Proposal Penelitian Rev
Proposal Penelitian Rev
DI SUSUN OLEH :
MOH DWI RAHMADI F55116080
ABNER R.N TAMINGGU F55116085
NURUL AVIA ARGATAMA F55116097
WAHNIDA Z F55116131
IGNASIUS PASANG F55114061
4. Wahnida Z F55116131
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karna berkat rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan Proposal ini dengan baik dan lancar, dimana proposal ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Pemrograman Berbasis Jaringan” pada program studi Teknik
Informatika di Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
Dalam proses penyelesaian proposal ini, kami memperoleh benyak bantuan dari berbagai
pihak. Baik berupa bimbingan, dorongan, petunjuk, saran, keterangan-keterangan kritik serta
data-data baik secara tertulis maupun lisan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Akhir kata kami menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan dan hal-hal lain
sehingga proposal ini dirasa belum sempurna. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan menyusun. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan dan meningkatkan kualitas proposal ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ujian merupakan cara terbatas untuk mengukur kemampuan seseorang yang
pelaksanaannya dimaksudkan untuk mengukur pengetahuan seseorang atau peserta didik
(Wikipedia). Ujian dapat diberikan secara kertas/tertulis ataupun berbasis komputer, sebagai
contoh ujian menggunakan kertas seperti ujian nasional yang ada di Indonesia yang bertujuan
untuk penilaian pencapaian kemampuan dengan standar lulusan secara nasional pada
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Ujian
berbasis komputer merupakan sebuah sistem ujian dimana dalam pelaksanaannya
menggunakan media komputer. Sistem ini dalam bahasa inggris disebut juga dengan CBT
atau Computer Based Test. Ujian berbasis komputer ini berbeda dengan Paper Based Test
atau sistem ujian berbasis kertas. Menurut Nizam (2016) selaku Kepala Pusat Penilaian dan
Pendidikan Kemendikbud, ujian berbasis komputer mendorong terwujudnya efektifitas,
efisiensi, dan transparansi dalam penyelenggaraan ujian itu sendiri.
Berdasarkan data dari KEMENDIKBUD, pada tahun 2015 sistem ujian berbasis
komputer ini telah sukses diselenggarakan oleh 556 sekolah di Indonesia sedangkan untuk
tahun 2016 meningkat menjadi 4382 sekolah serta tahun 2017 berjumlah 30577 sekolah.
Salah satu sekolah di Indonesia yang menerapkan sistem ujian berbasis komputer ini adalah
SMP Negeri 3 Palu. Namun dalam penerapannya, Wiji Slamat M.Pd selaku Kepala SMP
Negeri 3 Palu mengatakan bahwa ujian berbasis komputer masih sulit untuk diterapkan
karena belum adanya fasilitas berupa media simulasi dalam penerapan ujian berbasis
komputer tersebut. Untuk itu, maka diperlukan media simulasi untuk melatih para peserta
didik dalam mempersiapkan diri mereka untuk mengikuti ujian berbasis computer.
Simulasi dalam Depdiknas (2005) merupakan metode pelatihan yang meragakan sesuatu
dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan sesungguhnya. Sridadi (2009) juga
mengemukakan bahwa simulasi adalah proses implementasi model menjadi program
komputer (software) atau rangkaian elektronik dan mengeksekusi software tersebut
sedemikian rupa sehingga perilakunya menirukan atau menyerupai system nyata (realitas)
tertentu untuk tujuan mempelajari perilaku (behavior), pelatihan (training), atau permainan
yang melibatkan system nyata (realitas). Saat ini ada beberapa penelitian yang berfokus pada
simulator ujian berbasis komputer di sekolah-sekolah diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Arif (2016) serta Julian (2017). Penelitian yang dilakukan oleh Arif berfokus
pada simulasi ujian nasional berbasis komputer atau computer based test (CBT) dengan
menggunakan simulator berbasis desktop yang dalam penelitian tersebut di dapatkan
kesimpulan bahwa tiap siswa yang melakukan ujian berbasis komputer sudah mampu
menjalankan aplikasi simulator yang dibuat karena pada umumnya, rata-rata tiap siswa telah
terbiasa dengan aplikasi atau system yang dibuat dengan berbasiskan desktop application
serta tiap siswa juga menjadi tergerak untuk mengefektifitaskan waktu dalam menjawab
karena adanya timer atau batasan waktu dalam menjawab tiap soal. Adapun penelitian yang
dilakukan oleh Julian merupakan simulator ujian berbasis komputer yang dibangun dengan
berbasiskan web application yang mana dalam penerapannya masih belum terlalu optimal
karena aplikasi berbasis web yang dikembangkan oleh Julian tersebut terkendala dengan
diharuskannya untuk terkoneksi dengan internet serta dukungan browser yang terkadang
merepotkan karena untuk menjalankan sistem ini pada browser perlu menginstall Java
Runtime dan Flash Player extension terlebih dahulu, yang terkadang membuat siswa
kebingungan jika dalam komputer yang digunakan belum pernah terinstall Flash Player atau
Java Runtime.
Berdasarkan pendekatan terhadap penelitian diatas, untuk mempersiapkan siswa SMP
Negeri 3 Palu dalam mengikuti ujian berbasis komputer, maka penulis terdorong untuk
membangun suatu sistem yang menjadi media simulasi prosedur ujian berbasis komputer di
SMP Negeri 3 Palu dengan membangun sistem tersebut dengan berbasiskan desktop
application. Dengan sistem ini, nantinya diharapkan setiap siswa telah dibekali dengan
pengetahuan mengenai tata cara ujian berbasis komputer, karena telah mendapat pengetahuan
dari aplikasi simulasi yang dirancang oleh penulis.
1.2.Tujuan
a. Mempersiapkan peserta didik di SMP Negeri 3 Palu dalam menyambut Ujian Nasional
Berbasis Komputer (UNBK).
b. Melatih dan membiasakan peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan sistem Ujian
Berbasis Komputer.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan dikaji oleh penulis yaitu
bagaimana membuat suatu sistem yang dapat mensimulasikan Ujian Berbasis Komputer
untuk mempermudah ujian yang sebelumnya dilakukan dengan metode paper based
(berbasis kertas) ?
1.4.Batasan Masalah
a. Aplikasi ini hanya di khususkan untuk simulasi ujian berbasis komputer di SMP Negeri 3
Palu.
b. Pengguna dari aplikasi merupakan siswa peserta ujian di SMP Negeri 3 Palu.
c. Aplikasi ini hanya sebagai prototype simulasi terhadap UNBK.
1.5.Metodologi Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey.
b. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat : SMP Negeri 3 Kota Palu
2. Waktu : Maret – April 2018
BAB II
LANDASAN TEORI
Tentu ujian berbasis komputer tidak hanya memiliki kelebihan karena dibalik kelebihan
pasti memiliki kekurangan layaknya dengan kehadiran ha-hal yang baru lainnya, biasanya
akan diperhitungkan kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan sesuatu yang lama.
Pun dalam ujian berbasis komputer ini, jika tadi kita sudah mengulas tentang beberapa
kelebihan ujian berbasis komputer ini. Kali ini giliran kekurangan menggunakan ujian
berbasis komputer.
Adapun beberapa kekurangan Ujian berbasis komputer diantaranya ialah.
1. Adanya kekhawatiran mesin error dan kendala-kendala yang lainnya pada Ujian berbasis
komputer membuat rasa khawatir peserta ujian semakin tinggi dibandingkan dengan ujian
konvesional.
2. Harus adanya sosialisasi kembali ke seluruh sekolah yang akan menyelenggarakan Ujian
berbasis komputer, tidak hanya itu pemerintah juga tetap harus melakukan pengawasan
dan pendampingan terhadap sekolah dan guru.
Dengan adanya sosialisasi baru, tentu butuh anggaran tambahan.
1. Untuk daerah terpencil dan daerah perbatasan dimana internet dan listrik belum tersedia
secara maksimal, hal ini akan memunculkan persoalan baru.
2. Soal keamanan dan bocoran jawaban bisa jadi lebih mudah diambil alih pihak ketiga,
mengingat semakin banyaknya orang yang bisa membobol keamanan di dunia maya. Kita
bisa belajar dari lumpuhnya web revolusi mental milik pemerintah, yang konon
menghabiskan anggaran negara sebesar 140 Milyar, dengan kekuatan website konon
nomor wahid, pun masih bisa lumpuh.
3. memungkinkan terjadinya machine errors, yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh mesin
atau komputer. Hal ini sangat memungkinkan terjadi, mengingat ujian ini bersistemkan
online hal-hal yang berhubungan dengan sistem online perlu diperhatikan, seperti
terputusnya jaringan internet secara tiba-tiba, kerusakan komputer, sampai mati listrik
yang tidak terduga.
4. Untuk sekolah yang belum memiliki komputer yang jumlahnya sama atau lebih banyak
dari pseserta ujian, ini juga akan menimbulkan persoalan baru. Alternatifnya peserta
ujian akan bergantian melakukan ujian nasional.