LAPORAN PRAKTIKUM
PEMETAAN DIGITAL
(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemetan Digital)
Disusun oleh:
Kelompok IV-B
Kelompok IV-B i
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
Kelompok IV-B
1. Alfred Bony S (21110113130058)
2. Raka Angga Prawiranegara (21110113190068)
3. Ajeng Kartika N.S. (21110113190072)
4. Kurnia Wisnu Aziz (21110113130084)
5. Fryda Airlina Mahardika (21110113140087)
6. Carlo Pradipta (21110113140090)
7. Novian Nur Aziz (21110113190094)
8. Adito Maulana (21110113130096)
Mengetahui,
Asisten Dosen
Menyetujui,
Kelompok IV-B ii
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Praktikum Pemetaan Digital untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pemetaan Digital ini dapat diselesaikan dengan baik.
1. Bapak Sawitri Subiyanto, Ir. M.Si. selaku ketua jurusan Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Bapak Bandi Sasmito, ST., MT dan Bapak Bambang Darmo Yuwono, ST.,
MT. selaku dosen pengampu mata kuliah Pemetaan Digital..
3. Anggoro Pratomo Adi selaku asisten dosen mata kuliah Pemetaan Digital.
4. Teman-teman yang sekaligus merupakan rekan kerja dalam melaksanakan
praktikum.
Kami menyadari, laporan ini masih jauh dari sempurna baik dari segi
materi maupun penyajiannya. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan untuk hasil yang lebih baik. Semoga tugas ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi mahasiswa Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro dan masyarakat pada umumnya.
Praktikan
DAFTAR ISI
Kelompok IV-B iv
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
Kelompok IV-B v
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
Kelompok IV-B vi
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Kelompok IV-B ix
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
DAFTAR LAMPIRAN
Kelompok IV-B x
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
BAB I
PENDAHULUAN
mudah untuk diolah sesuai dengan informasi yang diperlukan dan juga lebih
mudah untuk pemutakhiran (update).
Banyak kemungkinan yang dapat dilakukan dalam produksi peta secara
digital, daripada pembuatan peta secara konvensional. Setiap saat peta tersebut
diperlukan, dapat ditampilkan di layar monitor tanpa boros material. Semua
karakteristik ini, menjadikan graphic screen hampir sebagai media yang ideal
untuk penyajian peta.
BAB II
DASAR TEORI
tidak mudah ditampilkan dalam format berbeda, dan tidak bisa langsung diproses
dengan teknologi digital lainnya, misalnya dalam Sistem Informasi Geografi.
Peta digital dihasilkan dari kompilasi foto udara yang diambil dari pesawat
terbang (airborne). Kemudian dilengkapi dengan data survei lapangan misalnya
untuk menambah data yang tertutup bayangan, atau yang memang tidak terdapat
di foto, seperti klasifikasi bangunan, batas administrasi maupun nama-nama
tempat.
Pada prinsipnya, data pada Pemetaan Digital adalah independen dari
software, karena data tersebut disimpan dalam format yang bisa diakses oleh
banyak sekali software yang popular. Untuk keperluan intern, sehubungan dengan
pengolahan menggunakan software, telah disediakan dalam format
Cad(DWG/DXF) dan Arc/Info. Untuk mengirimkan data, diperlukan medium
berupa CD-ROM atau Iomega-ZIP. Saat ini, karena beberapa kendala teknis,
pengiriman dalam Iomega-ZIP masih lebih sering dilakukan.
Medium dari peta digital adalah, data dikirim dalam CD-ROM atau
Iomega-ZIP. Saat ini, karena beberapa kendala teknis, pengiriman dalam Iomega-
ZIP masih lebih sering dilakukan. Iomega-ZIP adalah semacam disket namun
memiliki sifat-sifat harddisk, dan kapasitasnya adalah 100 MB. Untuk
memakainya tentu saja pengguna harus memiliki drive Iomega-ZIP beserta
softwarenya.
Besarnya file peta digital Bervariasi, dari 4 MB hingga 40 MB per nomor
lembar peta, tergantung kepadatan informasi di dalamnya. Daerah yang terjal
mengandung informasi relief yang lebih padat, sedang daerah perkotaan
mengandung lebih padat informasi pemukiman dan infrastruktur. Peta digital
dapat memilih data spesifik, yaitu data bisa dipilih untuk area tertentu atau layer
tertentu saja. Bahkan kami bisa pula mengirim data tengah (intermediate data)
seperti titik-titik GPS, titik-titik tinggi, titik-titik gravimetri, copy foto udara,
nama-nama tempat (toponimi), maupun produk turunan (derivate product).
Dari setiap informasi data yang telah dibuat, baik dari software maupun
data lapangan manual yang telah dibuat, kita dapat membuat garis kontur yaitu
garis yang menghubungkan titik-titik yang sama elevasinya. Garis kontur dapat
produktivitas dan akan menjadikan cara ini dapat bersaing dengan teknik
fotogrametri atau survei udara, apalagi telah dapat dihubungkan secara
langsung dengan komputer dan plotter.Setiap jenis alat Elektronik Total
Station (ETS) akan memiliki spesifikasi ciri tersendiri dalam hal prosedur
pemakaian maupun dalam penanganan datanya. Namun untuk mempelajari
jenis ETS tersebut secara umum yang perlu dipelajari antara lain: Pengelolaan
Basis Data, Spesifikasi dan Kemampuan, Sistem Operasi Instrumen.
3 4
4 3
Gambar 2.1 Contoh Tipe Objek skala 1 : 10.000
Kode :
P = Patok
GDG = Bangunan
JLN = Jalan
SH = Kontur
SLK = Selokan
PHN = Pohon
TL = Tiang Listrik
TLM = Tiang Lampu
Penomoran :
1 – 13 = Patok Poligon
1 - ... = Jalan
1-… = Kontur
1-…. = Selokan
1-… = Pohon
1-... = Tiang Listrik/Lampu
b. Data Ukuran Titik Kontrol : No. station, backsight dan foresight, sudut
(horisontal, vertikal), jarak (jarak miring, datar)
c. Topografi / Detail Situasi
Kode dan Deskripsi titik mengacu pada standardisasi
d. Detail yang diukur dengan mode Offset harus diberi keterangan
3. Pengolahan Basis Data
a. Numeris
Mode hitungan harus menggunakan Program Total Station yang
diketahui algoritma / formula metode hitungannya.
b. Grafis
Objek titik atau garis harus didefinisikan sesuai dengan sifat atau
statusnya terhadap penarikan garis kontur (planimetrik, countourable
dan breakline).
c. Atribut
Notasi atau atribut yang menjelaskan data harus dapat memenuhi
persyaratan untuk keperluan operasi–operasi Database (Relasi, Mutasi,
Data sorting, dll).
Spesifikasi Teknik Penyajian atau spesifikasi teknik penggambaran pada dasarnya
masih mengacu pada prinsip metode penggambaran konvensional. Spesifikasi
teknik penyajian hasil pengukuran Total Station sangat berkaitan erat dengan
spesifikasi teknik Pengelolaan Basis Data, bahkan berkaitan erat dengan teknik
pengukuran titik detail di lapangan.
1. Teleskop
1.1 Panjang 150 mm
1.2 Diameter Lensa Objektif 45 mm
1.3 Perbesaran Bayangan 30 x
1.4 Bayangan (Image) Tegak (erect)
Luas Cakupan
1.5 (pandangan) 130 (16 m pada jarak 1000 m)
1.6 Jarak Minimum Fokus 1,3 m
2. Pengukuran Jarak
2.1 Kemampuan (1 prisma) 1.600 m
2.2 Satuan dan Resolusi Meter; 0,001 m
2.3 Akurasi ± (3 mm + 2 ppm)
2.4 Modulasi Frekuensi 3 frekuensi
2.5 Koreksi Atmosfer (T, P, H)
2.6 Konstanta Prisma 99 s/d 99 (1 step)
3. Pengukuran Sudut
Telescope
Leght : 166 mm
Aperture : 45mm
Magnification : 26 x
Resolving Power : 3.5"
Image : Erect
Field of view : 1°30' (26m/l,000m)
Minimum focus : 1.3m (4.3ft)
Reticle illumination : Brightness selectable in 2 levels
Angle measurement
Horizontal circle
Type : Incremental
Minimum display : 20" (0.005gon/0.l mil)¡'10" (0.002gon/
Vertical circle
Type : Incremental with zero index
Minimum display : 20" (0.005gon/0.l mil)/10" (0.002gon/
0.05 mil) (Selectable with parameter)
Angle range : 0°00'00" to 359°59'50"
0.000gon to 399.998gon
0.00 mil to 6,399.95 mil
+ 999.909%
Accuracy : Standard deviation of mean of
measurement taken in positions
I and II (DIN 18723)
7" (2.2 mgon/0.03 mil)
Automatic compensator : Selectable on/off
Type : Liquid
Range of compensation:+10'
Measuring mode
Horizontal angle : Right/left/hold
Vertical angle : 0 at zenith
0 horizontal on face left
0 horizontal + 90°/100gon/l,600mil
% vertical angle
Measuring time : Less than 0,5 sec
Distance measurement
Maximum range : (when using SOKKIA reflecting prisms)
Average condictions : (slight haze, visibilty about 20km, sunny
periods,weak scintillation)
Compact prism (CP series) 300m (900ft)
1-prism (AP series) 500m (1,600ft)
General
Display : LCD 2-line, 8-digit display on one face
Sensitivity of levels
Plate level : 60”/2mm
Circular level : 10’/2mm
Optical plummet
Image : Erect
Magnification : 2x
Focus : Fixed at 1.3m (4.3ft)
Data output : Asynchronous serial, RS-232C compatible
Self-diagnosis : Provided
Power saving cut off : 30 minutes after last key opertaion
Operating temperature : -20˚C to +50˚C (-4˚F to +122˚F)
Power source : Ni-Cdrechargeable battery BDC25(6V)
Working duration : 21hrs 40min at 25˚C/77˚F
Charging time : 12 to 15hrs
5
6 5 4
6 4
7 7 3 3
β1φ12 β2
1(Xa;Ya) 2
d12
Gambar 2.4 Poligon Tertutup Sudut Dalam
5
6 6 5 4 4
7 7 3 3
φ 12 2 d12
1 2
Gambar 2.5 Poligon Tertutup Sudut Luar
Keterangan gambar:
: Besarnya sudut
φ 12 : Azimuth awal
d 12 : Jarak antara titik 1 dan titik 2
X,Y : Koordinat awal
Syarat-syarat geometris dari poligon tertutup:
1. Syarat sudut ukuran
∑ d sin φ = 0
∑ d cos φ = 0 ..............................................(II.2)
Azimuth adalah sudut mendatar yang dihitung dari arah utara searah
jarun jam sampai ke arah yang dimaksud.
Keterangan:
X1;Y1 = Koordinat awal.
X2;Y2 = Koordinat akhir.
d 12 sin φ12 = d sin terkoreksi.
d 12 cos φ12 = d cos terkoreksi.
Detail dari jalannya batas-batas peta tersebut lebih diperhatikan dan diukur
dengan ketelitian yang tinggi dan pelu terdapat catatan tentang jenis hak atas
tanah serta nomor pendaftarannya serta dengan menunjuk pada buku tanah dapat
diketahui nama pemiliknya serta uraian lebih lanjut tentang sebidang tanah
tersebut.
2. Peta Topografi (Topos : Tempat; Grafis : Melukis)
Yang dimaksud peta topografi adalah peta yang menggambarkan semua
tempat-tempat yang ada di atas muka bumi, seperti kota, desa, jalan, sawah,
gunung dan lain-lain. Jadi peta topografi inilah yang memberikan kita gambaran
tentang keadaan sebagian permukaan bumi. Gambaran ini dilukis dengan simbol-
simbol dan kadang diberi pula warna. Keadaan tinggi rendahnya medan dilukis
dengan garis-garis tinggi atau kontur.
3. Peta Jalanan dan Peta Sungai.
Pada peta jalanan dan peta sungai obyeknya lebih jelas yaitu jalanan
atau sungai dengan segala kelengkapannya.Guna membuat peta tersebut
maka diperlukan pengukuran detail dan dilakukan setelah selesainya
pengukuran rangka titik-titik dasar untuk suatu daerah.
Kursor
Icon
Layar Kerja
Layar
Salib
Proyek
Sumbu
Perintah
Ketik
Indikator Program
yang Sedang Aktif
(Kelompok IV-B,2014)
5. Salib sumbu pada layer kerja menunjukkan bidang dua dimensi (X dan Y),
X sejajar arah timur (Easting) sedangkan Y sejajar arah utara (North),
(Kelompok IV-B,2014)
(Kelompok IV-B,2014)
II.5 Kontur
Garis kontur adalah garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang sama
elevasinya. Garis kontur mempunyai arti yang sangat penting bagi perencanaan
rekayasa, karena dari peta kontur dapat direncanakan antara lain :
1. Penentuan rute jalan atau saluran irigasi
2. Bentuk irisan atau tampang pada arah yang dikehendaki
3. Gambar isometrik dari galian/timbunan
4. Besar volume galian/timbunan tanah
5. Penentuan batas genangan pada waduk
6. Arah drainase.
Garis kontur dapat terlihat, misalnya garis pantai sebuah danau, tetapi
biasanya di tanah, hanya elevasi beberapa titik ditentukan lokasinya dan garis
tinggi ditarik antara titik-titik kontrol ini. Dari garis kontur ini kita dapat
membayangkan keadaan medan yang sebenarnya.
(Kelompok IV-B,2014)
2. Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang
landai lebih jarang.
Gambar 2.10 Kerapatan Garis Kontur pada Daerah Curam dan Daerah Landai
5. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90°
dengan kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap
ke bagian yang lebih tinggi.
6. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang
menutup-melingkar.
7. Garis kontur saling menutup.
8. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat
dihubungkan dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur.
9. Garis-garis kontur harus merupakan bentuk garis tertutup, baik di dalam
maupun di luar peta. Garis kontur tidak dapat terputus begitu saja.
Garis-garis kontur tegak lurus pada arah kemiringan lereng maksimum.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Data Peminjaman
a. Nama/NIM : Kurnia Wisnu Aziz / 21110113130084
b. Pekerjaan : Mahasiswa
c. Alamat : Semarang
d. Keperluan : Peminjaman Alat
Barang yang dipinjam
a. Total StationSOKKIA(1 buah)
b. Tripod / Statif (2 buah)
c. Prisma / Reflektor (2 buah)
d. Pole / jalon (1 buah)
III.2 Peralatan
Pada praktikum kali ini, alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan
pengukuran adalah sebagai berikut :
a. Total Station SOKKIA SET630R
Distance measurement
Maximum range : (when using SOKKIA reflecting prisms)
Average condictions : (slight haze, visibilty about 20km, sunny
periods,weak scintillation)
Compact prism (CP series) 300m (900ft)
1-prism (AP series) 500m (1,600ft)
Accuracy : (Standard deviation) 5mm+5ppm.D (repeat
measurement)
Distance display range : 1.999.999m/6,561.66ft
Display of feet units : selectable
Minimum display : Repeat 1mm(0,01ft)
Single 1mm(0,01ft)
Tracking 10mm(0,1ft)
Measuring modes : Repeat/Single/Tracking
Atmospheric correction : -499 to +499 ppm (in 1 ppm steps)
Prism constant correction: 0 to -90mm (in 10mm steps)
Refraction correction : selectable on/off
Audio target acquisition : selectable on/off
Signal source : Infra red LED
Light Intensity control : Automatic
General
Display : LCD 2-line, 8-digit display on one face
Sensitivity of levels
Plate level : 60”/2mm
Circular level : 10’/2mm
Optical plummet
Image : Erect
Magnification : 2x
Focus : Fixed at 1.3m (4.3ft)
Data output : Asynchronous serial, RS-232C compatible
Self-diagnosis : Provided
Power saving cut off : 30 minutes after last key opertaion
Operating temperature : -20˚C to +50˚C (-4˚F to +122˚F)
Power source : Ni-Cdrechargeable battery BDC25(6V)
Working duration : 21hrs 40min at 25˚C/77˚F
Charging time : 12 to 15hrs
Instrument height : 210mm
Size : 150 (W) x 165 (D) x 343 (H) mm
Weight : 4,8 kg
b. Prisma / Reflector
Prisma / Reflector (2 buah) adalah sebuah alat sebagai acuan dalam
pembidikan.
d. Payung
Untuk melindungi alat (Total Station) dari cuaca saat pengukuran di
lapangan.
e. Pole / jalon (2 buah)
Jalon adalah alat yang digunakan untuk meletakkan prisma jalan
dan digunakan sewaktu mengukur polygon, situasi dan detail.
f. Kompas
Berfungsi untuk menunjukkan arah utara pada saat pengukuran di
lapangan
g. Paku payung
Berfungsi sebagai penunjuk titik/patok pada saat pengukuran di
lapangan
h. Meteran
Meteran adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak. Panjang
meteran yang kami gunakan 50 m.
i. Komputer
Spesifikasi Komputer
Processor : Intel® Pentium® CPU B960 @2.20GHz
(2CPUs), 2 GHz
Kapasitas RAM : 2048 RAM
VGA : Intel HD
Kapasitas Harddisc : 450 GB
CD/DVD-ROM : yes
Sistem Operasi : Windows 7
MULAI
Memasang patok
Mendownload data
Mengolah data
hasil pengukuran
Melakukan
penggambaran
Peta Digital
SELESAI
P9 Gd16
(foresight) (backsight)
Gd11
Occ Pt
4. Klik menu Data, kemudian Klik Received Data pada software Sokkia
Link
c. Klik icon open data sehingga muncul dialog box open dat, klik file yang
akan dibuka, klik open
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Setelah melaksanakan praktikum Pemetaan Digital dengan alat Total Station,
maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Hasil Praktikum Kelompok IVB
Nama X Y Z Keterangan
GD16 438143.65 9220467.018 257.702 BM
GD05 438102.859 9220279.867 256.607 BM
P1A 438115.535 9220237.081 252.921 Patok Poligon
P2A 438107.975 9220191.261 247.725 Patok Poligon
P3A 438155.406 9220212.529 250.63 Patok Poligon
P4A 438168.405 9220192.667 242.95 Patok Poligon
P5A 438186.171 9220171.901 243.173 Patok Poligon
P6A 438233.545 9220167.885 239.498 Patok Poligon
P7A 438282.414 9220155.273 234.104 Patok Poligon
P8A 438367.943 9220211.275 234.668 Patok Poligon
P9A 438396.88 9220241.989 239.807 Patok Poligon
P10A 438386.541 9220262.625 242.419 Patok Poligon
P11A 438404.965 9220314.326 245.312 Patok Poligon
P12A 438349.316 9220334.876 247.568 Patok Poligon
P13A 438293.454 9220317.445 249.522 Patok Poligon
GD29A 438188.577 9220263.706 256.299 BM
GD30A 438279.636 9220282.465 249.043 BM
GD05B 438102.996 9220280.307 256.679 BM
JLN1 438069.317 9220288.676 254.482 Jalan
JLN2 438070.757 9220295.558 254.619 Jalan
JLN3 438107.765 9220287.361 256.561 Jalan
JLN4 438106.295 9220279.534 256.333 Jalan
JLN5 438106.756 9220279.138 256.337 Jalan
JLN6 438107.057 9220278.434 256.295 Jalan
JLN7 438104.98 9220264.392 255.128 Jalan
JLN8 438110.663 9220262.443 255.338 Jalan
JLN9 438111.51 9220262.401 255.554 Jalan
JLN10 438113.029 9220276.341 256.498 Jalan
JLN11 438113.281 9220276.357 256.533 Jalan
JLN12 438113.628 9220276.293 256.535 Jalan
JLN13 438113.879 9220276.228 256.528 Jalan
1. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah membuat file baru dengan
cara klik File New atau klik icon New pada menu bar , sehingga pada layar
monitor terlihat seperti pada gambar 4.2, yaitu berupa kotak dialog New
drawing project base. Kotak dialog ini berfungsi untuk memberi nama
direktori atau folder baru (project path), nama gambar (drawing name),
dan file, dapat dilakukan dengan cara mengetik nama dan project yang
diinginkan dan selanjutnya apabila sudah sesuai dengan yang diinginkan
klik OK. Gambar 4.3 berfungsi untuk membuat nama file dan project.
2. Kemudian beri nama file, lalu klik Create Project maka akan muncul
gambar 4.3 sebagai berikut:
Kemudian isi nama proyek yang diinginkan beserta formatnya, lalu klik
OK.
3. Lalu akan muncul kotak dialog untuk pengaturan skala seperti pada
gambar 4.6. Setelah itu lakukan pemilihan skala, misal skala horisontal
1:1000 dan skala vertikal 1: 100, serta pilihan ukuran kertas.
4. Setelah dipilih klik Next, maka muncul kotak dialog sebagai berikut :
Perintah ini berfungsi untuk memilih datum yang ingin dipakai bila peta
gambar yang dibuat dikaitkan dengan sistem proyeksi tertentu. Kemudian
pilih No Datum pada Categoriesnya, dan klik Next.
5. Setelah klik Next pada poin 4 maka akan muncul Perintah 4.8. sebagai
berikut:
Setelah muncul kotak dialog seperti pada gambar 4.9, dilanjutkan dengan
setting orientasi peta, tentukan titik pusat koordinat dasar dengan memilih
sistem X, Y, atau Norting, Easting. Pilih arah perputaran sudut searah atau
melawan jarum jam, lalu klik Next
6. Setelah klik Next pada poin 5 maka akan muncul kotak dialog selanjutnya
seperti pada gambar 4.9 sebagai berikut:
Pada kotak dialog ini dapat dilakukan pilihan Text Style yang diinginkan,
kemudian klik Next.
7. Setelah klik Next pada poin 6 maka akan muncul kotak dialog selanjutnya
seperti pada gambar 4.10 sebagai berikut:
Kemudian klik Finish, kemudian akan muncul gambar 4.12 lalu klik OK.
Gambar 4.13 ini digunakan untuk mengatur Format titik, klik Coords, lalu
pilih Easting-Northing, lalu klik OK.
Kotak ini berfungsi untuk mengatur Format Notepad yang akan di Import,
misalnya kita pilih PENZ (Space Delimited), Format ini harus disesuaikan
dengan Format yang ada pada Excel, yang terdiri dari Point, Easting,
Northing, dan Zenith. Selain itu kotak ini juga digunakan untuk mencari File
excel yang akan kita import dengan cara pilih Source File.
3. Setelah klik OK pada Gambar 4.17, maka akan muncul tampilan sebagai
berikut :
Pada tampilan di atas pilih Ignore, Use next point number, dan Overwrite,
kemudian klik OK. Maka akan muncul titik-titik koordinat sesuai dengan data
input.
2. Klik kanan pada Folder Terrain maka akan muncul Create New Surface
3. Setelah klik Create New Surface maka akan muncul tampilan sebagai
berikut :
Setelah klik Create New Surface maka akan muncul pilihan-pilihan pada Sub
Folder Terrain seperti Gambar 4.20.
4. Klik kanan Point Files pilih Add Point File, maka akan muncul tampilan
sebagai berikut :
Pilih Format PENZ (space delimited) dan cari file data Text titik koordinat
pada Source File. Kemudian klik OK.
438115.535 - 438102.859
= arctan
9220237.08 1 - 9220279.86 7
= 163°29’50’’
= 189°22’8”
Jarak total diperoleh dari hasil penjumlahan jarak antar patok poligon yang
sudah dirata-ratakan yaitu sebesar : 850,1 meter.
= -7,560 m
D
K∆X = (Kx)
D
Contoh perhitungan :
46.439
K∆X (P1A-P2A) = (0.053 )
850 .1
= 0,003 m
b. Perhitungan D Cos α
Misal untuk perhitungan pada titik P9A – P10A
= 20,636 m
D
K∆Y = (Ky)
D
Contoh perhitungan :
58.5
K∆Y (P12A-P13A) = (0.009 )
850 .1
= - 0,001 m
Contoh perhitungan :
= 438115.532
b. Koordinat Y
Koordinat Y dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut :
Contoh perhitungan :
= 9220237.082
fx = ( kx ) 2 ( ky ) 2
fx = (-0,053) 2 (0,009 ) 2
= 0,05375872 m
fx
Ketelitian Linier =
D
0,05375872
=
850 .1
= 1 : 15955.67542
IV.4 Pembahasan
Alat yang digunakan dalam pengukuran terestris ini adalah Total Station.
Dalam prakteknya, total station lebih praktis dibandingkan dengan Theodolite.
Hasil yang didapatkan pun lebih akurat karena dengan menggunakan sinar infra
merah yang diarahkan ke Reflektor, kita bisa langsung dapat menemukan
koordinat sekaligus elevasi titik tersebut, tanpa memerlukan proses perhitungan
seperti perhitungan poligon jika kita menggunakan Theodolite.
Titik yang kita bidik di pengukuran situasi kelompok IV-B ini ada 395
buah titik. Wilayah pemetaannya sendiri dimulai dari GD05 yang terletak di dekat
perempatan petama dari gerbang mausk undip tembalang yang ada patung
sapinya.Jadi alat pertama kali berdiri di GD05 dengan backsight GD16. Objek -
objek yang kita bidik selama perhitungan situasi adalah
gedung ,jalan ,pagar ,pohon ,selokan ,spotheght ,tangga ,tembok ,tiang lampu ,dan
tiang listrik.
Jarak antar grid adalah 50 mm. Untuk penempatan grid pada Frame sendiri
dipilih tempat yang terbaik. Baru setelah itu, koordinatnya dicari dengan
menggunakan ID. Dan untuk kontur, agar lekukan kontur tidak terlalu tajam, pada
Contour Style Manager, kontur di Setting agar lebih Smooth, yaitu melalui menu
Contour Apparence, lalu Smoothing Options, dan pada Add Vertices ditingkatkan
hingga angka 10.
BAB V
PENUTUP
V.I Kesimpulan
Dalam pelaksanaan praktikum Pemetaan Digital diperoleh
kesimpulan seperti :
a. Data hasil pengukuran berupa data digital yang siap diolah di Autodesk
Land Desktop 2009.
b. Pengukuran menggunakan total station akan lebih memudahkan
karena semua data hasil pengukuran langsung diolah di software tanpa
menghitung secara manual.
c. Dalam praktikum Pemetaan Digital ini, hasil akhir yang diperoleh
yaitu berupa situasi dan kontur. Kendala-kendala yang terjadi dalam
praktikum Pemetaan Digital kelompok X antara lain :
1. Cuaca yang kurang mendukung dan sering turun hujan.
2. Kurang pahamnya dalam hal penggunaan Total Station.
d. Ketelitian linier dari pengukuran ini yaitu 1:15.000
V.2 Saran
Dengan adanya kesimpulan di atas maka dalam pengukuran di
lapangan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam pengukuran detail jangan lupa mengukur tinggi alat dan tinggi
prisma.
2. Setiap perubahan tinggi prisma perlu dicatat dalam total station dan
dicatat dalam kertas tambahan sebagai data backup.
3. Untuk memberikan koreksi akan penggambaran dari data yang didapat
maka perlu melakukan penggambaran sketsa area.
4. Lakukan download data hasil pengukuran sesegera mungkin agar
dapat mengantisipasi bila terjadi kesalahan maupun data hilang karena
terhapus oleh pemakai alat selanjutnya.
Daftar Pustaka
Manalu, J., Kustiyo., Parsa, M., dan Surlan. Pembuatan Kontur dari Data DEM
SRTM untuk Inventarisasi Sumber Daya Alam.http://oc.its.ac.id
/ambilfile.php?idp=498.Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
Jakarta. [23 November 2009]
Rega. (2014, Desember 28). Kelengkapan atau Aksesoris untuk Total Station
Sokkia - Topcon - Nikon - Gowin. Diambil kembali dari Indosurta :
http://total-station-ui.blogspot.com
SPEK SPESIFIKASI TOTAL STATION SOKKIA SET 630R. (2014, Desember 27).
Diambil kembali dari CV. Globalindo Teknik Mandiri
www.globalindoteknikmandiri.com
xi
Kelompok IV-B
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
Perhitungan Bowditch
jarak
No sudut ukuran (β) Azimuth(α) d sin α kx d cos α ky koordinat
(D) No Titik
Titik
° ´ ¨ ° ´ ¨ meter meter meter meter meter X (meter) Y (meter)