Anda di halaman 1dari 5

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN

KERJA DALAM KEPERAWATAN


Resiko dan Hazard dalam Proses Asuhan Keperawatan

Disusun Oleh :

Indriyanti Arimurti Putri


(70300117029)

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
Resiko dan Hazard dalam Proses Asuhan Keperawatan

Hazard (bahaya) adalah sesuatu yang dapat menyebabkan cedera pada manusia atau
kerusakan pada alat atau lingkungan .

Risk (resiko) didefinisikan sebagai peluang terpaparnya seseorang atau alat pada
suatu hazard (bahaya)

A. Contoh resiko dan hazard pada tahap pengkajian asuhan keperawatan


1. Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan keluarga
2. Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan pengkajian
3. Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan yang diajukan perawat
4. Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun udara saat pemeriksaan fisik
5. Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien dan keluarganya

Upaya mencegah dan meminimalkan resiko dan hazard pada tahap pengkajian asuhan
keperawatan

1. Batasi akses ketempat isolasi


2. Menggunakan APD dengan benar
3. SOP memasang APD, jangan ada sedikitpun bagian tubuh yang tidak tertutup APD
4. Petugas tidak boleh menyentuh wajahnya sendiri
5. Membantasi sentuhan langsung ke pasien
6. Cuci tangan dengan air dan sabun
7. Bersihkan kaki dengan disemprot, ketika meninggalkan ruangan tempat melepas APD
8. Lekukan pemeriksaan berkala pada pekerja
9. Hindari memegang benda yang mungkin terkontaminasi
B. Upaya mencegah dan meminimalkan resiko dan hazard pada tahap implementasi
asuhan keperawatan
1. Kasus 1

Seorang perawat di RSUD Kebun Jeruk, Kota Jakarta, diketahui positif difteri pasca
menangani pasien yang menderita penyakit yang sama

 Hazard yang ada dikasus :

Hazard biologis yaitu perawat tertular penyakit difteri dari pasien pasca menangani dan
melakukan tindakan awal pada pasien difteri

o Upaya pencegahan kasus 1 :


 RS menyediakan APD yang lengkap seperti masker, handscoon, scout, dll.
 Menyediakan sarana untuk mencuci tangan atau alcohol gliserin untuk perawat.
 Untuk perawat, wajib menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptic
seperti mencuci tangan, memakai APD, dan menggunakan alat yang steril.
2. Kasus 2

Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan.


Menunjukkan sebanyak 7.000 tenaga kesehatan (NaKes) terinfeksi hepatitis B.

 Hazard yang ada dikasus :

Terinfeksi hepatitis B akibat tertusuk jarum suntik saat menutup jarum suntik setelah
digunakan dari pasien.

o Upaya pencegahan kasus 2 :


 Memberikan imunisasi hepatitis pada semua tenaga kesehatan yang bekerja dan belum
mendapat imunisasi hepatitis sebelumnya.
 Memberikan pendidikan, pengetahuan kepada seluruh tenaga kesehatan tentang cara
menutup jarum suntik yang benar, tidak membahayakan, dan sesuai dengan prosedur
 Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman
 Membentengi diri dengan imunisasi, seperti imunisasi hepatitis B
 Menggunakan APD yang lengkap, dan menerapkan tindakan aseptic
3. Kasus 3

Di AS, Centers for Disease Control (CDC) Melaporkan bahwa pada 31 desember 2000.
24.844 orang dewasa yang dilaporkan dengan AIDS di AS pernah bekerja di layanan
kesehatan. Kasus tersebut mewakili 5.1% dari 486.826 kasus AIDS yang dilaporkan pada
CDC yang tidak memiliki informasi tenjang pekerjaannya.

 Hazard yang ada di kasus 3 :


1) Terpajan darah/terkena darah
2) Terinfeksi cairan tubuh pasien
3) Terinfeksi HIV akibat alat Laboratorium
4) Terdapat luka pada kulit.
o Upaya pencegahan kasus 3 :
 Ruangan pasien HIV/AIDS pada RS harus memberikan fasilitas alat pelindung diri
yang safety untuk tenaga kesehatan
 Melakukan penyuluhan HIV/AIDS secara rutin
 Meningkatkan daya tahan tubuh
 Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh klien.
C. Upaya mencegah dan meminimalkan resiko dan hazard pada tahap evaluasi asuhan
keperawatan
1. Kasus 1

Sering dikritik. Perawat Ini Masuk RSJ (rumah sakit jiwa)

 Hazard yang ada dikasus 1 :

Berdasarkan informasi diatas, rumah sakit melakukan penyelidikan setelah perawat


tersebut masuk ke RSJ

o Upaya pencegahan kasus 1 :

Dari pihak rumah sakit dapat membuat sarana untuk menerima semua keluhan yang
dirasakan perawat baik tentang fasilitas ataupun pasien sehingga perawat bisa menceritakan
segala keluhannya dan diberi solusi.

2. Kasus 2

Setelah melahirkan bayi premature, perempuan ini keluar dari rumah sakit karena
melihat tidak adanya peluang bagi bayinya untuk hidup lebih lama lagi dan bayi yang
dilahirkan akhirnya meninggal.

 Resiko yang ada di kasus 2 :


 Resiko keletihan pada perawat karena mondar-mandir disebabkan tempat bayi dan ibu
terpisah
 Resiko perawat mengalami stress karena dimintai pertanggung jawaban atas kaburnya
pasien
o Upaya pencegahan kasus 2 :
 Menempatkan bayi satu ruangan dengan ibu
 Mengantar ibu (pasien) bila membutuhkan sesuatu terutama setelah melahirkan
 Menanyakan dengan jelas ketika ibu akan meninggalkan ruangan
 Menambah jumlah pekerja (perawat) agar bertanggung jawab terhadap bayi dan
ibunya.

Anda mungkin juga menyukai