TAHUN 2019”
PROPOSAL
OLEH:
NOVARINA
NIM.1613201113
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
meningkat pula jumlah limbah dihasilkan yang berbahaya dan beracun, dan
memberikan dampak terhadap lingkungan hidup dan oleh sebab itu perlu
limbah cair maupun limbah padat yang sebagian termasuk kategori Limbah
lingkungan.
Kewajiban pengelolaan limbah B3 termuat dalam pasal 3 ayat (1)
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketersediaan sarana prasana
manusia pada unit pelayanan kesehatan, dan beberapa faktor lainnya (Pratiwi,
yang dilakukan RSUD Tugurejo hanya dilakukan pada sumber LB3 dihasilkan
limbah medis oleh pihak ketiga dimana pemakaian APD yang tidak lengkap
Puskesmas Borong belum dilakukan pengelolaan secara baik dan benar sesuai
ini merupakan kelompok yang paling rentan. Kedua, karyawan Rumah Sakit
dalam melaksanakan tugas sehari-harinya selalu kontak dengan orang sakit
Sakit, lebih lebih lagi bila Rumah Sakit membuang hasil buangan Rumah
itu, Rumah Sakit wajib melaksanakan pengelolaan buangan Rumah Sakit yang
baik dan benar dengan melaksanakan kegiatan sanitasi Rumah Sakit (WHO,
2005).
sanitasi rumah sakit sebagai bagian dari organisasi rumah sakit dalam
disebut suatu sistem yang meliputi input, proses, dan output. Demikian
hasil pengelolaan sampah. Pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
telah melaksanakan pengelolaan sampah, akan tetapi pengelolaan sampah
Instalasi Sanitasi menunjukkan bahwa ada masalah dari sistemnya yaitu dari
jumlah SDM yang menangani pengelolaan sampah baik medis maupun non
kebutuhan untuk pengelolaan sampah yang belum terpenuhi. Dari segi proses,
pada pelaksanaan pengelolaan sampah masih belum sesuai dengan yang telah
bak sampah dan troli pun tidak dilakukan setiap hari melainkan 3 hari
sekali sehingga bisa menjadi sarang dan tempat berkembang biak serangga
penular penyakit. Jumlah bak sampah yang masih kurang dari yang
Oktober 2018 di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dimana ditemukan
terdapat limbah non infeksius yang dibuang di wadah limbah infeksius, selain
itu untuk penyimpanan limbah B3 pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi sering ditumpuk lebih dari 3 hari dikarenakan jumlahnya yang sedikit,
Diketahui limbah medis banyak berasal dari ruang pelayanan seperti Instalasi
pagi petugas Cleaning Service mengambil limbah medis tiap ruangan dan
proses dan output di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi dengan
berlaku.
berlaku.
3) Untuk mengetahui gambaran dan analisis hasil pelaksanaan
berlaku.
melakukan penelitian selanjutnya yang lebih dalam atau dari aspek yang
berbeda.
menggunakan alat bantu seperti kuisioner, checklist, kamera, dan alat perekam
audio. Output meliputi data yang diperoleh akan disajikan secara deskriptif
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, dan
TINJAUAN PUSTAKA
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU
terdiri dari:
1. Ruangan Kepala
2. Ruangan Administrasi
4. Gudang
5. KM/WC Petugas
sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam
Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang
berbetuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah
medis dan non medis, limbah padat medis terdiri dari limbah infeksius,
perkantoran dan aktifitas harian manusia lainnya dirumah sakit yang sebagian
limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3
(Perda, 2017). Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang
yang dihasilkannya.
2.3.2 Jenis Limbah B3 Rumah Sakit
a. Limbah Infeksius
yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam
jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia
rentan.
Limbah tajam merupakan objek atau alat yang memiliki sudut tajam,sisi
pecahangelas dan pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi
sangat besar bila benda tajam tersebut digunakan untuk pengobatan pasien
d. Limbah Kimia
e. Limbah Radioaktif
f. Limbah Farmasi
g. Limbah Sitotoksik
merupakan depot bagi berbagai macam penyakit yang berasal dari penderita
maupun dari pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat
lantai, makanan dan benda-benda peralatan medis maupun non medis. Dari
lingkungan, kuman dapat sampai ke tenaga kerja, penderita baru. Ini disebut
Limbah layanan kesehatan yang terdiri dari limbah cair dan limbah
baracun
dalam fasilitas penghasil limbah B3, mereka yang berada diluas fasilitas serta
memilki pekerjaan mengelola limbah semacam itu, atau yang beresiko akibat
rumah sakit
dirumah
2005).
kondisi tidak menyenangkan akan muncul seperti bau tak sedap, lalat dan
(tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang
ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 5M, yaitu men, money, machines,
a. Man (SDM)
(Kepmenkes, 2004).
b. Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Oleh karena itu, uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus
dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
c. Machines (Mesin)
d. Methods (Metode)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang
yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti.
Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan
maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen
kebijakan dan pendanaan yang memadai sekaligus partisipasi aktif dari staf
(Adisasmito, 2007):
b. Minimisasi limbah
setiap benda atau sistem itu berada (menjadi bagian) dari sistem
yang lebih besar atau lebih luas, sehingga semua benda dengan
forecast (Terry,2011).
wadah atau kemasan yang sesuai, dilekati simbol dan label Limbah B3
atau pengurangan alur limbah medis (waste stream). Hal ini dapat
dll);
elektronik;
produk;
terutama untuk produk atau bahan kimia yang tidak stabil (mudah
ditentukan;
penanganan medis yang baik. Hal ini berlaku pada fasilitas pelayanan
digunakan peralatan suntik yang tidak tepat maka tidak dapat digunakan
Limbah padat (solid waste stream) yang mudah, aman, efektif biaya
lainnya
d. Pemilahan akan memudahkan untuk dilakukannya penilaian terhadap
Limbah.
kemasan yang tidak sesuai, penempatan dan pelabelan pada kemasan harus
penggunaan wadah.
Wadah
plastik kuat
2 Patologis
dan anti
plastik atau
5 Farmasi
kontainer
6 Logam berat
timbal (Pb)
dengan
simbol
radioaktif
plastik atau
kontainer
plastik kuat
dan anti bocor
plastik
memenuhi spesifikasi:
tajam, dan
c. mudah dibersihkan.
Gambar 2.2
Gambar 2.3
d. rute pengumpulan harus dimulai dari area yang paling jauh sampai
2.9Penyimpanan Limbah B3
tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
ketersediaan anggaran, jumlah kunjungan, dan lama rawat inap pasien, serta
diatur dalam Permen LHK P56 tahun 2015, dilakukan dengan cara:
celsius).
- 90 (sembilan puluh) hari, pada temperatur sama dengan atau lebih
memiliki kandungan logam berat tinggi, dan tabung gas atau kontainer
bertekanan.
Limbah B3 kategori 1.
sebagaimana yang tertuang dalam PP 101 Tahun 2014 pasal 12 ayat (3)
dilekati simbol dan label Limbah (Permen LHK P56 Tahun 2015).
berkepentingan.
mengangkut limbah.
kerja.
penyimpanan.
kesehatan;
putrekasi, dan bau. Apabila disimpan lebih dari 2 (dua) hari, limbah harus
pendingin pada suhu 0oC (nol derajat celsius) atau lebih rendah.
Limbah.
kantong Limbah adalah 3/4 (tiga per empat) Limbah dari volume,
apabila wadah atau kantong limbah bocor, robek atau tidak tertutup
sempurna.
perencanaan.
berjalan cukup waktu. Memang tidak ada batasan waktu yang pasti kapan
maka evaluasi dapat dilakukan dalam kurun waktu yang relatif lebih cepat
2. Tujuan Evaluasi
kebijakan.
target.
f. Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan
datang
Menimbang :
Beracun (B3)
manusia dan makhluk hidup lain. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau
B3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 tahun 2014 ini mengatur tentang
Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), yang terdiri dari :
a. Penetapan limbah B3
b. Pengurangan limbah B3
c. Penyimpanan Limbah B3
d. Pengumpulan Limbah B3
e. Pengangkutan Limbah B3
f. Pemanfaatan Limbah B3
g. Pengolahan Limbah B3
h. Penimbunan Limbah B3
i. Dumping (Pembuangan) Limbah B3
j. Pengecualian Limbah B3
Lingkungan Hidup
n. Pembinaan
o. Pengawasan
p. Pembiayaan
q. Sanksi administratif.
Rumah Sakit
Limbah
Limbah Limbah
non B3 B3
Input
Proses
Output
1. Man/SDM 1. Perencanaan
Hasil
2. Materials/Limbah 2. Pelaksanaan
Pelaksanaan
3. Money/Biaya - Pengurangan/pemilahan
4. Mechine/Sarana Pengelolaan
- Penyimpanan
prasaran Limbah B3
- Pengangkutan
5. Methode/Pedoman - Pengolahan
6. Sosilaisasi - Penguburan
Sumber :
PP 101 Tahun 2014
Peraturan Menteri LHK RI No.P56 Tahun 2015
Azrul Azwar,1990
(Suprihanto, 2018)
BAB 3
METODE PENELITIAN
dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi meliputi
B3 diatur dalam PP 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3. Untuk
P56 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Input Proses
1. Perencanaan
1. Man/SDM 2. Pelaksanaan
2. Materials/Limbah - Tahap Pemilahan Output
3. Money/Biaya - Tahap Pengangkutan Hasil Pelaksanaan
4. Mechine/Sarana Pengelolaan
insitu
prasaran
- Tahap Penyimpanan Limbah B3
5. Methode/Pedoman
3. Pengawasan
6. Sosilaisasi
4. Evaluasi
yang lebih mendalam. Ketiga, metode ini lebih peka atau sensitif dan lebih
Input :
a. Man (SDM) : Sumber daya manusia yang menangani pengelolaan
satuan kg) per hari yang dihasilkan di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi.
Provinsi Jambi.
Proses :
b. Pelaksanaan
- Pemilahan : Proses penyediaan pewadahan serta memisahkan
kontainer khusus
kapasitas penyimpanannya.
Output :
catatan lapangan, dokumen dan literatur lainnya. Pada penelitian ini, data
yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi lapangan merupakan data
primer, sedangkan data yang diperoleh dari dokumen resmi dan/atau literatur
1) Observasi
2) Wawancara
1) Telaah Dokumen
Telaah dokumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap dokumen
2) Studi Literatur
fakta dari suatu objek penelitian”. Menurut Sugiyono (2006: 54): Penentuan
berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari informan sebelumnya itu,
sebagai berikut:
b. Kepala Instalasi 1
c. Petugas Sanitasi 1
2 Perawat Ruangan 2
3 Cleaning Servis 3
Jumlah 8
berkaitan dengan objek penelitian, selain itu hasil wawancara juga didukung
“kredibilitas “ yang dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain dengan
1. Triangulasi sumber yaitu mencari data yang sama dari beberapa sumber
yang berbeda
Kuantitas/Berat limbah
1. KaInst.Sanitasi
Jumlah Limbah padat medis yang √
2. Petugas Sanitasi
Padat Medis dihasilkan dalam satuan √ √
3. Cleaning
kg √
service
1. Penanggung
jawab
Hasil Pelaksanaan pengelola
evaluasi kegiatan limbah √ √
Evaluasi
pengelolaan limbah 2. Ka.Instalasi √ √
padat medis Sanitasi
1. Penanggung
1. Jumlah limbah yang jawab
dihasilkan pengelola
Hasil
2. Kesesuaian hasil limbah √
Pelaksanaan
pelaksanaan 2. Ka.Instalasi √
Pengelolaan √
pengelolaan limbah Sanitasi √
Limbah Padat
padat medis dengan 3. Petugas
medis
peraturan/regulasi/ Sanitasi
pedoman.
3.9 Cara menganalisis informasi
(Miles dan Huberman, 1992). Data yang diperoleh dalam penelitian ini
diambil dengan menggunakan tape recorder atau alat rekam, lembar observasi
disajikan dalam bentuk uraian teks naratif, tabel, dan foto. Penarikan
penelitian. Kesimpulan akhir dalam penelitian ini berupa teks naratif yang
Provinsi Jambi.
(PermenLHK, 2015)
(Organization, 2005)
(Riyanto, 2014)
(Jambi, 2017)
(RI, 2016)
(Kepmenkes, 2004)
(Anies, 2006)
(Endang, 2018)
(Chandra, 2005)
(101, 2014)
Azwar, A. (1990). Kesehatan kini dan esok: Yayasan Penerbitan, Ikatan Dokter Indonesia.
Choidiyah, S., Joko, T., & Setiani, O. (2018). PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (LB3) DITINJAU DARI INDEKS PROPER DI RSUD TUGUREJO
SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(4), 515-524.
Endang, S. L. (2018). Penanggulangan Limbah. Deepublish: Yogyakarta.
Perda Kota Jambi No. 7 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan dan Pengendalian Limbah B3
(2017).
Perda. (2017). PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG
PermenLHK. (2015). PermenLHK No. P56 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
Pertiwi, V., Joko, T., & Dangiran, H. L. (2017). EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH
SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(3), 420-430.
Rahno, D., Roebijoso, J., & Leksono, A. S. (2015). Pengelolaan Limbah Medis Padat Di
Puskesmas Borong Kabupaten Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Indonesian Journal of Environment and Sustainable Development, 6(1).
Permenkes RI No. 66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit (2016).