditanggung oleh pelaksana proyek. Pada PSC seluruh risiko
ditanggung oleh Pemerintah sedangkan pada KPBU risiko akan dialokasikan pada masing-
masing pihak yang dianggap paling mampu melakukan mitigasi risikonya.
5.3.6. Kesimpulan
Merekapitulasi perhitungan dari setiap komponen untuk memperoleh gambaran besaran
VFM dari proyek KPBU.
BUKU III 33
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
1. Latar belakang dan gambaran kegiatan, termasuk namun tidak terbatas pada latar belakang,
tujuan dan ruang lingkup kajian awal lingkungan, serta gambaran kegiatan pada setiap
tahapan proyek ((i) perencanaan/desain, (ii) konstruksi, (iii) operasi, (iv) end-of-life;
b. Mengidentifikasi karakteristik sosial dan ekonomi dari pihak-pihak yang terkena dampak;
c. Mengidentifikasi aksi yang harus dilakukan untuk kebutuhan tapak proyek KPBU, apakah
pengajuan izin pemanfaatan, pembelian tanah, sewa, atau lainnya;
e. Menentukan kompensasi yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang terkena dampak
dengan mempertimbangkan kapasitas PJPK dalam menyediakan kompensasi tersebut;
BUKU III 34
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
f. Menunjuk lembaga atau membentuk tim yang bertanggung jawab untuk pengadaan tanah
dan/atau pemukiman kembali;
1. Identifikasi persyaratan dokumen yang perlu disiapkan (wajib AMDAL atau UKL-UPL atau
SPPL) untuk memperoleh izin lingkungan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No. 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
2. Dalam menyusun dokumen pendukung (AMDAL ataupun UKL-UPL atau SPPL) PJPK dapat
menunjuk konsultan atau tim penyusun. Untuk Tim Penyusun AMDAL diatur oleh Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2010.
BUKU III 35
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 36
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 37
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 38
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
Risiko hilang atau rusaknya aset, buruknya kondisi aset saat serah terima, dan sebagainya.
BUKU III 39
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
Metode penilaian risiko tersebut akan dimasukan dalam matriks peta risiko sebagai berikut:
Hampir Tidak
Rendah Rendah Rendah Menengah Menengah
Mungkin
BUKU III 40
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 41
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 42
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 43
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 44
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 45
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN INDUSTRI 2017
BUKU III 46
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
Bab ini menguraikan kebutuhan Dukungan Pemerintah serta cakupan kebutuhan Jaminan
Pemerintah berdasarkan hasil kajian ekonomi dan komersial serta kajian risiko, proses dan strategi
untuk mendapatkan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah, serta kajian kesiapan
proyek untuk mendapatkan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah
c. Apakah pemilihan investor swasta dilakukan melalui proses tender yang terbuka dan
kompetitif dibawah skema KPBU?
d. Apakah draft perjanjian kerjasama telah memuat skema peralihan aset dan/ atau manajemen
aset dari investor ke PJPK pada akhir masa konsesi?
BUKU III 47
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
• Menyimpulkan bahwa proyek layak secara ekonomis dan akan layak secara finansial
apabila diberikan VGF
f. Apakah sektor yang akan di-KPBU-kan termasuk dalam sektor yang disebutkan dalam
Perpres No. 38 tahun 2015?
BUKU III 48
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
Pada bab ini akan diuraikan hal-hal kritis yang perlu ditindaklanjuti dengan isi sub-bab sebagai
berikut:
BUKU III 49
TOOLKIT KPBU INFRASTRUKTUR KAWASAN
KAWASAN INDUSTRI 2017
b. Tidak memerlukan diskusi optimalisasi teknis dalam rangka mencapai output yang optimal.
Pemilihan Badan Usaha dengan Pelelangan Dua Tahap dilakukan untuk Proyek KPBU yang
memiliki karakteristik:
a. Spesifikasi dari Penyediaan Infrastruktur belum dapat dirumuskan dengan pasti karena
terdapat variasi inovasi dan teknologi; dan
b. Memerlukan optimalisasi penawaran teknis dalam rangka mencapai output yang optimal.
BUKU V 50