Mereka tinggal
bersama, karena anak – anaknya sedang pergi ke perantauan.
Pak Sukri : Kalian itu selalu bertengkar ya seperti muda – mudi yang masih pacaran.
Kakek : Maunya sih gitu pak sukri, tapi apa daya kulit sudah mengendur.
Bu Sukri : Memangnya kalau kulit mengendur disebut tua ya pak?
Nenek :Dia itu selalu berlagak seperti anak muda, padahal mengangkat kursi saja kentutnya
keluar.
Pada waktu menjelang siang tiba – tiba datang Bu Karni dan anak pertamanya, suami istri
tersebut bergabung dengan Yuli beserta Pak Karni suami Bu Karni mengunjungi orang tua
dan kakeknya. Karni membawa oleh – oleh luar kota untuk kedua orang tuanya.
Yuli : Kakek memang pikun, baru minggu yang lalu kami kemari.
Nenek : Dia memang pikun, kadang sampai lupa kalau dia sudah makan sampai enam kali
sehari.
Pak Karni : Wah, kalau bapak makannya banyak begitu akan gendut seperti pemain sumo
Bu Karni : Kalau badan bapak gendut ibu nanti disenggol sedikit langsung melayang.
Nenek : Huuusss, kamu kira ibu tidak punya kekuatan untuk melawan badan sumo bapakmu?
Tenaga ibu masih kuat seperti anak muda.
Bu Sukri : Ternyata suami istri sama saja, tidak mau kalah mengaku muda.
Pa Sukri : Ya begitulah bu, mereka itu kaya ABG jaman now.
Setelah itu kakek, nenek, anak beserta cucunya memasuki rumah, dan langsung berbincang –
bincang diruang tamu.
Setelah SORE Pak Karni, Bu Karni dan anaknya pergi lagi meninggal Kakek dan Nenek.
Kakek : Begitu bahagia ya nek melihat mereka sudah mempunyai anak yang nurut sama
orang tuanya, padahal masih banyak seumuran dia yang suka bandel kalau
diomongin.
Nenek : Iya kek, semoga mereka selalu bahagia. Walaupun kakek dan neneknya selalu
bertengkar kaya anak muda.
Kakek : Iya, seharusnya kita lebih menyadari bahwa umur kita sudah tidak muda lagi, dan
harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Nenek : Iya kek, mari kita nikmati masa tua dengan beribadah.
Akhirnya Kakek dan Nenek itu bahagia walaupun selalu bertengkar tapi mereka sudah sadar
setelah anak – anak dan cucunya mengunjungi mereka. TAMAT