Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
3
BAB VII KONSTRUKSI SALURAN TRANSMISI UDARA
7.1. Disposisi Kawat Penghantar .................................................................. 95
7.2. Perhitungan Isolasi Saluran Transmisi .................................................. 97
7.3. Perhitungan Andongan Kawat Penghantar ........................................... 101
4
BAB I
SISTEM TENAGA LISTRIK
1.1 Pendahuluan
Pusat pembangkit tenaga listrik, terutama yang menggunakan tenaga air, pada
umumnya jauh letaknya dari tempat dimana tenaga listrik tersebut digunakan (pusat
beban). Tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui saluran transmisi,
saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) atau Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Thermis (PLTT) ke pusat beban.
Saluran transmisi dibedakan dari saluran distribusi karena tegangannya, sebagai
contoh : Di Indonesia saluran transmisi mempunyai tegangan diatas 20 kV dan
dibawah 20 kV adalah saluran distribusi. Di Jepang saluran transmisi mempunyai
tegangan 7 kV keatas, sedangkan saluran ditribusi 7 kV kebawah. Di Amerika Serikat
dikenal tiga jenis saluran yaitu, saluran distribusi dengan tegangan primer 4 s/d 23
kV, saluran subtransmisi dengan tegangan 13 kV s/d 138 kV dan saluran transmisi
dengan tegangan 34,50 kV keatas.
Terdapat dua kategori saluran transmisi yaitu : saluran transmisi udara
(overhead line) dan saluran transmisi kabel bawah tanah (Underground cable), saluran
transmisi udara menyalurkan tenaga listrik melalui kawat penghantar yang digantung
pada menara transmisi dengan perantaraan isolator gantung, sedangkan saluran
transmisi kabel bawah tanah menyalurkan tenaga listrik melalui kabel bawah tanah.
Terdapat pula saluran transmisi kabel laut (submarine cable) yang umumnya dipasang
pada selat, contohnya yang dipasang di selat Bali dan selat Madura.
Saluran transmisi bawah tanah tidak terpengaruh adanya cuaca buruk, taufan,
hujan angin, bahaya sambaran petir dan sebagainya. Lagi pula saluran bawah tanah
lebih indah karena tidak kelihatan, karena alasan yang terakhir ini saluran kabel bawah
tanah banyak digunakan di kota besar yang sangat padat penduduknya.
Saluran bawah tanah beaya pembangunannya jauh lebih mahal dari pada saluran
transmisi udara, serta perbaikan lebih sukar apabila terjadi gangguan hubung singkat
atau kerusakan yang lainnya, saluran transmisi kabel bawah tanah hanya digunakan
pada daerah perkotaan yang relatif padat penduduk.
Menurut jenis arus yang mengalir pada saluran transmisi dikenal sistem penyaluran
arus bolak-balik (sistem AC) dan sistem penyaluran arus searah (sistem DC).
Dalam sistem arus bolak-balik, penaikkan dan penurunan tegangan mudah
dilakukan dengan menggunakan transformator, dan hampir sebagian besar sistem
penyaluran tenaga listrik di dunia menggunakan sistem penyaluran arus bolak-balik.
5
Sistem penyaluran arus searah mempunyai keuntungan dibanding sistem arus searah
antara lain : isolasi lebih sederhana, efisiensi tinggi dan tidak ada masalah stabilitas.
Namun yang menjadi persoalan adalah masalah ekonomisnya, beaya peralatan yang
mahal, terutama peralatan pengubah tegangan dari tegangan arus bolak-balik ke
tegangan arus searah (Rectifier) dan peralatan pengubah tegangan dari tegangan arus
searah ke tegangan arus bolak-balik (Inverter).
Dari hasil penelitian saluran transmisi arus searah akan ekonomis, apabila daya yang
disalurkan sebesar 750 MVA, dengan jarak penyaluran berkisar antara 500 km sampai
dengan 750 km, ditambah lagi bahwa saluran transmisi tidak boleh bercabang.
Yang termasuk pusat pembangkit tenaga listrik didalam sistem tenaga listrik adalah
Pusat tenaga (power station), meliputi power hause, ruang control dan Latar hubung
(Switch yard), yang meliputi ril, pemisah (disconnection switch /DS), Pemutus tenaga
(circuit breaker), arester, transformator, dsb
Pusat pembangkit tenaga listrik dapat dibedakan menjadi Pusat pembangkit tenaga
listrik konvensional dan Pusat pembangkit tenaga listrik non konvensional. Sedangkan
pusat pembangkit yang konvensional terdiri dari:
1). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
2). Pembangkit Listrik Tenaga Thermo (PLTT)
6
Pusat listrik tenaga thermo meliputi:
1). Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
2). Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
3). Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
4). Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
5). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
1. Saluran Transmisi
Saluran transmisi dalam suatu sistem tenaga listrik adalah saluran pemindah / transfer
tenaga listrik dari suatu daerah (dapat merupakan power station, gardu induk) ke
daerah lain (dapat merupakan Gardu induk) dengan jarak yang cukup jauh dengan
tegangan tertentu. Peralatan-peralatan pokok yang termasuk didalam sistem saluran
transmisi adalah :
1). Konduktor (kawat penghantar)
2). Menara transmisi (tower)
3). Isolator gantung
4). Kawat tanah atas
5). Peralatan-peralatan pendukung (tanduk api, damper, dsb)
2. Gardu Induk
Gardu induk merupakan tempat peralatan penghubung antara saluran transmisi yang
satu terhadap saluran yang lain, atau penghubung antara saluran transmisi dengan
saluran distribusi. Gardu induk merupakan tempat pemusatan tenaga listrik yang akan
didistribusikan ke pemakai tenaga listrik (konsumen).
Peralatan yang terdapat didalam suatu Gardu Induk antara lain:
1). Ruang kontrol dan peralatan didalamnya
2). Latar hubung (Switch yard)
7
3. Saluran Distribusi
Saluran distribusi adalah suatu saluran yang menghubungkan gardu Induk dengan
konsumen, atau saluran yang digunakan untuk mendistribusikan tenaga listrik ke
konsumen, saluran distribusi terdapat dua macam yaitu:
1). Saluran distribusi primer (jaringan tegangan menengah) yang disingkat JTM.
Tegangan saluran JTM : 6 kV, 20 kV
2). Saluran distribusi sekunder (jaringan tegangan rendah) yang disingkat JTR.
Tegangan saluran JTR : 127 / 220 Volt
Tegangan saluran JTR : 220 / 380 Volt
8
BAB II
SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Saluran transmisi tenaga listrik berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari
pusat pembangkit tenaga listrik ke pusat beban, saluran transmisi tenaga listrik dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa hal, antara lain: Sistem hubungan saluran, sistem
tegangan saluran, jenis arus yang melalui saluran dan letak saluran.
Pembangkit
Tenaga listrik
Saluran transmisi
9
Saluran transmisi
Saluran transmisi
Saluran transmisi
Pembangkit
Saluran transmisi
Tenaga listrik
Saluara transmisi
Saluara transmisi
Pembangkit
Tenaga listrik
Dalam sistem interkoneksi pusat pembangkit tenaga listrik (PPTL) harus lebih dari satu
dan saling dihubungkan, yang akan memberi daya pada beberapa gardu induk.
10
Keuntungan saluran transmisi sistem interkoneksi yaitu:
▪ Kontinuitas penyaluran tenaga listrik sangat baik
▪ Sentral listrik tidak perlu bekerja secara nominal/puncak, karena dapat
dibantu oleh sentral yang lain.
Kerugian saluran transmisi sistem interkoneksi yaitu:
▪ sistem sangat mahal
▪ Perhitungan pengaman paling sukar.
I
V
P
Arus beban besarnya: I=
3 V cos
11
2
P
W =3 .R
3 V cos
P2
2
L P
W= , maka A = .L2
V 2 cos2 A WV Cos
2 2
P2
Volume = 3 .L2
WV cos
2 2
3P 2
Berat konduktor = .L2 K
WV Cos
2 2
3P2L2 K 1
Berat konduktor = ( ) 2 (2-1)
W V cos 2
dimana : K – berat jenis konduktor
I I
kerapatan arus δ= maka, A=
A
P
A=
3V cos .
P L P2 L
2
W=3I R=3( )2
= 2
3V cos A V cos A
2
p2 3V cos .
W= 2 2
.L.
V cos P
3.P..L.
W = (2-2)
V cos
P
Efisiensi saluran besarnya: η =
P +W
P 1
η= =
3PL 3L
P+ 1+
V cos V cos
1
η = (2-3)
3L
1+
V cos
12
Tegangan jatuh tiap saluran Vd = IR
P L P 3V cos .
Vd = . = L
3V cos A 3V cos P
Vd = ρ . L . δ
Dalam pemilihan tegangan saluran transmisi ada beberapa faktor yang sangat
mempengaruhi antara lain Jarak saluran transmisi dan besar daya maksimum yang
disalurkan.
Dalam memilih tegangan harus diarahkan supaya didapatkan tegangan yang
ekonomis, tetapi untuk menetapkan tegangan yang paling ekonomis sesungguhnya
13
diperlukan studi perbandingan terhadap berbagai ongkos / biaya masing-masing
alternatif tegangan yang akan digunakan. Disamping itu ada beberapa dasar pemilihan
tegangan yang ekonomis yang telah ditentukan oleh para ahli secara empiris antara
lain:
1). Menurut Alfred Still
V = 0,30 Pb + 0,50 d
Rumus menurut Alfred Still hanya berlaku untuk jarak lebih dari 20 mile
Saluran transmisi apabila ditinjau dari besar tegangannya dapat dibedakan yaitu:
1). Saluran transmisi tegangan menengah
2). Saluran transmisi tegangan tinggi
3). Saluran transmisi tegangan sangat tinggi (Extra High Voltage / EHV)
4). Saluran transmisi tegangan Ultra Tinggi (Ultra High Voltage / UHV)
Menurut jenis arus yang disalurkan melalui saluran transmisi dikenal sistem saluran
Transmisi arus bolak balik (transmisi AC) dan saluran Transmisi arus searah
(transmisi DC)
Saluran transmisi arus bolak balik mempunyai keuntungan yaitu:
1). Tegangan dapat diatur / dirubah dengan mudah dengan memasang
transformator penaik tegangan atau penurun tegangan.
2). Perawatan gardu induknya mudah dan lebih murah.
14
Saluran transmisi arus bolak-balik mempunyai kekurangan yaitu:
1). Jarak antara konduktor lebih besar untuk menghilangkan kerugian
korona dan untuk mempertinggi isolasinya
2). Memerlukan material untuk jaringan lebih banyak
3). Kontruksi saluran lebih sulit / rumit
4). Induktansi, kapasitansi sangat mempengaruhi terhadap pengaturan
tegangan.
5). Lebih mudah timbul korona
6). Generatornya harus disinkronkan terlebih dahulu sebelum dioperasikan
paralel dengan jaringan yang lain.
7). Kecepatan putar rotor generator harus dikontrol dengan teliti.
Pada saluran transmisi arus bolak-balik banyak digunakan sistem tiga fasa dibanding
dengan sistem satu fasa, karena daya yang disalurkan lebih besar, nilai sesaatnya
konstan dan medan putar magnit mudah diadakan
Penyaluran tegangan listrik melalui saluran transmisi arus searah akan lebih
menguntungkan dibanding dengan transmisi arus bolak-balik, dengan alasan bahwa
pada transmisi DC:
1). Hanya membutuhkan dua konduktor karena tanah dapat dipakai sebagai
konduktor kembalinya arus, sehingga pemakaian material saluran lebih
sedikit.
2). Tidak mengalami persoalan induktansi, kapasitansi, pergeseran fasa
dan surja
3). Tidak mengalami adanya skin efect, jadi saluran penampang konduktor
penuh digunakan (dialiri arus secara merata).
4). Dibanding dengan sistem AC pada tegangan kerja yang sama, maka
Salah satu kerugian pada saluran transmisi DC adalah mahalnya peralatan pengubah
dari gelombang tegangan AC ke DC (converter) dan pengubah dari gelombang
tegangan DC ke AC (inverter).
Menurut letaknya saluran transmisi dibedakan menjadi saluran udara tegangan tinggi /
SUTT (Over Head Lines) dan saluran bawah tanah (Under Ground Cable)
15
Perbedaan antara sistem SUTT dengan saluran bawah tanah antara lain :
1. Keamanan Masyarakat kabel bawah tanah lebih aman
16
BAB III
PERALATAN SALURAN TRANSMISI UDARA
Dalam konstruksi saluran transmisi udara (Over Head Lines) peralatan-peralatan yang
digunakan terdapat bermacam-macam, dan tiap peralatan tersebut mempunyai fungsi
berlainan yang menunjang terlaksananya fungsi dari saluran transmisi, sehingga
saluran tersebut dapat bekerja dengan baik. Peralatan-peralatan yang penting pada
saluran transmisi udara antara lain :
• kawat penghantar
• isolator gantung
• menara transmisi (tower)
• peralatan pembantu kawat penghantar.
17
Apabila diperlukan penampang yang besar maka digunakan 7 s/d 61 kawat
padat. Tiap-tiap kawat padat merupakan kawat komponen dari kawat
penghantar berlilit, apabila kawat kawat komponen itu sama garis
tengahnya maka persamaan-persamaan berikut berlaku :
N = 3 n ( 1+ n ) + 1
D = d(1+2n)
A =aN
Keterangan :
N – jumlah kawat komponen
n – jumlah lapisan kawat komponen
D – garis tengah luar dari kawat penghantar berlilit
d – garis tengah kawat komponen
A – luas penampang kawat berlilit
a – luas penampang kawat komponen
18
Kawat aluminium campuran mempunyai kekuatan mekanis yang lebih tinggi
dari kawat aluminium murni.
19
4.2. Isolator Gantung.
Isolator adalah komponen yang mengisolasikan kawat penghantar dengan menara
transmisi, agar tidak terjadi hubungan dengan tanah.
Isolator harus mampu menahan gaya-gaya dari luar, maupun gaya mekanis karena
berat dari kawat penghantar. Menurut penggunaanya isolator saluran distribusi /
transmisi dibagi menjadi :
1). Isolator gantung (suspension insulation)
2). Isolator jenis pasak (pin insulation)
3). Isolator jenis batang panjang (long rod insulation)
4). Isolator jenis pos saluran (line post insulation)
Pada saluran transmisi udara yang paling banyak digunakan adalah isolator gantung.
Pada umunya isolator tegangan tinggi dibuat dari bahan porcelain atau glass, bahan
glass mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
1). Kekuatan dielektrik glass lebih besar dari pada porcelain
2). Kekuatan mekanis glass lebih besar
3). Glass tembus cahaya sehingga kenaikan temperatus kecil
4). Bagian-bagian glass tidak berlubang-lubang, sehingga dapat
menghindarkan keretakan-keretakan dan mengurangi cacat.
20
5). Apabila terjadi tumbukan glass mudah hancur, sehingga kerusakan
isolator dengan mudah dapat diketahui.
6). Glass harganya lebih murah.
Distribusi tegangan yang tidak merata pada gandengan isolator gantung dapat
diperbaiki dengan memasang tanduk busur api (arcing horn).Distribusi tegangan pada
gandengan isolator gantung dengan menggunakan tanduk api terlihat pada gambar
3.3. berikut ini.
21
2. Karakteristik mekanis isolator gantung
Kecuali harus memenuhi persyaratan listrik tersebut diatas, isolator harus memiliki
kekuatan mekanis guna memikul beban mekanis dari kawat penghantar yang
diisolasikannya. Porcelain atau glass harus bebas dari lubang-lubang, goresan-
goresan, keretakan dan sebagainya, serta mempunyai ketahanan terhadap perubahan
suhu yang mendadak dan tumbukan-tumbukan dari luar.
Gaya tarik terhadap isolator yang telah dipasang relatip besar, sehingga kekuatan
porcelain atau glass dan bagian-bagian yang disemenkan padanya harus dibuat lebih
besar dari kekuatan bagian-bagian logamnya. Kekuatan mekanis dari isolator gantung
harus diuji untuk mengetahui kemampuan mekanis dan keseragamannya.
a) Pasangan isolator.
Pasangan isolator terbuat dari besi atau baja tempaan yang ukurannya
disesuaikan dengan tegangan, jenis dan ukuran kawat penghantar, kekuatan
mekanisnya, serta konstruksi penopangnya (menara transmisi).
Gambar pasangan isolator gantung diperlihatkan pada tersebut dibawah ini.
22
kerusakan ini, maka pada gandengan isolator gantung dipasang tanduk busur
api (arcing horn).
Tanduk busur api ini dipasang pada ujung kawat penghantar dan ujung tanah
dari isolator, serta dibentuk sedemikian sehingga busur api tidak akan
mengenai isolator waktu lompatan api terjadi. Jarak antara tanduk atas dan
tanduk bawah biasanya 75 % s/d 85 % dari panjang gandengan isolator.
Tanduk busur api biasanya dipakai untuk saluran transmisi dengan tegangan
diatas 66 KV dan didaerah yang tingkat IKL (isokeraunic level) yang tinggi.
c) Jepitan
Untuk kawat penghantar dipakai pengapit gantungan dan pengapit tarikan.
Pengapit-pengapit dipilih dengan memperhatikan macam dan ukuran kawat
penghantar, kuat tarik maksimumnya, serta dibentuk sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan kerusakan dan kelelahan karena getaran dan sudut
andongan dari kawat penghantar. Pengapit gantungan dapat dilihat pada
gambar 4.4.
23
Menara baja untuk saluran transmisi terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain :
Menara transmisi dibagi menurut tujuan penggunaanya menjadi: menara standart dan
menara khusus, macam-macam menara standart antara lain :
a. Menara singgung (tangent tower)
digunakan apabila sudut mendatar kurang dari 3 O
b. Menara sudut (angel tower)
▪ small angel tower, digunakan apabila sudut mendatar 3 O s/d 15O
▪ Light angel tower, digunakan apabila sudut mendatar 15 O s/d 30O
▪ Mediaum angel tower, digunakan apabila sudut mendatar 30O s/d 60O
▪ Heavy angel tower, sudut mendatar lebih besar 60 O
c. Menara ujung (dead end tower)
Digunakan untuk merentangkan kawat penghantar di ujung saluran.
d. Menara penegang (tension tower)
Dipergunakan untuk memperkuat tegangan kawat penghantar.
Menara standart adalah menara baja yang digunakan pada lebar gawang (span)
standart. Lebar gawang (jarak antara tower dengan tower) yang standart yang
digunakan di jepang adalah seperti pada tabel di bawah ini.
24
Tegangan Nominal Lebar Gawang Standar
Menara khusus adalah menara yang akan digunakan apabila menara standart tidak
dapat digunakan (mungkin melintasi jalan kereta api, dsb)
25
2). Peredam (Damper)
Peredam digunakan untuk menghindari kelelahan dari pada tiap-tiap titik
topang dari kawat penghantar maupun kawat tanah.
Kelelahan pada kawat penghantar tersebut diakibatkan oleh gaya-gaya luar
(angin) atau gaya berat dari kawat penghantar, sehingga terjadi osilasi.
Jadi peredam menunjang fungsi dari batang pelindung. Gambar dibawah
memperlihatkan peredam Stockbrige Dampers.
Keterangan gambar :
1. Clamp Body
2. Countterweight
3. Cast Aluminium Alloy
4. Steel Elastic Cable
5. Flexible Tubing
10. Washer
Cara pemasangan damper tergantung dari lebar gawang dari menara transmisi, untuk
lebar gawang antara 0 s/d 350 m, memakai dua buah damper tiap kawat penghantar
dan untuk lebar gawang diatas 350 m, memakai empat buah damper tiap kawat
penghantar.
Jarak peredam dari titik topang adalah :
• Damper pertama berjarak 1220 mm dari titik topang.
• Damper kedua berjarak 2440 mm dari titik topan
26
BAB IV
KONSTANTA SALURAN TRANSMISI
Pada saluran transmisi udara terdapat empat macam konstanta saluran antara lain :
Tahanan saluran, induktansi saluran, kapasitansi saluran dan konduktansi bocor
saluran. Pada umumnya konduktansi bocor saluran, dalam perhitungan karakteristik
saluran dapat diabaikan (karena sangat kecil)
R t 2 = R t1 1 + t1 (t 2 − t1
Keterangan:
Rt2 – tahanan pada suhu t2
Rt1 – tahanan pada suhu t1
αt1 – koefisien suhu
Besarnya koefisien suhu dapat dihitung :
27
1
t1 =
1
+ ( t1 − 20 )
20
20 – koefisien suhu, pada suhu 200 C.
m4
1 + + 1
R(ac) = 48 R(dc)
2
m = 0, 0118 f .A
f – Frekuensi tegangan sinusoida
A – Luas penampang kawat penghantar.
28
Kawat penghantar satu fasa dengan kawat balik, terdiri dari dua penghantar dengan
diameter kawat penghantar yang sama, kawat penghantar dengan jari-jari (r1) dan jari-
jari (r2).
1 2
d12
1
L1 ( Int.) = .10−4 H / km = 0, 05mH / km
2
d
L1 ( Eks.) = 2.10−4 Ln 12 H / km
r1
1 d
L1 = .10−4 + 2.10−4 Ln 12
2 r1
1 d12 −4 d12
1
−4
L1 = 2.10 + Ln = 2.10 Ln.e + Ln
4
4 r1 r1
1
4
d12 .e d
L1 = 2.10−4 Ln = 2.10−4 Ln 12 1
r1 −
r1.e 4
d12
L1 = 2.10−4 Ln H/km
r1'
1
−
Besarnya r = r1.e
1
' 4
= 0,7788.r1
Induktansi kawat penghantar (2), apabila dihitung dengan cara yang sama akan
diperoleh :
d12
L2 = 2.10−4 Ln H/km
r2'
29
2). Induktansi Saluran Kawat Penghantar Tiga Fasa.
Kawat penghantar tiga fasa, terdiri dari tiga kawat penghantar yang mempunyai
diameter kawat penghantar yang sama.
Jari-jari kawat penghantar tiga fas, yaitu : (r1), (r2) dan (r3).
d12
d31
2
d23
Kawat penghantar tiga fasa dengan susunan penghantar berbentuk segitiga terlihat
pada gambar 4.2, jarak antara kawat penghantar adalah d12, d23 , d31.
Induktansi saluran kawat penghantar tiap fasanya :
L1 = L1 ( Int .) + L1 ( Eks.)
3 d .d .d
1
L1 = .10−4 + 2.10−4 Ln 12 23 31
2 r1
1 3 d .d .d
L1 = 2.10−4 + Ln 12 23 31
4 r1
1 3 d .d .d
L1 = 2.10−4 Ln.e 4 + Ln 12 23 31
r1
3 d12 .d 23 .d31
L1 = 2.10−4 Ln 1
−
4
r1.e
−4
3 d12 .d23 .d31
L1 = 2.10 Ln H/km/fasa
r1'
30
Pada persamaan Induktansi saluran, baik saluran satu fasa maupun saluran tiga fasa
dapat dilihat bahwa bentuk persamaan tersebut hampir sama, sehingga apabila ditulis
secara umum, maka persamaan induktansi saluran sebagai berikut :
GMD
L = 2.10−4 Ln H/km/fasa
GMR
GMD
L = 2.10−4 Ln H/km/fasa
GMR
GMR kawat penghantar berlilit dapat diperoleh, dengan melihat pada daftar tabel
kawat penghantar berlilit yang sudah dihitung oleh pabrik pembuat kawat penghantar.
Apabila daftar tabel GMR tidak didapat secara teoritis dapat dihitung secara matematis
sebagai berikut :
6 2
5 3
31
Kawat penghantar berlilit dengan penampang pada gambar. 4.3, jumlah kawat
komponen ada 7 buah, dengan diameter kawat komponen yang sama.
Misalkan jari-jari kawat komponen adalah (r).Besarnya GMR kawat berlilit, apabila
terdiri dari (N) buah kawat komponen sebagai berikut :
r ' = 0, 778r
1 2
Kawat penghantar (1) dan (2) adalah kawat penghantar pembentuk berkas dan
merupakan kawat berlilit.
Jarak berkas (d), panjangnya 45 cm atau 50 cm.
Besar induktansi kawat berkas tiap fasanya dapat dihitung :
GMD
L = 2.10−4 Ln
( GMR )b H/km.
32
(GMR )b = m Ds .d12 .d13 .d14 ......d1m
Ds – GMR kawat penghantar pembentuk berkas.
Contoh model kawat berkas yang tiap fasanya terdiri 2, 3 dan 4 kawat pembentuk
berkas sebagai berikut :
d
d
d d
d d
d
d
(GMR )b = 2 Ds .d12 = Ds .d
(GMR )b = 1,09 4 Ds .d 3
33
4.3.1. Kapasitansi Saluran Kawat Penghantar Padat.
1). Saluran satu fasa.
Saluran satu fasa terdiri dari dua kawat penghantar yang mempunyai jari-jari kawat
penghantar yang sama, yaitu (r1) dan (r2).
Susunan kawat penghantar terlihat pada Gambar.5-6. Kapasitansi akan terjadi antara
kawat penghantar dengan kawat penghantar atau antara kawat penghantar dengan
bumi.
1 2
d12
bumi
= r . o
r - permitivitas relatif
o - permitivitas hampa udara ( o = 8,855.10-9 F/km )
Udara kering besarnya permitivitas relatif ( r 1 ).
34
2
C= F/km
d d d
Ln 12 23 31
r
Apabila ditinjau dari persamaan kapasitansi saluran satu fasa dan kapasitansi saluran
tiga fasa, secara umum persamaan kapasitansi sebagai berikut :
2
C=
GMD
Ln
r
GMD = 3 d12 .d23 .d31
r - jari-jari kawat penghantar tiap fasa.
2
C=
GMD
Ln
r
GMD = 3 d12 .d23 .d31
r - jari-jari luar kawat penghantar berlilit
2
C=
GMD
Ln
rb
GMD = 3 d12 .d23 .d31
35
rb = m r.d12 .d13.d14 .......d1m
rb = 2 r .d12 = r .d
X L = L = 2 fL Ohm/km
36
1 1
XC = = Ohm.km
C 2 fC
f - frekuensi tegangan saluran transmisi (Hz).
C – kapasitansi saluran transmisi (F/km)
Semakin panjang saluran transmisi maka besarnya reaktansi kapasitif semakin kecil.
CONTOH SOAL
1. Hitung besarnya tahanan ac, dari kawat penghantar AAC 403 mm 2 dalam
(ohm/km), pada keadaan temperatur 25o C.
Kawat berlilit AAC mempunyai jumlah lapisan = 4.
Diketahui tahanan jenis :
25 = 2,89.10−6 .cm
Solusi :
L
R(dc) =
A
A = 403 mm2 = 403.10-6 m2
L = 1 km = 103 m
25 = 2,89.10−6 .cm = 2,89.10-8 Ω.m.
Tahanan dc pada suhu 25o C sebagai berikut :
103
R25 (dc) = 2,89.10−8 = 0,0717 Ω/km.
403.10−6
Jumlah lapisan kawat berlilit ada 4 lapis, faktor koreksi karena
panjang kawat penghantar adalah 2 %.
m4
1 + + 1
R(ac) = 48 R(dc)
2
m = 0, 0118 f .A
37
1, 6754
1 + + 1
R(ac) = 48 0, 0731
2
R(ac) = 1,039. 0,0731 = 0,0759 Ω/km
2. Pada soal no.1, tentukan tahanan dc dan tahanan ac kawat penghantar AAC pada
suhu 50o C.
Tahanan dc pada suhu 50o C adalah :
Rt 2 = Rt1 1 + t1 (t2 − t1
R50 (dc) = R25 1 + 25 (50 − 25)
1
25 = = 3,95 .10-3
1
+ ( 25 − 20 )
0, 00403
1, 6754
1+ + 1
R50 (ac) = 48 0, 0803
2
5m 5m
T S
6m
38
Saluran transmisi menggunakan kawat penghantar padat
dengan luas penampang 280 mm 2
Solusi :
GMD
L = 2.10−4 Ln H/km
GMR
GMD = 3 d12 .d23 .d31
39
X L (100km) = 0, 413.100 = 41,3 Ohm.
Reaktansi kapasitif tiap fasa sepanjang saluran :
32, 246.106
XC = = 322, 46.103 = 322, 46 k. Ohm.
100
4. Saluran transmisi 3 fasa, dengan susunan kawat penghantar seperti pada soal
No.1, kawat penghantar yang digunakan adalah kawat penghantar ACSR 140
mm2 dengan diameter kawat 0,684 inchi, diketahui GMR = 0,0222ft.
• Hitung Induktansi saluran dan reaktansi induktif saluran
• Hitung Kapasitansi dan reaktansi kapasitif saluran.
Solusi :
GMD
L = 2.10−4 Ln
GMR
GMD = 5,313 m
GMR = 0,0222 . 0,3048 = 6,766 . 10-3 m
Induktansi saluran tiap fasa :
5, 313
L = 2.10−4 Ln −3
= 13, 332.10−4 H/km
6, 766.10
Reaktansi Induktif saluran tiap fasa :
X L = L = 2 fL = 2.3,14.50.13,332.10-4 = 0,418 Ohm/km.
5. saluran penghantar berkas 3 fasa, tiap fasa dua penghantar pembentuk berkas
dengan susunan penghantar mendatar dan jarak antar penghantar 4m.
Jenis kawat penghantar pembentuk berkas ACSR 644 mm 2
Diketahui GMR = 1,4173.10-2 .
Hitung Reaktansi induktif saluran (frekuensi 50 Hz).
GMD
L = 2.10 −4 Ln
(GMR )b
GMD = 3 d12 .d23 .d31
5,03
L = 2.10−4 Ln = 8,28.10−4 H/km
0,08
Reaktansi induktif saluran :
X L = 2 fL = 2 .50.8, 28.10−4 = 0, 260 Ω/km.
40
SOAL-SOAL
1. Kawat penghantar ACSR, dengan data jumlah kawat komponen dan diameter
kawat komponen sebagai berikut :
Kawat aluminium = 54 / 2,60 mm
Kawat inti baja = 7 / 2,60 mm
1). Tentukan jumlah lapisan kawat penghantar ACSR.
2). Hitung luas penampang dan diameter kawat penghantar ACSR.
3). Hitung tahanan dc dan tahanan ac penghantar ACSR pada suhu 65 0 C.
41
BAB V
KARAKTERISTIK PENYALURAN DAYA
R L
Is Ir
Vs Vr
42
Dari rangkaian pengganti saluran transmisi pendek dapat diperoleh persamaan :
Vs = Vr + Z Ir
Is = Ir
Gambar diagram fasor tegangan saluran transmisi pendek terlihat pada gambar 5.2.
Dalam saluran transmisi pendek tersebut dimisalkan beban listriknya merupakan
beban yang bersifat induktif.
Vs
d
δ (Ir.X)
o
φr Vr
(Ir.R) c
Ir
Gambar 5.2. Diagram Fasor Tegangan dan Arus Saluran Transmisi Pendek
δ – sudut daya (power angel)
φr – sudut fasa pada sisi terima
oa = Vr cos φr
ab =IR
bc = Vr sin φr
cd = IX
43
a. Rangkaian pengganti nominal ( )
Is Z I Ir
+ +
Ics Icr
Vs Y/2 Y/2 Vr
- -
Vs = (1 + ZY/2) Vr + Z Ir
Ics = Vs Y/2
Is = Ics + I
Is = Vs Y/2 + Ir + Icr = Vs Y/2 + Ir + Vr Y/2
Is = Ir + Vr Y/2 + Vs Y/2
Is = Ir + Vr Y/2 + { ( 1 + ZY/2 ) Vr + Z Ir } Y/2
Is = Ir + Vr Y/2 + ( 1 + ZY/2 ) Y/2 Vr + Z Y/2 Ir
Is = ( 1 + ZY/2 ) Ir + Y Vr + Z Y2/4 Vr
Is = Y ( 1 + ZY/4 ) Vr + ( 1 + ZY/2 ) Ir
44
b. Rangkaian pengganti nominal (T)
Is Z/2 Z/2 Ir
+ +
Ic
Y
Vs Vcr Vr
- -
Z
Vcr = Vr + Ir
2
ZY
Ic = Vcr Y = Vr Y + Ir
2
Is = Ir + Ic
ZY
IS = Ir + Vr Y + Ir
2
ZY
Is = Y Vr + ( 1 + ) Ir
2
Z
Vs = Vcr + Is
2
Z ZY Z
Vs = Vr + Ir + ( Ir + Vr Y + Ir )
2 2 2
Z Z ZY Z 2Y
Vs = Vr + Ir + Ir + Vr + Ir
2 2 2 4
ZY Z 2Y
Vs = Vr + Z Ir + Vr + Ir
2 4
ZY ZY
Vs = ( 1 + ) Vr + Z ( 1 + ) Ir
2 4
45
5.3 Saluran Transmisi Panjang (Long Lines)
Dalam menganalisa karakteristik saluran transmisi jarak panjang maka
rangkaiannya dapat diandaikan sebagai rangkaian dengan konstanta saluran
yang didistribusikan, agar diperoleh hasil perhitungan yang lebih teliti.
Is I(x) + dI(x)
I(x) Ir
+
Z1 dx dI(x)
dx x
X=L X=0
Dapat ditinjau dari bagian kecil dx yang berjarak x dari sisi terima.
Impedansi seri adalah Z1 dx
Admitansi paralel adalah Y1 dx
Z1 dan Y1 adalah impedansi dan admitansi per satuan panjang
[ V (x) + dv (x) ] – V (x) = dv (x) = [ I (x) + dI (x)] Z1 dx
I (x) Z1 dx
dI ( x)
dI (x) = V (x) Y1 dx maka = Y1 I (x)
dx
dV ( x)
dV (x) = I (x) Zz dx maka Z1 I (x)
dx
d 2 I ( x) dV ( x)
2
= Y1 = Y1 Z1 I (x)
dx dx
d 2V ( x) dI ( x)
2
= Z1 = Z1 Y1 V (x)
dx dx
d 2V ( x)
= Z1 Y1 V (x)
dx 2
d 2V ( x)
2
= 2 V(x) dimana : = Z1Y1
dx
D2 V (x) = 2 V (x) maka : D2 V (x) - 2 V (x) = 0 ...... (1)
46
d 2 I ( x)
= Z1 Y1 I(x)
dx 2
d 2 I ( x)
2
= 2 I (x) dimana : = Z1Y1
dx
D2 I (x) = 2 I (x) maka : D2 I (x) - 2 I (x) = 0 .......... (2)
Penyelesaian dari kedua persamaan differential (1) dan (2) diatas adalah :
V (x) = a cosh x + b sinh x
I (x) = c cosh x + d sinh x
Analisa syarat batasnya :
a). Persamaan tegangan : V (x) = cosh x + b sinh x
x = 0 , maka V (x) = Vr
I (x) = Ir
Sehingga :
Vr = a cosh 0 + b sinh 0
Vr = a maka a = Vr
dVI(x)
= a sinh x + b cosh x
dx
dV(x)
dari rumus didepan = Z1 I(x)
dx
dV(x)
I (x) = / Z1
dx
a..sinh .x + b..cosh .x
I (x) =
Z
a..sinho + b..cosho
Ir =
Z1
0 + b. b.
Ir = maka Ir =
Z1 Z1
Z1 Z1 Z
b = Ir = Ir = 1 .Ir
Z1Y1 Y1
maka diperoleh :
Z1
V (x) = Vr cosh x + Ir sinh x
Y1
Syarat batas x = L , maka V (x) = Vs
47
Z1
Sehingga : Vs = Vr cosh L + Ir Sinh L
Y1
Z1 Z1 L Z
= =
Y1 Y1L Y
Z1
ZC = - disebut karakteristik impedansi
Y1
Z
Jadi Vs = cosh ZY . Vr + sinh ZY . Ir
Y
Vs = Cosh ZY . Vr + Zc sinh ZY . Ir
Y1
d = Vr
Z1
48
Y1
maka diperoleh : I (x) = Ir cosh x + Vr sinh x
Z1
Syarat batas x = L , maka I (x) = Is
Y1
Is = Ir cosh L + Vr sinh L
Z1
Y1
Is = Ir cosh ZY + Vr sinh ZY
Z1
1
Is = Ir cosh ZY + Vr sinh ZY
Z1
Y1
1
Is = sinh ZY Vr + cosh ZY Ir
Zc
Vs = cosh ZY . Vr + cosh ZY . Ir
1
Is = sinh ZY . Vr + cosh ZY . Ir
Zc
Untuk menghitung besar cosh ZY dan sinh ZY dengan menggunakan deret MC
laurent, diperoleh :
2 4 6
Cosh = 1 + + + + .........................
2! 4! 6!
( ZY ) 2 ( ZY ) 4 ( ZY )6
Cosh ZY = 1 + + + + ..................
2! 4! 6!
ZY Z 2Y 2 Z 3Y 3
1+ + + + ........................
2 24 720
3 5 7
Sinh = + + + + .........................
3! 5! 7!
( ZY )3 / 2 ( ZY )5 / 2 ( ZY )7 / 2
Sinh ZY = ZY + + + + .........................
3! 5! 7!
ZY Z 2Y 2 Z 3Y 3
Sinh ZY = ZY [1 + + + + ....................]
6 120 5040
49
Persamaan tegangan dan arus pada saluran transmisi panjang :
VS = Cosh L VR + Z C Sinh L IR
1
IS = Sinh L VR + Cosh L IR
ZC
Fungsi hiperbolikus dapat dihitung dengan :
L = L + j. L
− kons tanta
− radian
e x + e −x e x − e −x
V(x) = VR + Z C IR
2 2
V Z I x VR Z C IR −x
V(x) = R + C R e + − e
2 2 2 2
V +Z I V −Z I
V(x) = R C R e x .e Jx + R C R e −x .e − jx
2 2
V(x) = VF + VR
VF = A.e x .e jx gelombang tegangan datang (Forward wave)
50
VR = B.e −x .e − jx gelombang tegangan pantul (Reflected wave)
= Z1 .Y1
Saluran transmisi tanpa rugi daya (secara pendekatan) :
R0
Z1 = R + j.X L = j.X L
1
Y1 = j.B = j
XC
1 XL
= j.X L . j. =j
XC XC
XL L
= = = 2 L C
XC 1
C
= LC
Kecepatan rambat gelombang berjalan :
v= =
LC
1
v=
LC
51
= LC
xL
( L) = L C .L
Panjang saluran transmisi :
( L)
L=
. LC
1
(L ).
LC
L=
L=
( L ) .v
2f
L=
( L ) .300.000
2f
listrik.
Sehingga panjang saluran transmisi maksimum yang diperbolehkan dengan adanya
batasan stabilitas statis adalah :
2
30x x 300000
L= 360 = 500 km
2 .50
52
5.5 Rangkaian Empat Terminal (Konstanta A B C D)
Pada rangkaian ekivalen untuk saluran transmisi pendek, saluran transmisi menengah,
dan saluran transmisi panjang untuk mempermudah dalam menganalisa dapat
dinyatakan sebagai rangkaian empat terminal (rangkaian kutub empat) dengan
konstanta ABCD.
Is Ir
+ +
Vs ABCD Vr
- -
VS A B VR
I = C D I
S R
Rangkaian kutub empat selalu mempunyai sifat antara lain :
• Pasif.
• Linier
• Bilateral
Rangkaian pasif artinya bahwa dalam rangkaian listrik tersebut tidak terdapat sumber
tegangan dalam, rangkaian linier artinya bahwa konstanta rangkaian besarnya tidak
tergantung dari arus yang mengalir.
Bilateral, bahwa impedansi yang diacu dari sisi input adalah sama dengan impedansi
yang diacu dari sisi output.
53
2). Saluran transmisi menengah.
Persamaan tegangan dan arus dalam saluran transmisi me
nengah :
Rangkaian nominal π :
ZY
Vs = (1 + ) Vr + Z Ir
2
ZY ZY
IS = Y (1 + ) Vr + ( 1 + ) Ir
4 2
Dimana :
ZY
A=1+ B=Z
2
ZY
C=Y(1+ ) D=A
4
Rangkaian nominal T :
ZY ZY
Vs = ( 1 + ) Vr + Z ( 1 + ) Ir
2 4
ZY
Is = Y Vr + ( 1 + ) Ir
2
Dimana :
ZY ZY
A=1+ B=Z(1+ )
2 4
C=Y D=A
Vs = Cosh ZY Vr + Zc sing ZY Ir
1
Is = Sinh ZY Vr + Cosh ZY Ir
Zc
Dimana :
A = Cosh ZY B = Zc Sinh ZY
1
C= Sinh ZY D=A
Zc
54
4). Hubungan seri rangkaian kutub empat.
Beberapa rangkaian kutub empat dapat dihubungkan secara seri maupun
dihubungkan secara paralel, pada Gambar.6.7. terlihat dua buah rangkaian kutub
empat yang dihubungkan secara seri, dengan rangkaian ekivalennya berupa sebuah
rangkaian kutub empat.
Is IR
A2 B2 A1 B1
Vs = Vs2 VR2 = Vs1 VR1 = VR
C2 D2 C1 D1
Is IR
A B
Vs VR
C D
A B A 2 B2 A1 B1
=
C D C2 D2 C1 D1
A = A1.A2 + B2 .C1
B = A2.B1 + B2. D1
C = A1.C2 + C1. D2
D = B1.C2 + D1. D2
55
CONTOH PERSOALAN :
1. Saluran transmisi pendek 3 fasa, dengan tegangan 33 kV, diperlukan untuk
mensuplai beban sebesar 7,0 MW dengan faktor daya 0,85 terbelakang.
Diketahui impedansi seri saluran adalah Z = 20 + j.30 ohm/fasa.
• Hitung tegangan pada sisi kirim.
• Hitung besarnya sudut daya.
• Hitung besarnya daya nyata yang disalurkan.
• Hitung besarnya daya reaktif yang disalurkan.
Solusi :
Tegangan tiap fasa pada sisi terima
33
Vr = = 19,07 kV = 19070 volt.
3
R L
Is Ir
Vs Vr
56
PS = 3VS IS Cos S
Vs
5,8
VR∟0
31,78
IR = IS
2. Saluran transmisi tiga fasa, panjang 200 km, teg. 220 kV.
Impedansi seri saluran dan admitansi saluran sebagai berikut :
Z = 0,64 71,80o ohm/ km
PR 100.106
IR = = = 262,40 A
3 .VL .Cos R 3 .220.103.1
Is Z I Ir
+ +
Ics Icr
Vs Y/2 Y/2 Vr
- -
57
220
VR = = 127 kV =127.000 V
3
VR = 127.000 0o
IR = 262,40 arc.tg.1
IR = 262,40 00
Z = (0,64.200) 71,80o
ZY ZY
Is = (1 + ) Y VR + (1+ )IR
2 2
12871,80o.0,80.10−3 90o
Vs = 1 + 127.000 0 +
o
2
128 71,80 . 262,40 0o
o
Vs =131,339 + j.33,932
Vs =135,65 14,48o kV
Jadi besarnya tegangan sisi kirim :
Vs = 3.135,65 = 234,94 kV (L − L)
58
Is = ( 0,9758 0,47o ) 0,80.10−3 90o.127000 0o +
Is = 248,88 + j.103,32
Is = 269,47 22,54o
Jadi besarnya arus sisi kirim : Is = 269,47 A
2). Menghitung efisiensi saluran transmisi.
PS = 3 VS IS cos S
PS = 3.135,65.269,47.cos8,06o
PS =108577,56 kW =108,58 MW
PR
= x100 %
PS
100
= x100 = 91,10 %
108,58
VR (TB) − VR (BP)
VR = x100 %
VR (BP)
VR (BP) = 127kV
VS 135,65
VR (TB) = = = 142,53 kV
Z Y 0.9517
1+
2
142,53 − 127
VR = x100 = 12,23 %
127
59
3. Saluran transmisi 3 fasa, panjang saluran 300 km,
menyalurkan daya pada beban 80 MW dengan faktor daya
0,90 terbelakang.
Tegangan sisi terima 220 kV, besarnya impedansi dan
admitansi saluran (sepanjang 300 km) sebagai berikut :
Z = 60 + j.164,4 ohm
Y = j.1,20.10−3 mho
• Hitung besarnya tegangan sisi kirim dan arus sisi kirim.
• Hitung besarnya tegangan jatuh saluran transmisi.
• Hitung besarnya pengaturan tegangan.
• Hitung besarnya efisiensi saluran transmisi.
Solusi :
Diselesaikan dengan pendekatan saluran transmisi panjang.
(panjang saluran 300 km)
VR = 127000 0o
60
VS = Cosh Z Y .VR + Z C Sinh Z Y .IR
ZY Z 2 Y 2 Z 3 Y 3
Cosh ZY =1+ + + + ...............
2 24 720
ZY Z 2 Y 2 Z 3 Y 3
Z C Sinh ZY = Z 1 + + + + ..............
6 120 5040
Z C Sinh ZY = 56,19 + j.159,90
VS = 3.149 = 258 kV
Persamaan arus pada saluran transmisi panjang adalah :
1
IS = .Sinh ZY VR + Cosh ZY .IR
ZC
1 ZY Z 2 Y 2 Z 3 Y 3
Sinh Z Y = Y 1+ + + + ...........
ZC 6 120 5040
1
Sinh Z Y = ( −0,01407 + j.1,16085 ) .10−3
ZC
149 −127
VD = x100 =14,80 %
127
Prosentase pengaturan tegangan saluran transmisi :
61
VR (TB) − VR (BP)
VR = x100
VR (BP)
VR (BP) =127 kV
VS
VR (TB) =
Cosh ZY
149
VR (TB) = =165,50 kV
0,9
165,50 −127
VR = x100 = 30,30 %
127
Menghitung efisiensi saluran transmisi :
Daya pada sisi terima PR = 3VS IS Cos S
Is
s
Vs
17
27
VR ∟ 0
25,84
62
Suseptansi saluran transmisi = 5,37 .10-6 mho/km/fasa
Saluran transmisi mensuplai beban induktif 80 MW, dengan
faktor daya 0,85.
• Tentukan konstanta ABCD dan tentukan persamaan matriknya.
• Hitung besarnya kerugian daya nyata dan efisiensi saluran transmisi.
Solusi :
Panjang saluran 150 km, saluran transmisi menengah.
Saluran transmisi nominal (π).
Z = (0,154 + j 0,815).150 = 23,10 + j.122,25 = 124,41 ∟79,29 o
Y = j.B = j.5,37 . 10-6 . 150 = 8,05. 10-4 ∟ 90o
Persamaan tegangan :
ZY
Vs = (1 + ) Vr + Z Ir
2
ZY ZY
IS = Y (1 + ) Vr + ( 1 + ) Ir
4 2
ZY 124, 4179, 29 .8, 05.10 90
o −4 o
A = 1 + = 1 +
2 2
A = 0,95 0,54 o
D = A = 0,95 0,54o
Persamaan tegangan dan arus dalam bentuk matrik adalah :
63
VS = A.VR + B.I R
( )
VS = 0,95 0,54o 127020 0o + 124, 4179, 29o.247 − 31, 78o
VS =143408, 26 9,55
IS = C.VR + D.I R
IS = 7,8.10−4 90.27o (1270200o ) + 0,950,54o.247 − 31, 78o
IS = 201, 43 − 6, 45o
S = 9,55o + 6, 45o =16o
SOAL-SOAL :
1. Saluran transmisi 3 fasa, tegangan 70 kV, 50 Hz.
Panjang saluran transmisi 90 km, susunan penghantar vertikal
dengan jarak antar kawat penghantar 2,50 m.
Kawat penghantar ACSR 282 mm 2 , dengan jumlah kawat
komponen Aluminium/ baja = 30/7 (lihat tabel ACSR).
1). Hitung impedansi seri dan admitansi saluran transmisi pada
suhu 75o C.
2). Keadaan tanpa beban, hitung arus sisi kirim apabila tegangan
Sisi terima 70 kV.
3). Beban listrik 100 MVA, teg. 70 kV, Cos φ = 0,80 terbelakang
Hitung efisiensi saluran transmisi.
64
2. Saluran transmisi 3 fasa, frek. 50 Hz. Panjang saluran 380 km.
Diketahui impedansi seri dan admitansi shunt :
Z1 = 0,5239 79,04o ohm / km
Y1 = 3,1727.10−6 90o mho / km
Saluran transmisi mensuplai beban 125 MW, faktor daya 0,80
terbelakang, dengan tegangan beban 215 kV.
1). Hitung tegangan sisi kirim dan arus sisi kirim.
2). Hitung prosentase tegangan jatuh saluran transmisi.
3). Hitung efisiensi saluran transmisi.
65
BAB VI
KOMPENSASI PADA SALURAN TRANSMISI
Pada saluran transmisi panjang dengan tegangan ekstra tinggi dan ultra tinggi
membutuhkan peralatan kompensasi, hal ini digunakan untuk mengontrol besarnya
tegangan kerja / pengaturan tegangan, memperkecil panjang elektrik saluran transmisi
untuk menjaga stabilitas statis sistem serta untuk menaikkan kapasitas penyaluran
daya. Peralatan kompensasi pada saluran transmisi antara lain : Reaktor shunt
(Induktor), kapasitor seri, atau kombinasi antara reaktor shunt dan kapasitor seri. Pada
kompensasi reaktor shunt, saluran transmisi dan reaktor shunt terhubung shunt
demikian juga untuk kapasitor seri, saluran transmisi dan kapasitor seri terhubung seri.
Reaktor shunt dan kapasitor seri hubungannya diperlihatkan pada gambar.6.1
Pada gambar terlihat reaktor shunt dan kapasitor seri terhubung dengan saluran
transmisi yang diwakili dengan rangkaian kutub empat (kontanta ABCD)
Kapasitor
seri
Reaktor ABCD
ABCD shunt
66
6.2 Penentuan Kapasitor Seri.
Dalam menentukan besarnya kapasitor seri yang dibutuhkan untuk mengkompensasi
saluran transmisi dapat dihitung sebagai berikut :
XC
FK =
XL
XC – reaktansi kapasitif kapasitor seri
1 1
XC = =
C 2fC
C – kapasitansi kapasitor seri (F)
X L - reaktansi induktif saluran transmisi
X L = L
L – induktansi saluran transmisi (H)
VS∟δ VR∟0
VS = AVR + BIR
VS − AVR
IR =
B
VR = VR 0o - tegangan referensi.
VS = VS , δ – sudut daya (beda fasa tegangan sisi kirim dan tegangan sisi terima).
Konstanta umum saluran transmisi :
A = A dan B = B
67
Arus sisi terima :
VS A.VR 0o
IR = −
B B
VS AV
IR = ( − ) − R ( − )
B B
Besarnya daya semu pada sisi terima dapat dihitung :
V AV
SR = VR .IR = VR 0o S ( − ) − R ( − )
B B
VS .VR A.V 2
SR = ( − ) − R ( − )
B B
V .V A.V 2 V .V A.V 2
SR = R S Cos( − ) − R Cos( − ) + j R S Sin( − ) − R Sin( − )
B B B B
SR = PR + j .QR
A = A ,→ → 0
Misalkan pada saluran transmisi menengah (nominal π), maka :
B = Z = R + j .X L , → karena : R XL
B = X L → = 90o
VR .VS A.V 2
PR = Cos(90o − ) − R Cos(90o − 0o )
XL XL
VR .VS
PR = Cos(90o − )
XL
VR .VS
PR = Sin().
XL
68
Apabila saluran transmisi menggunakan kompensasi dengan kapasitor seri, maka
besarnya daya nyata pada sisi terima menjadi :
VR .VS
PR = Sin()
( XL − XC )
Dengan penambahan kapasitor seri, maka bagian penyebutnya akan berubah semakin
kecil dan daya nyata pada sisi terima akan bertambah besar.
SOAL-SOAL :
1. Saluran transmisi 3 fasa, 220 kV, 50 Hz. Panjang saluran transmisi 300 km
Diketahui impedansi seri Z = 0,524 79,04o ohm/ km/ fasa
69
3. Saluran transmisi 3 fasa , 380 kV, panjang saluran 350 km, saluran mempunyai
impedansi seri dan admitansi shunt tiap fasanya sebagai berikut :
Z = 0,64 71,40o ohm/ km
Y = 4,0.10−6 90o mho / km
Saluran transmisi mensuplai beban 100 MW dengan faktor daya sebesar 0,80
terbelakang.
70
BAB VII
KONSTRUKSI SALURAN TRANSMISI UDARA
Dalam pemilihan disposisi dari saluran transmisi tergantung dari beberapa faktor
antara lain :
- faktor keamanan
- faktor biaya
- faktor lokasi pemasangan
- faktor keandalan
Jarak antara konduktor (spacing), dihitung sebagai berikut :
71
V 1
b. S = 20 + + ( )2
1,4 120
Dimana :
S – jarak mendatar minimum (inchi)
V – tegangan line-line (kV)
L – lebar gawang / span (feet)
V2
c. S = 0,75 D +
20.000
Dimana :
S – jarak mendatar minimum (m)
V – tegangan line-line (kV)
D – andongan (m)
V − 100
h =
150
72
7.2 Perhitungan Isolasi Saluran Transmisi.
Dalam menghitung isolasi saluran transmisi ditentukan berdasarkan pertimbangan
terhadap :
- Tegangan lebih luar (external over voltage)
- Tegangan lebih dalam (internal over voltage)
- Power frequency voltage stress
Tegangan lebih luar karena petir tidak dapat dihindarkan dan hanya dapat diperkecil
pengaruhnya saja. Tegangan lebih dalam disebabkan karena surja hubung (switching
surge) terjadi karena pembukaan dan penutupan pemutus beban (circuit breaker)
Padab sistem yang tidak ditanahkan efektif tegangan surja hubung dapat mencapai 3
s/d 4 kali tegangan fasa, sedangkan pada sistem yang ditanahkan efektif kira-kira 3
kali tegangan fasa.
Power frequency voltage stress adalah merupakan tegangan abnormal pada frekuensi
daya karena pembebanan yang berubah-ubah dengan cepat. Jadi perhitungan isolasi
saluran transmisi harus didasarkan pertimbangan bahwa isolasi tersebut harus dapat
diamankan dan tidak akan mengalami kegagalan karena tegangan lebih dalam, atau
karena adanya tegangan abnormal pada frekuensi daya. Besarnya tegangan
ketahanan terhadap surja hubung dan tegangan ketahanan pada frekuensi daya dapat
dihitung sebagai berikut :
1. Keadaan Standar.
1). Tegangan ketahanan terhadap surja hubung.
2
4). Tegangan tiap fasa maksimum = Vi .
3
( tegangan puncak)
2
5). Tegangan surja hubung maksimum = Vi . .n
3
73
Untk sistem ditanahkan dengan tahanan / reaktor, n = 3,3
Untuk pentanahan secara langsung, n = 2,8
2
VSH = Vi . . n . 1,22
3
2). Tegangan ketahanan pada frekuensi daya
Tegangan nominal (tegangan line-line) = V
Tegangan nominal yang diizinkan Vi = 1,09 V
Tegangan tiap fasa maksimum adalah :
2
Teg. Tiap fasa maksimum = Vi .
3
Tegangan ketahanan pada frekuensi daya keadaan standard adalah :
2
VKF = Vi . . 1,2 . 1,1
3
dimana :
Pergeseran titik netral (neutral shift) = 1,2
margin from flashover to withstand = 1,1
74
Dimana :
H – faktor kelembaban
V0 - tegangan gagal pada kondisi standard
V - tegangan gagal yang diatur (pengaruh
Kelembaban)
2
: VSH = Vi . . n . 1,22 . . H . Pc
3
3. Kontaminasi garam
Untuk menanggulangi pengotoran garam yang menyebabkan penurunan tegangan
ketahanan pada isolasi dengan memberikan tambahan isolasi.
(dengan menambah jumlah isolator dalam gandengan isolator gantung)
L
P Q
D
A T
To
S y
φ
x
0
x
wS
75
Diambil busur kecil misal S = OA
Berat kawat penghantar sepanjang busur S adalah wS, pada busur S akan bekerja
gaya-gaya T , wS dan To
wS
Tg φ =
T0
dy wS
Maka : =
dx T0
dy
Tg φ =
dx
Ds2 = dx2 + dy2
ds 2 dy 2
( ) =1+ ( ) = 1 + tg2 φ
dx dx
wS 2
=1+( )
T0
ds ws 2
= 1+( )
dx To
ds
dx =
ws
1+ ( ) 2
To
ds
Maka x = ws
1+ ( ) 2
To
ws To ws
d( ). d( )
To w To
x= ws
=
w To
ws
1+ ( ) 2 1+ ( ) 2
To To
76
To wS
x= arc sinh
w T0
wx wS
= arc sinh
To T0
wS wx
sinh
T0 To
dy wS wx
= = sinh
dx T0 To
wx
dy = sinh . dx
To
wx To wx wx
y = sinh
To
. dx =
w sinh
To
. dx (
To
)
To wx
y = cosh + C2
w To
syarat awal : untuk x = 0, maka y = 0
To To
0 = Cosh 0 + C2 , maka C2 = -
w w
To wx To
y= cosh -
w To w
To wx
= (cosh -1)
w To
wx 1 wx 2 1 wx 4
dimana : cosh =1+ ( ) + ( ) + ............
To 2 ! To 4! To
sehingga didapat :
To 1 wx 2 1 wx 4
y= [1+ ( ) + ( ) + ......................... – 1 ]
w 2 ! To 4! To
To 1 wx 2
y [ ( ) ]
w 2 To
wx 2
y
2 To
1
apabila x = , maka y = D
2
77
1
w ( )2 wl 2
D= 2 =
2To 8 To
Andongan maksimum adalah :
wl 2
D =
8 To
- Panjang kawat penghantar yang sebenarnya :
( L = POQ)
wS wx
dari persamaan = sinh
T0 To
1 L
apabila x = , maka S =
2 2
wL wL 2To wL
= sinh , maka L = sinh
2 To 2 To w 2 To
wL wL 1 wL 3 1 wL 5
Sinh = + ( ) + ( ) + ...............
2 To 2 To 3! 2 To 5! 2 To
2 To wl 1 wL 2
Sehingga L = . [ ( ) + .......................... ]
w 2 To 3! 2 To
w2 l 2
L=1[ 1+ ]
24To 2
Jadi panjang kawat penghantar yang sebenarnya adalah :
w2 l 2
L = l [ 1+ ]
24To 2
Atau
8 D2
L = l[1+ ]
3l 2
2
T2 = T 0 + (ws)2
ws wx wx
Dari rumus = sinh , maka ws = To sinh
To To To
78
wx
T2 = T 02 + T 02 Sinh2
To
wx
T2 = T 02 ( 1 + Sinh2 )
To
wx wx
dimana : Sinh2 = cosh2 -1
To To
wx 2
T2 = T 02 ( cosh )
To
wx 1 wx 2
T = To cosh = To [ 1 + ( ) + ...................]
To 2 ! To
1 w2 x 2 w2 x 2
T = To [ 1 + . 2 ] = To +
2 T0 2 To2
1 w2 l 2
Apabila x = , maka : T = To + = To + w D
2 8 To
Tegangan tarik kawat penghantar pada titik penunjang P dan Q :
T = To + w D
2(l-x) R
P
h
D
Q
y
x
0
x
Gambar 7.2. Penghantar Ditunjang oleh Tiang yang Tidak Sama Tinggi.
wl 2
Dari rumus andongan D =
8 To
79
w ( l − x )2
Jadi : D=
2 To
w x2
Dari persamaan y =
2 To
Andongan di titik Q adalah h :
h=d–y
w ( l − x )2 w x2
h = -
2 To 2 To
w l 2 − 2 wl x + w x2 − w x2
h =
2 To
w l 2 − 2 wl x
h =
2 To
w l 2 − 2 To h
2 TO h = w l2 – 2 w l x , maka x =
2 wl
1 To h
sehingga : x = -
2 wl
Rumus-rumus andongan yang telah dibahas didepan adalah rumus statis artinya tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar seperti pengaruh suhu, tekanan angin dan
pembebanan es.
Ym l2
D=
8 Tm
Dimana :
Ym - berat spesifikasi kawat penghantar dengan pengaruh
Tekanan angin (kg / m / mm 2)
Tm - tekanan tarik maksimum (kg / mm 2 )
2
P d
Ym = Y + w
2
q
w
Berat spesifik kawat penghantar : Y =
q
Y – berat spesifik kawat penghantar ( kg / m / mm 2 )
80
W – berat kawat penghantar (kg / m)
q – luas penampang kawat penghantar (mm 2)
Pw – tekanan angin (kg / m 2 )
d – diameter kawat penghantar (m)
T 2m (Tm + A ) – B = 0
l2 Y 2 E
Dimana : A= 2
+ E . α . t - Teds
24 Teds
l 2 Ym2 E
B=
24
E - modulus elestisitas (Kg / mm 2 )
α - koefisien muai panjang
t - perbedaan suhu (0 C)
t = t2 – t1
t2 - suhu pada saat dihitung (suhu akhir)
t1 - suhu pada keadaan terburuk
( t1 = - 5,50 C )
Tr
Teds = Kg / mm2
kq
Tr – kuat tarik nominal dari kawat penghantar
k - faktor keamanan (diambil antara 2 s/d 5)
81
4. Andongan dengan pengaruh pembebanan es
Lapisan es
konduktor
Dt = d + 2 a
Luas penampang total :
dt 2 d + 2a 2
qt = π ( ) =π[ ] = [ d + 2 a ]2
2 2 4
luas penampang es :
qi = qt – qc
qi = π a ( d + a )
82
wi = a (d + a ) . 0,915 . 10-3 . 100 kg/m
Dimana : d, a, dalam cm
w
Berat spesifik konduktor =
qc
Ymi
Yci = w/qc + wi/qi
Pw.dt /qt
qt
Ymi . l 2
D=
8 Teds
Dalam keadaan pembebanan es, suhunya merupakan suhu
yang terburuk ( - 5,50 C ) sehingga pengaruh suhu dapat
diabaikan.
CONTOH PERSOALAN :
1. Saluran transmisi udara, jarak antara menara transmisi 300 m menara
transmisi sama tinggi.
Saluran transmisi menggunakan kawat penghantar ACSR, dengan data :
Luas penampang = 282,50 mm2
Diameter = 21,90 mm
Berat nominal = 0,987 kg/m
83
Kekuatan tarik nominal kawat penghantar adalah 8640 kg.
Apabila pengaruh kekuatan angin dan suhu diabaikan.
• Hitung besarnya andongan saluran transmisi.
• Hitung tekanan tarik pada ujung-ujung kawat penghantar.
Solusi :
Tegangan tarik harian :
TR
Teds =
q.k
8640
Teds = =15, 29 kg / mm 2
282,50.2
( faktor keamanan diambil k = 2)
Berat spesifik konduktor :
w
Y=
q
0,987
Y= = 0,349.10−2 kg / m / mm 2
282,50
2. Suatu menara transmisi udara ditunjang oleh dua menara yang mempunyai
level berbeda, beda tinggi 10 m.
Lebar gawang 200 m, kawat penghantar tembaga berlilit dengan data sebagai
berikut :
Berat kawat penghantar = 2,30 kg/m
Diameter kawat penghantar = 2 cm
Kuat tarik kawat penghantar = 13260 kg
Apabila pengaruh dari luar diabaikan.
• Hitung besar andongan.
• Hitung tegangan tarik pada ujung-ujung kawat penghantar.
84
Solusi :
Luas penampang kawat penghantar :
d2
q = r2 =
4
.22
q= = 3,142cm 2 = 314, 20 mm 2
4
Berat spesifik kawat penghantar :
w
Y=
q
2,30
Y= = 0, 732.10−2 kg / m / mm 2
314, 20
l T .h
x = − eds
2 l.Y
200 10,55.10
x= −
2 200.0, 732.10−2
x = 27,93m
Y. ( l − x )
2
D=
2.Teds
0, 732.10−2 ( 200 − 27,93)
2
D=
2.10,55
D =10, 27 m
Andongan pada level yang rendah :
DL = D − h
D L =10, 27 −10 = 0, 27 m
85
A
H = 10 m
DL
B
L = 200 m
TB = T0 + w D L = Teds + Y D L
TB =10,55 + 0, 732.10−2 .0, 27
TB =10,58 kg / mm 2
TA = Teds + Y.D
TA =10,55 + 0, 732.10−2 .10, 27
TA =10, 62 kg / mm 2
86
w
Y=
q
1,11
Y= = 3, 73.10−3 kg / m / mm 2
297, 40
2
P .d
Ym = Y + w
2
q
2
52.22.40.10−3
(3, 73.10 )
2
−3
Ym = +
297, 40
Ym = 3, 73.10−3 kg / m / mm 2
Tekanan tarik harian :
TR
Teds =
k .q
10210
Teds = =17, 20 kg / mm 2
2.297, 40
t = 30 + 5,50 = 35,50 o C
Persamaan tekanan tarik maksimum yang diperbolehkan :
Tm2 ( Tm + A ) − B = 0
L2 .Ym .E
A= 2
+ E t − Teds
24.Teds
2502.3, 73.10−3 .21100
A= + 21100.1,15.10−5 35,50 − 17, 20
24. (17, 20 )
2
A = 6,96.108
L2 Y 2 E
B=
24
( )
2
2502 . 3, 73.10−3 .21100
B=
24
B = 7, 61.10 12
( )
Tm2 Tm + 6,96.108 − 7, 61.1012 = 0
Tm3 + 6,96.108 Tm −7, 61.1012 = 0
Persamaan pangkat tiga, apabila dihitung maka diperoleh :
Tm = 7, 60.106
87
Andongan saluran transmisi :
Ym .L2
D=
8.Tm
D=
( 3, 73.10 ) .250
−3 2
8.7, 60.106
D = 3,80
Jadi besarnya andongan yang dipengaruhi tekanan angin dan temperatur
adalah D = 3,80 m
SOAL-SOAL :
1. Hitung besarnya jarak antara penghantar minimum yang diperbolehkan dari
saluran transmisi ganda, tegangan nominal 70 kV, andongan 3,25 m
88
• Hitung andongan saluran transmisi, tanpa pengaruh dari luar, hitung
panjang kawat penghantar ACSR dalam satu lebar gawang.
89
DAFTAR PUSTAKA
90
Penulis dilahirkan dikota Pacitan, kota kabupaten yang
berada di pantai selatan pulau Jawa, yang merupakan
perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dilahirkan Tanggal 8 Juli 1955.
Pendidikan dasar sampai pendidikan menengah
diselesaikan di Kota Pacitan, SD Negeri , SMP Negeri
dan SMA Negeri Pacitan.
Penulis menempuh sarjana (S1) Jurusan Tek. Elektro
ITS Surabaya.
( Tahun 1975 s/d 1981 )
91