Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan,
deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif
dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta,
teori, dan atau bukti-bukti.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan
gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam
suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebar- luaskan ilmu
pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan
wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis
karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan
menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya
secara sistematis, memperluas wawasan, serta 1ias1r kepuasan intelektual, di
samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.

Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Mem-
bicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan
untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang
temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian
merupakan satu- satunya karya tulis ilmiah.

Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu per-
masalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan,
pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya
tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis
untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti.
Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya
tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang
kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.

1
Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang
berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas
keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati. Dalam karya tulis
ilmiah cirri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung
jawabkan secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah mempunyai
dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik
notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan
dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan
benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diindentifikasikan mana yang merupakan
subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat
kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata
harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai
dengan pesan apa yang harus disampaikannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Teknik Penulisan Dalam Karya Ilmiah?
1.2.2 Bagaimana Etika Dalam Penulisan Karya Ilmiah?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Untuk Mengetahui Teknik Penulisan Dalam Karya Ilmiah
1.3.2 Untuk Mengetahui Etika Dalam Penulisan Karya Ilmiah

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Teknik Penulisan Ilmiah
Menurut Brotowidjoyo (1985) dalam Arifin (2008 : 2) yang dimaksud
dengan karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta
dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah
memiliki beberapa ciri khusus, diantaranya adalah :
 Karya ilmiah menyajikan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
 Karya ilmiah disajikan dengan menggunakan bahasa baku.
 Karya ilmiah ditulis secara jujur dan akurat.
 Karya ilmiah disusun secara sistematis, konseptual, dan prosedural.
 Penyimpulan karya ilmiah dilakukan berdasarkan fakta-fakta.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa penulisan karya ilmiah tidaklah
sembarangan. Pada umumnya, karya ilmiah ditulis dengan menggunakan jenis
dan ukuran kertas tertentu. Adapun jenis dan ukuran kertas yang umum
digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah kertas HVS berukuran A4 80
gram. Pengetikan karya ilmiah hanya pada satu sisi kertas atau tidak diketik
bolak balik. Sementara itu, jenis dan ukuran huruf yang digunakan dalam karya
ilmiah adalah jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12.
Dalam menulis karya ilmiah terdapat beberapa teknik penulisan yang perlu
dipahami dan diterapkan yaitu :
1) Spasi atau Jarak Baris Penulisan
Dalam menulis karya ilmiah, terdapat beberapa ketentuan mengenai
spasi atau jarak baris penulisan, diantaranya adalah :
 Spasi atau jarak baris penulisan karya ilmiah adalah 2 spasi. Beberapa
perguruan tinggi menentukan jarak baris penulisan atau spasi adalah
1,5 spasi.
 Spasi atau jarak baris penulisan untuk kutipan langsung, judul gambar,
judul tabel, daftar pustaka adalah berjarak 1 spasi ke bawah.

3
 Spasi atau jarak baris penulisan untuk daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, daftar lampiran, serta daftar istilah adalah berjarak 1 spasi
dengan jeda satu baris untuk setiap bagiannya.
2) Ukuran Margin atau Batas Tepi
Ukuran margin atau batas tepi pengetikan karya ilmiah secara umum
menggunakan formasi 4-4-3-3 atau 4 cm untuk margin kiri dan margin atas,
serta 3 cm untuk margin kanan dan margin bawah. Beberapa perguruan
tinggi menerapkan ketentuan ukuran margin atau batas tepi pengetikan
karya ilmiah dengan formasi 4-3-3-3 atau 4 cm untuk margin kiri serta 3 cm
untuk margin atas, margin kanan, dan margin bawah.
3) Penomoran Halaman
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah
adalah terkait dengan ketentuan penomoran halaman dan tata letaknya.
 Angka Romawi kecil (i, ii, iii, dst) digunakan untuk penomoran
halaman pada bagian awal karya ilmiah seperti halaman judul hingga
abstaksi.
 Angka Arab (1, 2, 3, dst) digunakan untuk penomoran halaman setiap
halaman. Pada halaman yang memuat judul bab, penomoran halaman
ditulis pada bagian kanan bawah. Sedangkan, pada setiap halaman di
setiap bab, penomoran halaman ditulis pada bagian kanan atas.
 Penomoran halaman berjarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari
tepi atas atau tepi bawah.
4) Bahasa dan Penggunaan Istilah
 Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah bahasa
Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia mengacu pada
Permendikbud No. 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia. Pedoman ini mencakup pedoman dalam pemakaian
huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur
serapan.
 Sementara itu, Istilah yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah
adalah istilah dalam bahasa Indonesia atau istilah serapan bahasa
asing yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika istilah

4
asing yang digunakan dalam penulisan karya tulis tidak memiliki
padanan kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia,
maka istilah asing tersebut harus ditulis dengan menggunakan huruf
miring atau italic dan dijelaskan makna dari istilah yang dimaksud.
5) Bentuk Kalimat
Kalimat dalam penulisan karya ilmiah hendaknya disajikan dalam
bentuk pasif dalam artian kalimat dalam karya ilmiah tidak boleh disajikan
dalam perspektif orang pertama seperti saya, aku, dan lain-lain. Pada bagian
ucapan terima kasih atau kata pengantar atau prakata, kata saya diganti
dengan kata penulis.
6) Penulisan Kata Pengantar
Setiap karya ilmiah selalu didahului dengan Kata Pengantar atau
Prakata atau Ucapan Terima Kasih. Dalam penulisan karya ilmiah,

 Kata Pengantar ditulis dengan menggunakan spasi 1,5.


 Judul Kata Pengantar ditulis dengan menggunakan huruf besar atau
huruf kapital, ditebalkan, dan ditempatkan di tengah.
 Adapun jarak antara judul dan isi Kata Pengantar adalah 2×2 spasi.
 Ucapan terima kasih ditulis secara berurutan dimulai dengan pihak luar,
keluarga, atau teman.
7) Penulisan Abstrak
Abstrak dalam penulisan karya ilmiah sangat penting karena merupakan
intisari dari karya ilmiah yang dibuat. Beberapa ketentuan terkait dengan
penulisan Abstrak adalah sebagai berikut :

 Judul Abstrak ditulis dengan menggunakan huruf besar atau kapital,


ditebalkan, dan ditempatkan di tengah.
 Isi Abstrak pada umumnya ditulis dengan spasi tunggal dengan jumlah
kata minimal 75 kata dan maksimal 100 kata dan ditulis dalam satu
paragraf.
 Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris dengan ketentuan penulisan yang sama.

5
 Jika memungkinkan, penulisan abstrak bahasa Indonesia maupun bahasa
Inggris diletakkan dalam satu halaman.
 Pada bagian bawah abstrak ditulis beberapa kata kunci yang
penulisannya disesuaikan dengan bahasa yang digunakan. Dalam artian,
pada Abstrak dalam bahasa Indonesia maka kata kunci ditulis dalam
bahasa Indonesia. Begitu pula dengan Abstrak dalam bahasa Inggris
maka kata kunci ditulis dalam bahasa Inggris.
 Istilah asing yang digunakan dalam Abstrak harus ditulis dengan huruf
miring atau dicetak miring.
8) Penulisan Daftar Isi
Daftar isi ditulis dengan spasi tunggal. Untuk penulisan judul setiap
bab ditebalkan atau di-bold dan menggunakan hurif besar atau huruf kapital.
Adapun jarak antara judul Daftar Isi dengan isi adalah 3 spasi.
9) Penulisan Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan Daftar Lampiran
Sebagaimana Daftar Isi, penulisan Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan
Daftar Lampiran ditulis dengan spasi tunggal. Adapun judul Daftar Gambar
ditulis dengan menggunakan huruf besar atau huruf kapital dan ditebalkan.
10) Penulisan Judul Bab, Judul Sub Bab, dan Judul Anak Sub Bab
Suatu karya ilmiah umumnya terdiri dari beberapa bab, subbab, dan
anak sub bab. Berikut beberapa ketentuan dalam penulisan judul bab, judul
subbab, dan judul anak subbab.

 Judul bab ditulis dengan menggunakan huruf kapital atau huruf besar,
diletakkan di tengah-tengah kertas, dan ditebalkan atau di-bold. Adapun
jarak penulisan judul bab disesuaikan dengan formasi ukuran margin atau
batas tepi penulisan yang dianut yakni 4 cm atau 3 cm dari tepi atas
kertas tanpa tanda titik.
 Judul subbab ditulis dengan menggunakan huruf kapital atau huruf besar
kecuali kata penghubung dan kata depan, ditebalkan atau di-bold, dimulai
dari tepi kiri dan tanpa tanda titik.
 Judul anak subbab ditulis dengan menggunakan gaya kalimat yakni pada
awal kata pertama menggunakan huruf kapital atau huruf besar dan awal
kata kedua dan seterusnya menggunakan huruf kecil dan diikuti dengan

6
tanda titik (.) dan ditebalkan atau di-bold. Penulisan judul anak kalimat
dimulai 1 tab atau 5 ketikan dari kiri.
11) Penulisan Paragraf
Dalam penulisan karya ilmiah, paragraf baru yang letaknya tepat
dibawah judul bab, judul subbab, atau judul anak subbab ditulis rata kiri.
Sedangkan paragraf baru berikutnya ditulis menjorok ke dalam berjarak 1
tab atau 5 ketikan dari batas tepi kiri. Jika menggunakan aplikasi, paragraf
dapat diatur secara otomatis.
12) Penulisan Naskah atau Teks
Penulisan posisi naskah atau teks karya ilmiah diatur dengan
ketentuan rata kiri kanan. Dalam artian, pengetikan naskah atau teks karya
ilmiah dimulai dari sisi kiri hingga sisi kanan. Pengecualian ketika memulai
paragraf baru, memasukkan gambar, memasukkan tabel, memasukkan
persamaan, atau hal-hal khusus lainnya. Jika menggunakan aplikasi,
penulisan naskah atau teks karya ilmiah dapat diatur dengan memilih posisi
rata kiri kanan atau justified.
13) Penulisan Permulaan Kalimat
Dalam penulisan karya ilmiah, permulaan kalimat ditulis dengan
menggunakan huruf besar atau huruf kapital pada awal kata dan diakhiri
dengan tanda titik (.). Jika permulaan kalimat mengandung bilangan, angka,
atau rumus lainnya maka bilangan tersebut harus ditulis dengan
menggunakan huruf. Misalnya, “Lima buah buku …”.
14) Penulisan Bilangan
Ketentuan lain dalam penulisan karya ilmiah adalah terkait dengan
penulisan bilangan. Ketentuan tersebut adalah :

 Bilangan dalam karya ilmiah ditulis dengan angka kecuali jika bilangan
tersebut terdapat pada awal kalimat maka bilangan ditulis dengan huruf.
 Penulisan bilangan desimal merujuk pada ketentuan bahasa Indonesia
yakni ditulis dengan koma (,) dan bukan dengan titik (.).
 Sementara itu, penulisan satuan dinyatakan dengan singkatan resmi
tanpa disertai dengan tanda titik (.) di belakangnya.

7
15) Penulisan Nama Gambar dan Nama Tabel
Penggunaan gambar (grafik, bagan, dan lain-lain) dan tabel dalam
penulisan karya ilmiah bertujuan untuk menampilkan data atau informasi
tertentu. Setiap gambar dan tabel yang disajikan dalam karya ilmiah harus
diberi nomor dan judul. Sistem penomoran gambar sama dengan sistem
penomoran tabel yakni dengan menggunakan angka Arab. Judul gambar dan
judul tabel ditulis tanpa menggunakan tanda baca titik (.) dan tidak
ditebalkan.
Umumnya judul gambar dan judul tabel ditulis ditengah sebagaimana
gambar dan tabel. Perbedaannya adalah judul gambar ditempatkan di bawah
gambar sedangkan judul tabel ditempatkan di atas tabel.
16) Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan
Penulisan kutipan dan sumber kutipan menjadi salah satu aspek
terpenting dalam penulisan karya ilmiah. Terdapat beberapa ketentuan
dalam menulis kutipan dan sumber kutipan, yaitu :

 Kutipan langsung atau kutipan yang berasal dari penulisnya yang


berjumlah kurang dari 40 kata ditulis dengan menggunakan dua tanda
petik.
 Kutipan langsung yang diambil dari kutipan maka penulisannya
menggunakan satu tanda petik.
 Kutipan langsung yang diambil dari bahasa asing maka harus ditulis
dengan menggunakan huruf miring atau italic.
 Kutipan langsung yang mengandung jumlah kata 40 kata atau lebih maka
kutipan tersebut harus ditulis tanpa menggunakan tanda petik dan diketik
dengan jarak 1 spasi. Adapun proporsi kutipan langsung dalam satu
halaman adalah maksimal ¼ halaman.
 Apabila dalam kutipan langsung ada bagian yang dihilangkan, maka
penulisan bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan menggunakan
tiga buah titik.

8
 Apabila sumber kutipan merujuk sumber lain, maka yang ditulis adalah
sumber kutipan yang digunakan oleh pengutip dengan menyebut nama
yang mengemukakan pendapat tersebut.
 Jika sumber kutipan ditulis mendahului kutipan langsung, maka
penulisannya adalah nama penulis diikuti dengan tahun penerbitan dan
nomor halaman yang dikutip. Tahun dan nomor halaman ditulis dalam
tanda kurung.
 Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan langsung maka penulisan
nama, tahun penerbitan, dan nomor halaman diletakkan di dalam kurung.
 Jika kutipan berasal dua orang penulis, maka kedua nama penulis harus
disebutkan.
 Jika kutipan berasal lebih dari dua orang maka nama belakang atau nama
keluarga dari semua penulis harus ditulis dengan lengkap. Untuk
penyebutan kedua dan seterusnya yang ditulis hanyalah nama keluarga
penulis pertama dan diikuti oleh dkk disertai titik (.).
 Jika kutipan berasal dari penulis yang berbeda dan sumber berbeda, maka
penulisannya adalah diurutkan berdasarkan alphabet dan bukan
berdasarkan tahun terbit.
 Jika kutipan berasal dari penulis yang sama dengan karya yang berbeda,
maka cara penulisannya dengan menambahkan huruf a, b, c, dan
seterusnya pada tahun penerbitan.
 Jika kutipan berasal dari penulis yang sama dengan sumber yang berbeda
maka penulisannya adalah tahun penerbitan ditulis satu kali dan
menambahkan huruf a, b, c.
 Jika kutipan berasal dari tulisan tanpa diketahui nama penulisnya, maka
penulisannya adalah (Tanpa nama, 2017, hlm. 10).
 Jika kutipan berasal dari penulis tanpa diketahui tahun penerbitan maka
penulisannya adalah (Littlejohn, Tanpa Tahun, hlm. 8).
 Jika yang dikutip adalah pokok pikiran penulis, maka penulisannya tidak
menggunakan tanda petik dan cukup dengan menyebutkan sumbernya.

9
17) Penulisan Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka juga merupakan hal terpenting dari penulisan
karya ilmiah dan dilakukan untuk menghindari dan meminimalisir
plagiarisme. Daftar pustaka pada dasarnya mengandung tiga unsur penting
yaitu penulis, judul, dan fakta-fakta penerbitan yang meliputi tempat atau
kota pustaka tersebut diterbitkan, nama penerbit, dan tahun penerbitan.
Terdapat beberapa sistem penulisan daftar pustaka, namun yang umum
digunakan oleh perguruan tinggi di Indonesia adalah APA
style atau American PsychologicalAssociation.
Adapun beberapa ketentuan umum penulisan daftar pustaka adalah
sebagai berikut :

 Sumber kutipan yang terdapat dalam naskah atau teks karya ilmiah
harus ditulis secara lengkap dalam daftar pustaka dan begitu pun
sebaliknya.
 Nama penulis yang ditulis terlebih dahulu dalam daftar pustaka adalah
nama belakang atau nama keluarga. Pengecualian pada penulisan
nama Cina, Jepang, atau Korea karena nama belakang atau nama
keluarga berada di awal.
 Dalam penulisan daftar pustaka, gelar akademik atau gelar keagamaan
atau gelar kebangsawanan penulis tidak perlu ditulis.
 Jika nama penulis tidak diketahui, maka judul karya dari penulis yang
tidak bernama tersebut dituliskan sebagai tema utama.
 Huruf kapital digunakan untuk menulis huruf pertama dari judul karya
atau judul tambahan.
 Daftar pustaka ditulis secara berurutan berdasarkan abjad nama
belakang atau nama keluarga penulis dengan jarak 1,5 spasi.
 Dalam penulisan daftar pustaka, baris kedua setiap sumber pustaka
ditulis dengan jarak 5 ketikan dari batas tepi kiri baris pertama dengan
jarak antar baris 1,5 spasi.

10
2.2 Etika Penulisan Ilmiah
2.2.1 Pengertian Etika
Etika menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W. J. S.
Poerwadarminta (1976) adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral). Menurut William Benton, dalam EncyclopediaBritannica (1972) yang
dikutip oleh Sumarno etal. (2000) etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos
yang berarti karakter. Menurutnya etika adalah studi yang sistematis dari
konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah dan sebagainya atau tentang
prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita dalam penerapannya di dalam
segala hal disebut juga filsafat moral.
Etika dan moral sering kali diidentikkan, padahal dalam penggunaannya
berbeda. Menurut Soemarmoetal. (2000) etika lebih ditujukan kepada suatu
system pengkajian, suatu sudut pandangan yang dalam Islam lebih dikenal
dengan Ilmu Akhlak. Sedangkan moral lebih ditujukan kepada suatu yang dikaji
atau tingkah laku perbuatan itu sendiri atau dalam Islam disebut dengan Akhlak.
Dari pengertian etika tersebut, maka etika penulisan karya ilmiah mempelajari
tentang nilai baik dan buruk tentang perbuatan penulis, aturan penulisan, sikap
seharusnya bagi seorang penulis dsb. Seorang penulis setelah memahami etika,
diharapkan mampu menunjukkan perilaku/akhlak yang sesuai dengan etika yang
berlaku dalam dunia penulisan, yang keberlakuannya bersifat universal.
 Hak Penulis
Hak menurut Poerwadarminta (1976) adalah kekuasaan yang benar atas
sesuatu atau untuk menuntut sesuatu. Hak juga berarti kekuasaan untuk
berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh aturan, undang-undang
dsb). Makna lain dari hak adalah kewenangan, milik atau kepunyaan.
Hak ada yang bersifat asasi. Hak asasi merupakan hak yang diperoleh
atau dimiliki manusia sejak kehadirannya di dunia. Yang mendasari hak
asasi adalah pemikiran bahwa manusia harus memperoleh kesempatan
untuk berkembang sesuai dengan bakat, kemampuan dan cita-citanya.
Hak-hak asasi itu bersifat asasi dan universal dalam pengertian bahwa ia
dimiliki manusia dimanapun berada, tanpa memperhatikan perbedaan
bangsa, ras, agama, maupun jenis kelamin.

11
Dalam kaitannya dengan hak asasi penulis, kita dapat baca dalam
Perjanjian Hak-hak Sipil dan Politik pasal 19 yaitu hak untuk
menyatakan pendapat tanpa mengalami gangguan. Juga pasal 18 yang
menjamin hak atas kebebasan berpikir.
Salah satu hak penulis yang paling dasar adalah perlindungan terhadap
karya, gagasan, ide, temuan mereka. Di Indonesia perlindungan ini
tercantum dalam UU RI No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta.
 Hak Cipta
Seorang ilmuwan sebelum melakukan aktivitasnya perlu memahami hak
cipta. Hak cipta menurut UU RI No. 19 Tahun 2002 adalah hak eksklusif
bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Berdasarkan pasal 12 ayat 1 UU tersebut, ciptaan yang dilindungi adalah
ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang
mencakup:

a. Buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (layout) karya


tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan
pantonim;
f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni
ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni
terapan;
g. Arsitektur;
h. Peta;
i. Seni batik;

12
j. Fotografi;
k. Sinematografi;
l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya
lain dari hasil pengalihwujudan.
Perlindungan terhadap ciptaan tersebut termasuk juga semua ciptaan
yang tidak atau belum diumumkan, tetapi sudah merupakan suatu bentuk
kesatuan yang nyata, yang memungkinkan perbanyakan hasil karya
tersebut (Pasal 12 ayat 3).
Selanjutnya pada pasal 13 UU Hak Cipta ini diuraikan tentang hal-hal
yang tidak ada hak cipta yaitu:
a. hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara;
b. Peraturan perundang-undangan;
c. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah;
d. Putusan pengadilan atau penetapan hakim;
e. Keputusan badan arbitase atau keputusan badan-badan sejenis
lainnya.
Namun dalam pasal 14 sampai dengan pasal 18 dicantumkan pembatasan
hak cipta. Pasal yang berkaitan dengan tatacara mengutip tercantum
dalam pasal 15. Pada pasal 15 dijelaskan bahwa dengan syarat bahwa
sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak dianggap sebagai
pelanggaran hak cipta. Salah satunya adalah penggunaan ciptaan pihak
lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah,
penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan
tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta.
 Hak penulis lainnya
Dalam kaitannya dengan publikasi ilmiah di jurnal ilmiah ada beberapa
hak penulis antara lain adalah hak untuk mempublikasikan karyanya, hak
untuk mendapat dana publikasi dari institusi tempat penulis bekerja, hak
mendapat kesempatan yang sama untuk mempublikasikan karyanya.
Dalam proses publikasi, maka penulis berhak mendapatkan
pemberitahuan tentang sampainya karyanya di meja redaksi, diterima
atau ditolaknya karyanya disertai dengan alasan penolakan dan hasil

13
koreksi dari reviewer. Jika penulis mendapatkan adanya
ketidakobyektifan dalam penilaian, maka penulis berhak untuk
mengajukan keberatan-keberatan dengan disertai argumentasi yang
ilmiah.
Dalam hal-hal tertentu, penulis juga berhak mendapat royalty,
honorarium atau bentuk lain atas karyanya. Biasanya mengenai hal ini
tertuang dalam surat perjanjian antara penerbit dan penulis. Dalam hal
penerbit tidak dapat melakukan cetak ulang atau edisi revisi, maka
penulis berhak mendapatkan haknya kembali. Dalam hal ini penulis
berhak untuk menerbitkan kembali baik dilaksanakan sendiri ataupun
menyerahkan penerbitan karyanya kepada penerbit lain.
 Kewajiban Penulis
Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilakukan. Atau juga berarti tugas
(pekerjaan, perintah) yang harus dilakukan (Poerwadarminta, 1976). Ada
beberapa kewajiban penulis yaitu:
a. Menjunjung tinggi posisi terhormatnya sebagai orang terpelajar.
b. Tanggap terhadap usul/koreksi dari penyunting.
c. Menjunjung tinggi hak, pendapat, temuan orang lain (yaitu
menghormati dan mengakui karya orang lain).
d. Menghormati pembaca dengan cara menulis karyanya dengan
jelas, tepat, singkat, padat dan obyektif.
e. Merevisi karyanya jika diminta penerbit.
f. Melaksanakan atau memberi izin untuk perbanyakan
ciptaan/penerjemahan di wilayah Republik Indonesia dalam
waktu tertentu (UU Hak Cipta pasal 16).
g. Dalam kaitannya dengan publikasi ilmiah, maka penulis hanya
mengajukan naskah sesuai dengan format baku dan format media
yang bersangutan, mengutip secara benar, pentingnya penyunting
bagi karyanya, jujur, tidak melakukan plagiat.
h. Membantu penerbit mencari dana tambahan dan menggalakkan
promosi atas karyanya.

14
 Tanggung Jawab Penulis
Tanggungjawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
(kalau ada sesuatu hal boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dsb
(Poerwadarminta, 1976). Dalam kaitannya dengan penulisan karya
ilmiah, maka penulis bertanggungjawab terhadap semua kesalahan isi
terbitan, plagiat yang dilakukan, ketidakbenaran isi tulisan dan
menanggung segala bentuk hukuman yang berlaku.
Jika terdapat kesalahan dalam tulisannya, maka penulis harus secara jujur
mengoreksinya. Sebagai contoh, saya pernah berkirim surat ke penulis
tentang tulisannya. Penulis tersebut secara jujur menyatakan bahwa
terdapat beberapa kesalahan pada karyanya.
 Plagiarism
Plagiarism adalah hal pembajakan/pencurian berupa penggunaan fakta,
penjelasan, ungkapan dan kalimat orang lain secara tidak sah. Hasil
penggunaan secara tidak sah tersebut disebut plagiat. Menurut
Poerwadarminta (1976) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia plagiat
adalah “mengambil atau pengambilan karangan (pendapat dsb) orang
lain dan disiarkan sebagai karangan (pendapat dsb) sendiri”.
Memang, dalam dunia tulis menulis tidak mungkin dihindari penggunaan
karya orang lain untuk berbagai kepentingan seperti untuk memperkuat
argumentasi karya yang ditulisnya. Sulit sekali, jika ada, suatu karya
yang merupakan karya asli bin asli. Atau dengan kata lain sulit
ditemukan karya ilmiah yang ditulis tanpa mengacu kepada penelitian
sebelumnya.
Jadi memang sulit untuk tidak menggunakan karya orang lain. Memakai
karya orang lain untuk keperluan penulisan karya, gagasan, ide dll. tidak
dilarang, asal sesuai dengan kaidah pengutipan.
Ada beberapa cara untuk menyatakan bahwa ide atau gagasan tersebut
bukan merupakan ide atau gagasan kita. Cara pertama adalah dalam
prakata. Penulisan sumber dengan cara ini dilakukan apabila sumber-
sumber materi dari tulisan asli digunakan secara ekstentif. Cara kedua
adalah dalam halaman khusus. Dalam karya ilmiah biasanya ada sub bab

15
khusus tentang ucapan terima kasih (acknowledgement). Isinya berupa
pernyataan terima kasih yang tulus terhadap orang atau lembaga yang
telah memberikan kontribusi kepada penulis. Cara ketiga adalah dalam
uraian pokok. Pada sebagian besar karya ilmiah sumber kutipan biasanya
dicantumkan dalam teks. Cara lain adalah dengan penggunaan catatan
kaki. Catatan kaki menunjuk kepada kutipan kalimat atau bagian kalimat
secara eksklusif dan bukan saduran. Catatan kaki biasanya terdiri atas
nama, atau nama dan gelar, keterangan singkat, sumber dan nomor
halaman. Cara yang terakhir adalah dalam daftar pustaka. Pencantuman
pustaka dalam daftar pustaka juga merupakan cara untuk menyatakan
bahwa penulis mengutip karya tersebut sekaligus sebagai ucapan terima
kasih (Brotowidjoyo, 1996: ibid.).
Jenis-Jenis Plagiat
Plagiat kata per kata (verbatim plagiarism) Plagiat ini menunjukkan
kepada penjiplakan mutlak yaitu menjiplak kata demi kata dari tulisan
aslinya. Atau dapat juga hanya sekedar menggati satu atau dua kata saja.
a. Patch work plagiarism
Jenis plagiat ini merupakan jiplakkan yang hanya memindah kata-
kata dari tulisan aslinya.
b. Plagiat “kata-kunci” atau “frase-kunci”.
Jenis plagiat ini hampir mirip dengan patchwork hanya bedanya
yang dicuri adalah kata atau frase kunci yang terdapat dalam tulisan
asli.
c. Plagiat struktur gagasan
Plagiat ini yang sangat sulit untuk dilacak, karena yang dicuri adalah
pola gagasan, pola ide dll., sementara cara penulisannya sudah jauh
berbeda dari aslinya.

16
BAB III

PENUTUP

3.3 Kesimpulan
Dalam menulis karya ilmiah terdapat beberapa teknik penulisan yang perlu
dipahami dan diterapkan yaitu :
1) Spasi atau Jarak Baris Penulisan
2) Ukuran Margin atau Batas Tepi
3) Penomoran Halaman
4) Bahasa dan Penggunaan Istilah
5) Bentuk Kalimat
6) Penulisan Kata Pengantar
7) Penulisan Abstrak
8) Penulisan Daftar Isi
9) Penulisan Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan Daftar Lampiran
10) Penulisan Judul Bab, Judul Sub Bab, dan Judul Anak Sub Bab
11) Penulisan Paragraf
12) Penulisan Naskah atau Teks
13) Penulisan Permulaan Kalimat
14) Penulisan Bilangan
15) Penulisan Nama Gambar dan Nama Tabel
16) Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan
17) Penulisan Daftar Pustaka

Etika menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W. J. S.


Poerwadarminta (1976) adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral). Menurut William Benton, dalam EncyclopediaBritannica (1972) yang
dikutip oleh Sumarno etal. (2000) etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos
yang berarti karakter. Menurutnya etika adalah studi yang sistematis dari
konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah dan sebagainya atau tentang
prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita dalam penerapannya di dalam
segala hal disebut juga filsafat moral. Seorang penulis setelah memahami etika,

17
diharapkan mampu menunjukkan perilaku/akhlak yang sesuai dengan etika yang
berlaku dalam dunia penulisan, yang keberlakuannya bersifat universal.

3.2 Saran

18
DAFTAR PUSTAKA

http://sivitasakademika.wordpress.com/2015/05/04/etika-penulisan-karya-
ilmiah1/

19

Anda mungkin juga menyukai