PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas perawatan atau puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang
diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat,
baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara.
1
B. Tujuan Pedoman
Pedoman rawat inap Puskesmas Bolo bertujuan untuk menjadi acuan
dalam memberi pelayanan kepada pasien rawat inap baik pasien anak maupun
dewasa. Sehingga pada akhirnya pelayanan klinis dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan..
1. Pasien Dewasa
2. Pasien geriatri
3. Pasien anak diatas usia 4 bulan
2
D. Batasan Operasional
1. Rawat Inap adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnostis, pengobatan.
2. Pasien rawat inap adalah pasien Puskesmas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan kondisi harus dilakukan perawatan lebih lanjut di
Puskesmas.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi
terhadap pasien.
4. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai
hal hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
E. Landasan Hukum
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia pelayanan klinis
Berikut ini tenaga kesehatan yang bertugas pada rawat inap yang ada di
Puskesmas Bolo:
1.PNS
- Nurdawati, S.Kep Ns
- Nurmi, Amd.Kep
- Nur Aisyiyah,Amd.Kep
- Sulastria,Amd.Kep
- Kurniawati,S.Kep.Ns
- Megawati,Amd.Kep
- Rahmayanti,S.Kep.Ns
- Muryani,S.Kep.Ns
- Nurillah, s.Kep
- Sri Mulyani,S.Kep.Ns
- Nila Sukma Haerani,Amd.Kep
- Nilam Indah I, Amd.Kep
- Lila Laswita, Amd.Kep
- Nurhayati,S.Kep.Ns
- Rahmania, Amd.Kep
- Sri Wulandari,Amd.Kep
4
B. Distribusi Ketenagaan dan pengaturan jadwal kegiatan
Rawat inap Puskesmas Bolo memiliki 3 tenaga perawat PNS dan 1
perawat Honor Daerah,1 1 Perawat PTT Daerah dan 12 Perawat non PNS
dengan status magang di Puskesmas.
Pembagian tugas tambahan di Rawat Inap adalah :
Koordinator Rawat Inap : Nurdawati,S.kep.Ns
Sie Keperawatan : Nurmi,Amd.Kep
Sie Humas : Yuli Dewi Sartika,S.kep
Sie Kesling : Sri Asmawati,AMKL
Sie Gizi : Siti Asmah, AMGz
Sie Sarpras : Nuraisyiyah,Amd.Kep
Pembagian shift jaga pada rawat inap terdiri dari 3 (tiga) Shift yakni
Dinas Pagi dari jam 7.30-14.00 Wita, dinas Sore jam 14.00- 20.00 WIB
dan dinas malam jam 20.00 – 7.30 Wita.
5
Selain memiliki tugas di rawat inap, ada juga yang memiliki tugas
integrasi/ Pemegang Program di Puskesmas. Semua perawat di rawat inap
sudah mempunyai STR.
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
Pintu UGD
Pintu Masuk
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Ruang Rawat Inap terdiri dari : Ruang keperawatan, ruang perawat dan
ruang pasien yang terdiri dari 14 yang diletakkan ke dalam 5 ruangan. Tempat
tidur yang ada terdiri dari : 3 ( Tiga ) bed untuk pasien anak dan 10 bed untuk
7
pasien dewasa serta 1 bed untuk pasien isolasi. Disamping itu pada ruangan
pasien sudah dilengkapi dengan Meja pasien pada setiap bed nya. Di rawat inap
juga dilengkapi dengan peralatan yang menunjang pelayanan kepada pasien.
2. Peralatan
- Tabung O2 dan humidifier
- Nebulizer set
- Tensi Meter
- Termometer
- Sterilisator
- Stetoskop
- Heacting set
- Spuit
- Tromol Kasa
- Nierbeken
- Kom
- Timbangan Dewasa
- Timbangan bayi
- Troli
8
9
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Rawat Inap
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter
2. Perangkat Kerja
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Heacting set
Nebulizer
3. Tatalaksana
Petugas menerima pasien dari UGD.
Petugas menyiapkan tempat tidur untuk pasien sesuai dengan
pesanan kamar.
Petugas memindahkan pasien ke dalam ruangan yang telah
disediakan.
Petugas mengorientasikan fasilitas yang ada di rawat inap
Petugas memberi informasi hal-hal yang boleh dan yang tidak
boleh dilakukan
Petugas memberi informasi kepada pasien agar melaporkan
kepada petugas jika ada hal-hal yang kurang berkenan,
Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital setiap jam 06.00
Wita, jam 12.00 Wita, dan jam 17.00 Wita sekaligus
10
menganamnesa keluhan yang di alami pasien saat itu untuk
dituliskan pada lembar perjalanan penyakit.
Dokter melakukan visite setiap hari pada jam 09.00 WIB atau
jika suatu saat pasien benar-benar membutuhkan visite karena
kondisi penyakitnya.
Petugas Rawat inap melengkapi terapi yang diresepkan dokter saat
visite.
Jika ada terapi injeksi antibiotika petugas melakukan skin test
terlebih dahulu untuk menghindari anafilaktik syok
Petugas memberikan terapi injeksi antibiotika jam 07.00 Wita dan
19.00 atau jam 11.00 Wita dan 23.00 WIB jika terapi 2 kali
pemberian dalam 24 jam, Jika pemberian 3 kali dalam 24 jam
diberikan pada jam 07.00 Wita, jam 15.00 Wita dan jam 23.00
Wita.
Petugas mencatat semua tindakan yang dilakukan pada pasien
dalam rekam medis
Petugas melaporkan pada dokter jika didapatkan ada hal yang
penting dilaporkan mengenai kondisi kesehatannya pasien,
Petugas melaporkan kepada koordinator rawat inap jika didapatkan
KTD, KTC, KPC dan KNC pada pasien untuk segera di follow
up.
11
BAB V
LOGISTIK
12
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
13
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama
pasien dan tanggal lahir pasien, tidak termasuk nomor dan lokasi
kamar.
14
7. Saat pasien menyebutkan nama lengkapnya, petugas rawat inap
mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
8. Petugas Puskesmas memberikan pertanyaan terbuka menanyakan
tanggal lahir pasien/ umur ; “Kapan tanggal lahir/ umur Bapak / Ibu?”
9. Saat pasien menyebutkan tanggal lahirnya, Petugas Puskesmas
mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
10. Petugas Puskesmas dapat melanjutkan pelayanan medis yang akan
diberikannya bila kedua identitas yang disebutkan pasien telah sesuai
dengan yang tercantum dalam gelang identitas,
11. Petugas Puskesmas melakukan konfirmasi dengan keluarga bila salah
satu identitas yang disebutkan pasien tidak sesuai dengan yang
tercantum dalam gelang identitas,
12. Petugas Puskesmas menjelaskan kepada pasien mengenai pelayanan
medis yang akan diberikannya.
13. Pada kondisi pasien yang tidak dapat berkomunikasi mis pada pasien
tidak sadar , tidak dapat berkomunikasi karena terhalang masalah
bahasa dan tidak ada penterjemah, karena usia (bayi), gangguan
kognitif (dementia atau kelainan mental), Identifikasi dilakukan dengan
memeriksa Nama lengkap pasien dan Identitas lain (seperti tanggal
lahir, KTP) pada gelang identitas pasien, dicocokan dengan informasi
yang telah dimiliki ruang rawat inap (rekam medis, resep, atau tabung
specimen).
14. Petugas Puskesmas yang memasang gelang identitas pasien harus
menuliskan tanggal dan jam masuk Puskesmas pada gelang
identitas,Untuk identifikasi pasien terlantar/ tidak ada keluarga,
15. Petugas Puskesmas dalam mengidentifikasi pasien terlantar/ tidak ada
keluarga (Mr X1, Mr X2 dst) dengan mencocokkan gelang identitas
15
pasien yang meliputi nama pasien, tanggal dan jam masuk UGD
Puskesmas dan nomor rekam medis,
16. Dalam mengidentifikasi bayi baru lahir petugas Puskesmas
memberikan gelang identitas bayi lahir dengan memberikan nama
lengkap ibu (Contoh: By Ny. Ana Suryana) dan nomor rekam medis
ibu. Dalam waktu 24 jam pada gelang identitas bayi ditambahkan
nomor rekam medis bayi dan dibuatkan rekam medik baru dan terpisah
dari ibu,
17. Petugas Puskesmas memberikan gelang identitas sesuai waktu bayi
lahir dengan memberikan nama ibu dan nomor rekam medis ibu
ditambah nomor urut kelahiran (Contoh: By Ny. Ana Suryana 1, By.
Ny Ana Suryana 2) untuk mengidentifikasi bayi kembar baru lahir,
18. Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan identifikasi pasien di tiap-tiap unit masing-
masing,
Koordinator rawat inap dan PONED merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
2. Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien
Prosedur pemasangan gelang pasien yang benar adalah
a) Petugas Puskesmas menganamnesa identitas pasien pada saat proses
identifikasi pasien,
b) Petugas Puskesmas membuat label pada gelang identitas pasien
memuat 4 (empat) identitas pasien, yaitu nama lengkap di sisi kiri atas,
tanggal lahir/ umur di sisi kiri bawah, jenis kelamin (P untuk
perempuan dan L untuk laki-laki) di sisi kanan bawah, dan nomor
rekam medis di sisi kanan atas.
16
c) Petugas UGD dan PONED memasangkan gelang identitas pasien
sewaktu pasien masuk pada unitnya masing-masing,
d) Petugas menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir pasien sebelum
memasangkan gelang identitas pasien,
e) Petugas memasang gelang identitas pasien pada tangan yang tidak
dipasang infuse,
f) Pasang gelang identitas pasien dengan memberi ruang/ jarak kulit
dengan gelang ± 2 cm. (lihat gambar)
17
a) Petugas membuang gelang yang sudah digunting ke tempat sampah,
b) Bila pasien menolak pemasangan gelang identitas maka pasien
harus menandatangani formulir penolakan tindakan,
c) Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan pemasangan gelang identifikasi pasien di tiap-tiap
unit masing-masing,
d) Koordinator rawat inap dan PONED merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
18
4. Petugas rawat inap/ PONED yang menerima instruksi per telepon/
lisan/ hasil test laboratorium yang kritis menuliskan/ Tulis (write
down) pesan yang disampaikan pengirim di catatan terintegrasi,
5. Petugas rawat inap/ PONED yang menerima instruksi secara verbal /
lisan bertanggung jawab untuk mencatat instruksi tersebut pada lembar
catatan terintegrasi di status rekam medis pasien meliputi :
a. Tanggal dan jam pesan diterima.
b. Dosis yang akan diberikan dan waktu pemberian harus spesifik
untuk menghindari kesalahan penafsiran.
6. Petugas rawat inap/ PONED membacakan kembali /BaK (read back)
kepada pengirim pesan per telepon/ lisan untuk konfirmasi kebenaran
pesan yang dituliskan, termasuk nama pasien, tanggal lahir dan
diagnosis.setelah dituliskan, pesan/ hasil test laboratorium yang kritis ,
7. Petugas rawat inap/ PONED menulis nama dokter yang memberikan
pesan,
8. Petugas rawat inap/ PONED menulis nama dan tanda tangan sebagai
tanda yang menerima pesan,
9. Petugas rawat inap/ PONED memverifikasi dokter pengirim pesan
dengan menandatangani catatan pesan yang ditulis penerima pesan
sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam.
19
12. Dalam menuliskan instruksi dokter hendaknya menghindari
penggunaan singkatan, akronim, dan simbol yang berpotensi
menimbulkan masalah dalam penulisan instruksi dan dokumentasi
medis (misalnya catatan lanjutan keperawatan, anamnesis, pemeriksaan
fisis, pengkajian awal keperawatan,),
13. Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan komunikasi effektif di tiap-tiap unit masing-
masing,
14. Koordinator rawat inap dan PONED merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
Prosedur
a. Benar Pasien:
1. Petugas menggunakan minimal 2 identitas pasien dalam
mengidentifikasi pasien,
2. Petugas mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi
terapi tertulis,
3. Petugas menganamnesis riwayat alergi pasien,
4. Petugas menganamnesis kehamilan/ menyusui,
5. Petugas menganamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan obat
saat ini dan membuat daftar obat- obat tersebut,
6. Petugas membandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat
yang digunakan pasien di rumah (termasuk kelalaian, duplikasi,
penyesuaian, kehilangan/ menghilangkan, interaksi, atau tambahan
obat).
20
7. Petugas mengidentifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan
kewaspadaan tinggi dilakukan oleh dua orang yang kompeten
double check.
b. Benar Obat
8. Petugas memberi label semua obat dan tempat obat (syringes,
cangkir obat, baskom obat), dan larutan lain.
9. Petugas menuliskan pada label nama obat, kekuatan, jumlah,
kuantitas, pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal
kadaluarsa jika tidak digunakan dalam 24 jam dan tanggal
kadaluarsa jika kurang dari 24 jam.
10. Petugas melakukan verifikasi semua obat dan larutan minimal 2
orang secara verbal dan visual jika orang yang menyiapkan obat
bukan yang memberikannya ke pasien,
11. Petugas melakukan pemberian label tiap obat atau larutan segera
setelah obat disiapkan jika tidak segera diberikan,
12. Petugas memberi label pada syringes setelah obat disiapkan/diisi (
jangan pada saat syringe masih kosong)
13. Petugas menyiapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label
hanya untuk satu obat atau larutan pada satu saat,
14. Petugas membuang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada
labelnya,
15. Saat pergantian tugas/ jaga, petugas mereview semua obat dan
larutan oleh petugas lama dan petugas baru secara bersama,
16. Petugas mengubah daftar obat/ kardeks jika terdapat perubahan
obat,
17. Dua petugas yang berkompeten mengecek kebenaran jenis obat
yang perlu kewaspadaan tinggi ,
21
c. Benar Dosis
18. Dua orang yang berkompeten mengngecek dan menghitung (double
cek) jika ada untuk dosis/ volume obat, terutama yang memerlukan
kewaspadaan tinggi,
19. Petugas mengkonsultasikan dengan dokter yang menuliskan resep
jika ragu,.
20. Petugas saat menyiapkan obat berkonsentrasi penuh untuk
menghindari gangguan.
d. Benar Waktu
21. Petugas memberikan obat dan menginformasikan sesuai waktu yang
ditentukan:
sebelum makan, setelah makan, saat makan.
Perhatikan waktu pemberian:
3 x sehari tiap 8 jam.
2 x sehari tiap 12 jam. Sehari sekali tiap 24 jam. Selang
sehari tiap 48 jam
22. Petugas memberikan obat dengan segera setelah diinstruksikan oleh
dokter,
23. Petugas meneliti dengan benar bahwa obat belum memasuki masa
kadaluarsa.
e. Benar Cara/ Route Pemberian
24. Petugas memberikan obat sesuai dengan cara pemberian obat,
bentuk dan jenis obat :
Slow-Release tidak boleh digerus
Enteric coated tidak boleh digerus.
Obat-obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat
cair/ sirup,
22
25. Petugas dalam memberikan obat obat sedapat mungkin berjarak dan
jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak.
f. Benar Dokumentasi
26. Petugas mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi pada
pasien setelah mendapat obat,
27. Petugas langsung menuliskan bukti nama dan tanda tangan/ paraf
setelah memberikan obat pada dokumen rekam medik,
28. Petugas/ dokter menuliskan nama dan paraf jika ada perubahan
jenis/ dosis/ jadwal/ cara pemberian obat
29. Dokter memberikan coretan dan terakhir garis( ujungnya) diberi
paraf jika penulisan resep salah,
Contoh:
Lasix tab, 1 x 40 mg Jcmd Lasix inj, 1 x 40 mg iv.
30. Petugas mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan:
Efek Samping Obat (ESO) dicatat dalam rekam medik & Form
Pelaporan Insiden + Formulir Pelaporan Efek Samping Obat
31. Petugas melaporkan Insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien di
Unit Pelayanan Jaminan Mutu. Pelaporan Efek Samping Obat
dikirim ke Komite Farmasi dan Terapi,
32. Petugas mendokumentasikan KNC terkait pengobatan, :
Format Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan
Format Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
g. Benar Informasi
33. Petugas mengkomunikasikan semua rencana tindakan/ pengobatan
harus dikomunikasikan pada pasien & atau keluarganya,
34. Petugas menjelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar,
35. Petugas menjelaskan efek samping yang mungkin timbul.
23
36. Petugas mengkomunikasikan rencana lama terapi pada pasien,
24
11. Petugas mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
resep/ instruksi pengobatan,
C. Penanganan Resep yang Bermasalah
12. Apoteker/ asisten apoteker menghubungi dokter penulis resep/
perawat sesuai dengan instruksi Kerja Penanganan Resep Tidak
Jelas ,
13. Dokter / perawat mencoret tulisan yang tidak jelas tersebut dan
menulis perbaikan di atas coretan kemudian membubuhkan
parafdan tidak boleh menindih dengan tulisan yang baru,
14. Jika dokter tidak dapat datang untuk memperbaiki resep
apoteker/asisten apoteker/ perawat dapat mengubah resep dokter
dengan memberi catatan nama dokter dan waktu (tanggal dan jam)
dilakukannya konfirmasi,
15. Jika dalam menulis resep dokter/ perawat terdapat lebih dari 2
(dua) coretan maka harus diganti dengan lembar resep baru,
16. Jika dokter / perawat dalam menulis tanggal pada resep harus
diganti dengan resep baru.
25
5) Jika tanda-tanda di atas tidak ada, maka dinyatakan negatif dan obat
bisa diberikan melalui intra vena.
26
2. HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik
27
28
8. Penilaian pasien jatuh pada anak, dewasa dan geriatri
1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan
lainnya.
29
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
30
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh
pasien dan keluarga pasien maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan
Kerja di rawat inap semakin tinggi, karena Sumber Daya Manusia (SDM)
puskesmas, pengunjung/pengantar pasien, pasien sekitar puskesmas ingin
mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik
sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi
sarana dan prasarana yang ada di puskesmas yang tidak memenuhi standar.
Program keselamatan kerja di rawat inap merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan
keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat sekitar.
Tujuan umum
31
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
puskesmas, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas
berjalan baik dan lancar.
Tujuan khusus
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
32
c. Orientasi pada petugas baru,
h. Dilarang merokok.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
33
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu
sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan
menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian
mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga
kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Pada unit rawat Inap Puskesmas Bandar I selalu dilakukan rapat intern rawat inap
setiap bulan untuk membahas pelayanan yang sudah dilakukan dalam bulan
tersebut. Jika ada permasalahan diselesaikan dalam rapat intern rawat iinap untuk
segera diputuskan rencana tindak lanjutnya. Rencana tindak lanjut yang
dirumuskan dikonsultasikan pada penanaggungjawab rawat inap untuk disetujui
oleh kepala Puskesmas Bandar I.
Jika ada KTC, KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada koordinator rawat
inap untu segera di follow up bersama-sama dengan tim mutu dan keselamatan
pasien Puskesmas Bolo.
34
BAB IX
PENUTUP
35