Anda di halaman 1dari 14

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM: MENCARI MAKNA DAN HAKEKAT

KEBUDAYAAN ISLAM
Mustopa
IAIN Syekh Nurjati Cirebon (amustopa10@yahoo.com)

Abstract
Islam as a religion that puts reason in a very respectable position, so that Islam
encourages its people to always use their minds. With reason, human has
diverification from other God's creatures. By reason, humans have also reached a
high culture and civilization. Therefore humans are referred as civilized and civilized
beings. Thus, it is true that Islam is a religion that upholds culture and civilization.
Therefore it is not surprising that Muslims have reached the golden age by being in
the top position in civilization and culture. Even the classical era been a historical
witness of the existence of Muslims as the most advanced people in the field of culture
and civilization on earth.
Keywords: Keywords: Islam, Culture, and Islamic Culture

Abstrak
Islam sebagai agama yang memposisikan akal pada posisi yang sangat terhormat,
sehingga dengan demikian islam menganjurkan umatnya untuk selalu menggunakan
akalnya. Dengan akal manusia berbeda dengan makhluk-makhluk Allah yang lainnya.
Dengan akal pula manusia telah mencapai kebudayaan dan peradaban yang sangat
tinggi. Karena itu manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya dan
berperadaban. Dengan demikian, adalah benar jika Islam merupakan agama yang
menjunjung tinggi kebudayaan dan peradaban. Karena itu tidaklah heran jika umat
islam pernah mencapai masa keemasan dengan berada pada posisi puncak dalam
peradaban dan kebudayaan. Bahka zaman klasik menjadi saksi sejarah tentang
keberadaan umat Islam sebagai umat yang paling maju dalam bidang kebudayaan dan
peradaban di muka bumi ini.
Kata Kunci: Islam, Kebudayaan, dan Kebudayaan Islam

A. Pendahuluan terhadap segala segi, masalah dan


Allah telah menciptakan tantangan-tantangannya, dengan
manusia dengan memberinya menggunakan budi dan dayanya
anugerah yang tidak pernah serta menggunakan segala
diberikan kepada makhluk lainnya. kemampuannya baik yang bersifat
Karena itu, manusia adalah makhluk cipta, rasa maupun karsa.
Allah, yang diciptakan di dunia Hal ini menunjukkan bahwa
sebagai khalifah. Manusia lahir, hubungan manusia dengan dunia itu
hidup dan berkembang di dunia, tidaklah selalu diwujudkan dalam
sehingga disebut juga sebagai sikap pasif, pasrah dan
makhluk duniawi. Sebagai makhluk menyesuaikan diri dengan tuntutan
duniawi sudah barang tentu lingkungannya. Tetapi justeru harus
bergumul dan bergulat dengan dunia, diwujudkan dalam sikap aktif,
memanfaatkan lingkungannya untuk Indonesia, peradaban dianggap
kepentingan hidup dan sepadan dengan kata budaya.3
kehidupannya. Dari hubungan yang Terkait dengan kebudayaan,
bersifat aktif itu tumbuhlah maka arti dan ulasan makna yang
1
kebudayaan. Dengan melalui terkandung dalam istilah kebudayaan
kebudayaan inilah eksistensi suatu banyak dikaji oleh para ahli. Definisi
entitas, masyarakat atau bangsa kebudayaan menurut
dapat dikenali. Koentjaraningrat adalah keseluruhan
dari kelakuan dan hasil kelakuan
B. Kebudayaan dan Islam manusia yang teratur oleh tata
1. Kebudayaan kelakuan yang harus didapatnya
Dalam literatur antropologi, dengan belajar dan yang semuanya
terdapat tiga istilah yang dapat tersusun dalam kehidupan
4
semakna dengan kebudayaan. Terma masyarakat. Parsudi Suparlan
kultur berasal dari bahasa Latin, menjelaskan, bahwa kebudayaan
yaitu dari kata culture (kata kerja adalah merupakan serangkaian
cob, colere). Arti kultur adalah aturan pertunjukan, resep, rencana,
memelihara, mengerjakan, atau dan strategi yang terdiri atas
mengelola. Kemudian, kebudayaan serangkaian model kognitif yang
dimaknai sebagai daya dan kegiatan dimiliki manusia, dan digunakannya
manusia untuk mengelola dan secara selektif dalam menghadapi
mengubah alam. Istilah yang kedua lingkungannya sebagaimana
adalah sivilisasi. Sivilisasi berasal terwujud dalam tingkah laku dan
dari kata Latin, yaitu civis yang tindakan-tindakannya.5 Sementara
artinya adalah warga negara (civitas itu, S. Takdir Alisjahbana
= negara kota atau berpendapat bahwa kebudayaan
2
kewarganegaraan). menjelaskan
bahwa sivilisasi berhubungan dengan
kehidupan kota yang lebih progresif
dan lebih halus. Dalam bahasa 3
Ibid. Lihat juga Tadjab, dkk., Dimensi-
Dimensi Studi Islam, op. cit., hlm. 306, dan
juga Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam,
(Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 16.
1 4
Tadjab, dkk., Dimensi-Dimensi Studi Islam, Tadjab, dkk,, Dimensi-Dimensi Studi Islam.,
(Surabaya: Karya Aditama, 1999), hlm. 306. op., cit., 199., hlm.,306
2 5
S. Takdir Alisyahbana (1986: 206), Parsudi Suparlan, Kata Pengantar dalam
sebagaimana dikutip oleh Koko Abdul Kodir, Roland Robertson, Agama dalam Analisa dan
Metodologi Studi Islam, (Bandung: Pustaka Interpretasi Sosiologis, (Jakarta: Rajawali
Setia, 2012), hlm. 80. Press, 1988).

Tamaddun, Vol. 5, No. 2, Juli – Desember 2017


23
adalah “manifestasi dari cara dipahami bahwa kebudayaan adalah
berfikir.”6 pembangunan yang didasarkan pada
Pengertian yang lebih luas lagi kekuatan manusia, baik
dikemukakan oleh Ki Sarmidi pembangunan jiwa, pikiran, dan
Mangunkaro, yang menyatakan semangat melalui latihan dan
bahwa kebudayaan adalah segala pengalaman; bukti nyata
yang merupakan (bersifat) hasil kerja pembangunan intelektual, seperti
jiwa manusia dalam arti yang seluas- seni dan pengetahuan; atau
luasnya. Dikatakan lebih luas, karena perkembangan intelektual di antara
hasil kerja jiwa manusia mencakup budaya orang; bahwa kebudayaan
kerja periksa (pikiran, cipta), rasa adalah semua seni, kepercayaan
(perasaan), karsa (kemauan), intuisi, institusi sosial, seperti karakteristik
imajinasi dan fakultas-fakultas masyarakat, suku, dan sebagainya;
rohani manusia lainnya. Hanya saja mengolah pertanian sampai pada
dalam definisi tersebut lebih tingkat teknologi biologi bakteri.
ditekankan pada hasil kerja jiwa Dalan tulisan Jaih Mubarok,
manusia, dan belum ditegaskan definisi kebudayaan di antara yang
fungsi raga (jasmani) manusia dalam terbaik sebagaimana dibuat oleh E.
rangka penciptaan kebudayaan B. Taylor bahwa budaya adalah
tersebut. Padahal totalitas manusia keseluruhan yang kompleks yang
adalah mencakup jasmani dan rohani meliputi pengetahuan, kepercayaan,
(jiwa), atau material substance dan seni, moral, hukum, adat, serta
spiritual substance secara seimbang, kemampuan dan kebiasaan lain yang
dan masing-masing mempunyai diperoleh manusia sebagai bagian
peranan dalam penciptaan dari masyarakat (that complex whole
kebudayaan. Sedangkan dalam which includes knowledge, belief,
Oxford Advanced Learners's art, morals, laws, custom and any
Dictionary of Current English, other capabilities and habits
diuraikan bahwa kata kebudayaan acquired by man as a member of
semakna dengan culture yang society). Secara singkat dan
memiliki pengertian beragam.7 sederhana, sebagaimana dipahami
Berdasarkan beberapa secara umum, kebudayaan adalah
pengertian culture di atas dapat "semua hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
6
Karya masyarakat
S.Takdir Alisyahbana, ... op.cit., hlm., 80
7
AS. Hornby, Oxford Advanced Learners's menghasilkan teknologi dan
Dictionary of Currrenl English. Oxford kebudayaan kebendaan (material
University Press, Great Britain, 1974., hlm., 80
culture) yang diperlukan oleh d. Ruang lingkup kebudayaan
manusia untuk menguasai alam meliputi; segala aspek
sekitarnya, agar kekuatan serta kehidupan (hidup rohaniah)
hasilnya dapat digunakan untuk dan penghidupan (hidup
keperluan masyarakat. Rasa yang jasmaniah) manusia;
meliputi jiwa manusia, mewujudkan e. Pada garis besarnya
segala kaidah dan nilai-nilai sosial kebudayaan dapat dibedakan
yang perlu untuk mengatur masalah- atas kebudayaan immateri dan
masalah kemasyarakatan dalam arti kebudayaan materi;
yang luas. Agama, ideologi, f. Tujuan kebudayaan adalah
kebatinan, dan kesenian yang untuk kesempurnaan dan
merupakan hasil ekspil jiwa manusia kesejahteraan manusia, baik
yang hidup sebagai anggota sebagai individu maupun
masyarakat, termasuk di dalamnya. masyarakat, atau individu dan
Berdasarkan uraian di atas, masyarakat sekaligus.
Muhaimin, dkk menjelaskan bahwa g. Kebudayaan merupakan
ada beberapa hal yang patut digaris jawaban atas tantangan,
bawahi dari definisi-definisi tersebut, tuntutan dan dorongan intra
yaitu: diri manusia dan dari ekstra
a. Kebudayaan adalah man-made diri manusia; dan
atau karya/ciptaan manusia; h. Kebudayaan itu dapat
b. Yang menjadi bahan diwariskan dan- diwarisi
.kebudayaan adalah alam, baik melalui proses pendidikan dan
bahan alam yang ada pada diri kebudayaan.8
manusia maupun bahan alam Kebudayaan setiap bangsa atau
yang terdapat di luar diri masyarakat terdiri atas unsur-unsur
manusia; besar dan unsur-unsur kecil yang
c. Yang dijadikan alat penciptaan merupakan bagian dari suatu
kebudayaan adalah jiwa dan kebutuhan yang tidak dapal
raga (jasmani) manusia. dipisahkan. Unsur-unsur kebudayaan
Termasuk ke dalam jiwa dalam pandangan Malinowski
adalah: periksa (pikiran, cipta), sebagaimana dikutip oleh Koko
rasa (perasaan), karsa Abdul Kodir adalah: a) Sistem
(kemauan), intuisi, imagi-nasi norma; b) Organisasi ekonomi; c)
dan bagian-bagian rohani Alat-alat dan lembaga atau petugas
manusia lainnya;
8
Ibid.

Tamaddun, Vol. 5, No. 2, Juli – Desember 2017


25
pendidikan; dan d) Organisasi Kebiasaan tersebut dijadikan
kekuatan.9 kebiasaan yang teratur oleh
Lebih lanjut Koko Abdul seseorang, kemudian dijadikan dasar
Kodir menjelaskan bahwa unsur bagi hubungan antar orang tertentu
kebudayaan tersebut dapat sehingga tingkah laku atau tindakan
dijabarkan lagi dalam unsur-unsur tersebut dapat diatur dan
yang lebih kecil. Ralph Linton menimbulkan norma atau kaidah.
menyebutkannya sebagai cultural Kaidah yang timbul dari rnasyarakat
activity. Misalnya, cultural universal sesuai dengan kebutuhannya pada
pencarian hidup ekonomi, antara lain suatu saat dinamakan adat istiadat.
mencakup kegiatan pertanian, Adat istiadat yang mempunyai akibat
peternakan, sistem produksi, dan hukum disebut hukum adat.
sistem distribusi. Kegiatan Terkait hal itu,
kebudayaan pertanian dapat menjadi Koentjaraningrat mengemukakan
unsur lebih kecil yang disebut trait adanya tiga (3) wujud dari
complex, seperti dalam pertanian kebudayaan, yaitu: a) Wujud
misalnya, meliputi unsur irigasi, kebudayaan sebagai suatu kompleks;
sistem pengelolaan tanah dengan b) Wujud kebudayaan sebagai suatu
bajak dan sistem hak milik tanah.10 kompleks aktivitas kelakuan berpola
Kebudayaan merupakan hasil dari manusia dalam masyarakat; dan
karya, cara, dan cita-cita masyarakat c) Wujud kebudayaan sebagai benda-
yang memiliki unsur-unsur tingkat benda hasil karya manusia.11
dan kegunaan. Pada prinsipnya, Dalam penjelasan lain
kebudayaan berfungsi selama para Koentjaraningrat, juga menyebutkan
anggota masyarakat menerimanya tiga wujud kebudayaan, yaitu: (1)
sebagai petunjuk perilaku yang wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan
pantas. sebagai suatu kompleks ide, gagasan,
Dalam melindungi dirinya, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,
manusia menciptakan kaidah-kaidah dan sebagainya, (2) wujud kelakuan,
yang pada hakikatnya merupakan yaitu wujud kebudayaan sebagai
petunjuk tentang cara bertindak dan suatu kompleks aktivitas kelakuan
berlaku dalam pergaulan hidup. berpola dari manusia dalam
Manusia selalu menciptakan masyarakat, dan (3) wujud benda,
kebiasaan bagi dirinya sendiri.

9
Koko Abdul Kodir. Metodologi Studi Islam.,
11
op., cit., hlm., 81 Tadjab, dkk,, Dimensi-Dimensi Studi Islam.,
10
Ibid., op., cit., 199., hlm.,307
yaitu wujud kebudayaan sebagai kebahasaan dan aspek peristilahan.
benda-benda hasil karya.12 Dari segi kebahasaan, Islam berasal
Mengenai isi atau ruang dari bahasa Arab, yaitu dari kata
lingkup kebudayaan itu adalah luas salima yang mengandung arti
sekali, mencakup segala aspek selamat 'sentosa, dan damai. Dari
kehidupan (hidup rohaniah) dan kata salima selanjutnya diubah
penghidupan (hidup jasmaniah) menjadi bentuk aslama yang berarti
manusia. Hanya saja ada ahli yang berserah diri masuk dalam
memasukkan agama sebagai salah kedamaian. Oleh sebab itu, orang
satu isi kebudayaan. Hal ini tentu yang berserah diri, patuh, dan taat
merupakan persoalan tersendiri yang kepada Allah SWT. disebut sebagai
perlu didiskusikan.13 orang Muslim. Dari uraian tersebut,
Dalam konteks ini, kebudayaan dapat ditarik kesimpulan bahwa kata
dan peradaban seringkali dianggap Islam dari segi kebahasaan
sebagai hal yang sama, padahal mengandung arti patuh, tunduk, taat,
berbeda. Jika kebudayaan adalah dan berserah diri kepada Allah SWT.
bentuk ungkapan tentang semangat dalam upaya mencari keselamatan
mendalam suatu masyarakat, maka dan kebahagiaan hidup di dunia dan
manifestasi-manifestasi kemajuan akhirat. Hal itu dilakukan atas
mekanis dan teknologisnya lebih kesadaran dan kemauan diri sendiri,
berkaitan dengan peradaban. Kalau bukan paksaan atau berpura-pura,
kebudayaan lebih banyak melainkan sebagai panggilan dari
direfleksikan dalam seni, sastra, fitrah dirinya sebagai makhluk yang
religi (agama), dan moral, maka sejak dalam kandungan telah
peradaban lebih terefleksi dalam menyatakan patuh dan tunduk
politik, ekonomi, dan teknologi.14 kepada Allah.15
2. Islam Adapun pengertian Islam dari
Pengertian Islam menurut segi istilah, banyak ahli yang
pendapat Rosihan Anwar, dkk dapat mendefinisikannya. Harun Nasution
dibedah dari dua aspek, yaitu aspek mengatakan bahwa Islam menurut
istilah (Islam sebagai agama) adalah
12
Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam.,
agama yang ajaran-ajarannya
op., cit., hlm., 18 diwahyukan Tuhan kepada
13
masyarakat manusia melalui Nabi
Tadjab, dkk,, Dimensi-Dimensi Studi Islam.,
Muhammad SAW. sebagai Rasul.
op., cit., hlm., 308
14
Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam.,
15
op., cit., hlm., 18 Risihon Anwar, dkk., Pengantar Studi Islam.,
Bandung : Pustaka Setia., 2014., hlm., 13

Tamaddun, Vol. 5, No. 2, Juli – Desember 2017


27
Islam pada hakikatnya membawa padu untuk mengamalkan asas-asas
ajaran-ajaran yang bukan hanya tersebut.
mengenal satu segi, tetapi mengenal b. Moderat
berbagai segi dari kehidupan Islam memenuhi jalan tengah,
manusia.16 Sementara itu, Maulana jalan yang imbang, tidak berat ke
Muhammad Ali mengatakan bahwa kanan untuk mementingkan kejiwaan
Islam adalah agama perdamaian dan (rohani) dan tidak berat ke kiri untuk
dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan mementingkan kebendaan (jasmani).
Allah dan kesatuan atau Inilah yang diistilahkan dengan teori
persaudaraan umat manusia menjadi wasathiyah, yakni menyelaraskan
bukti nyata bahwa agama Islam antara kenyataan dan fakta dengan
selaras dengan namanya. Islam ideal dan cita-cita.
bukan saja dikatakan sebagai agama c. Dinamis
seluruh Nabi Allah, sebagaimana Ajaran Islam mempunyai
tersebut dalam Al-Quran, melainkan kemampuan bergerak dan
pula pada segala sesuatu yang secara berkembang. mempunyai daya
tak sadar tunduk sepenuhnya pada hidup, dapat membentuk diri sesuai
undang-undang Allah.17 dengan perkembangan dan kemajuan
Apabila meneliti sumber ajaran Islam terpencar dari sumber
kepustakaan Islam yang ditulis oleh yang luar dan dalam, yaitu Islam
para cendekiawan atau para ulama, yang memberikan sejumlah hukum
kita akan mengetahui bahwa ajaran- positif yang dapat dipergunakan
ajaran Islam memiliki karakteristik untuk segenap masa dan tempat.
yang khas, yang berbeda dari ajaran- d. Universal
ajaran agama Iainnya. Ali Anwar Ajaran Islam tidak ditujukan
Yusuf menyebutkan bahwa kepada suatu kelompok atau bangsa
18
karakteristik ajaran Islam itu: tertentu, melainkan sebagai
a. Komprehensif rahmatan lil 'alamin, sesuai dengan
Walaupun umat Islam itu misi yang diemban oleh Rasulullah
berbeda-beda bangsa dan berlainan SAW. Ajaran Islam diturunkan
suku, dalam menghadapi asas-asas untuk dijadikan pedoman hidup
yang umum, umat Islam bersatu seluruh manusia untuk rneraih
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
16
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Dengan demikian. hukum Islam
Berbagai Aspeknya, UI Press, Jakarta, 1985, bersifal universal, untuk seluruh
hlm. 24.
17
http://www.percikaniman.org. umat manusia di muka bumi dan
18
Rosihon Anwar, dkk., Pengantar Studi
Islam., op. cit., hlm. 145-146.
dapat diberlakukan di setiap bangsa secara berangsur-angsur, agar
dan negara. manusia melaksanakannya dengan
e. Elastis dan fleksibel sebaik-baiknya.
Ajaran Islam berisi disiplin- h. Sesuai dengan fitrah manusia
disiplin yang dibebankan kepada Ajaran Islam sesuai dengan
setiap individu. Disiplin tersebut fitrah manusia, dalam arti sesuai
wajib ditunaikan dan orang yang dengan watak hakiki dan asli yang
melanggarnya akan berdosa. dimiliki oleh manusia. Dengan
Meskipun jalurnya sudah ada demikian. ajaran Islam yang sesuai
membentang. dalam keadaan tertentu dengan fitrah manusia memberikan
terdapat kelonggaran (rukhshah). keterangan yang pasti tentang
Kelonggaran-kelonggaran tersebut kepercayaan asli dan hakiki yang ada
menunjukkan bahwa ajaran Islam dalam diri manusia. Artinya, kondisi
bersifat elastis, luwes, dan awal ciptaan manusia memiliki
manusiawi. Demikian pula, adanya potensi untuk selalu mengetahui dan
qiyas, ijtihad, istihsan, dan cenderung pada kebenaran, yang
mashlahih mursalah, merupakan dalam Al-Quran disebut dengan
salah satu jalan keluar dari hanif.
kesempitan. i. Argumentatif filosofis
f. Tidak memberatkan Ajaran Islam merupakan ajaran
Ajaran Islam tidak pernah yang argumentatif; tidak cukup
membebani seseorang sampai dalam menetapkan persoalan-
melampaui kadar kemampuannya persoalan dengan mengandalkan
karena Islam mempunyai misi doktrin lugas dan instruksi keras.
sebagai rahmatan bagi manusia. Demikian pula. tidak cukup sekadar
Islam datang untuk membebaskan berdialog dengan hati dan perasaan
manusia dari segala sesuatu yang serta mengandalkannya untuk
memberatkannya. menjadi dasar pedoman. Akan tetapi,
g. Graduasi (berangsur-angsur) harus dapat mengikuti dan
Ajaran-ajaran Islam yang menguasai segala persoalan dengan
diberikan kepada manusia secara disertai alasan yang kuat dan
psikologis sesuai dengan fitrahnya argumentasi yang akurat.19
sendiri. Apabila ajaran-ajaran
tersebut diturunkan sekaligus, sangat C. Kebudayaan Islam
sulit bagi manusia untuk
menjalankannya. Oleh karena itu, 19
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam untuk
Allah menurunkan ajaran Islam Perguruan Tinggi, Pustaka Setia, Bandung,
2003, hlm., 36-38.

Tamaddun, Vol. 5, No. 2, Juli – Desember 2017


29
Kebudayaan Islam menurut netral yakni baik tidak dan burukpun
pendapat Sidi Gazalba adalah “cara tidak (jaiz/mubah); ada nilai
berfikir dan cara merasa taqwa yang setengah buruk (makruh); dan ada
menyatakan diri dalam seluruh segi pula nilai buruk (haram). Cara
kehidupan sekumpulan manusia pelaksanaan prinsip-prinsip itu
yang membentuk masyarakat”, atau difikirkan oleh ijtihad (instrumental
dapat disarikan sebagai “cara hidup valuesnya) dan dikerjakan oleh
taqwa”. Cara hidup taqwa yaitu tangan, sedangkan kemauan untuk
menempuh jalan syariat, mengerjakan itu dipancarkan oleh
menjalankan suruhan serta taqwa.21 Namun demikian kita harus
menghentikan larangan. Syariat mampu mendudukkan secara
mengikatkan/ mempertalikan muslim proporsional, mana yang termasuk
kepada prinsip-prinsip tertentu yang nilai asal (root values) dan mana
digariskan oleh Al-Qur'an dan as- pula yang termasuk cara pelaksanaan
sunnah/hadits (naqal). Karena itu (instrumental values). Sebab
akal dalam kegiatnnya mengatur kadangkala ada sesuatu yang
kehidupan merujuk kepada naqal, nampaknya merupakan cara pe-
dengan kata lain gerak atau kegiatan laksanaan, tetapi yang sebenarnya
kebudayaan itu memang dari akal, adalah nilai asas.
tetapi asas gerak itu atau prinsip Endang Saifuddim Anshari
yang dipegangi akal dalam mengkategorikan kebudayaan
kegiatannya adalah dari naqal. Dari muslim ke dalam dua bagian, yaitu:
asas yang ditentukan dan digariskan (1) Kebudayaan muslim yang Islami,
oleh naqal itu kemudian adalah yakni kebudayaan karya budaya
menentukan cara pelaksanaannya. muslim yang commited pada al-
Karena itu yang merupakan karya islam; dan (2) kebudayaan muslim
manusia dalam kebudayaan Islam yang tidak Islami, yakni kebudayaan
ialah cara pelaksanaan yang bersifat muslim yang tidak comitted pada al-
dinamik, sedangkan prinsip- Islam. Muslim yang committed pada
prinsipnya dari Allah dan bersifat al-Islam ialah muslim yang
serba tetap.20 mengimani (menghayati),
Nilai asas (root values) mengilmui, mengamalkan, dan
prinsip-prinsip itu digariskan oleh mendakwahkan Islam, serta sabar
syariat, ada nilai yang baik (wajib); dalam ber Islam. Namun demikian
nilai setengah baik (sunnat); nilai Endang Saifuddin Anshari juga
memper-masalahkan tentang
20
Tadjab, dkk,, Dimensi-Dimensi Studi Islam.,
21
op., cit., 199., hlm.,312 Ibid., hlm., 312
“apakah mungkin tercipta berguna lagi, serta daya
22
kebudayaan yang seratus persen kreativitasnya akan terhenti.
Islami di dunia ini”? Dalam hal ini Dengan memperhatikan
dia telah menjelaskan bahwa pendapat Endang Saifuddin Anshari
kebudayaan itu karya manusia, tersebut, yakni bahwa ada
sedangkan di dunia ini tidak ada kebudayaan muslim Islami
seorang pun (kecuali Rasul) yang (committed pada al-Islam), dan ada
sempurna. Karena itu tidak mungkin kebudayaan muslim yang tidak
mengharapkan sesuatu Islami (tidak committed pada al-
kesempurnaan dari sesuatu yang Islam), berakibat memaksa kita
tidak seratus persen sempurna. untuk menyeleksi kembali hasil
Tercapainya kesempurnaan adalah karya (budaya) muslim pada masa
tujuan ideal manusia, namun bukan keemasan/kejayaan-nya. Jika
tugas manusia. Tugas manusia bukan buah/hasil karya itu berasal dari
sampai pada kesempurnaan, muslim yang tidak committed pada
melainkan bergerak, berupaya dan al-Islam, maka haruslah dikeluarkan
berusaha sekuat tenaga untuk dari kebudayaan dan peradapan
mencapainya. Islam.
Oleh sebab itu, kebudayaan Lebih lanjut, Clemmer (1969:
muslim nilainya tidak mutlak, terikat 221) menyatakan adanya revitalisasi
oleh ruang dan waktu, terbuka untuk dalam kebudayaan, yang bertujuan
revisi, koreksi dan reevaluasi. Setiap mengonstruksi kebudayaan yang
muslim berhak untuk berimprovisasi lebih dapat memuaskan pelaku
(melakukan sesuatu) dalam budaya itu. Revitalisasi tersebut
mengkulturkan natur dan dalam terjadi karena adanya resistensi
mengislamkan kultur sesuai dengan antara upaya mempertahankan
tuntutan alam dan zamannya, yang kebudayaan yang selama ini
masing-masing bisa berbeda dengan dianggap mapan dengan usaha
lainnya. Apabila kebudayaan muslim mengadopsi perubahan budaya. Jadi,
sudah dibakukan, yang nilai dapat dikatakan bahwa konstruksi
kemutlakannya disamakan dengan kebudayaan Islam mengandung
al-Islam, maka akan timbul pengertian adanya produk budaya
kemandekan kebudayaan yang yang dihasilkan oleh pikiran dan
pada giliran selanjutnya akan
menjadi barang antik yang tidak
22
Tadjab, dkk,, Dimensi-Dimensi Studi Islam.,
Surabaya : Karya Aditama., 1994., hlm., 313-
314

Tamaddun, Vol. 5, No. 2, Juli – Desember 2017


31
tindakan para penganutnya dalam kebudayaan yang tercakup dalam
proses produksi budaya keagamaan. ajaran agama Islam.23
Dalam keadaan pengaruh yang Kebudayaan Islam itu
kuat terhadap sistem-sistem nilai mempunyai 3 (tiga) komponen,
yang ada pada kebudayaan yaitu: sistem nilainya; sistem
masyarakat yang bersangkutan (umat pengetahuan; dan sistem simbol. Dan
Islam), sistem-sistem nilai dari kita tidak perlu membicara-kan
kebudayaan mereka terwujud dalam apakah budaya islam itu Islami atau
simbol suci yang maknanya tidak Islami, sebab hal ini tidak lagi
bersumber pada ajaran agama Islam menanyakan masalah kebudayaan.
yang menjadi kerangka acuannya. Dalam arti bahwa budaya itu Islami
Secara struktural-fungsional, agama atau tidak, adalah di luar wewenang
melayani kebutuhan manusia untuk atau di luar budaya itu sendiri,
mencari kebenaran, mengatasi, dan karena hal itu berarti kita kembali ke
menetralkan berbagai hal buruk hal-hal yang bersifat normatif.24
dalam kehidupan mereka. Ciri-ciri kebudayaan Islam
Dengan merujuk pada Islam (muslim) menurut pendapat
sebagai sistem kebudayaan, jelas Nourouzzaman Shiddiqi adalah:
bahwa sistem kebudayaan Islam a. Bernafaskan tauhid, karena
diciptakan dalam kaitannya dengan tauhidlah yang menjadi pokok
proses reproduksi sosial. Dari sini, ajaran Islam;
studi Islam sebagai sistem b. Hasil buah pikir dan
kebudayaan memiliki asumsi bahwa pengolahannya adaiah
simbol-simbol Islam –sebagai bahan dimaksudkan untuk
dari kebudayaan Islam dalam meningkatkan kesejahteraan
kapasitasnya sebagai agama – dan membahagiakan umat
dipengaruhi oleh realitas, melalui manusia. Sebab Islam
aksi manusianya yang tepat dalam diturunkan dan Nabi SAW
membentuk realitas. Dengan diutus adalah untuk membawa
demikian, agama Islam juga dapat rahmat bagi semesta alam. Di
menjadi inti dari sistem-sistem nilai samping itu, manusia dijadikan
yang ada dalam kebudayaan sebagai khalifah Allah di bumi
masyarakat yang bersangkutan dengan dibebani tugas untuk
sebagai pendorong, penggerak, dan
pengontrol bagi tindakan-tindakan 23
Ibid., hlm., 87
anggota masyarakatnya untuk tetap
24
berjalan sesuai dengan nilai-nilai Tadjab, dkk,, Dimensi-Dimensi Studi Islam.,
op., cit., 310
menjaga keindahan ciptaan disebarkan kepada umat manusia.
Allah ini. Agama Islam termasuk agama
Karena itulah produk budaya samawi (agama wahyu), sehingga
yang membawa kepada malapetaka tidak termasuk kebudayaan. Namun
dan kehancuran, jelas tidak termasuk demikian agama Islam telah
kebudayaan yang bercirikan Islam.25 mendorong para pemelukknya untuk
Setelah dikemukakan beberpa menciptakan kebudayaan dengan
pandangan para ahli ataupun ciri-ciri berbagai seginya. Dorongan tersebut
kebudayaan Islam (muslim) tersebut, dapat dikaji dari ajaran dasarnya
maka menurut pandangan Muhaimin sebagai berikut:
dkk., ada satu hal yang disepakati a. Islam menghormati akal
oleh mereka, yaitu bahwa manusia, meletakkan akal
berkembangnya kebudayaan – manusia pada tempat yang
menurut pandangan Islam bukanlah terhormat dan menyuruh
value-free (bebas nilai), tetapi justeru manusia mempergunakan
value-bound (terikat oleh nilai). akalnya untuk memeriksa dan
Keterikatan terhadap nilai tersebut memikirkan keadaan alam, di
bukan hanya terbatas pada wilayah samping dzikir kepada Allah
nilai insani, tetapi juga menembus Penciptanya. Hal ini dapat
pada nilai llahi sebagai pusat nilai, difahami dari firmanNya dalam
yakni keimanan kepada Allah, dan Q.S. Ali Imran ayat 190-191.
iman ini akan mewarnai semua aspek b. Agama Islam mewajibkan
kehidupan atau mempengaruhi nilai- kepada tiap-tiap pemelukknya,
nilai lain.26 baik laki-laki maupun
perempuan, untuk mencari dan
D. Islam Mendorong kepada menuntut ilmu, sebagaimana
Kebudayaan dapat difahami dari firman
Pada uraian terdahulu telah Allah Q.S. Al-Mujadilah ayat
dijelaskan bahwa agama samawi 11. Dan hadits Nabi SAW.
(revealed religion/agama wahyu) "menuntut ilmu wajib bagi
bukanlah termasuk kebudayaan, setiap orang Islam", serta
karena ia bukan produk manusia, hadits Nabi SAW.: "Carilah
tetapi dari Tuhan Yang Maha Esa ilmu walaupun di negeri Cina".
(Allah) yang telah menurunkan c. Agama Islam melarang orang
wahyu kepada utusan-Nya, untuk bertaqlid buta, menerima
sesuatu tanpa diperiksa lebih
25
Ibid., hlm., 313-314 dahulu, walau dari ibu bapak
26
Ibid., hlm., 314

Tamaddun, Vol. 5, No. 2, Juli – Desember 2017


33
dan nenek moyang sekalipun. pemeluknya agar pergi
Sebagaimana firman Allah meninggalkan kampung
dalam Q.S. al-lsra' ayat 36. halamannya, berjalan ke
d. Agama Islam juga mendorong daerah/negeri lain untuk
dan menggalakkan para menjalin silaturrahmi
pemeluknya agar selalu (komunikasi) dengan bangsa
menggali hal-hal yang baru atau golongan lain, saling
atau mengadakan barang yang bertukar fikiran, pengetahuan
belum ada, merintis jalan yang dan pandangan. Sebagaimana
belum diternpuh serta dapat difahami dari firman
membuat inisiatif dalam hal Allah dalam Q.S. Al-Hajj: ayat
keduniaan yang memberi 46.
manfaat kepada masyarakat. g. Agama Islam juga menyuruh
Hal ini dapat difahami dari para pemeluknya untuk
iirrnan Allah dalam Q.S. Alam memeriksa dan menerima
Nasyrah ayat 7-8, dan hadits kebenaran dari mana dan
Nabi SAW.: "Barang siapa siapapun datangnya, dengan
yang berinisiatif (memulai catatan harus melalui proses
suatu cara keduniaan) yang seleksi, sehingga dapat
baik, maka baginya pahala menemukan ide, gagasan, teori
sebanyak pahala untuk orang atau pandangan yang sesuai
yang langsung dengan petunjukNya.
melaksanakannya itu sampai Sebagaimana dapat difahami
hari kiamat. dari firman Nya dalam Q.S. al-
e. Agama Islam juga menyuruh Zumar ayat 17-18.
para pemeluknya untuk Sebenarnya masih banyak
mencari keridlaan Allah dalam ajaran-ajaran Allah dan rasulNnya
semua nikmat yang telah yang membicarakan masalah
diterimanya dan menyuruh tersebut, tetapi dari ketujuh point
mempergunakan hak-haknya tersebut sudah dapat difahami bahwa
atas keduniaan dalam pimpinan ajaran agama Islam memang benar-
dan aturan agama. benar mendorong para pemeluknya
Sebagaimana firman Allah dan atau menyuruh mereka untuk
dalam Q.S. al-Qashash ayat menciptakan kebudayaan dalam
77. berbagai seginya.27
f. Agama Islam juga
27
menganjurkan para Tadjab, dkk,, Dimensi-Dimensi Studi Islam.,
op., cit., hlm., 311
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah
E. Penutup Peradaban Islam. Bandung:
Islam dengan ajarannya yang Pustaka Setia.
menempatkan akal manusia pada Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau
tempat yang terhormat telah terbukti dari Berbagai Aspeknya.
betapa manusia ketika menggunakan Jakarta: UI Press.
akalnya dengan baik dan benar,
maka manusia mampu meraih http://www.percikaniman.org.
kemajuan, baik itu kemajuan dalam Kodir, Koko Abdul. 2012. Metodologi
bidang peradaban maupun kemajuan Studi Islam. Bandung: Pustaka
dalam bidang kebudayaan. Setia.
Begitupun dengan penggunaan
Suparlan, Parsudi. Kata Pengantar
akalnya manusia telah mampu
dalam Roland Robertson. 1988.
menciptakan sanis dan teknologi
Agama dalam analisa dan
yang tinggi yang dapat membuat
Interpretasi Sosiologis. Jakarta:
manusia menjadi makhluk yang
Rajawali Press.
benar-bnar maju. Dan mampu
menguasai dunia bahkan mampu Anwar, Rosihon dkk. 2014. Pengantar
menginjakkan kakinya di Bulan. Studi Islam. Bandung: Pustaka
Setia.

Daftar Pustaka Tadjab, dkk. 1994. Dimensi-Dimensi


Studi Islam. Surabaya: Karya
Yusuf, Ali Anwar. 2003. Studi Agama
Aditama.
Islam untuk Perguruan Tinggi,
Bandung: Pustaka Setia, 2003. Victor W, Turner. 1967. The Forest Of
Symbols. Ithaca: Cornel
Hornby, AS. 1974. Oxford Advanced
University Press.
Learners's Dictionary of
Currrenl English. Great Britain:
Oxford University Press.

Tamaddun, Vol. 5, No. 2, Juli – Desember 2017


35

Anda mungkin juga menyukai