I. NAMA KEGIATAN
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba
dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pada pendidikan
tidak hanya menekankan pada intelektual saja,tetapi juga bertujuan untuk membentuk
karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
SMP Maria Immaculata Marsudirinisebagaipenyelenggarapendidikan yang
berdasarkancintakasih,bercita – citamembentukpribadi – pribadiyang utuhdanberkualitas.
Dengandemikian,
sekolahperlumembekaliparasiswasupayanantinyamerekatumbuhsebagaipribadimatang yang
kompeten, berkepeduliansosial, sertaberhatinuranibenar.
1
III. ARAH KEGIATAN
A. MISI
Meningkatkan kepekaan sosial, meningkatkan hardiness, resiliensi, membentuk
karakter positif
B. Tujuan
Dalam kegiatan Live in diharapkan siswa mempelajari, memahami, mengenal,
merasakan dan merefleksikan kegiatan, pola kehidupan dan nilai-nilai budaya
masyarakat setempat dengan bimbingan keluarga dimana para siswa bertempat
tinggal. Sehingga dapat :
4.Mendapatkan suasana baru yang belum pernah mereka rasakan dan mendapatkan
pelajaran untuk bisa mandiri, bertanggungjawab dan menghormati orang lain.
2
IV.PELAKSANAAN
f. Tidak terlalu berdekatan dengan tempat hiburan atau pusat keramaian massa.
3
Sarana /prasarana
Rumah yang ditempati peserta sebaiknya memiliki :
Tempat tidur yang memadai, yang minimalis: amben, tikar, dan bantal.
MCK yang terlindung dan tertutup (tidak terbuka, seperti sungai ataukolam)
Dapur untuk mengolah makanan (dilengkapi dengan alat makan)
Alas (meja, dsb.) untuk menulis dilengkapi dengan tempat duduknya.
5. ACARA
(Terlampir )
V. KEPANITIAAN
( Terlampir )
VI. ANGGARAN
( Terlampir )
VII. PROSEDUR DAN PROTOKOLER PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Prosedur
a. Keluarga
Siswi peserta hendaknya dianggap sebagai bagian dari anggota keluarga dan tidak
diistimewakan (menjadi anak emas) dibandingkan dengan anggota keluarga yang
lain. Keluarga bisa bekerjasama mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehari-hari,
seperti misalnya menyapu halaman dan lantai rumah, mengepel lantai, mencuci
pakaian dan peralatan makan, menyeterika, belanja bahan makan dan memasaknya,
mencari dan memeberi makan ternak,dsb. Bukan merupakan larangan (diharapkan
jangan ada rasa sungkan) untuk menyuruh siswi tersebut untuk melakukan pekerjaan
tersebut. Jadwal kegiatan bersama keluarga hendaknya dibuat dengan mengacu pada
arah kegiatan tersebut diatas agar menjadi acuan siswa-siswi dalam melaksanakan
kegiatan live-in.
Setiap akan keluar rumah harus meminta ijin pada keluarga yang
ditempati.Tidakboleh pergi keluar rumah sendirian; harus ada yang menemani.
4
b. Makan
Siswa/i makan apa adanya yang biasa disediakan keluarga tersebut seperti pada
kehidupan sehari-hari, jangan mengada-ada / diistimewakan / khusus. Tidak
diperbolehkan makan diluar/jajan di warung.
Dibiasakan makan bersama dalam keluarga, walaupun tidak biasa, siswa/i akan
dianjurkan untuk mengajak seluruh anggota keluarga untuk makan bersama (pagi,
siang, dan malam) dan doa bersama.
c. Komunikasi
Guru pendamping bukannya dianggap sebagai polisi tetapi
sebagaikonsultan pelaksanaan kegiatan live-in ini. Jika terjadi keadaan darurat
(misalnya: sesuatu hal yang kurang dimengerti, masalah yang rumit, sakit parah,
tindak kejahatan, adanya ancaman yang membahayakan, dsb.) maka keluarga
hendaknya melakukan komunikasi dengan pendamping terlebih dahulu untuk
memastikan langkah yang sebaiknya perlu dilaksanakan. Setiap keluarga akan diberi
nomer telepon pendamping yang dapat dihubungi setiap saat.
Komunikasi dengan keluarga/ kenalan siswi di tempat lain (baik oleh siswi tersebut
atau oleh anggota keluarga peserta) sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
pendamping. Tidak diperkenankan dikunjungi oleh anggota keluarga atau kenalan
siswi tersebut di lokasi kegiatan.
e. Misa di gereja
Diharapkan bantuan dari keluarga untuk mengantarkan para siswi tersebut ke gereja
dan dapat duduk secara berdekatan satu sama lain. Pada waktu misa para siswa/i
diharapkan tidak berkumpul dengan siswi lain yang tidak serumah agar dapat lebih
khidmat dan tidak hanyangerumpi sewaktu mengikuti Misa. Setelah Misa siswa/i
langsung pulang ke rumah keluarga yang ditempati, jangan mampir-mampir ke
tempat lain.
5
f. Refleksi
Diharapkan pada setiap malam siswi menuliskan pengalaman yang mereka alami
sepanjang hari (dalam berbagai bentuk; puisi, buku harian, gambar, karikatur, cerpen,
dsb.) sebagai bahan refleksi pribadi baik peristiwa yang menyenangkan maupun
peristiwa yang tidak menyenangkan. Refleksi pribadi ini nantinya akan dikumpulkan
dan jilid,sebagai bahan laporan dan album kenangan Live In. Keluarga hendaknya
mendukung dengan mengingatkan dan memberi kesempatan bagi peserta untuk
melaksanakan refleksi tiap malamnya.
g. Hiburan/ rekreasi
Segala macam bentuk hiburan yang sifatnya hanya pelengkap dan tidak penting
sebaiknya dihindari. Pesta (ulang tahun, resepsi, dsb.), rekreasi/wisata, dan bepergian
keluar rumah yang tidak begitu penting juga sebaiknya dihindari.
2. Protokoler Pelaksanaan
a. Di keluarga
Siswi dan anggota keluarga peserta diharapkan mengikuti seluruh irama (rutinitas)
hidup keluarga yang ditempati. Diharapkan siswi dapat total meninggalkan kebiasaan
hidup di Jakarta dan memasuki pola hidup baru seperti pola hidup keluarga yang
ditempatinya. Tidak membuat jarak dalam komunikasi, sehingga terasa
menyatu/melebur dengankeluarga yang ditempati dan tidak membuat kegiatan
tersendiri / kelompok.
b. Di masyarakat
Para siswi diharapkan mengikuti tata krama dan etika yang berlaku di masyarakat
(Jawa) , antara lain : menghormati yang lebih tua, menyapa/memberi senyuman
kepada orang yang ditemui walau tidak kenal, berhati-hati sewaktu membicarakan
dan berbicara tentang orang lain, gotong-royong/ kerjasama dengan warga masyarakat
yang lain (komunal, tidak individualis).
6
c. Di gereja
Sebaiknya para siswi memakai pakaian yang sopan (sebaiknya memakai rok dan baju
atau gaun) sewaktu mengikuti Perayaan Ekaristi yaitu tidak memakai T-
shirt atau celana pendek (kulot , ¾ , atau ⅞) atau rok miniatau memakai bahan yang
terlalu mencolok mata.
Tidak berbicara (yang tidak perlu) satu dengan yang lain selama di dalam gereja
untuk menjaga kekhidmatan.
PESAN
Walaupun sudah berpisah diharapkan masih ada tali kasih antara siswi dan keluarga
peserta live-in, untuk itu sewaktu kegiatan live-in perlu dijaga supaya tidak saling
menyakiti perasaan satu sama lain sehingga peserta terkesan dengan kegiatan ini dan
menjadi memori yang indah diantara para peserta.
VIII. PENUTUP
Demikian proposal ini kami susununtukmemberikangambaranumummengenaicita-
citapendidikan non akademik yang akan kami kejardanbagaimanacaramencapainya.
Hal inimemangmasihmerupakanlangkahawal.Olehkarenanya, dengangembirahati
kami
sungguhmengharapkandukungandarisemuapihakuntukmembantulebihtercapainyatuju
anpendidikan yang kami cita-citakan.
Jakarta,
Mengetahui, Hormat kami,
Kepala SMP Maria Immaculata Marsudirini Koordinator Live-in dan Tour
7
SMP MARIA IMMACULATA MARSUDIRINI
JL. DEWI SARTIKA NO. 186 CAWANG
JAKARTA TIMUR
PROPOSAL
LIVE IN DAN CITY TOUR 2014