Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS

Pada percobaan kali ini mengenai uji karbohidrat, uji ini kami lakukan untuk mengetahui
adanya kandungan karbohidrat yang terdapat dalam sampel dengan melakukan uji barfoed
dan uji fehlling

Uji barfoed ini bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan disakarida.
Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Ion Cu2+ (dari
pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi
monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
Hal ini yang kemudian menunjukkan bahwa pereaksi barfoed digunakan untuk membedakan
antara monosakarida, disakarida dan polisakarida. Dimana yang cepat mereduksi atau
bereaksi adalah monosakarida.

Pada uji barfoed, digunakan sampel berupa sprite, Fanta, pepsi, pocari sweat, dan larutan
gula 10%. Reagen barfoed dimasukkan kedalam 5 tabung reaksi yang berbeda sebanyak 5
ml. Kemudian ditambahkan larutan sampel pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 1
mL. Kelima tabung reaksi kemudian dan dipanaskan. Tujuan dari pemanasan ini adalah
untuk mempercepat dan menyempurnakan reaksi, sehingga reaksi berjalan cepat dan
sempurna. Setelah dilakukan pemanasan tabung reaksi diangkat dan dinginkan dengan air
mengalir dan diamati perubahan yang terjadi.

Hasil dari uji barfoed diantara semua larutan karbohidrat tersebut semua sampel
menghasilkan hasil yang positif yaitu terbentuknya endapan merah bata. Artinya kelima
sampel mengandung glukosa. Secara teori, glukosa merupakan gula pereduksi yang
memiliki gugus aldehid, dimana gugus aldehid ini akan mereduksi ion Cu menjadi Cu2O
yang berupa endapan merah bata. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah

O R
O

R H + 2 Cu 2+ Cu2O (S)
+

HO HO O
Uji fehling bertujuan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya gula pereduksi. Karena
prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat ditentukan cuplikan yang
mengandung karbohidrat. Sesuai dengan tujuan percobaan ini, maka pereaksi yang digunakan
adalah pereaksi fehling. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling B.
Larutan Fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan garam KNitrat
dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang
digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu²+ direduksi menjadi
ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi CuO2. Fehling B berfungsi
mencegah Cu²+ mengendap dalam suasana alkalis.
Pada uji fehling, dignakan sampel berupa sprite, Fanta, pepsi, pocari sweat, dan larutan
gula 10%. Masing-masing sampel dimasukkan kedalam 5 tabung reaksi yang berbeda sebanyak
1 ml. pada saat larutan karbohidrat yang berwarna bening kemudian ditambahkan larutan fehling
A yang berwarna biru dicampurkan dengan larutan fehling B yang tidak berwarna menghasilkan
larutan yang berwarna biru. Kelima tabung reaksi kemudian dan dipanaskan dengan tujuan yang
sama seperti pada percobaan barfoed yaitu untuk mempercepat dan menyempurnakan reaksi.

Uji fehling akan memberikan endapan merah bata terhadap gula-gula pereduksi, ini
dikarenakan ion tembaga monoksida dari pereaksi fehling akan bereaksi dengan atom hidrogen
pada atom karbon gugus aldehid yang menghasilkan endapan tembaga (II) monoksida yang
berwarna merah bata. Hasil dari uji fehling diantara semua larutan karbohidrat tersebut semua
sampel menghasilkan hasil yang positif yaitu terbentuknya endapan merah bata. Artinya kelima
sampel mengandung gula pereduksi. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah

Anda mungkin juga menyukai