Anda di halaman 1dari 2

Dalam artikel penelitian oleh Bray, et al (2017) disebutkan bahwa baru-baru ini MRI menjadi

modalitas imaging terdepan dalam mengidentifikasi aktivitas pada multiple myeloma.


Pemeriksaan yang digunakan adalah whole body MRI. Sequence yang digunakan adalah T1WI
atau T2W1 (atau kombinasi keduanya) dengan gradient echo atau spin echo untuk menilai
anatomi. Oleh karena pemeriksaan tersebut menggunakan scan area yang luas, maka scan time
yang diperlukan cukup lama, selain biaya yang mahal. DIXON MRI dapat digunakan untuk
mereduksi kekurangan tersebut. DIXON memiliki 4 (empat) tipe gambar, yaitu in phase image,
out phase image, fat only image, dan water only image. Untuk waktu akuisisi, DIXON
memiliki waktu yang similiar dengan gradient echo, sedangkan lebih cepat dibandingkan
dengan spin echo. Tipe in phase image menghasilkan gambaran similiar dengan T1, sedangkan
air dan lemak dapat dievaluasi secara terpisah dengan tipe water only image dan fat only image.
Dengan menggunakan MRI 3 T wide-bore system (Ingenia, Phillips Healthcare) dan 2 (dua)
anterior surface coil (head coil dan posterior coil terintegrasi). Pemeriksaan whole body MRI
termasuk coronal pre and post contrast, sehinggan GFR pasien harus ≥ 60, dengan parameter
dapat dilihat pada Tabel 1. dan scan area mencakup vertex sampai pedis.

Tabel 1. Sequence parameter DIXON imaging

Sensitivitas yang dihasilkan pada tipe fat only image secara signifikan lebih tinggi daripada in
phase image, tetapi tidak berbeda signifikan antara out phase image dengan in phase image,
maupun water only image dan in phase image. Begitu juga pada CNR, tipe fat only image lebih
tinggi di antara keempat tipe image yang lain, tetapi tidak signifikan. Fat only image sangat
berguna untuk pasien dengan focal lesion dan memiliki sensitivitas tinggi untuk pasien dengan
diffuse disease. Hal ini disebabkan infiltrasi myelomatus pada bone marrow menyebabkan
penurunan kandungan marrow fat secara proposional lebih besar daripada kandungan air. Bone
marrow pada dewasa normal umumnya mengandung 50±90% fat. Infiltrasi dengan sel-sel
myeloma mengurangi kandungan lemak, namun peningkatan kandungan air mungkin relatif
lebih sedikit karena sel-sel myeloma memiliki increased nuclear to cystoplasmic ratio. Oleh
karena itu, ntuk meningkatkan sensitivitas dalam mendeteksi lesi, DIXON dapat menunjukkan
gambaran anatomi lebih baik, terutama pada tipe fat only image, dibandingkan dengan hanya
menggunkan T1W1 gradient echo pada pemeriksaan whole body MRI. (Bray TJP, et al. 2017)

SUMBER REFERENSI :
Bray TJP, Singh S, Latifoltojar A, Rajesparan K, Rahman F, Narayanan P, et al. 2017.
Diagnostic utility of whole body Dixon MRI in multiple myeloma: A multi-reader
study. PloS ONE 12(7): e0180562. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0180562

Anda mungkin juga menyukai