Draft Calk Opd Ok
Draft Calk Opd Ok
1
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
2
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Penyisihan
Piutang dan Penyisihan Piutang dan Penyisihan Dana Bergulir pada Pemerintah
Daerah;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 07 Tahun 2014 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2016;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 09 Tahun 2016 tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran
2016;
29. Peraturan Bupati Cianjur Nomor 12 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah;
30. Peraturan Bupati Cianjur Nomor 13 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah dan Bagan Akun Standar di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Cianjur;
31. Peraturan Bupati Cianjur Nomor 32 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Cianjur No. 31 Tahun 2016 tentang Perubahan Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016.
3
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
4
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET
KINERJA APBD
2.1EKONOMI MAKRO
Aspek perekonomian dalam RPJMD Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2016, strategi yang
ditetapkan adalah peningkatan daya beli masyarakat, melalui penetapan berbagai
kebijakan sebagai berikut:
1) Pengembangan agribisnis yang mampu menghasilkan produk dan industri
pertanian yang berdaya saing;
2) Peningkatan produksi dan ketersediaan pangan serta pengembangan mekanisme
distribusi dan aksesibilitas pangan;
3) Peningkatan pariwisata daerah berbasis alam dan budaya yang mampu bersaing
memenuhi kebutuhan wisatawan dengan tetap berprinsip pada pembangunan
berkelanjutan;
4) Peningkatan aksebilitas KUKM terhadap modal, teknologi dan pasar;
5) Perwujudan pengelolaan industri dan perdagangan yang berdaya saing didukung
oleh SDA, SDM, sara na dan prasarana serta teknologi tepat guna;
6) Peningkatan promosi dan kerjasama investasi;
7) Perwujudan iklim investasi yang sehat;
8) Pengembangan pemanfaatan dan pengelolaan pesisir dan kelautan secara optimal
dan berkelanjutan;
9) Penguatan implementasi rencana tata ruang daerah dalam pemanfaatan ruang untuk
pengembangan wilayah Kabupaten Cianjur;
10) Perwujudan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu
mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan;
11) Pengembangan wilayah didukung oleh ketersediaan dan pembangunan
infrastruktur yang handal;
12) Perwujudan keseimbangan fungsi lahan untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup.
Kondisi Ekonomi Daerah dapat dilihat dari indikator makro ekonomi diantaranya
perkembangan nilai PDRB Kabupaten Cianjur, Laju Pertumbuhan ekonomi daerah,
struktur PDRB, Tingkat Pengangguran dan tingkat kemiskinan. Nilai Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Cainjur secara nominal dari tahun ke tahun
senantiasa mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 nilai PDRB berdasar harga konstan
Tahun 2000 mencapai Rp.8,29 trilyun sementara harga berlaku Rp.17,67 Trilyun,
sedangkan berdasarkan angka BPS Kabupaten Cianjur pada Tahun 2012 PDRB berdasar
harga konstan 2000 meningkat menjadi Rp.9,09 Trilyun dan PDRB harga berlaku
menjadi Rp.22,52 Trilyun.
Stabilitas ekonomi yang didukung oleh daya beli masyarakat mendorong terjaga
momentum pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
Perekonomian Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 6,2 % dalam periode empat tahun
pertama pelaksanaan RPJMN 2010-2014 dengan pertumbuhan ekonomi Tahun 2010,
Tahun 2011, Tahun 2012, Tahun 2013 dan Tahun 2014 berturut-turut sebesar 6,2 %, 6,5
%, 6,3 %, 5,8 %, dan 6,4%.
Namun, di sisi lain Ekspor barang dan jasa Indonesia mengalami perlambatan dalam dua
tahun terakhir. Ekspor barang dan jasa pada Tahun 2013 melambat menjadi 5,3 %,
meskipun dalam periode Tahun 2010 sampai dengan 2013, ekspor barang dan jasa dapat
tumbuh rata-rata sebesar 9,1 %.
Masih cukup tingginya inflasi dan nilai tukar rupiah pada awal Tahun 2014, serta BI rate
5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
B. Belanja Langsung
Alokasi belanja langsung dalam APBD mengutamakan pelaksanaan urusan
pemerintah daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja
langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat capaian
kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan publik. Belanja Langsung Tahun Anggaran 2016 lebih
dialokasikan untuk anggaran sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai
Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran
honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan atas kepatutan,
kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan.
Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi PNSD dan Non
PNSD dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan
PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan
kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan dimaksud.
2. Belanja Barang dan Jasa
a) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan
kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi
8
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
3. Belanja Modal
a) Penganggaran belanja modal tidak hanya sebesar harga beli/bangun
aset tetap, tetapi ditambah seluruh belanja yang terkait dengan
pengadaan/pembangunan aset tetap tersebut sampai siap digunakan;
b) Belanja Modal diarahkan sekurang-kurangnya mencapai 30% dari
belanja daerah;
c) Pengadaan kebutuhan barang milik daerah, menggunakan dasar
perencanaan kebutuhan barang milik daerah sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan
memperhatikan standar barang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan
Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, sebagaimana diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun
2006.
9
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
ANGGARAN REALISASI
URAI AN ( %)
2016 2016
10
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH 63.090.000,00 67.461.415,00,00 106,93
BELANJA
BELANJA OPERASI 641.594.500,00 607.356.553,00 0,00
3.1.1 PENDAPATAN
Realisasi Pendapatan Puskesmas Campakamulya sampai dengan 31 Desember
2016 sebesar Rp 717.853.639,00 atau % dari target 100,66% dari target yang
ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp
713.152.000,00 Pada Realisasi Pendapatan Daerah lebih target sebesar Rp
4.701.639,00.
Pendapatan Daerah ini terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp
717.853.639,00,00.
Realisasi Pendapatan Asli Puskesmas Campakamulya sampai dengan 31
Desember 2016 adalah sebesar 717.853.639,00 Atau 100,66% dari target yang
ditetapkan sebesar Rp 713.152.000,00 Realisasi Pendapatan Asli Daerah ini
terdiri dari :
a. Pendapatan Retribusi sebesar Rp 67.461.415,00 atau 106,93.% dari target
yang ditetapkan sebesar Rp 63.090.000,00.
b. Pendapatan Dana Kapitasi JKN sebesar Rp 650.392.224,00 atau 100.05%
dari target yang ditetapkan sebesar Rp 650.062.000,00.
11
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
3.1.2 BELANJA
Realisasi Belanja sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp783.294.053,00
Atau 92,91%dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 843.052.994,00 Hal
ini terjadi karena efisensi dan adanya belanja program yang tidak dapat
dilaksanakan, dengan rincian per jenis belanjanya adalah sebagai berikut :
a. Belanja Operasi sebesar Rp 607.355.553,00 Atau % dari anggaran yang
ditetapkan sebesar Rp 641.594.500,00 terdiri dari:
a) Belanja Pegawai sebesar Rp 6.300.000,00 atau100 % darianggaran yang
ditetapkan sebesar Rp 6.300.000,00
b) Belanja Barang sebesar Rp 581.564.053,00 atau94,63.% darianggaran
yang ditetapkan sebesar Rp 614.502.000,00
b. Belanja Modal sebesar Rp 175.937.500,00 atau 87,33% dari anggaran yang
ditetapkan sebesar Rp 201.458.494,00 terdiri dari:
a) Belanja pengadaan kantor sebesar Rp 17.500.000,00 atau 87,5.%
darianggaran yang ditetapkan sebesar Rp 20.000.000,00
b) Belanja Peralatan alat rumah tangga sebesar Rp 26.873..500,00atau
83,19% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 32.300.000,00
c) Belanja peralatan komputer Rp 52.771.000 atau 96,14.%darianggaran
yang ditetapkan sebesar Rp 54.888.494,00
d) Belanja pengadaan alat komunikasi sebesar Rp 1.500.000,00atau 100%
darianggaran yang ditetapkan sebesar Rp 1.500.000,00
e) Belanja pengadaan alat kedokteran sebesar Rp 67.293.000 atau 81,30.%
darianggaran yang ditetapkan sebesar Rp 82.770.000,00
Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 783.294.053,00.
12
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
13
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
(3) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban
Bebandiukur sesuai dengan:
a. Harga perolehan atas barang/jasa atau nilai nominal atas kewajiban beban yang
timbul, konsumsi aset, dan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban diukur dengan menggunakan mata uang rupiah.
b. Menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi jika barang/jasa
tersebut tidak diperoleh harga perolehannya.
Beban disajikan dalam Laporan Operasional (LO). Rincian dari Beban dijelaskan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) sesuai dengan klasifikasi ekonomi,
yaitu:
a. Beban Operasi, yang terdiri dari: Beban Pegawai, Beban Barang dan Jasa,
Beban Bunga, Beban Subsidi, Beban Hibah, Beban Bantuan Sosial, Beban
Penyusutan dan Amortisasi, Beban Penyisihan Piutang serta Beban lain-lain;
b. Beban Transfer;
c. Beban Non Operasional;
d. Beban Luar Biasa.
(4) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
a. Pengukuran belanja berdasarkan realisasi klasifikasi yang ditetapkan dalam
dokumen anggaran.
b. Pengukuran belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto dan diukur
berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen
pengeluaran yang sah.
Belanja disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA)sesuai dengan
klasifikasi ekonomi, yaitu:
a. Belanja Operasi
b. Belanja Modal
c. Belanja Tak Terduga
dan dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
(5) Aset
Asetadalahsumberdayaekonomi yangdikuasai dan/atau dimiliki
olehpemerintahsebagaiakibatdariperistiwamasalaludandari manamanfaat ekonomi
14
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
15
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
Piutang diakui pada saat penyusunan laporan keuangan ketika timbul klaim/hak
untuk menagih uang atau manfaat ekonomi lainnya kepada entitas, yaitu pada
saat:
a. Terdapat surat ketetapan/dokumen yang sah yang belum dilunasi ;
b. Terdapat surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan dan belum
dilunasi
Pengukuran piutang pendapatan yang berasal dari peraturan perundang-
undangan, adalah sebagai berikut:
a. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan
dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar
yang diterbitkan; atau
b. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan
dari setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak untuk
Wajib Pajak (WP) yang mengajukan banding; atau
c. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan
dari setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan belum
ditetapkan oleh majelis tuntutan ganti rugi.
Piutang disajikan dan diungkapkan secara memadai. Informasi mengenai akun
piutang diungkapkan secara cukup dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.
Informasi dimaksud dapat berupa:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian, pengakuan dan
pengukuran piutang;
b. rincian jenis-jenis, saldo menurut umur untuk mengetahui tingkat
kolektibilitasnya;
c. penjelasan atas penyelesaian piutang;
d. jaminan atau sita jaminan jika ada.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat
Metode pencatatan persediaan dilakukan secara periodik, maka pengukuran
persediaan pada saat periode penyusunan laporan keuangan dilakukan
berdasarkan hasil inventarisasi dengan menggunakan harga perolehan terakhir
/harga pokok produksi terakhir/nilai wajar.
Persediaan disajikan sebesar:
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan
persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada
perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa
mengurangi biaya perolehan.
b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.
Harga pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang terkait
dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang
dialokasikan secara sistematis.
Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. Harga/nilai
wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar
pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar (arm length
transaction).
b. Aset Tetap
Asettetapadalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau
16
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
(6) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena:
penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan,
entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional
perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah
kewajiban kepada masyarakat luas yaitu kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti
rugi, kelebihan setoran pajak dari wajib pajak, alokasi/realokasi pendapatan ke
entitas lainnya
kewajiban dengan pemberi jasa lainnya.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Dalam Neraca pemerintah daerah, kewajiban disajikan berdasarkan likuiditasnya
dan terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: Kewajiban Jangka Pendek dan
Kewajiban Jangka Panjang.
a) Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika
diharapkan dibayar (atau jatuh tempo) dalam waktu 12 bulan. Kewajiban jangka
pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang Perhitungan Fihak Ketiga
(PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued interest)
dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b) Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang biasanya muncul sebagai akibat dari pembiayaan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menutup defisit anggarannya.
Secara umum, kewajiban jangka panjang adalah semua kewajiban pemerintah
daerah yang waktu jatuh temponya lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
Kewajiban Jangka Panjang meliputi Utang Dalam Negeri dan Utang Luar
Negeri.
(7) Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban daerah.
18
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
19
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Jumlah 717.853.639,00
20
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
JUMLAH 717.853.639,00
21
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
22
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
2. Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp
598.056.553,00atau % dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp
630.994.500,00 Pada realisasi Belanja Barang terjadi kurang penyerapan hal
ini dikarenakan keterlambatan belanja.
Besaran realisasi masing-masing komponen Belanja Barang yang Sah dan
Perbandingan Realisasi Pendapatan Belanja Barang dapat dilihat pada Tabel
9 sebagai berikut:
Belanja Pemeliharaan
13 1.700.000,00 1.700.000,00 0,00
jaringan komputer
23
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
24
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
(dalam rupiah)
Jumlah
Uraian
Anggaran Realisasi
Aset
Kewajiban
Ekuitas
25
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
(dalam rupiah)
Uraian 2016
Retribusi 63.000,00
Jumlah
63.000,00
Setoran
No. Nama OPD Jumlah
Tanggal Bukti Jumlah
Saldo Kas di Bendahara BLUD merupakan saldo kas yang berada di bawah
tanggung jawab Bendahara BLUD.
26
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
Rincian Kas di Bendahara BLUD dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini:
1 64.757.580,00
- Rekening No.0068662125001
47.049.830,00
Bank BJB
Jumlah 64.757.580,00
(dalam rupiah)
3.2.1.5. Piutang Pajak
Saldo Piutang Pajak adalah piutang yang timbul atas pendapatan pajak daerah
yang belum dilunasi sampai dengan 31 Desember 2016.
Posisi per 31 Desember 2016 sebesar Rp.297.000,00
Jumlah 297.000,00
27
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
1 Persediaan 73.148.498,00
Jumlah 73.148.498,00
1 Tanah 182.000.000,00
Konstruksi dalam
6 0,00
pengerjaan
Jumlah 2.367.817.088,00
Uraian mutasi aset tetap di Tahun Anggaran 2016, dapat dilihat pada Tabel 17
berikut ini:
Tabel 17. Mutasi Aset Tetap Tahun Anggaran 2016
(dalam rupiah)
28
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
Penghapusan 45.000.000,00
Hibah 0,00
1 Ekstracountable 0,00
4 Persediaan 73.148.498,00
6 Hibah 0,00
29
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
JUMLAH 103.310.921,00
Rincian Mutasi Belanja Modal selama periode1 Januari 2016 sampai dengan 31
Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Realisasi Belanja Modal TA 2016 Rp 175.937.500,00
Belanja Modal yang tidak masuk aset tetap Rp 73.148.498,00
Belanja Modal Aset Tetap TA 2016 Rp 175.937.500,00
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang
disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan
dengan penurunan kapasitas dan manfaat aset tetap selain untuk Tanah dan
Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Penghitungan dan pencatatan Penyusutan
Aset Tetap dilakukan setiap bulan tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu
dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetapsecara merata
setiap bulan selama masa manfaat. Masa manfaat Aset Tetap ditentukan dengan
berpedoman kepada Peraturan Bupati Cianjur Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Kebijakan Akutansi Berbasis Akrual.
Rincian atas akumulasi penyusutan per tanggal 31 Desember 2016 dan 31
Desember 2015 dapat dilihat seperti pada Tabel 19 di bawah ini :
Tabel 19. Aset Tetap dan Akumulasi Penyusutannya Tahun 2016
(dalam rupiah)
No. Jenis Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
Gedung dan
3 1.342.545.395,00 189.869.847,00 1.152.675.548
Bangunan
30
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
Rincian atas Tabel mutasi aset Peralatan dan Mesin Tahun Anggaran 2016 dapat
dilihat pada Tabel 21 di bawah ini:
Hibah
31
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
Rincian atas mutasi Gedung dan Bangunan Anggaran 2016 dapat dilihat di table
22 di bawah ini :
Table 22. Mutasi Gedung dan Bangunan
Penghapusan 45.000.000,00
Hibah
5.3.2.5 Kewajiban
5.3.2.6 Aset Tak Terwujud
Saldo aset tak Terwujud adalah merupakan aset secara Fisik tidak dapat
dinyatakan atau tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk
tujuan lainnya.aset tidak terwujud di atas meliputi :sofware komputer dan
hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.
Posisi per 31 Desember 2016 sbesar Rp 0,00
32
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
Jumlah
297.000,00
5.3.2.8Utang Beban
Saldo Utang Beban Puskesmas Campakamulya sebesar Rp 334.430,00 terdiri
dari:
1. Utang Beban Barang dan Jasa adalah merupakan utang pembayaran tagihan
listrik, telephone, air dan internet yang belum terbayarkan sampai dengan 31
dember 2016 sebesra Rp. 334.430,0
Posisi Per 31 Desember 2016 sebesar Rp 0,00
33
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
(dalam rupiah)
1 Pendapatan – LO 717.916.639,00
2 Beban – LO 1.077.182.378,00
(dalam rupiah)
34
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
35
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
36
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
URAIAN 2016
SURPLUS/DEFISIT-LO 359.265.739,00
37
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
5.6.2.2 SURPLUS/DEFISIT-LO
Surplus/defisit LO merupakan akumulasi dari komponen-komponen Laporan
Operasional dimana Puskesmas Campakamulya untuk Tahun Anggaran 2016mengalami
Surplus sebesar Rp 359.265.739,00 baik dari transaksi yang dianggarkan melalu
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun diluar APBD yang diterima dari
entitas pelaporan lain
5.6.2.3.1. Koreksi Ekuitas Lainnya
Tabel 163. Rincian Koreksi Ekuitas Lainnya
Penambahan Ekuitas
5 Jumlah 132.076,00
.
6 Jumlah Koreksi Ekuitas Lainnya 132.076,00
.
2.3.2. Koreksi Ekuitas Akibat Perubahan Kebijakan Akuntansi
Akun Koreksi Ekuitas Akibat Perubahan Kebijakan Akuntansi ini merupakan
konsekuensi Pemerintah Daerah dalam penerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan
berbasis Akrual. Akun dominan dalam koreksi Ekuitas ini adalah koreksi untuk
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi Aset Tak Berwujud.
2. AKPER 3.630.681.880,00
JUMLAH 1.027.745.830.953,79
38
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
BAB VI
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN
39
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
40
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016
BAB VII
PENUTUP
41