Anda di halaman 1dari 1

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG

LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTAMBANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
4.7. Pembahasan
Pada percobaan kali inii dilakukan simulasi pengukuran kecepatan aliran
udara dan temperatur efektif menggunakan alat anemometer dan temperature
humidity. Data yang didapatkan seperti temperatur dan kuantitas udara dari simulasi
terowongan, untuk temperatur yang didapatkan untuk menentukan temperatur
efektifnya. Data-data tersebut untuk memenuhi pengolahan data.
Temperatur yang didapatkan itu menggunakan alat temperature humidity.
Dari pengukuran ini didapatkan dua buah temperatur, yaitu data temperatur basah
(tw) dan data temperatur kering (td) dengan jarak yang sudah ditentukan di dalam
simulasi terowongan ventilasi tambang. Data sebelumnya adalah dalam F0 yang
dikonfersikan C0 dengan rumus yang ada.
Didapatkan dari pengambilan data rata-rata kecepatan udara pada simulasi
ventilasi tambang dengan desain yang sudah dirancang di dapatkan pada jarak 0
meter seberat 3,22 m/s, pada jarak 1 meter 2,40 m/s, pada jarak 2 meter 0,52 m/s
dan pada jarak 3 meter sebesar 0,28 m/s temperatur efektif pada temperatur kering
dengan jarak 0 meter dari udara yang keluar dari wire flexibel sebesar 29,43°C dan
udara basah sebesar 27,51°C. Pada jarak 1 meter temperatur kering sebesar
29,30°C dan udara basahnya sebesar 27,32°C. Pada jarak 2 meter temperatur
kering yang dihasilkan sebesar 29,16°C dan pada temperatur basah sebesar
26,61°C. Pada jarak 3 meter, temperatur kering yang dihasilkan sebesar 29,36°C
dan temperatur basah yang dihasilkan sebesar 26,65° serta data gas yang pada
simulasi ventilasi tambang adalah H2S kadarnya sebesar 1 ppm, CO sebesar 20
ppm, gas O2 sebesar 20.9% dan flam 0%.
Jadi, data diatas diketahui bahwa dari kecepatan udaranya yang cukup kecil
juga bisa dikarenakan saat pemasangan simulasi ventilasi tambang bawah tanah
yang belokan wire flexible terlalu patah maka bisa menghambat kecepatan aliran
udara yang masuk, serta banyaknya udara CO2 didalam simulasi bisa menyebabkan
keracunan kepada orang yang bekerja didalamnya.

Anggraini Wahyu Saputri


1610813120002

Anda mungkin juga menyukai