Ta 4

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA

Teori Akuntansi
Teori akuntansi merupakan cabang ilmu akuntansi yang terdiri dari pernyataan sistematik
tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik. Vernon kam (1986)
menganggap bahwa teori akuntansi merupakan suatu sistem yang komprehensif dimana
termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Vernon kam membagi unsur teori
dalam beberapa elemen, yakni: postulat dan asumsi dasar, definisi, tujuan akuntasi, prinsip
atau standar, dan prosedur atau metode-metode.

Vernon Kam mengutarakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut:
1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusunan standar akuntansi dalam menyusun
standarnya.
2. Memberikan dasar kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal
tidak adanya standar resmi.
3. Menentukan batas – batas dalam hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan
keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang
disajikan pada laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan dengan laporan sebelumnya.

Menurut Hendriksen (1982) kegunaan dari teori akuntansi sebagai berikut:


 Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik
akuntansi.
 Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.
Pengertian Teori
Teori adalah susunan konsep, definisi, dan dalam yang menyajikan pandangan yang
sistematisfenomena dengan menunjukkan hubungan antara variable yang satu dengan yang
lain dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Webster Third New International Dictionary mendefinisikan teori sebagai suatu susunan yang
saling berkaitan dengan hipotesis, konsep, dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka
acuan untuk bidang yang dipertanyakan.
McDonald memberikan tiga elemen teori, yaitu:
1. Membuat kode sebagai symbol fenomena
2. Mengkombinasikannya sesuai dengan peraturan
3. Menterjemahkannya ke dalam fenomena

Kenneth S. Most (1982) mendefinisikan teori sebagai “ suatu pernyataan sistematik mengenai
peraturan atau prinsip yang mendasari atau memandu suatu set fenomena.” Teori dapat juga
dianggap sebagai kerangka atau susunan ide, penjelasan fenomena, dan prediksi perilaku
yang akan datang. Teori adalah penjelasan yang sistematik dan scientific. Kenneth
menambahkan bahwa teori memiliki tiga dimensi sebagai berikut :
1. Reductionism yang berarti bahwa teori itu dimulai dari asumsi-asumsi dimana teori itu
tidak langsung merujuk ke objek yang diobservasi dan bukan pula pernyataan yang dapat
diuji kebenarannya, tetapi dia merupakan bahan rujukan untuk mengamati fenomena. Ia
adalah sejenis alat yang lebih cepat dapat dirujuk ke fenomena yang diamati.
2. Instrumentalism yang berarti bahwa teori adalah sebuah instrument atau alat menghitung
yang akan digunakan untuk menilai pernyataan tentang suatu observasi. Di sini peranan
teori adalah menjelaskan dan meramalkan.
3. Realism yang berarti bahwa teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang merupakan
pernyataan suatu kebenaran atau ketidakbenaran tentang dunia nyata, fenomena atau
objek.

Sifat-sifat Teori akuntansi


Teori akuntansi memiliki beberapa sifat, antaralain:
1. Merupakan seperangkat prinsip yang logis, saling terkait dan membentuk kerangka
umum
2. Berkaitan erat dengan penyusunan kebijakan dalam akuntansi
3. Harus mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-
beda antara satu sama lain
4. Harus dapat memberikan penjelasan tentang praktik akuntansi, menjawab dan
menjelaskan semua fenomena yang menjadi melatar belakang dari penerapan suatu
metode dalam praktik akuntansi.
5. Harus dapat menjelaskan mengapa perusahaan lebih cenderung menggunakan metode
LiFO dari pada FIFO dalam menilai persediaannya
6. Harus bisa memprediksi bahkan menemukan gejala akuntansi yang belum diketahui
Sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi
Teori dan Pembuatan Kebijakan Akuntansi
Teori akuntansi sangat berkaitan dengan penyusunan kebijaksanaan akuntansi. Teori bersama
dengan faktor politik dan kondisi serta system ekonomi akan menentukan pembuatan
kebijakan .Dalam penyusunan kebijaksanaan akuntansi yang akan dijadikan sebagai dasar
dalam praktik atau teknik akuntansi dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya:
1. Teori akuntansi
2. Faktor politik
3. Kondisi ekonomi
Teori akuntansi dapat bermanfaat jika rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk
meramalkan apa yang akan diharapkan mungkin terjadi di masa yang akan datang. Jika
seperti itu sudah seharusnya setiap Negara harus memiliki dan merumuskan teori
akuntansinya sendiri yang disimpulkan dari kondisi dan fenomena ekonomi social yang
dimilikinya, bukan malah mengambil alih sepenuhnya dari susunan teori akuntansi Negara
lain.
Hadibroto dalam Media Akuntansi 1988 menekankan pentingnya teori akuntansi. Menurut
Hadibroto ada sinyalemen yang berkembang yang menganggap bahwa seolah teori akuntansi
tidak dibutuhkan. Alasan yang menjadi dasar dari pemikiran ini ialah bahwa akuntansi
bukanlah merupakan suatu disiplin ilmu yang menjelaskan semua gejala – gejala akuntansi di
dalam praktiknya. Akuntansi memiliki sifat teknis dan procedural. Pandangan ini salah,
karena teori akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi, menjawab,
dan menjelaskan semua fenomena yang menjadi latar belakang penerapan suatu metode
dalam praktik akuntansi.

Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai suatu susunan prinsip umum akan dapat
memberikan efek:
1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktik akuntansi ini dinilai
2. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan bisa mengikuti perkembangan ekonomi,
sisial, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.

Fungsi teori akuntansi


Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut:
1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi menyusun standarnya.
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak
adanya standar resmi.
3. Menentukan batas dalam hal melakukan “judgement” dalam penyusunan laporan
keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang
disajikan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.
Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu system yang
komprehensif, dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi
unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau asumsi dasar, definisi, tujuan
akuntansi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode.
Dari penjelasan maka teori akuntansi dapat kita rumuskan sebagai berikut : Teori akuntansi
adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena
akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur
akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin
muncul.
Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum akan dapat:
1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi dinilai.
2. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi
,sosial,teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.
Oleh karena itu tepatlah kesimpulan ahmed belkaoui yang menyatakan bahwa tidak ada teori
akuntansi yang lengkap apada setiap kurun waktu. Oleh karena itu teori akuntansi harus juga
mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu
sama lain.
American Accounting Association’s Committe On Concepts and Standard For External
Reports yang menyebutkan bahwa :
1. Tidak ada teori akuntansi keuangan yang lengkap yang mencakup dan memenuhi
keinginan semua keadaan dan waktu dengan efektif oleh karenanya.
2. Di dalam literatur akuntansi keuangan yang ada bukan teori akuntansi tetapi kumpulan
teori yang dapat dirumuskan mengatasi perbedaan-perbedaan persyaratan yang
diinginkan para pemakai laporan keuangan.
Untuk perumuan teori akuntansi memang tidak dapat hanya mengandalkan teori akuntansi
ansich,harus menggunakan literatur akuntansi dan disiplin ilmu lain yang relevan. Namun
teori akuntansi merupaka instrumen yang sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi
prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk disajikan pada
para pemakainya.
Metode Perumusan Teori
Merumuskan teori akuntansi atau melakukan penelitian akuntansi harus memiliki metode
tersendiri. Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam literature yang dikenal beberapa
metode berikut:
 Metode Deskriptif atau Pragmatic
Dalam metode deskriptif, akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan,
karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan atau descriptive dan
menganalisis praktik yang ada dan diterima sekarang,
 Psychological Pragmatic
Dalam Psychological Pragmatic, di lakukan pengamatan mengenai reaksi dari pemakai
laporan keuangan terhadap output akuntansi, laporan keuangan yang disusun dari berbagai
aturan, standar, prinsip atau pedoman. Bidang ini disebut juga behavioral accounting.
 Metode Normatif (1950-1960)
Dalam metode normatif, akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak
peduli apakah berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak.
 Metode Positive (1970)
Ini merupakan suatu metode yang diawali dari suatu metode ilmiah yang sedang berlaku atau
diterima umum. Berdasarkan teori positive, dapat dirumuskan problem penelitian untuk
mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori.

Pendekatan Dalam Perumusan Teori


Menurut Godfrey, dalam mengaitkan antara teori dengan kenyataan , dikenal dengan tiga
jenis hubungan:
 syntactic
Teori syntactic dirumuskan dengan garis logis. Hubungan itu dirumuskan dalam bentuk
aturan seperti pada aturan bahasa, aturan matematik, dan lainnya.
 Semantic
Teori semantik menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke objek yang nyata.
Hubungan ini dituangkan dalam bentuk aturan yang sesuai atau definisi operasional.
Teori ini menyangkut hubungan kata, tanda, atau symbol dari kenyataan sehingga teori
itu lebih mudah dipahami, realistis, dan mempunyai arti.
 Pragmatic
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Dalam hal ini pragmatis itu berkaitan
dengan pengaruh kata-kata, symbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki
kemampuan mempengaruhi perilaku pada manusia.
Teori harus dapat merumuskan kebenaran. Karenanya teori harus selalu diuji. Tiga
kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang dalam menentukan kebenaran
atas suatu teori, yakni:
 Dogmatic :Digmatic merupakan kebenaran yang dikatakan dengan benar karena
disampaikan oleh ahli yang memenang memiliki wewenang untuk menyampaikan
kebenaran dan ini tidak perlu diuji lagi. Keyakinan pada kebenaran ini hanya berdasar
pada kepercayaan, keyakinan, atau iman seseorang. Contohnya keyakinan dalam
beragama, karisma seseorang, jabatan, dan lain sebagainya.
 Self evidence : Self evidence merupakan kebenaran yang disampaikan dari suatu teori
yang dapat dibuktikan oleh pengetahuan umum, pengamatan, atau pengalaman.
 Scientific : Kebenaran ini disampaikan dari suatu teori yg dibuktikan lewat metode
ilmiah. Teori dirumuskan, diuji, lalu di lakukan berulang secara terus-menerus.

Perumusan Teori Akuntansi


Dalam literature dikenal beberapa pendekatan dalam merumuskan teori akuntansi. Masing –
masing penulis literatur memberikan metode yang diikutinya. Beberapa pendekatan dalam
perumusan teori akuntansi menurut Belkaoui sebagai berikut :
Pendekatan informal Pendekatan ini terbagi dari:
 Pragmatis, praktis, dan non teoritis
Dalam metode ini perumusan teori akuntansi berdasarkan atas keadaan dan praktik di
lapangan. Yang menjadi bahan pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk
menyelesaikan persoalan secara praktis.
 Pendekatan otoriter
Dalam metode pendekatan otoriter, yang merumuskan teori akuntansi ialah organisasi profesi
yang mengeluarkan pernyataan – pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.
Pendekatan Teoritis terbagi dari:
 Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan perumusan yang dimulai dari perumusan dalil dasar
akuntansi (postulat dan prinsip akuntansi) dan selanjutnya diambil kesimpulan logis tentang
teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam rangka
penyusunan struktur akuntansi dimana dirumuskan dulu tujuan laporan keuangan, rumuskan
postulat, lalu prinsip, dan akhirnya lebih khusus menyusun teknik akuntansi atau standar
akuntansi.
 Induktif
Dalam pendekatan ini, penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan
pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam
atau berulang dan diambil kesimpulan umum atau postulat dan prinsip akuntansi. Tahapan –
tahapan yang dilalui adalah:
 Mengumpulkan semua observasi
 Menganalisis golongan observasi
 Penarikan kesimpulan umum
 Pengujian kesimpulan umum

 Etik
Dalam pendekatan perumusan akunansi digunakan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan
dan kebenaran. Menurut D.R. Scottkriteria yang mesti digunakan dalam perumusan teori
akuntansi ialah keadilan dengan memperlakukan pihak yang berkaitan secara adil.
 Sosiologis
Yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi ini ialah dampak social dari
teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung, namun juga
masyarakat secra keseluruhan.
 Makro Ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi ialah menekankan pada control
perilaku indikator makro ekonomi yang menghasilkan perumusan teori akuntansi. Maka
Dengan demikian, pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampak ekonomi nasional.
Dan dapat disimpulkan bahawa teknik dan kebijakan akuntansi harus dapat menggambarkan
realitas ekonomi & pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi
ekonomi.
Dari literature lain kita juga mengenal pendekatan komunikatif dalam perumusan teori
akuntansi. Pendekatan ini sendiri dikembangkan oleh Bedfourd dan Baldouni yang
menganggap akuntansi merupakan sebagai suatu system yang terpadu dalam proses
komunikasi. Disini dirumuskan informasi apa yang perlu & disajikan oleh perusahaan kepada
para pembaca agar mereka dapat menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan.
Banyak lagi soal pendekatan yang perlu dikemukakan disini antara lain behavioural
approach, yang menekankan pada aspek perilaku yang ditimbulkan oleh informasi akuntansi,
pragmatic, nontheoritical approach, theory of account approach yang melihat akuntansi dari
aspek hubungan antara perkiraan yang dibangun dari dasar teori double entry.
Perumusan Teori Akuntansi di Indonesia
Hingga saat ini Indonesia masih belum berupaya secara intensif untuk merumuskan teori atau
standar akuntansinya sendiri. Karena kita masih tetap menggunakan teori atau standar
akuntansi Amerika atau yang terakhir dari IASC (International Accounting Standard
Committee) sebagai dasar dari pengembangan akuntansi di tanah air. Standar akuntansi
keuangan maupun pernyataan standar pemeriksaaan masih mengadopsi atau masih
menterjemahkan standar serat pedoman dari Amerika atau IASC dengan berbagai modifikasi
minor. Upaya yang terbaru dilakukan oleh profesi akuntansi ialah perumusan prinsip
akuntansi Indonesia namun belum menyentuh dasar teori akuntansinya.
Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption)
standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS).
Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP (United Stated
Generally Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi
IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum
menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi).
Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat
diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau diperlukan adanya harmonisasi
terhadap standar akuntansi internasional, dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi
keuangan yang dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif
dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor, dan kreditor.

Anda mungkin juga menyukai