Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

Tn. AR 70 TAHUN DENGAN TB PARU

BAB I
N

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat


dalam menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :
Fera Astari 030.13.077
Herlina 030.14.086

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN


KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 25 MARET 2019 – 01 JUNI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

Pola penyakit di Indonesia mengalami transisi epidemiologi selama dua


dekade terakhir, yakni dari penyakit menular yang semula menjadi beban utama
kemudian mulai beralih menjadi penyakit tidak menular. Kecenderungan ini
meningkat dan mulai mengancam sejak usia muda. Penyakit tidak menular yang
utama di antaranya hipertensi dan diabetes melitus.1
Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu gangguan kesehatan
berupa kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin ataupun resistensi
insulin dan gangguan metabolik pada umumnya. Diabetes juga dikenal sebagai
“Mother of Disease” karena merupakan induk dari penyakit-penyakit lainnya
seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan
kebutaan.2 Menurut data World Health Organitation (WHO), dunia didiami oleh
171 juta diabetisi pada tahun 2000 dan akan meningkat dua kali lipat menjadi 366
juta diabetisi pada tahun 2030. WHO juga memprediksi Indonesia, bahwa akan
ada kenaikan prevalensi DM di Indonesia dari 8,4 juta diabetisi pada tahun 2000,
14 juta diabetisi pada tahun 2006, dan akan meningkat menjadi sekitar 21,3 juta
diabetisi pada tahun 2030. Artinya akan terjadi kenaikan tiga kali lipat dalam
waktu 30 tahun. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2018 angka kejadian diabetes di Indonesia mengalami peningkatan dari 6,9% pada
tahun 2013 menjadi 10,9% pada tahun 2018.3
Penyakit diabetes melitus tidak dapat disembuhkan, namun dengan
pengendalian melalui pengelolaan diabetes melitus dapat mencegah terjadinya
kerusakan dan kegagalan organ dan jaringan. Diabetes melitus merupakan
penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, karena itu berhasil tidaknya
pengelolaan diabetes melitus sangat tergantung dari pasien itu sendiri dalam
mengendalikan kondisi penyakitnya dengan menjaga kadar glukosa darahnya
tetep terkendali. Pengendalian diabetes melitus dapat dilakukan dengan beberapa

1
cara yaitu edukasi, latihan jasmani, terapi nutrisi medis (TNM) dan terapi
farmakologi.4
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak
dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien
hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat.
Hipertensi dibedakan menjadi dua macam, yakni hipertensi primer (esensial) dan
hipertensi sekunder. Hipertensi dipicu oleh beberapa faktor risiko, seperti faktor
genetik, obesitas, kelebihan asupan natrium, dislipidemia, kurangnya aktivitas
fisik, dan defisiensi vitamin D.5
Prevalensi hipertensi berdasarkan riskesdas 2018 yang terdiagnosis dokter
di Indonesia mencapai 8,4% dan berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah
sebanyak 34,1%. Penyakit hipertensi dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit kardiovaskular. Setiap peningkatan 20 mmHg tekanan darah sistolik atau
10 mmHg tekanan darah diastolik dapat meningkatkan risiko kematian akibat
penyakit jantung iskemik dan stroke. Terkontrolnya tekanan darah sistolik dapat
menurunkan risiko kematian, penyakit kardiovaskular, strok, dan gagal jantung.
Menjalankan pola hidup sehat setidaknya selama 4–6 bulan terbukti dapat
menurunkan tekanan darah dan secara umum dapat menurunkan risiko
permasalahan kardiovaskular. Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan di
antaranya penurunan berat badan, mengurangi asupan garam, olahraga,
mengurangi konsumsi alkohol, dan berhenti merokok.5

2
BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

I. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA


A. Identitas Pasien
Nama : Tn. AR
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Inpress II RT/RW 014/03 Petukangan Selatan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja

B. Identitas kepala keluarga


Nama : Tn. AR
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Inpress II RT/RW 014/03 Petukangan Selatan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja

C. Sumber Pembiayaan Kesehatan


Jaminan : BPJS Kesehatan
Non-Jaminan :-

3
D. Perilaku Kesehatan Keluarga
1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan:adalah
Periksa ke dokter di Puskesmas terdekat
2. Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:
- Posyandu balita : Tidak
- Posyandu lainnya : Tidak
- Perkumpulan Kesehatan Lainnya : Tidak
3. Pemanfaatan waktu luang:
- Olahraga :Ya, Jalan santai atau
lari. Frekuensi 2x per minggu
- Rekreasi :Tidak
- Melakukan hobi : Tidak
- Aktivitas sosial di lingkungan pemukiman : Tidak
- Arisan : Tidak
- Pertemuan RT : Tidak
- Organisasi : Tidak

4
II. PROFIL KELUARGA
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan Tempat
dalam tinggal
Keluarga
1 Tn.AR Kepala L 70 thn SD Tidak Bekerja Sakit Serumah
keluarga
(Pasien)
2 Ny. R Istri P 66 thn SD - Meninggal Serumah

3 Tn. M Anak I L 41 thn SMK Karyawan Sakit Serumah


Swasta
4 Ny. L Anak II P 39 thn SMA IRT Sehat Tidak
Serumah
5 Ny. R Anak III P 37 thn SMA IRT Sehat Tidak
Serumah
6 Tn. N Anak IV L 35 thn SMK - Meninggal Serumah
7 Ny.R Anak V P 34 thn SMA IRT Sehat Tidak
Serumah
8 Tn.R Anak VI L 33 thn SMA Karyawan Sehat Tidak
Swasta Serumah
9 Tn.N Anak VII L 30 thn SMK Karyawan Sehat Serumah
Swasta
10 Tn.A Anak VIII L 27 thn SMA Karyawan Sehat Serumah
Swasta

Diagram 1. Genogram Keluarga kandung Pasien

1 2

3 5
4

Keterangan :
1. Pasien : Sakit
2. Istri Pasien : Meninggal
3. Anak pertama : Sakit
4. Anak kedua : Sehat
5. Anak ketiga : Sehat
6. Anak keempat : meninggal

5
7. Anak kelima : Sehat
8. Anak keenam : Sehat
9. Anak ketujuh : Sehat
10. Anak kedelapan : Sehat

6
III. RESUME PENYAKIT DAN TATALAKSANA YANG DILAKUKAN
I. Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 15 April 2019
A. Keluhan Utama
Pasien dengan keluhan sesak jika menarik nafas sejak 3 minggu yang lalu.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. AR mengeluhkan sesak jika menarik nafas sejak 3 minggu yang lalu.
Sesak disertai nyeri dada saat menarik nafas. Awalnya keluhan berupa
batuk berdahak tetapi dahaknya tidak keluar. Pasien merasa sesaknya
semakin hari semakin bertambah berat dan pasien berencana berobat
kepuskesmas untuk memeriksakan keluhannya ini. Keluhan lain berupa
demam, mual, muntah dan diare disangkal oleh pasien.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya. Pasien
terdiagnosis TB sejak tahun 1995, dan meminum obat selama 1 tahun
tuntas. Pasien mengatakan bahwa pasien sudah sembuh total. Setelah itu
pasien tidak berobat ataupun memeriksakan dirinya ke rumah sakit lagi.
Penyakit DM, hipertensi,liver, asma, jantung dan ginjal disangkal oleh
pasien.
Riwayat Kebiasaan Pasien
Frekuensi makan pasien tidak menentu sekitar 2-3x sehari yang dimasak
sendiri. Pasien jarang mengonsumsi buah, hanya beberapa kali dalam
seminggu. Pasien tidak rutin berolahraga karena pasien bangun pagi lebih
siang dari kegiatan olahraga yang dilakukan di lingkungan rumahnya.
Sehari-hari pasien hanya membersihkan rumah saja. Pasien tidak pernah
kontrol ke puskesmas petukangan selatan untuk memeriksakan
kesehatanya. Pasien mengaku hanya mengkonsumsi obat yang dibeli
diwarung. Pasien tidak merokok dan meminum kopi.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orang tua pasien sudah meninggal. Ayah pasien meninggal karena
riwayat stroke dan serangan jantung. Ibu pasien meninggal karena

7
komplikasi dari penyakit jantung. Anggota keluarga pasien tidak ada yang
mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Di keluarga pasien tidak
ada yang mengalami obesitas. Saat ini semua anggota keluarga pasien
tidak ada yang tengah mengalami penyakit. Riwayat penyakit keluarga
seperti keganasan disangkal. Terdapat riwayat penyakit diabetes mellitus
dan hipertensi dari kedua orang tua pasien.

8
Hasil Pemeriksaan Fisik
Tanggal 15 April 2019 di Rumah Pasien
Keluhan : Sesak dada dan nyeri dada saat menarik nafas
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi Badan : 168 cm
Berat Badan : 60 kg
BMI : 25,5 kg/m2
Keadaan Gizi : Overweight

Tanda Vital
Tensi : 130/90 mmHg
Pernafasan : 20 x / menit
Nadi : 98 x / menit
Suhu : 36,6oC

Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor
Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, septum deviasi -
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), detritus -/-, kripta -/-
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-)

Dada
Cor I : Iktus kordis tak tampak
Pa : Iktus kordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS
Pe : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Au : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo I : Simetris saat statis dan dinamis
Pa : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri

9
Pe : Ka : Sonor
Ki : Sonor
Au : Ka: Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Ki: Suara nafas vesikuler, rhonki (+), wheezing (-)

Abdomen
I : Datar
Pa : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Pe : Timpani, Balotemen -/-, nyeri ketuk CVA -/-
Au : Bising usus (+) di 4 kuadran

Ekstremitas Superior Inferior


Oedema -/- -/-
Akral hangat +/+ +/+

E. Rencana Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah diberikan:
Terapi medikamentosa: -
Terapi edukasi:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai keadaan penyakit yang
dialami oleh pasien.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya berobat dan
pemeriksaan kesehatan setiap bulan dan meminum obat sesuai
anjuran dokter.
- Edukasi pasien dan keluarga agar rutin mengingatkan pasien akan
pentingnya melakukan aktivitas fisik seperti senam peregangan.
- Edukasi pasien dan keluarga untuk mengonsumsi makanan dengan
gizi seimbang dan mengurangi makanan manis dan garam.
- Edukasi pasien dan keluarga untuk menjaga kerapihan dan
kebersihan baik diri sendiri maupun lingkungan khususnya rumah.

10
F. Hasil Penatalaksanaan Medis
Keluhan yang dirasakan oleh pasien sudah berkurang.
Faktor pendukung:
- Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien
- Pasien masih aktif melakukan kegiatan sehari-hari
Faktor penghambat:
- Pasien jarang berolahraga
- Pasien memiliki kebiasaan makan yang tidak menentu dan nutrisi tidak
seimbang

IV. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien didapatkan informasi bahwa pasien
mengeluhkan nyeri, kebas, dan bengkak pada kedua punggung kaki sejak
2 minggu yang lalu. Pasien mempunyai penyakit diabetes mellitus dan
hipertensi. Pasien memiliki kebiasaan merokok, jadwal makan yang tidak
teratur dan tinggi lemak. Pasien juga jarang mengikuti senam yang rutin
dilakukan di lingkungannya. Setelah dilakukan kunjungan ke rumah dan
diberikan edukasi, keluarga pasien berusaha untuk mendisiplinkan pola
hidup sehat pada pasien serta ingin pasien lebih disiplin untuk
memeriksakan kesehatan secara rutin.
B. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal dirumah sendiri. Terdapat 5 orang yang tinggal dirumah
tersebut yaitu pasien, 3 orang anak, 1 istri pasien. Tempat tinggal pasien
berdekatan dengan rumah saudara-saudara. Hubungan pasien dengan
kelurga cukup baik, anak-anak pasien juga ikut serta mengurus kondisi
pasien dan memantau perkembangan kesehatan pasien.
C. Fungsi Ekonomi
Pasien merupakan pengemudi ojek. 2 anak pasien sudah bekerja sebagai
pegawai swasta, sedangkan 1 anak pasien masih seorang pelajar.

11
Kebutuhan sehari-hari di rumah ditanggung oleh pasien. Kebutuhan untuk
pengobatan pasien masih tercukupi dengan uang hasil mengojek.
D. Fungsi Pendidikan
Pasien sekeluarga merupakan golongan dengan pendidikan yang cukup.
E. Fungsi Religius
Pasien dan keluarganya beragama Islam. Pasien sering menjalankan
ibadah ke masjid. Anggota keluarga pasien yang lain rajin mengikuti
ibadah ke masjid setiap hari.
F. Fungsi Sosial Budaya
Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat. Lingkungan rumah pasien
ramah dan selalu saling membantu. Pasien dan keluarga kurang aktif
dalam kegiatan disekitar rumah, termasuk pada bidang kesehatan yang
bekerja sama dengan puskesmas.

V. POLA KONSUMSI MAKANAN PENDERITA


Formulir 24 hours recall (Catatan: Asupan makanan/ minuman KEMARIN
mulai bangun pagi hingga tidur malam)
Tabel 2. Food recall
Nama makanan atau Jumlah
Waktu Jam Bahan makanan
minuman URT
Nasi, ikan goreng, bayam
Beras, ikan, bayam ½ centong
rebus
Makan
06.30 1 potong
Pagi
1 mangkuk
Selingan 10.00 Kopi Kopi 1 cangkir
Nasi, ikan goreng, bayam
Beras, ikan, bayam 1centong
rebus
Makan
12.00 1 potong
Siang
1 mangkuk

Selingan 15.00 Kopi Kopi 1 cangkir

Beras, kacang
Makan Nasi, sayur tumis ½ centong
18.30 panjang, wortel
Malam
1 mangkuk

12
Penjelasan: frekuensi makan rata-rata setiap harinya 3 kali, saat makan pagi dan
siang makanannya sama yaitu nasi, ikan goreng dan sayur bayam sedangkan pada
malam hari hanya makan nasi dan sayur saja. Makanan selingan yaitu buah
pepaya. Menurut perhitungan kebutuhan gizi dan kalori pasien per hari sebanyak
2250 kkal. Berdasarkan food recall, pasien cukup mendapatkan kalori dari
makanan yang seusai dengan kebutuhan.
VI. IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Faktor Perilaku
Pasien memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur dan kurang bervariasi.
Pasien meminum obat dengan anjuran dokter. Pasien merokok, perhari 1
bungkus. Pasien mengaku jarang berolahraga dan bangun di siang hari.
Jika ada anggota keluarga sakit, langsung dibawa ke dokter puskesmas
terdekat.
B. Faktor Non Perilaku
Rumah pasien memiliki ventilasi yang kurang baik. Lingkungan
perumahan pasien padat. Rumah pasien kurang tertata rapi, ada banyak
barang barang yang diletakkan sembarangan dan menumpuk. Jarak dari
rumah ke fasilitas pelayanan kesehatan tempat pasien biasa memeriksakan
dirinya cukup jauh, harus dijangkau dengan kendaraan bermotor,

VII. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Biologis
Pasien dengan keluhan nyeri, kebas dan bengkak pada kedua punggung
kaki sejak 2 minggu yang lalu. Tidak ada anggota keluarga lainnya yang
memiliki keluhan serupa dengan pasien.
B. Fungsi Psikologis
Hubungan pasien dengan anggota keluarga cukup baik, sementara itu
hubungan pasien dengan tetangga cukup baik.
C. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

13
Menurut pasien, saat ini kondisi ekonomi keluarga sudah cukup baik. Dua
Anak pasien sudah bekerja dan membantu perekonomian keluarga.
D. Fungsi Sosial
Pasien dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Pasien sering
mengikuti kegiatan masyarakat yang rutin dilaksanakan oleh RW
setempat.
E. Faktor Perilaku
Pasien makan tidak teratur, variasi dan gizi makanan cukup. Tidak ada
aktivitas fisik yang rutin dilakukan oleh pasien selain mengojek. Pasien
bangun di siang hari. Pasien saat ini sering memeriksakan dirinya ke
Puskesmas Kelurahan Ulujami. Pasien mengonsumsi obat sesuai anjuran
dokter.
F. Faktor Non Perilaku (Lingkungan, pelayanan kesehatan, keturunan)
Rumah pasien memiliki ventilasi yang kurang baik. Lingkungan
perumahan pasien padat. Rumah pasien kurang tertata rapi, ada banyak
barang barang yang diletakkan sembarangan dan menumpuk. Jarak dari
rumah ke fasilitas pelayanan kesehatan tempat pasien biasa memeriksakan
dirinya cukup jauh, harus dijangkau dengan kendaraan bermotor.

14
G. Penilaian Fungsi Fisiologis  APGAR Score
SKOR APGAR KELUARGA
NO Items Penilaian Selalu Kadang- Tidak
(2) Kadang Pernah
(1) (0)
1. A: Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu V
pada waktu ketika ada sesuatu yang membuat
saya sulit
2. P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) V
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya
3. G: Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas V
4. A: Afek
Saya puas dengan cara keluara (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan berespon V
terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih,
kasih sayang, dll
5. R: Resolve
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
V
saya menyediakan waktu bersama-sama untuk
dihabiskan bersama anggota keluarga
Berdasarkan nilai APGAR yang dijawab oleh pasien didapatkan nilai 6.
Instrument ini dapat menggambarkan tingkat kepuasan mengenai hubungan
keluarga secara individual, dan juga beratnya disfungsi keluarga. Nilai 6 tersebut
mengartikan bahwa terdapat adanya disfungsi keluarga ‘Sedang’ pada keluarga
pasien.

15
H. Penilaian Fungsi Patologis  SCREEM Score
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial yang baik antar anggota
keluarga, partisipasi dalam masyarakat
kurang. Hubungan dengan tetangga cukup +
baik. Keluarga kurang aktif dalam
kegiatan masyarakat. Interaksi sosial
pasien dengan masyarakat cukup baik,
karena masih aktif mengikuti posyandu
balita.
Cultural Pasien dan keluarga menggunakan bahasa -
Indonesia, tata karma sopan.
Religious Pemahaman agama seluruh anggota
keluarga cukup baik yang ditandai -
keluarga selalu rutin beribadah ke masjid
setiap hari.
Economy Ekonomi keluarga cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan -
sekunder seperti rutin pergi rekreasi setiap
bulan.
Education Tingkat Pendidikan dan pengetahuan -
anggota keluarga cukup.
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan,
keluarga menggunakan pelayanan
puskesmas dan RS Swasta secara rutin. +
Pasien sudah mempunya jaminan
kesehatan.

Berdasarkan nilai SCREEM yang dijawab oleh pasien, didapatkan


patologi pada keluarga pasien terdapat di bagian Sosial dan Kesehatan. Di bagian
sosial karena keluarga pasien kurang bersosialisasi dan aktif mengikuti kegiatan
kemasyarakatan. Pada bidang medical atau kesehatan, didapatkan masalah karena
kebiasaan pasien sendiri yang tidak mengutamakan mencari bantuan untuk
kesehatan ke pelayanan kesehatan yang tepat.

16
VIII. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
A. Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di perumahan yang padat dengan ukuran 7 x
12 m2, bentuk bangunan satu lantai. Secara umum gambaran rumah
terdiri dari satu ruang tamu, satu teras yaitu pada bagian depan, dua
kamar tidur, satu dapur, satu kamar mandi dan dua kamar kostan.
Lantai terbuat dari keramik, dinding terbuat dari tembok beton, atap
rumah dari genteng, jendela ada di depan dan belakang rumah,
berukuran 100 x 70 cm. Penerangan di dalam ruangan kurang baik.
Kebersihan dalam dan luar rumah kurang baik, tata letak barang-
barang tidak rapi. Sumber pencahayaan listrik 1300 watt, sumber air
dari PAM. Pada kamar mandi terdapat kloset jongkok. Air limbah
dialirkan ke saluran pembuangan tersendiri. Sampah rumah
dikumpulkan di tempat sampah di depan rumahnya, dan diangkut oleh
petugas kebersihan.
B. Denah Rumah

5
4

6
12 meter
3

7 meter

17
Keterangan ruangan:
1. Teras
2. Ruang tamu + ruang TV
3. Kamar tidur anak
4. Ruang tidur pasien
5. Kamar mandi
6. Kosan
7. Dapur

Analisis Keadaan Rumah:


1. Letak rumah di daerah : Padat
2. Bentuk bangunan rumah : 1 lantai
Kepemilikan rumah : Milik sendiri
3. Luas rumah : 84 m2
Jumlah orang dalam satu rumah : 5 orang
Luas halaman rumah : 7 m2
4. Lantai rumah dari : Keramik
5. Dinding rumah dari : Tembok
6. Atap rumah : Genteng
7. Pembagian ruangan rumah:
- Ruang tamu + ruang keluarga : ada, ukuran 7x2 m2
- Ruang Tidur : ada, ukuran 4x3 m2
- Dapur : ada, ukuran 5x1 m2
- Kamar Mandi : ada, ukuran 2x1 m2
8. Jendela rumah : ada 2 buah Ukuran100 x50 cm
Perbandingan luas lantai dan jendela di :
- Ruang tamu : 60%: 40%
Penerangan di dalam rumah : Cukup
9. Listrik di rumah : ada, 1300watt

18
10. Lubang ventilasi :
Ruang tamu : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Ruang makan : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Ruang tidur : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Kelembaban dalam rumah : terasa lembab
Kesan ventilasi di dalam rumah : kurang
11. Kebersihan dalam rumah : kurang
12. Sumber air minum dari : Galon isi ulang
13. Kamar mandi : ada
14. Limbah rumah tangga di alirkan ke : saluran pembuangan
15. Tempat sampah diluar rumah : ada; tertutup
16. Jalan di depan rumah lebarnya : 1 meter, terbuat dari: aspal
Kesan kebersihan lingkungan pemukiman: cukup baik

19
IX. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA
Terdapat riwayat
keluarga dengan
Genetik Diabetes mellitus dan
hipertensi

Yan Kes Status Lingkungan


Kesehata
n

Pelayanan Kesehatan  Kebersihan rumah


cukup terjangkau kurang
 Pencahayaan kurang
 Rumah terasa
lembab
Perilaku
 Interaksi sosial
kurang

 Jarang berolahraga
 Frekuensi makan tidak tentu
 Asupan makanan kurang
bergizi seimbang
 Merokok
 Minum obat tidak sesuai
anjuran dokter
 merokok

20
X. TABEL PERMASALAHAN PADA KELUARGA

Indikator
No Resiko dan Masalah Rencana Pembinaan KeberhasilanPenilaian
Kesehatan

1. Kurangnya aktivitas fisik Memberikan edukasi mengenai Ada olah raga yang
perlunya berolah raga rutin dilakukan pasien
2. Jadwal makan dan gizi Memberikan penjelasan tentang Terdapat perubahan
tidak sesuai kondisi pasien saat ini dan pentingnya pola makan pada pasien.
untuk menjaga pola makan teratur dan
gizi yang sesuai
3. Merokok Memberi penjelasan tentang kondisi Pasien behenti
pasien saat ini dan bahaya merokok merokok.
pada orang dengan DM, dan
Hipertenis.

4. Tidak minum obat sesuai Memberi penjelasan mengenai risiko Pasien tidak lagi
anjuran mengonsumsi obat tidak sesuai membeli obat di warung
petunjuk dokter dan hubungannya atau apotik tanpa
dengan keadaan pasien. anjuran dokter.

21
XI. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN
Keluarga
Tanggal Kegiatan yang Indikator
yang Hasil kegiatan
kunjungan dilakukan evaluasi kegiatan
terlibat
25 Februari  Memperkenalkan diri Pasien dan  Terbinanya  Pasien
2019 dan menjelaskan keluarga hubungan baik bersedia untuk
maksud kedatangan. pasien. dengan pasien diperiksa.
 Bina rapor awal. dan keluarga.  Pasien dan
 Identifikasi anggota  Pasien dan keluarga lebih
keluarga dan kondisi keluarga memahami
kesehatannya. memahami penyakit yang
 Melakukan penyakit yang diderita
anamnesis dan sedang diderita
pemeriksaan fisik dan cara
kepada pasien. mengatasinya.
 Memberi penjelasan
kepada pasien dan
keluarga mengenai
penyakit pasien.

27 Februari  Evaluasi keluhan dan Pasien dan  Pasien mulai  Pasien


2019 keadaan umum keluarga mengerti memahami
pasien. pasien. kegunaan dan pentingnya
 Melakukan risiko bila tidak meminum obat
pemeriksaan fisik. minum obat sesuai anjuran.
 Memberi motivasi sesuai anjuran.  Pasienmengikut
untuk rutin minum  Pasien mulai i anjuran diet.
obat. mengerti jadwal  Rumah menjadi
 Edukasi makanan dan jenis lebih rapih dan
apa saja yang makanan yang bersih.
sebaiknya bergizi
dikonsumsi. seimbang.
 Edukasi mengenai  Pasien mulai
kebersihan dan mengerti
kerapihan rumah. mengenai
kebersihan dan
kerapihan
rumah.

22
28 Februari  Evaluasi keluhan dan Pasien dan  Pasien dan  Pasienrutin
2019 keadaan umum keluarga dibantu keluarga minum obat.
pasien. pasien. pasien sudah  Pasien mulai
 Melakukan mulai lebih mengikuti
pemeriksaan fisik. memilih anjuran diet
 Evaluasi tentang pola makanan yang yang
makanpasien. dikonsumsi. disarankan
 Evaluasi pola  Pasien dan  Rumah menjadi
aktivitas pasien. keluarga mulai lebih rapih dan
 Edukasi mengenai merapikan bersih.
aktivitas fisik yang barang-barang  Pasien mulai
dapat dilakukan di di rumah. menerapkan
rumah  Pasien dan aktivitas fisik
 Evaluasi mengenai keluarga mulai yang
kebersihan rumah. mengerti disarankan.
aktivitas fisik
yang dapat
dilakukan.

4  Evaluasi keluhan dan Pasien dan  Pasien  Pasienrutin


Maret 2018 keadaan umum keluarga mengatakan minum obat
pasien. pasien. keadaannya baik dan mau rutin
 Melakukan dan obat sudah ke dokter.
pemeriksaan fisik. diminum teratur.  Pasien akan
 Evaluasi tentang pola  Pasien sudah terus
makan pasien. lebih menjaga menerapkan
 Edukasi pentingnya pola makan. anjuran diet
perika kesehatan  Pasien dan aktivitas
umum secara rutin. mengatakan fisik.
 Memberi penjelasan akan mulai rutin
mengenai pentingnya mengikuti
hal ini diterapkan posbindu yang
terus menerus dan rutin dilakukan.
tidak berhenti di
tengah jalan.

23
XII. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
1. Tingkat pemahaman : Pasien dapat memahami penjelasan yang
diberikan
2. Faktor pendukung : Pasien dan keluarga dapat memahami
penjelasan yang diberikan. Sikap pasien dan keluarga cukup kooperatif
sehingga dapat menerapkan edukasi yang diberikan
3. Faktor penyulit : Sulitnya mengubah perilaku pasien untuk
rutin melakukan aktivitas fisik, bangun pagi, dan makan-makanan
dengan gizi yang seimbang.
4. Indikator keberhasilan : Pasien dapat mengetahui tentang
penyakitnya yang meliputi penyebab, faktor risiko, pencegahan,
penatalaksanaannya dan komplikasi yang dapat terjadi serta berusaha
untuk menerapkan pola hidup sehat. Keluarga ikut membantu pasien
dalam pengobatan dan menerapkan pola hidup sehat.

24
LAMPIRAN

Kunjungan Rumah
Hari ke 1

Hari ke 2

25
Hari ke 3

Hari ke 4

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. 2015. “Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun


2015–2019”. Diakses melalui https://doi.org/351.077 Ind r.
2. Toharin SN, KM WH, Kes M, Kes IZ. Hubungan Modifikasi Gaya Hidup
dan Kepatuhan Konsumsi Obat Antidiabetik dengan Kadar Gula Darah
pada Penderita diabetes Melitus Tipe 2 di rS QIM Batang Tahun 2013.
Unnes Journal of Public Health. 2015 Apr 17;4(2).
3. Kesehatan K. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Kemenkes RI. 2018.
4. Pardede TE, Rosdiana D, Christianto E. Gambaran Pengendalian Diabetes
Melitus Berdasarkan Parameter Indeks Massa Tubuh dan Tekanan Darah
di Poli Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Kedokteran. 2016 Nov 29;4(1):1-
4.
5. Sudarsono EK, Sasmita JF, Handyasto AB, Kuswantiningsih N,
Arissaputra SS. Peningkatan Pengetahuan Terkait Hipertensi Guna
Perbaikan Tekanan Darah pada Pemuda di Dusun Japanan, Margodadi,
Seyegan, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
(Indonesian Journal of Community Engagement). 2017 Jan 1;3(1):26-38.

27

Anda mungkin juga menyukai